Lompat ke isi

Emansipasi Amerika Selatan/Bab 25

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

II.—Peta Kewalirajaan Peru, termasuk Peru Hulu.

BAB XXV.

PERU.

1820.

Peru adalah koloni Amerika pertama yang, pada era Penaklukan, jiwa pemberontakan melawan Negara Induk pecah. Pada zaman Kolonial, ras campuran seringkali memberontak melawan majikan Spanyol mereka. Pada akhir abad kedelapan belas, Tupac-Amaru, yang berasal dari ras kerajaan Inka lama, membuat upaya untuk memilihkan kerajaan leluhurnya. Namun, pemberontakan tersebut tak memiliki akar di tanah tersebut, mereka hanya merupakan upaya konvulsif dari ras taklukan yang diturunkan pada perbudakan. Kala mereka bertikai, negara tersebut masih damai selama beberapa tahun. Seperti salah satu perjanjian peredaman atas samudra, Peru tak merasa gelombang yang ada dan berkembang di sekitaran mereka; negara tersebut terisolasi dari dunia; pergerakan yang menimpa Amerika pada 1809 dan 1810 sangat terasa disana. Insting kebangsaan, yang merupakan unsur kemerdekaan, tidaklah sepenuhnya diinginkan; namun tak ada pergesekan di kalangan masyarakat, yang berniat mempersembahkan beban kematian melawan perjuangan gagasan revolusioner.

Peru pada masa Penaklukan benar-benar merupakan koloni kekaisaran, memegang seluruh wilayah Spanyol di Amerika Selatan, dari Tanjung Horn sampai Khatulistiwa. Kata Peru menjadi sinonim dari kekayaan. Setelah pembentukan Kewalirajaan New Granada dan La Plata, agar Peru masih memperkuat di sepanjang wilayah, yang terbentang 25 derajat dari selatan Khatulistiwa, dan dari Pasifik sampai garis depan Brasil, sementara posisi tengahnya memberikannya pengaruh tertinggi atas seluruh tetangganya.

Lima adalah ibukota koloni kekaisaran tersebut. Kota tersebut berdiri tak jauh dari laut, dalam lembah indah, di kaki Cordillera Barat, tempat hujan tak pernah turun, dan tempat kilat terdengar bergulung dan petir namun menyala namun sekali dalam seabad. Lapisan awan transparan menghantarkan sinar matahari, sementara hawa dingin selatan memabasahi sebagian kelembutan atmosfer yang memiliki pantulannya pada temperamen masyarakat.

Lima bersaing dengan Meksiko dalam hal kekayaan, dan merupakan kursi dari istana waliraja, ddengan hak-haknya, pompa-pompanya, dan dorongannya. Wilayah tersebut juga dikelilingi dengan tembok, dan Callao, dengan kastil-kastil dan baterai-baterai, selain menajdi pelabuhan kota besar. Negara tersebut juga memiliki Gereja resmi, rohaniwan yang korup, dan inkusisi, yang hanya membakar bidaah di Amerika. Tiga per lima populasinya, seperti Romawi kuno, terdiri dari budak, orang merdeka dan suku Indian, dengan semangat adu banteng yang merek pelajari dari Spanyol, dan karena chicha, yang mereka warisi dari Inka. Wanitanya dijunjung karena kecantikan dan kerahmatannya, dan tempat tersebut menjadi kota kelahiran dari santo pelindung Amerika, Santa Rosa de Lima, yang salah satu reliknya menampilkan dadu yang ia mainkan dengan pasangan ilahinya.

Berada di wilayah tropis Capricorn, Peru memiliki setiap iklim yang diketahui di dunia, terbentang dari zona terik di permukaan laut sampai salju abadi di Cordillera. Kreol Peru biasanya cerdik, dan menanamkan ilmu dan seni. Mereka juga memiliki sastra mereka sendiri. Mercurio Peruano, yang diterbitkan pada abad kedelapan belas, adalah edaran pertama yang dicetak di Amerika Selatan. Universitas Lima dikenal di Amerika sebagaimana Salamanca di Spanyol; keterampilan para dokter dikenal di seluruh belahan benua. Peru juga menjadi pusat reaksi Royalis; selama sepuluh tahun, negara tersebut melakukan revolusi dalam pemeriksaan. Sehingga, ini terjadi kala pasukan emapsipasi dari udarara dan dari selatan tertutup padanya pada tahun 1820. Negara tersebut merupakan Kartago dari San Martin.

