Dreams and Visions: Is Jesus Awakening the Muslim World?/Amerika - Muslim Beralih ke Kristus

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Ancaman Terselubung[sunting]

Sewaktu aku membawa kisah² dalam buku ini semakin mendekati negara tempat tinggalku, Amerika Serikat, ijinkan aku untuk ceramah sedikit. Banyak dari kalian yang sekarang memiliki kesempatan yang diberikan Tuhan untuk bertemu dengan berbagai orang Timur Tengah di daerah tempat tinggalmu. Untuk memanfaatkan kesempatan ini, ada beberapa hal yang perlu engkau pelajari terlebih dahulu, dan ceramah dariku ini bisa menolongmu mencapai hal itu.

Mulailah![sunting]

Di bab 7, aku telah memperkenalkan tentang Hormoz Shariat, pembawa acara siaran TV bernama Iran Alive! di mana Dina dulu sering menelpon mereka dari Iran. Aku tahu sebagian kisah²nya karena dia sendiri yang menyampaikannya padaku. Berikut adalah salah satu dari yang dia sampaikan padaku.

Beberapa tahun yang lalu, Hormoz dan aku merasa kami harus membagi apa yang kami ketahui pada sesama orang Kristen di Amerika tentan umat Muslim. Kebanyakan orang Kristen Amerika tidak berhubungan dengan umat Muslim. Bahkan jikalau sekalipun mereka tinggal di daerah perumahan yang sama, banyak para pengunjung gereja Amerika yang tidak tahu bagaimana caranya membuka hubungan dengan umat Muslim. Yang lainnya enggan melakukan itu.

Maka kami pun menyelenggarakan seminar bagi para pengunjung gereja untuk menyampaikan pesan singkat tapi berguna tentang latar belakang keterangan dan gagasan² praktis untuk menjangkau umat Muslim. Kami tunjukkan video², mendengar kesaksian dari para ex-Muslim, dan menjelaskan berbagai cara kreatif agar orang² Kristen bisa berhubungan melalui doa, pelayanan, dan usaha berkenalan.

Kami tahu kami tujuan kami akan berhasil. Sewaktu kami mendengar komentar² dan pertanyaan² yang masuk dari para partisipan, inilah sebagian yang kami dengar:

  • "Aku punya tetangga² Muslim dan aku hampir tidak pernah berusaha berkenalan dengan mereka. Aku sekarang jadi merasa bersalah dan malu pada diriku sendiri."
  • "Kupikir semua Muslim adalah teroris dan harus dikeluarkan dari negeri ini."
  • "Aku tadinya berharap pemerintah AS mengusir umat Muslim dan melindungi kami. Tak pernah tersirat sedikitpun pada pikiranku untuk membagi keterangan tentang Yesus dengan mereka."
  • "Mengapa sih Muslim itu tidak pernah membahas tentang terorisme? Mengapa kok mereka diam saja? Apakah karena takut pembalasan Muslim fundamentalis?"

Sama seperti dalam sebuah kelompok masyarakat yang besar, engkau akan menemukan berbagai keyakinan dan pendapat. Tujuan kami adalah untuk mengarahkan ulang cara orang² berpikir, menghilangkan rasa takut mereka, dan mengajak mereka melakukan usaha. Kebanyakan gereja² yang Hormoz dan aku ajarkan memiliki jemaat yang beriman pada Alkitab yang mengajarkan Firman Tuhan, menciptakan pemuridan, beribadah bersungguh-sungguh, dan ingin menyebarkan Injil lebih luas. Dengan beberapa persiapan, mereka bisa menciptakan perbedaan keadaan. Salah satu dari mereka adalah Horizon Christian Fellowship, dengan pendeta mereka bernama Mike MacIntosh. Mike adalah orang yang mencintai Tuhan dan dia adalah seorang pendeta yang sangat berbakti. Dia dan aku menjadi teman baik setelah Joel Rosenberg mengajurkan kami merekam seminar kami di gerejanya.

"Ada beberapa Muslim di daerah perumahan kami, dan aku tidak kenal mereka sama sekali," aku Mike padaku. "Aku memang belum pernah mencoba. Tapi aku tahu Tuhan ingin aku menjangkau mereka. Gimana ya cara mulainya?"

