Emansipasi Amerika Selatan/Bab 29
GENCATAN SENJATA PUNCHAUCA.
1821.Pada peristiwa tahun 1821, perjuangan Royalis nampak sepenuhnya hilang di Peru. Pezuela, di dewan perwira jenderal, mendeklarasikan, tanpa ragu, "ketidakmungkinan penerusan pertahanan negara."
Ini sangat membahas soal bakat politik dan militer San Martin, yang dalam empat bulan telah mencapai hasilnya. Para pemimpin Spanyol, yang ditinggalkan oleh negara induk, harus mengangkat lambang Raja yang jatuh, dan dengan sumber daya yang dirancang dari negaranya sendiri harus mengutamakan perjuangan untuk empat tahun lainnya, sangat membicarakan bakat dan energi mereka. Kala Badajoz dikepung oleh Prancis pada 1811, Kolonel Menacho, yang merupakan pemimpin pertama San Martin, berada dalam komando garisun. Ia wafat, dan dalam dewan perang yang kala itu diadakan, satu perwira hanya bersepakat untuk melepaskannya. Kota menyerah. Pada tahun berikutnya, Keresidenan, dengan kesepakatan Cortes, mendeklarasikan bahwa dalam kasus semacam itu, "jika seorang perwira sepakat untuk pemberontakan, bahkan walau ia berada dalam tekanan, garisun tak harus menyerah, dan perwira yang dikatakan harus mengambil komando." Para pemimpin pasukan Spanyol di Peru menghimpun agar keputusan tersebut memberikan mereka hak untuk menolak untuk menyerah. Gagasan Liberal di bawah oleh pengerahan dari Spanyol, sesambil mereka melemahkan otoritas politik, memperkuat kekuatan unsur militer.
Tindakan yang dilakukan buruk diadopsi oleh Waliraja untuk menghadapi invasi, pelaksanaan perang, dan kesuksesan Patriot, mendalamkan antagonisme pihak-pihak berbeda kala kamp Royalis terbagi. Gagasan pengkhianatan pada pihak Waliraja menjadi hal ini; ia meyakini bahwa ini menimbulkan penyerahan memalukan. Sebelum mengadopsi tindakan ekstrim, para pemimpin Liberal, yang dikepalai oleh La Serna dan Valdeé, bergantung pada Pezuela untuk menciptakan "Junta Perang," yang bekerja seperti roda kelima dalam sebuah kereta; dan ketidakaktivan Waliraja pada kesempatan kala San Martin maju ke Retes; mendahului persoalan. Mereka memutuskan untuk melengserkannya.
Pada malam 28 Januari 1821, La Serna menarik diri dari perkemahan di Asnapuquio. Keesokan harinya, Canterac dan Valdés mengkirab tentara, dan para perwira bertemu pada dewan perang, mendorong Waliraja untuk menyerahkan komando tertinggi dalam empat jam, "sebagai satu-satunya cara mencegah gangguan dan menyerahkan Peru kepada Spanyol." Pezuela mundru, dan kekuasaan jatuh di tangan Konstitusionalis Spanyol, yang kemudian terpaksa, dalam pertahnan hak neagra induk, untuk berjuang dalam perjuangan Raja absolut, melawan prinsip mereka sendiri sebagainya yang dipegang oleh Patriot Amerika.
Tindakan pertama La Serna, yang kini menjadi Waliraja, adalah mengundang San Martin untuk mengirim Komisioner ke konferensi, untuk keperluan mengakhiri sengketa antara Spanyol dan Amerika. San Martin menerimanya denngan hati, dan mengirim Guido dan Alvarado menjadi perwakilan perjuangan Patriot. La Serna di pihaknya mengirim Kolonel Valdés dan Loriga.
Komisioner bertemu di rumah kebun dekat Retes, tempat para perwira Spanyol mempersembahkan modifikasi proposal Miraflores, atas dasar penerimaan Konstitusi Spanyol. Lainnya enggan menegosiasikan hal apapun selain pengakuan kemerdekaan Peru.
Alvarado kemudian membujuk Loriga untuk berjalan keluar dengannya, meninggalkan dua orang lainnya mendiskusikan persoalan. Perwira Sapnyol menerima undangan tersebut, dan saat perbincangan mereka memberitahu Alvarado bahwa mereka menganggap meninggalkan Lima dan menarik diri ke Dataran Tinggi, tempat, dengan suplai melimpah dalam komando, mereka dapat dengan muda memukul serangan apapun dari patriot. Informasi ini menjadi satu-satunya hasil langsung dari konferensi, namun memberikan negosiasi lebih lanjut, atas dasar pendirian monarki independen di Peru.
Perubahan Waliraja berada dalam tanpa cara menghimpun posisi Royalis; sebaliknya, musibah baru menimpa tentara Lima, dan jenderal baru jatuh dalam kekeliruan yang sama dengan pendahulunya. Kerenggangan tujuan menjadi memburuk di kota, dan demam kuning merebak dalam tentara, sementara kedatangan komisioner kerajaan dari Spanyol mencegah La Serna dari mengambil langkap keputusan apapun.