Kala revolusi pecah, wilayah inti Peru memiliki populasi sekitar satu setengah juta, dan Peru Hulu memiliki nyaris setengah juta. Dari populasi tersebut, ras-ras pribumi membentuk nyaris separuhnya, ras campuran seperlima, budak negro nyaris lima puluh ribu dan Spanyol sepertujuhnya, sisanya adalah Kreol, keturunan Eropa kelahiran Amerika. Peru Utara dan Selatan adalah dua negara terpisah, yang saling iri satu sama lain, bahkan selama bertahun-tahun setelah mereka menjadi satu bangsa. Dataran tinggi tanah lama dan dataran rendah pesisir juga merupakan dua wilayah yang sepenuhnya berbeda. Penduduk dataran rendah dinaungi oleh iklim, namun ras campura yang tinggal di perbykitan sangatlah atletik, dan menghimpun infanteri sempurna.

Spanyol dan Kreol menghimpun kota-kota di pesisir, atau di lembah subur di antara pegunungan. Ras pribumi, yang menjadi hamba, nyaris sepenuhnya berada di perbukitan; ras campuran dan negro merdeka membentuk kelas pekerja di kota-kota; perkebunan ditanami oleh para budak Afrika. Bansga Peru adalah bangsa yang tak memiliki pergesekan di antara mereka, dan dengan mudah didominasi oleh kalangan militer kuat yang menguasai koloni tersebut, sementara pergerakan pasif mereka merupakan pembatas yang terbnetuk untuk persebaran gagasan revolusioner di kalangan mereka.

Pada 1810, Jenderal Abascal menjadi Waliraja Peru; ia telah tua, namun memendam bakat besar, baik dalam politik dan militer. Ia adalah orang yang bijaksana yang terpadu dengan keputusan dan dengan kegigihan. Bara pemberontakan menggelegar di sekitarnya, namun ia menunjukkan front tebal pada angin besar, dan membuat Peru menjadi citadel kekuasaan kolonial. Jika ini memungkinkan untuk menaklukan revolusi, ia akan menaklukannya; karena ia benar-benar menggerakkan perjuangannya.

Untuk membalas penularan jiwa revolusioner, ia menginspirasi warga Peru denagn semangat kesetiaan taat pada negara induk, dan Rajanya yang diasingkan. Atas dasar beberapa pasukan Spanyol yang ia miliki, ia menghimpun pasukan pribumi, yang direkrut di Dataran Tinggi dan dinaungi oleh orang-orang Peru. Jenderal mereka sendiri memimpin mereka menuju kemenangan, sampai perjuangan, dari pemberontakan melawan dominasi Spanyol menghimpun aspek perang saudara, yang AMerika lakukan melawan Amerika dalam pertahanan gagasan Amerika.

Kemudian, Abascal meredam pemberontakan di Quito, menurutkan gelombang invasi Argentina, dan merebut kembali Chili. Ia kemudian dikerahkan oleh pasukan dari Spanyol, yang dipimpin oleh para jenderal yang mengasah keterampilan mereka dalam Perang Semenanjung. Revolusi pecah kalagolongan tersebut retak, yang hanya selamat di Provinsi-provinsi Bersatu dan sebagian Venezuela. Pada 1817, perlintasan Andes oleh San Martin menempatkan pemberhentikan kepada kesuksesannya. Chacabuco dan Maipó menurunkan gelombang kemenangan melawannya, dan reaksi Royalis tertutup di Dataran Tinggi Peru, tempat prinsip kesetiaan kepada bendera Spanyol sangat mengakar di hati masyarakat.