Aku senang sekali mendengar pertanyaan "gimana mulainya".

"Dulu aku juga seperti engkau," kataku pada Mike. "Aku menghindari umat Muslim dan tidak mau berhubungan dengan mereka. Tapi Tuhan mengubah hatiku. Perkataanmu menunjukkan bahwa engkau bisa berubah sikap juga. Inilah yang bisa kita lakukan. Mulai dari mesjid di seberang jalan dekat gerejamu, dan berdoalah sambil berjalan melaluinya seminggu sekali. Setelah itu, kunjungi imamnya."

"Wah, gak kebayang bagiku untuk bertemu dengan imam mesjid. Gimana caranya?"

"Ya temui dia saja dan ajak minum kopi bareng. Tanyakan padanya apakah ada yang bisa kau lakukan baginya. Mike, perlakukan saja dia sebagaimana Yesus memperlakukan dia."

"Gimana jika dia mencoba mengajakku masuk Islam?"

"Ya itu sudah tentu, pak Pendeta. Tentu saja dia akan melakukan itu. Apakah engkau pikir dia tidak akan mencoba?" "Ya, tentunya dia akan melakukan itu." "Gini aja, Mike. Begitu dia memberitahu padamu tentang Muhammad, maka engkau pun bisa memberitahu dia tentang Yesus."

Seminar Menghasilkan Ujian[sunting]

Kepekaan hati Mike akan perlunya umat Muslim mengenal Yesus membuat gerejanya menjadi tempat penting untuk menyelenggarakan seminar² kami. Seminar ini kami selenggarakan dengan harapan bisa memulai usaha² penginjilan kami, tapi yang terjadi ternyata berbeda dengan harapan kami.

Jika keadaan tidak berubah menjadi sangat baik, kami tentu akan menghadapi masalah besar, karena gereja telah mengumumkan seminar kami di koran. Biasanya, Hormoz dan aku tidak menginginkan orang mengumumkan besar²an tentang "Bagaimana Mengasihi Muslim agar Menerima Kristus" di koran lokal. Pengumuman seperti ini bisa mengakibatkan pertikaian dengan Muslim dan bukannya kesempatan untuk berteman. Tapi dua minggu sebelum seminar berlangsung, iklan gereja telah ditayangkan di koran.

Iklan itu mendatangkan berbagai penolakan, tapi hal itu ternyata berbuah baik. Di malam Selasa, seorang Muslimah muda yang mengenakan jilbab datang untuk mengunjungi seminar di hari Rabu. Dia sehari lebih awal. Di hari Selasa di gereja kami biasanya diadakan acara pemahaman Alkitab bagi para wanita. Melihat seorang wanita berlalu lalang di sekeliling gereja, pemimpin pemahaman Alkitab menghampiri Nasreen dan bertanya apakah dia butuh bantuan.

Dari belakang jilbabnya, Muslimah muda itu menjelaskan. "Ya, saya membaca di koran bahwa engkau akan mengadakan seminar tentang 'Bagaimana Orang Kristen Seharusnya Mengasihi Muslim.' Aku jadi ingin tahu seminar apakah ini. Di manakah engkau menyelenggarakan diskusinya?"

Nasreen telah salah membaca judul seminar tapi tertarik datang ke gereja karena dia ingin mendapatkan kasih sayang bagi Muslim. Dia baru saja hidup di Amerika dan merasa kesepian. Dia ingin mempunyai teman.

Nasreen telah bertemu dengan banyak orang yang menolaknya karena pakaian tradisional Muslimah yang dia kenakan, terutama jilbabnya itu, tapi Sandy tidak terpengaruh akan semua itu. Sandy mengucapkan doa dalam hati dengan cepat dan menjawab Nasreen, "Seminar itu akan berlangsung besok malam, tapi malam ini kami sedang melakukan pemahaman Alkitab bagi para wanita. Apakah engkau bersedia bergabung bersama kami? Yang sedang kami bahas adalah topik cinta kasih. Engkau pasti akan senang mendengarnya, dan kami juga tentu akan merasa terhormat jika engkau bersedia datang!"

