Abad Pertengahan/Sejarah/Tinggi/Polandia

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
<< Bangsa Slav Polandia - Abad Pertengahan Polandia - Abad Pertengahan Akhir >>
Lambang Dinasti Piast

Pada Zaman Kegelapan, seperti sebagian besar tempat di Eropa, Polandia dipimpin oleh banyak pangeran dan adipati, dan tidak ada satu pun di antara mereka yang memiliki banyak kekuasaan. Sebagian besar orang yang tinggal di Polandia adalah orang Slav, tapi tiap kelompok Slav memiliki pemimpinnya sendiri. Pada 800-an M, bangsa Slav sibuk menghalau serangan Kekaisaran Romawi Suci, namun pada 900-an M tak ada lagi Kaisar Romawi Suci sehingga Polandia tak diserang. Akan tetapi pada 962 M, Otto menjadi Kaisar Romawi Suci dan mulai memperluas kekaisarannya dengan menyerang tetangganya di sebelah timur. Adipati Mieszko, seorang pemimpin Slavia, memutuskan bahwa akan lebih baik jika seluruh Polandia bersatu sebagai satu negara, supaya dapat berjuang lebih baik dalam menghadapi serangan Otto. Adipati Mieszko berhasil mencegah serangan Otto dengan cara menyuruh para pengikutnya memluk Kristen pada 966 M. Adipati Mieszko hidup cukup lama, dan ketika ia meninggal pada 992 M, Polandia telah menjadi salah satu negara terkuat di Eropa. Pemerintahan Polandia yang dipimpin oleh Mieszko dan keturunanya disebut Dinasti Piast.

Adipati Mieszko dan wilayah kekuasaannya Adipati Mieszko dan wilayah kekuasaannya
Adipati Mieszko dan wilayah kekuasaannya

Setelah Mieszko meninggal, putranya Boleslaw menjadi Raja Polandia pertama. Boleslaw adalah pemimpin dan jenderal yang kuat seperti ayahnya, dan ia juga memerintah cukup lama. Boleslaw berhasil memperluas wilayahnya hingga Kiev di timur dan nyaris mencapai Berlin di barat. Boleslaw menamai negaranya dari nama rakyatnya, yaitu bangsa Polan. Beskipun Boleslaw menganut Kristen seperti ayahnya, ia memiliki empat orang istri. Boleslaw meninggal pada 1025 M dalam usia enam puluh tahun.

Boleslaw dan wilayah kekuasaannya Boleslaw dan wilayah kekuasaannya
Boleslaw dan wilayah kekuasaannya

Setelah Boleslaw meninggal, musuh-musuhnya mencari kesempatan untuk menyerang putra Boleslaw, Mieszko II, sebelum ia menjadi kuat. Pada 1031 M Mieszko II dikalahkan dalam sebuah pertempuran besar dimana Kaisar Romawi Suci Conrad II dan pangeran Kiev, Jaroslaw, bersekutu melawannya. Akibatnya ia kehilangan banyak wilayah. Putra Mieszko II, yaitu Casimir Sang Pemulih, serta cucunya, Boleslaw II, merupakan jenderal yang lebih baik. Mereka kembali membangun kekuatan Polandia. Dengan bersekutu bersama Paus di Italia, Boleslaw II berhasil mengalahkan Kaisar Romawi Suci, Heinrich IV, sementara penerusnya Boleslaw III berhasil mengalahkan Heinrich V.

Akan tetapi pada 1138 M, kelima putra Boleslaw III membagi-bagi Polandia, dan terjadi perang kecil di antara kelim adipati itu, uskup Polandia, dan orang-orang kaya lainnya. Para orang kaya ini menjadi cukup kuat sehingga pada 1228 M mereka berhasil memaksa Adipati Wladyslaw III untuk menyepakati Undang-Undang Cienia, yang, seperti Magna Carta di Inggris, menetapkan hukum tertulis di Polandia yang harus ditaati bahkan oleh para adipati sekalipun, sehingga para adipati tak lagi dapat berbuat sekehendak hati. Namun tanpa menjadi suatu kerajaan yang bersatu, Polandia tak mampu bertahan menghadapi serangan Kekaisaran Romawi Suci.

Pada 1241, 1259, dan 1287 M, Mongol menyerbu Polandia dan menjadikannya bagian dari Kekaisaran Mongol. Namun ketika wabah pes menimpa Asia Tengah pada awal 1300-an, Kekaisaran Mongol pun runtuh. Setelah itu Polandia kembali merdeka. Pada 1320 M, Wladyslaw I berhasil menyatukan kembali Polandia dan menjadi raja. Tidak lama kemudian, pada 1333 M, putra Wladyslaw, Casimir III, mulai menaklukan wilayah di sebelah timur, yaitu Lithuania. Ketika banyak penduduk Eropa yang meninggal akibat wabah, hanya sedikit korban jiwa di Polandia, jadi masa ini bukan menjadi periode yang buruk bagi Polandia. Polandia justru menjadi lebih kuat dalam hal ekonomi dan kekuatan pemikiran karena masuknya banyak ornag Yahudi yang ditindas di Eropa Barat pada masa tersebut. Paus mengeluhkan penerimaan Polandia terhadap orang Yahudi, namun raja dan gereja Polandia bersikeras tetap menerima orang Yahudi di Polandia. Casimir hidup cukup lama, tapi ia tak memiliki putra, jadi ketika ia meninggal pada 1370 M, Polandia dipimpin oleh saudarinya Elizabeth. Setelah Elizabeth meninggal pada 1380 M, putranya Louis dari Hongaria memerintah Polandia selama empat tahun hingga ia meninggal pada 1382 M dan diteruskan oleh putrinya Jadwiga (cucu Elizabeth).

Casimir III dan wilayah kekuasaannya Casimir III dan wilayah kekuasaannya
Casimir III dan wilayah kekuasaannya