Sementara itu, Abascal telah menarik diri dari TKP, sepanjang tahun dan kejayaan, dan meninggalkan Pezuela, pahlawan Peru Hulu, sebagai Wlairaja menggantikannya. Pada 1816, Jenderal José de La Serna datang dari Spanyol dengan pengerahan, dan dengan tugas sebagai Kepala Jenderal pasukan Peru Hulu. Ia adalah prajurit berpengalaman, namun memiliki sifat moderat yang menjadikannya beberapa kali tak tuntas. Dalam politik, ia memegang prinsip Liberal, dan kemudian mengakui kenaikan besar di kalangan tentara, memperkenalkan pengaruh baru yiang kemudian memiliki dampak yang sangat penting.

Meskipun Peru adalah pusat reaksi Roaulis, selain sentimen kemerdekaan Amerika masih laten di dalamnya, namun keinginan pergesekan di kalangan berbagai ras yang membentuk masyarakatnya menjadi tak tertolong untuk mengerjakan takdirnya sendiri. Seluruh bangsa melintas melalui periode impotensi tersebut. Chili dan New Granada, di bawah kondisi yang lebih baik, takkan pernah menebus diri mereka sendiri tanpa campur tangan Argentina dan Columbia.

Gerakan revolusioner tahun 1809 mendapatkan sebuah gema di Lima, dan seorang pengacara muda bernama Mateo Silva menjadi korban dorongan patriotiknya, sekaras di kamarnya di Callao, setelah enam tahun penahanan. Pada 1810, persekongkolan lainnya ditemukan, dan juga diredam; namun pergerakan wacana Liberal di Spanyol memiliki dampaknya di Peru. Dari negara induk datang kebebasan pers pada 1811, dan pada 1812 pendirian Cabildo didekritkan oleh Keresidenan Spanyol, kala warga Peru pertama kali memakai hak pemilu. Namun kala Konstitusi Spanyo0l jatuh pada 1814, kebebasan berbicara jatuh padanya di ibukota Peru.

Pada 1811, 1812, dan 1813, berbagai gerakan pemberontakan, yang disulut oleh para utusan Argentina, pecah di peru Hulu, namun berujung pada penderitaan besar. Pada 1814, pemberontakan yang lebih luas terjadi di Cuzco, ibukota kuno Inka, kala rohaniwan mengambil bagian penting. Pada Agustus, Junta dibentuk di bawah naungan Cabildo, Jenderal Pumacahua, seorang Indian murni, yang diangkat menjadi Presiden, dan José Angulo diangkat menjadi Kapten-Jenderal. Pemerintahan baru mendirikan dua gibbet di lapangan utama sebagai tanda otoritas mereka, mengibarkan bendera, mengerahkan tentara, memasang meriam kecil, dan mengerahkan para utusan untuk memasuki aliansi dengan provinsi-provinsi Argentina. Operasi-operasi pertama mereka meraih kesuksesan. Arequipa jatuh ke tangan mereka, dan ekspedisi ke timur merebut kota La Paz; namun gerlombolan mereka adalah Indian telanjang dada, bersenjatakan tombak dan ketapel, yang sepenuhnya bergerak dalam dua pertempuran dengan penjagalan besar oleh pasukan dari Lima, didukung oleh militia. Jenderal Ramirez, yang dikerahkan dari pasukan operasi di Salta dengan 1.200 pasukan dan empat meriam, dengan cepat merebut kembali La Paz dan Arequipa, dan pada Maret 1815, berkirab melawan pemberontak di bawah naungan Pumacahua, berkekuatan 20.000 orang dengan tiga puluh tujuh meriam, memecah belah mereka, dan mengakhiri pemberontakan. Kepala Pumacahua ditempatkan pada sebuah pos di lapangan besar Cuzco. Angulo dan pemimpin lainnya ditembak.