Nasreen langsung menerima ajakan itu, dan Sandy lalu membawanya ke dalam ruangan diskusi, sambil berdoa agar para wanita di situ tidak akan terkejut sampai jatuh dari kursi mereka melihat seorang Muslimah berjilbab masuk ruangan.

Tapi para wanita Kristen di situ menyambut Nasreen dengan penuh cinta kasih, dan Nasreen pun mengatakan bahwa sejak lama dia sudah ingin tahu lebih banyak tentang Yesus. Kelompok wanita itu tentu tidak akan seterkejut itu jikalau mereka terlebih dahulu mengetahui bagaimana Tuhan telah bekerja diantara orang² Timur Tengah akhir² ini.

"Dia telah memberitahu aku bahwa Dia mengasihiku." Nasreen menyimpulkan mimpi²nya tentang Yesus sebagai sekedar fakta saja, seperti memberi keterangan dia telah makan malam. Yesus telah mengunjungi dia dalam mimpi di berbagai malam pada beberapa minggu terakhir, dan karenanya dia memiliki berbagai pertanyaan yang bisa dijawab di diskusi pemahaman Alkitab itu.

Di akhir diskusi, setiap wanita di pertemuan itu memeluk Nasreen. Dia sungguh tak percaya bagaimana hangatnya orang² itu menerima dirinya. Keesokan malam harinya, Nasreen juga hadir diantara para jemaat ketika seminar kami dimulai.

Hormoz dan aku tidak akan pernah lupa malam di Horizon Christian Fellowship itu. Jiwa² para jemaat tergugah akan perlunya mengijili umat Muslim sehingga ketika ditayangkan video yang menunjukkan umat Kristen Iran beribadah memuji Tuhan di gereja bawah tanah, kebanyakan penonton menitikkan air mata penuh rasa haru. Pengalaman ini juga menyentuh hati Nasreen, dan di malam dia bertekad untuk menjadi pengikut Pria yang muncul dalam mimpi²nya.

Langkah-Langkah Berikutnya[sunting]

Bagaimana dengan engkau sendiri? Yesus ingin hatimu menjangkau orang² yang membutuhkanNya. Dia mungkin perlu melakukan operasi dan membersihkan pembuluh darahmu, tapi engkau bisa yakin Dia akan melakukan yang terbaik bagimu. Jika kelakuanmu itu seperti diriku dulu, maka terdapat banyak sampah di dalam dirimu, dan Dia ingin menyingkirkan segala hal yang tak ada hubungannya dengan menjadi pengikut Yesus. Rasa takut, marah, cepat puas diri, dan suka menghakimi harus pergi.

Membiarkan Yesus membersihkan jiwaku ternyata banyak gunanya bagiku (jika tidak, tentu aku tak akan menulis buku ini). Dan ini juga berguna bagi Sandy. Jika Tuhan Yesus tidak mempersiapkan jiwanya, Nasreen mungkin hanya berjalan-jalan di daerah gereja saja dan bisa pulang dengan tangan hampa - mungkin untuk selamanya.

Terima kasih Horizon Christian Fellowship, Pendeta Mike, Sandy, dan semua gereja yang membuka tangan lebar² bagi umat Muslim. Engkau hanya perlu mengatasi rasa takutmu dan mulai menjangkau mereka, dan aku yakin Tuhan akan memberimu lebih banyak kesempatan untuk membawa orang² ini pada AnakNya.

Anak Muslim di Kota Alkitab[sunting]

Pada tanggal 25 September, 2009, Sholat Jum'at Berjemaah dilakukan di Capitol Hill di Washington, DC, untuk merayakan "Persatuan Islamiah Sehari." Penyelenggara acara merencanakan limapuluh ribu Muslim berkumpul di Capitol untuk sholat pada Allah dan membaca Qur'an.