Kondisi pasukan Patriot di Huara tidaklah lebih baik. Mereka juga sangat mengalami demam, sehingga ribuan pasukan kurang bugar untuk penugasan. San Martin sendiri jatuh sakit, namun gerilyawannya memotong suplai dari Lima, dan ekspedisi di sepanjang pesisir atau menuju Dataran Tinggi menahan musuh dalam peringatan berkelanjutan.
Pada 25 Maret, utusan dari pemerintah Spanyol baru, seorang perwira AL bernama Abreu, datang ke Huara, tempat ia disambut baik. Empat hari ia bertahan disana, mengadakan perbincanagn panjang dengan San Martin, kala ia menerima penerimaan besar. Pada penyelidikannya, La Serna berniat untuk bernegosiasi secara pribadi dengan San Martin, namun San Martin menjawab bahwa ia takkan menyimak yang tak diputuskan secara resmi, dan sekitaran waktu yang sama mengirimkan pasukan sakitnya, yang dikomandani oleh Miller, untuk bertindak di bawah perintah Cochrane melawan Callao, dan lainnya di bawah naungan Arenales ke Dataran Tinggi. Kala meninggalkan garda kuat dalam penugasan rumah sakit dan taman di huara, ia mengerahkan sisa pasukannya dalam pengangkutan, dan menurunkannya ke pesisir Ancon, tempat kavalerinya, dibantu oleh gerilya, menjamah wilayah tersebut, dan menutup Royalis dalam segitiga kecil yang dibentuk oleh perkemahan di Asnapuquio, Lima, dan Callao, dan menunggu pembukaan negosiasi resmi.
Setelah pergerakan Liberal di Spanyol pada 1820, revolusionis Amerika Selatan tak lagi berbicara sebagai pemberontak, namun diakui sebagai Pemerintah Daalm Negeri sebagai cendekiawan, dan kini diundang oleh Raja Ferdinand, lewat proklamasi, untuk mengadakan perdamaian dengan persaudaraan negara lama mereka, "selaku orang setara," namun mereka hanya menawarkan Konstitusi 1812, yang mereka tolak dengan mendeklarasikan diri mereka sendiri merdeka, dan mengancam dengan paksa dalam kasus penolakan. Cabang zaitun dari perdamaian, yang mengambang di laut, hanya mensuplai bahan bakar segar untuk bara perang.
Para utusan dari Spanyol yang mengirimkan pesan damai tersebut telah mencapai bagian utara benua pada Desember 1820, saat gencatan senjata antara Bolívar dan Morillo. Mereka telah mendorong Bolívar untuk mengirim komisioner Columbia ke Spanyol. Namun, pada April 1821,sebelum hal apapun dapat diketahui sebagai unsur kesuksesan mereka, pertikaian terjadi, dan tak ada upaya lebih lanjut untuk negosiasi.
Untuk Meksiko juga pesan yang sama dikirim, sebuah pesan yang nampaknya perdamaian dan konsiliasi, yang, kala dilirik, nampak mengartikan penyerahan atau perang, dan, di Meksiko sebagai tempat lainnya, jawaban diberikan dalam satu rumus, merdeka atau perang.
Kala pada 1820 revolusi pecah di Spanyol, revolusi di Meksiko timbul. Jenderal Vicente Guerrero, dengan sejumlah pasukan, dengan sendirinya mengibarkan bendera pemberontakan di wilayah sekitaran selatan. Di Meksiko, gerakan tersebut utamanya menjadi pengerjaan unsur pribumi dari penduduk, dan menghimpun karakter kebangkitan proletariat melawan kelas unggul, kemudian menimbulkan semangat pemberontakan di negara itu sendiri, yang secara kuat membantu upaya pasukan Royalis untuk penekanannya. Namun di tengah serangkaian wacana, sentimen untuk kemerdekaan menjadi laten di hati semua orang, sehingga kekalahan pemberontakan terpadu dengan gerakan Liberal di Spanyol untuk mengirim evolusi pasifis.
Proklamasi rezim Liberal di negara induk menghasilkan perpecahan di Spanyol di kalangan berbagai pihak yang memegang sistem kolonial. Meskipun Spanyol menjadi Absolutis atau Konstitusionalis, penduduk asli menjadi Republikan atau Monarkis. Apodaca pada waktu itu menjadi Waliraja. Ia menempatkan dirinya di puncak reaksi, dan dikatakan menyulut ancaman oleh Raja, yang, mengkhawatirkan nasib Louis XVI, memutuskan menarik diri dari Eropa ke Meksiko, untuk memerintah dengan kekuatan absolut, bebas dari tekanan Konstitusi. Reaksi tersebut tak dapat kemenangan tanpa bantuan Monarkis pribumi.