Dari masa itu, Patriot Peru berpikir tak ada kebebasan tercapai lainnya oleh upaya mereka sendiri, namun mereka meneruskan propaganda mereka di kalangan masyarakat melalui tindakan perhimpunan-perhimpunan rahasia, yang memiliki markas ebsar mereka di Lima. Pada 1817, perhimpunan-perhimpunan tersebut menjalin komunikasi dengan San Martin, yang menanggapi pergerakan mereka dengan mengirimkan Torres pada misi khsusu di lima, sebagaimana yang dicatat dalam Bab XVII. Torres dalam wawancara rahasianya memberikan informasi yang sangat berharga dari para pemimpin Patriot terkait rencana Waliraja dan pasukan di pembuangannya, dan menggerakkan mereka dengan alat komunikasi reguler. Kemunculan skuadron Chili berikutnya di pesisir, dan proklamasi O'Higgins, San Martin, dan Cochrane, benar-benar mengembangkan harapan mereka, dan informasi yang menyertai mereka menjadi jasa besar untuk laksamana dalam operasi-operasinya. Ia disertai oleh Alvarez Jonte, yang bertindak sebagai perantara antara ia dan Patriot Peru, dan menjadi penyemat perintah khusus untuk mereka dari San Martin, yang memerintahkan mereka untuk tak membuat gerakan pemberontakan sampai mereka berada pada posisi untuk mendukung mereka, kala pemberontakan lokal dapat terpecah dalam mengerahkan perhatian musuh.

San Martin juga mengirim tiga perwira mudanya ke Peru, yang merupakan kelahiran Peru, salah satunya mengkhianati kepercayaannya, dan menyebabkan penangkapan beberapa Patriotr; namun dua kalinya memenuhi misi mereka dengan keterampilan besar, sehingga bahkan dalam tentara semangat revolusioner membuat perjuangan besar. Kolonel Gamarra, yang berada dalam komando pasukan yang dikerahkan dari Peru Hulu, kedapatan melakukan perbincangan rahasia dengan Belgrano, namun Waliraja tak peduli untuk menindaknya karena khawatir menimbulkan pemberontakan di kalangan pasukannya.

Pezuela sepenuhnya menghadapi bahaya dari posisinya, dan menulis lebih dulu kepada Spanyol untuk dukungan. Pada saat yang sama, ia memerintahkan penerusnya dalam komando Tentara Peur Hulu, untuk bergerak ke wilayah Argentina. La Serna dipukul mundur oleh Martin Güemes dan gauchonya, namun dalam kampanye tersebut membuktikan kualitas unggul pasukannya yang ia anggap dibutuhkan untuk mengambil tindakan melawan kemungkinan ketidaksetiaan di kalangan mereka. Sehingga, ia mengakhiri organisasir independen emreka, dan merancangnya menjadi resimen Spanyolnya, sebuah tindakan yang kemudian menghasilkan kejahatan besar untuk perjuangan Royalis.

Para perwira Amerika semuanya adalah Royalis setia, namun para perwira Spanyol kurang lebih terasuk dengan gagasan baru. Kemudian, moral Tentara Peru Hulu menjadi sangat tergerogoti. Sebagian darinya tak lama setelahnya menarik diri ke Peru Hilir untuk mengerahkan pasukan disana, dalam persiapan untuk pertemuan invasi mengancam dari Chili, kala La Serna, yang menduga bahwa ia memegang penugasan langsung dari Raja, dan memiliki hak untuk menarik pasukannya sebagaimana yang ia pilih, menarik komandonya. Olañeta, seorang Peru dan Royalis setia, dipilih untuk menggantikannya, dan La Serna menarik diri ke Lima.

Pasukan Royalis pada waktu itu dipimpin oleh banyak perwira menonjol, salah satunya adalah Camba, seorang sejarawan, dan Valdés, yang dianggap oleh AMerika merupakan orang paling terampil dan paling berharga dari seluruh pergerakan mereka. Tentara yang merebut Lima berjumlah lebih dari 8.000 pasukan, sementara pasukan di Peru Hulu berjumlah lebih dari 7.000 orang. Total pasukan, termasuk garisun yang dikerahkan, terdiri dari 23.000 pasukan, melawan San Martin yang mengkirabkan dirinya dengan 4.000 pasukan dalam perjuangan terakhir untuk kemerdekaan Amerika.