Pembenahan Transportasi Jakarta/Jogjakarta

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Objek yang dikunjungi[sunting]

Trans Jogja[sunting]

Trans Jogja adalah sebuah sistem transportasi bus cepat, murah dan ber-AC di seputar Kota Yogyakarta, dikembangkan bersama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, Pemerintah Daerah kota Yogyakarta, Perguruan Tinggi. Trans Jogja merupakan salah satu bagian dari program penerapan Bus Rapid Transit (BRT) yang dicanangkan Departemen Perhubungan. Sistem ini mulai dioperasikan pada awal bulan Maret 2008 oleh Dinas Perhubungan, Pemerintah Provinsi DIY. Motto pelayanannya adalah "Aman, Nyaman, Andal, Terjangkau, dan Ramah lingkungan".

Bis kota di Jogja dengan sistem transfer seperti TransJakarta

Sistem yang menggunakan bus (berukuran sedang) ini menerapkan sistem tertutup, dalam arti penumpang tidak dapat memasuki bus tanpa melewati gerbang pemeriksaan, seperti juga TransJakarta. Selain itu, diterapkan sistem pembayaran yang berbeda-beda: sekali jalan, tiket berlangganan pelajar, dan tiket berlangganan umum. Ada tiga macam tiket yang dapat dibeli oleh penumpang, yaitu tiket sekali jalan (single trip), dan tiket umum berlangganan. Tiket ini berbeda dengan karcis bus biasa karena merupakan kartu pintar (smart card). Karcis akan diperiksa secara otomatis melalui suatu mesin yang akan membuka pintu secara otomatis. Penumpang dapat berganti bus tanpa harus membayar biaya tambahan, asalkan masih dalam satu tujuan.

Pengelola Trans Jogja adalah PT Jogja Tugu Trans, sebagai wujud konsorsium empat koperasi pengelola transportasi umum kota dan pedesaan di Yogya (Koperasi Pemuda Sleman, Kopata, Aspada, dan Puskopkar) dan Perum DAMRI.

Terminal Terpadu[sunting]

Konsep dari terminal terpadu ini dimaksudkan untuk memudahkan penumpang pesawat dalam berpindah moda transportasi. Keterpaduan terjadi antara bus dengan sudah adanya halte bus patas Trans-Jogja di lapangan parkir, serta Stasiun Kereta Api Maguwo. Keduanya dihubungkan dengan terowongan bawah tanah atau underpass dari terminal kedatangan dan keberangkatan penumpang di bandara.

Underpass yang membentang sekitar 100 meter di bawah jalur kereta api tersebut dilengkapi dengan empat travelator atau moving walkway, serta berpendingin udara. Selain nyaman, penumpang atau pengantar tidak perlu lagi menyeberangi rel kereta, yang berarti lebih aman.

Pengalaman yang dapat dilaksanakan di Jakarta[sunting]

  1. Sistem tiketing terpadu yang menggunakan tiket elektronik sebagai metode pembayaran prabayar yang dikerjasamakan dengan perbankan sehingga menciptakan sistem yang dapat dintegrasikan dengan berbagai kebutuhan, seperti yang baru-baru ini dilakukan dengan Kartu Tanda Mahasiswa yang menggunakan chip yang juga bisa diintegrasikan dengan tiketing trans jogja.
  2. Pengembangan terminal terpadu antar moda transportasi.