Emansipasi Amerika Selatan/Bab 28
BAB XXVIII.
KAMPANYE PERTAMA DI DATARAN TINGGI.
1820—1821.
Peru dipandang sebagai konglomerasi pegunungan, tertutup dalam sejenis segitiga, yang berbasis pada derajat ketiga lintang selatan yang berukuran sekitar delapan ratus mil, dari sana terbentang ke selatan sepanajng sekitar seribu lima ratus mil ke garis depan selatan Peru Hulu di derajat kedelapan belas dari lintang senjata, dimana lebar segitiga tersebut berjurang sampai sekitar enam puluh mil. Wilayah tersebut terdiri dari tiga zona; zona pesisir, zona dataran tinggi, dan zona gunung. Di sepanjang pesisir samudra Pasifik terbrntang sabuk pesir, yang tak pernah memiliki lebar lebih dari enam puluh mil, terpotong oleh dua puluh tiga sungai, yang mengalir dari Dataran tinggi ke laut melalui lembah-lembah subur, dipisahkan oleh gurun berbukit pasir, bergerak dan diailir oleh angin; pada perbukitan pesir, tak ada tanda vegetasi, tak ada burung di udara, maupun reptil di tanah; serangkaian gurun yang terbentang jauh tempat hujan tak pernah turun. Ini adalah wilaayh yang kini sebagian diduduki oleh San Martin dan pasukannya.
Di timur dari wilayah tersebut, "Tierra Caliente" membentangkan rangkaian barat Andes; lebih lanjut masih di timur terbentang jalur tinggi dari Cordillera sebenarnya. Antara rangkaian tersebut, terbentang tanah datar besar di Peru Hulu, namun di Peru Hilir, ruang yang ada terbentang oleh sejumlah lembah dan danau-danau Andine, yang terkadang berada pada 16.000 kaki di atas permukaan laut.
Di bawah Waliraja, Peru Hilir terbagi dalam delapan "Intendencias": wilayah paling utara adalah Trujillo, yang juga terbesar, dan lewat posisi geografi membentuk sebuah wilayah khas. Lima dan Arequipa terbentang sepanjang pesisisr, Cuzco dan Puno terbetang lebih ke pelosok sampai selatan, berbatasan pada Peru Hulu; sementara di tengah terbentang Intendencia Huancavelica, Huamanga, dan Tarma. Ketiganya membentuk Dataran Tinggi Peru, dan bersimpangan pada setiap arah oleh wilayah mengambang, hanya dilalui oleh jembatan yang terbantung dari kabel tersembunyu. Satu-satunya jalan dari pesisir menuju wilayah tersebut dilintasi oleh daerah mendalam melalui rangkaian pesisir Cordillera, dan angin memutari pegunungan tinggi di sepanjang tepi, bahkan naik sampai mereka mencapai tanah datar yang terbentang antara pegunungan dan Cordillera utama.
Jenderal Arenales mengkhususkan dirinya dalam perang gunungan, sebagaimana yang dijelaskan dalam Bab V, dan kemudian dipilih oleh San Martin di Pisco untuk mengkomandani kolom terbang, yang melakukan perjalanannya melalui Dataran tinggi dan bergabung dengan tentara utama di Utara, yang datang lewat laut. Tujuan utama ekspedisi tersebut adalah untuk menyebarkan propaganda revolusioner melalui pelosok wilayah, namun juga akan memicu perhatian musuh, dan mungkin menghindari konsentrasi pasukannya di Lima.
Kolom tersebut terdiri dari dua batalion infanteri di bawah naungan Mayor Dehesa dan Kolonel Aldunate; satu skuadron kavaleri di bawah naungan Mayor Lavalle, dan dua meriam. Kolonel Rojas menjadi kepala stafnya. Pada malam 5 Oktober, Arenales berkirab pada arah tenggaran menuju Ica, dimana Kolonel Quimper bertempat dengan 800 pasukan. Atas kesepakatannya, dua kelompok infanteri melintasi kepadanya, dan Quimper menarik diri sepanjang pesisir. Ia dikerahkan oleh Rojas dengan 250 pasukan, dan ditempatkan di desa Nasca. Kavaleri Patriot, pimpinan Lavalle, yang sempat bertugas, dan mengambil Royalis lewat kecutan, menghadang mereka, dengan mengalami 41 orang gugur dan 86 tahanan. Pada keesokan harinya, 16 Oktober, Letnan Suarez, dengan tiga puluh kuda ringan, merebut bagasi, sehingga pasukan pertama dikerahkan dari pasukan Lima melawan ekspedisi yang sepenuhnya dihancurkan.