Begitu berita tentang acara itu diberitakan, gelombang penolakan massa mulai terjadi di median, dan kelompok² Kristen adalah pihak yang paling keras menolak acara tersebut. Orang² yang menentang menganggap sholat Islam ini sebagai ancaman negara mereka. Karena extrimis Muslim telah menyerang AS delapan tahun sebelumnya, banyak orang² Amerika yang sukar menganggap kumpulan Muslim itu bukanlah teroris² Islam. Kejadian "Ground Zero Mosque" (Muslim berencana mendirikan mesjid di tempat WTC hancur) juga menimbulkan kebencian yang lebih besar lagi. Berbagai ex-Muslim di Timur Tengah seringkali bertanya padaku tentang rencana pembangunan mesjid di daerah serangan 11/9 itu. Jika mesjid itu didirikan, maka mereka menganggap ini merupakan pernyataan kemenangan Muslim atas Amerika. Aku juga beranggapan begitu.

Demikian pula bagi banyak orang Amerika, bahwasanya Muslim bisa sholat pada Allah di US Capitol merupakan hal yang sudah diluar batas. Aku mengerti jalan pikiran mereka. Ayahku adalah agen FBI, dan kami keluarga Doyels ingin AS aman dari segala ancaman teroris.

Aku mendengar banyak pernyataan pedas seperti ini:

  • "Jangan berani menginjak daerah Capitol kami!"
  • "Kami protes ketidakadilan ini!"
  • "Jika mereka mau sholat pada Allah, balik ajah gih ke Arab sono dan lakukan ajah di situh!"

Aku jadi bertanya pada diriku sendiri, "Bagaimana jika para Muslim itu hanya ingin sekedar sholat saja?" Jawabannya sudah jelas: orang Amerika harus memperbolehkan mereka sholat karena AS adalah negera merdeka. Kami telah diberkati karena berbagai kelompok Kristen boleh berdoa di tangga² gedung Capitol. Kami juga memperbolehkan orang² Yahudi sembahyang di tangga² gedung Capitol. Jika umat Muslim sekedar melakukan sholat maka itu bukanlah ancaman nasional, maka mereka juga seharusnya boleh sholat di situ.

Pertentangan di Gedung Capitol[sunting]

Umat Muslim mulai berdatangan di pagi hari di tanggal 25 September dan mereka disambut dengan slogan² penuh gambar protes. Para demonstrator yang marah - banyak dari mereka yang mewakili organisasi² Kristen yang telah mengumumkan penolakan mereka atas kegiatan itu - berbaris di jalana Constitution Avenue yang dijadikan tempat berdiri mereka dan mereka meneriakkan slogan² penentangan pada para Muslim di seberang jalan. Pesannya sudah jelas: umat Muslim tidak diterima di Amerika.

Di bagian jalan lainnya, sekelompok orang Kristen lain menginjili umat Muslim di sepanjang hari, sambil menawarkan roti dan air. Beberapa dari mereka bahkan bermain bersama anak² Muslim. Meksipun mereka tidak mengecam kegiatan sholat yang dilakukan Muslim, mereka mencoba memberikan kesan kasih sayang Kristus.

Kedua kelompok itu menimbulkan pertanyaan penting yang perlu dijawab setiap orang Kristen: di pihak mana engkau ingin berada?

Apakah engkau benar² yakin bahwa slogan² protes bisa membawa umat Muslim pada Kristus? Meskipun tulisan² di poster² mereka memang benar, tapi kemarahan dan kebencian dari mereka tentunya tidak membuat umat Muslim tertarik pada Yesus.

Bertahun-tahun yang lalu, aku ikut dalam demonstrasi menentang aborsi bayi di Texas bersama JoAnn dan sebagian dari anak² kami. Sewaktu pihak yang pro-aborsi meludahi kami dan mengutuki di hadapan wajah kami, aku ingat apa yang kupikirkan saat itu, Wow, aku benar² bisa lepas kontrol dan menghajar seseorang, nih! Jadi jika aku adalah Muslim di Washington DC saat itu, tentunya aku pun merasakan perasaan yang serupa.

Sikap menawarkan cinta kasih pada umat Muslim bukanlah sikap yang tidak patriotik. Aku adalah orang Amerika dan ingin negaraku aman bagi siapapun. Aku bangga dengan keberadaan kami; ayahku bekerja di Angkatan Udara AS di Perang Dunia II dan bekerja selama 30 tahun sebagai agen FBI. Tapi ingatlah ini: tidak semua Muslim adalah teroris. Kita perlu mengingatkan diri kita kadangkala perlu memisahkan diri dari berbagai kabar terorisme yang kita baca setiap hari di media berita.

