Mesir Kuno/Agama/Penimbangan Jiwa

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
Anubis melakukan penimbangan jiwa

Bangsa Mesir adalah salah satu bangsa pertama yang meyakini bahwa jika seseorang melakukan banyak kebaikan selama hidup, maka setelah mati akan memperoleh kebaikan pula, namun jika semasa hidup melakukan banyak kejahatan, maka setelah mati akan dikirim ke tempat yang buruk dan mengalami penderitaan.

Lukisan makam Mesir dari sekitar 2500 SM, di Kerajaan Lama, menggambarkan penimbangan jiwa yang oleh bangsa Mesir dipercayai terjadi setelah seseorang meninggal.

Menurut orang Mesir, setelah mati, jiwa seseorang (digambarkan sebagai orang kecil atau jantung) akan ditaruh di satu sisi timbangan, dan di sisi lainnya ditaruh sehelai bulu. Kemudian Thoth akan memutuskan ke manakah sang arwah harus pergi. Semakin banyak kejahatan yang dilakukan semasa hidup akan menambah berat jiwa. Jika jiwa yang ditimbang ternyata lebih berat daripada bulu, maka sang arwah akan dikirim ke tempat yang mengerikan. Sebaliknya, jika jiwanya lebih ringan daripada bulu, maka arwahnya akan pergi ke tempat yang menyenangkan.