Pergerakan Arenales juga ditopengi oleh manuver pasukan utama, agar Waliraja tak mengetahui mereka sampai 30 Oktober, dan kemudian diperkenankan beberapa hari untuk melintas sebelum ia mengirim pengerahan ke tempat tujuan. Kemudian, Arenales menaiki perlintasan gunung tanpa perlawanan, dan pada 31 Oktober menduduki kota Huamanga, setelah kirab 255 mil dalam sepuluh hari. Disini, ia mengambil pasukannya yang tersisa, namun mengirim detasemen di bawah naungan Lavalle dan Rojas, yang menghalau beberapa pihak musuh yang lebih unggul dalam hal jumlah, dan merebut kota Tarma, sehingga pada 21 November ia sepenuhnya menduduki lembah Jauja, yang diairi oleh Rio Grande.
Usai mempersenjatai militia dan memberikan beberapa organisasi politik untuk membebaskan wilayah, ia berkirab ke Pasco, yang telah diduduki oleh O'Reilly dengan divisi 1.000 pasukan, yang dikirim dari Lima. Pada pagi 6 Desember, kala turun salju deras, ia menduduki bukit di depan kota namun terpisah darinya oleh sebuah danau kecil dan rawa. O'Reilly mendatanginya, menempatkan pasukannya di depan kota, namun infanteri Patriot pimpinan Aldunate dan Dehesa, maju di bawah tembakan artileri, dan mengerahkan mereka balik ke kota pada bidikan bayonet, dimana mereka dibiarkan, sementara Lavalle, yang bergerak melewati rawa-rawa, menghadapi kavaleri musuh dan membuat mereka kabur.
Dampak tindakan cerdik tersebut adalah 343 orang ditahan, termasuk Jenderal O'Reilly dan Kolonel Santa Cruz, sebuah bendera resimental, dan dua meriam; namun dampak paling penting dari kemenangan adalah membuka jalan untuk komunikasi dengan San Martin di Huara.
Arenales meninggalkan garda kekuatan dalam di Ica di bawah naungan dua perwira bernama Bermudez dan Aldao, yang diserang oleh pasukan yang lebih unggul, ditugaskan untuk bergerak pada bagian utama perlintasan pegunungan menuju Huancayo, dan sangat terhalau pada perjalanan mereka oleh gerombolan Indian.
Sementara itu, Jenderal Spanyol, Ricafort, yang berkirab dari Arequipa sampai Lima dengan detasemen reserve, mendengar tindakan Arenales dan naik dari pesisir ke dataran tinggi, tempat ia bergabung dengan pengerahan dari Cuzco, dan mengumpulkan 1.300 pasukan yang berkirab ke Huamanga. Disini, ia bertemu dengan gerombolan Indian, yang melakukan pemberontakan, dan membawa beberapa meriam dan sejumlah senapan, meletuskan tembakan padanya dari dataran tinggi di depan kota mereka. Ia tak memiliki kesulitan besar dalam mengalahkan mereka dan tak memberikan ruang. Sejumlah korban bergabung dengan pihak pemberontak lainnya, kemudian menduduki desa Cangallo dengan sekitar 4.000 pasukan. Ricafort berkirab melawan mereka dengan 400 infanteri dan 200 kuda, dan kembali mengerahkan mereka pada 2 Desember, menewaskan seribu orang dari mereka tanpa kehilangan satu orang. Desa tersebut dijarah dan dibakar.
Ricafort kemudian kembali ke Huamanga, dan kemudian mengetahui bahwa Bermudez dan Aldao menempatkan diri mereka di kepemimpinan pemberontak Huancayo, berkirab melawan mereka dengan seluruh pasuaknnya, mengerahkan sejumlah pasukan Indian, merebut kota tersebut dan menjarahnya. Aldao, yang dengan sejumlah kecil kuda, yang sangat mengkhususkan dirinya dalam perkara tersebut, menarik diri ke Jauja, tempat pertikaian dengan Bermudez, ia menempatkan dirinya di pucuk pemberontakan bersamaan dengan Otero, seorang Argentina, yang diangkat menjadi Gubernur oleh Patriot. Kemudian memahami bahwa Arenales berkirab ke pesisir, ia menarik diri ke Reyes, namun setelah itu mendengar bahwa Ricafort telah menarik pasukannya dari Dataran Tinggi dan pergi ke Lima, ia kembali, menduduki kembali Huancayo, dan mengerahkan pasukan 5.000 Indian, yang memberikannya jenis organisasi militer yang sama.
Arenales bergabung kembali dengan pasukan utama pada 8 Januari 1821, setelah kirab kemenangan 840 mil melalui pusat wilayah musuh, dengan pasukan serbu di setiap sisinya.