Juga perlu diingat bahwa banyak Muslim yang berimigrasi ke Amerika merupakan Muslim KTP saja. Mereka lahir sebagai Muslim tapi tidak pernah benar² mendalami agamanya. Sebagian dari mereka datang ke AS untuk menyelamatkan diri dari ancaman Muslim radikal di Timur Tengah. Tapi apakah mereka Muslim KTP atau bukan, keduanya membutuhkan Yesus. Sebagai orang Kristen, yang terbaik yang bisa kita lakukan adalah menunjukkan siapa Yesus itu. Jauh dari gedung Capitol, Mirna dan putranya berkenalan dengan sang Juru Selamat - melalui mimpi beberapa kali.

Wheaton Sudah Siap Dipanen[sunting]

Bersama suami dan anak lakinya, Mira melarikan diri dari perang di Irak dan akhirnya tinggal di daerah kota metropolitan Chicago. Di saat ketiganya akhirnya menemukan rumah tempat tinggal yang baru, mereka tak menyadari implikasi spiritual akan hidup di Wheaton, di Illinois.

Daerah luar kota Chicago merupakan daerah padat umat Kristen yang taat Alkitab. Dalam radius beberapa mil saja, terdapat berbagai pusat penginjilan Kristen, seperti Christianity Today, Wheaton Bible College, Good News/Crossway Publishers, Tyndale House Publishers, dan Wheaton Bible Church. Kota ini, di mana banyak sekali warganya yang memberi nama anak²nya dengan nama² Billy Graham dan Jim Elliott, merupakan tempat yang janggal bagi anak Muslim bernama Mohammad yang berusia 15 tahun.

Meskipun begitu, Muhammad akhirnya menemukan bahwa dia bukan satu² anak Muslim di daerah itu. Dia dan sekelompok Muslim lainnya menarik perhatian Pendeta Rob Bugh dan tim missionarisnya di Wheaton Bible Church. Karena merasa jemaat mereka harus berbuat sesuatu untuk menyambut tetangga² Muslimnya, WBC melakukan hal terbaik yang mereka bisa pikirkan: gereja mengadakan kegiatan Sekolah Minggu bagi anak² Muslim.

Ternyata kegiatan ini merupakan hal terbaik yang pernah terjadi pada Mirna dan anak lakinya.

Setelah beberapa kali pertemuan di gereja, ibu Mohammad begitu tersentuh oleh kasih orang² Kristen pada keluarga Muslimnya sehingga dia ingin tahu lebih jauh tentang Yesus dan pengikutNya. Maka dia pun meminta Tuhan untuk mendapatkan suatu pertanda illahi. Dan dia dapat satu.

Seminggu setelah dia meminta bimbingan pada kekuatan illahi apapun yang dia percayai, Mohammad mulai mengalami mimpi² tentang Yesus. Dia merasa heran sewaktu bangun di pagi hari, dan tak begitu percaya bahwa dia memang telah bertemu dengan sang nabi di dalam mimpinya. Inikan cuma sekedar mimpi? Tapi ibunya mengetahui bahwa doanya telah dijawab. Malam berikutnya, Mohammad tidak bisa lagi menyangkal dengan mudah, dan ketika Yesus muncul lagi untuk ketiga kalinya, dia membangunkan ibunya jauh sebelum subuh untuk memberitahu mimpinya.

Tanpa diketahui sebabnya, mimpi² hanya muncul pada Mohammad saja, tapi Mirna sangat tergugah karenanya. Mimpi² Mohammad membenarkan ajaran² dari gereja dan meyakinkan dirinya bahwa Yesus itu memang benar adalah Putra Tuhan dan Juru Selamat yang dibutuhkannya.

Tak lama setelah aku menulis bab ini, Mirna menerima Kristus. Dan bagaimana dengan Mohammad? Dia semakin dekat pada Kristus setiap hari. Sebaiknya engkau berdoa baginya sekarang.