Di kalangan Kreol yang bertugas dalam pangkat-pangkat Royalis, dan mengkhususkan diri lewat kekejaman kepada warga senegaranya sendiri, adalah seorang pria bernama Agustin Iturbide, yang kala itu berusia tiga puluh tujuh tahun. Tak nafsu akan kekayaan, kehidupan melepaskan diri atau asketis sbeaik menugasi kepentingannya, dan dengan bakat alami, ia diteguhkan oleh ambisi rahasia, kala patriotisme ras memiliki tempat. Tidurnya terganggu oleh mimpi yang diraih oleh Bolívar dan San Martin, dan walau kekurangan kualitas besar dari mereka, mereka memutuskan untuk menjadi liberator Amerika Tengah. Ini menjadi sosok yang dipilih oleh Apodaca untuk membantu rencana reaksinya, dengan memimpin pribumi untuk mendukung kebijakannya. Ia mengangkatnya menjadi Komandan-Jenderal Selatan, dan mengirimnya dengan divisi pasukan pribumi untuk membiarkan pemberontakan tetap hidup oleh Guerrero. Iturbide kemudian datang dengan pemahaman dengan Guerrero dan melepaskan topeng.
Pada 24 Februari 1820, di kota Iguala, seratus dua puluh tujuh mil dari kota Mexico, Iturbide menerbitkan dokumen yang dikenal dalam sejarah sebagai "Rencana Iguala." Di dalamnya, ia memproklamasikan kemerdekaan Meksiko, dan pada saat yang sama mengibarkan bendera simbolis revolusi baru, sebuah triwarna, putih, merah, dan hijau; putih melambangkan kemurnian agama, merah melambangkan persahabatan dengan Spanyol, dan hijau melambangkan harapan emansipasi. Rencananya berada dalam tiga bagian, darinya mengambil nama rencana "tiga panduan," sebuah nama yang juga diterapkan kepada tentara yang dipegangnya. Bagian pertama menghimpun pendirian agama Katolik eksklusif ketimbang lainnya; bagian kedua mendeklarasikan Meksiko menjadi negara merdeka, di bawah pemerintah monarki yang dinaungi oleh konstitusi; bagian ketiga menghimpun persatuan Amerika dan Eropa. Raja Ferdinand diakui sebagai Kaisar Meksiko, jika ia datang dan bersumpah pada konstitusi, dan setelahnya para saudaranya dalam suksesi alami; yang di dalamnya, Kongres harus mengangkat pangeran salah satu wangsa kerajaan Eropa. Selain itu, kesetaraan seluruh ras—pribumi, Afrika, dan Eropa—diproklamasikan, tanpa pembedaan lainnya di antara lainnya selain diberikan oleh kasih atau kebajikan perorangan.
Para pemimpin pemberontakan, dengan Guerrero, memajukan prinsip-prinsip Republikan mereka, menempatkan diri mereka sendiri di bawah perintah Iturbide demi kemerdekaan nasional. Kreol yang menentang revolusi memberikan pengikutan mereka dengan "Rencana" baru. Rohaniwan mengadopsinya dalam kebencian terhadap reformasi Liberal Spanyol; Absolutis Spanyol dalam kebencian Konstitusi; dan Konstitusionalis untuk unsur perdamaian. Seluruh negara menyatakan dukungan terhadap "Rencana Iguala." Royalis, yang ditaklukan tanpa perlawanan, hanya menduduki ibukota, pelabuhan Vera Cruz, dan benteng San Juan de Ulua. Pada Juli 1821, Iturbide diangkat menjadi Pembebas Negara.
Dengan cara ini, solusi mendapati dilema— menyerah, atau merdeka dan perang. Ikatan dengan negara induk terikat namun tak terputus. Sehingga, ini dipahami oleh O'Donoju, penerus Apodaca, yang mengajukan "Rencana Iguala" lewat perjanjian, pada Agustus 1821.
Di Brasil, pada sekitaran waktu itu, terjadi evolusi serupa dengan rencana yang dicetuskan oleh Iturbide, sementara di Columbia, gencatan senjata dilakukan, dan di Peru, berdasarkan pada gagasan serupa dengan hal yang disebutkan dalam "Rencana Iguala," berakhir.
Mereka tak melakukan hal lebih dengan sejarah Meksiko. Pencukupannya agar Pemerintah Spanyol menolak perjanjian yang ditandatangani oleh O'Donoju; agar Meksiko hilang dari genggaman Spanyol; agar Iturbide mendudukkan dirinya pada takhta lowong dan dimahkotai menjadi Kaisar, hanya dilengserkan tak lama setelahnay dan dicekal. Pada upaya untuk memulihkan martabatnya, ia ditembak.
Negosiasi diinisiasikan secara percaya diri oleh Waliraja di Peru secara lebih formal dimajukan oleh undangan resmi darinya. La Serna mengangkat Don Manuel de Llano y Najera dan Don Mariano Galdiano, keduanya merupakan orang AMerika, sebagai kolega untuk Abreu. San Martin mengangkat Guido, Garcia del Rio, dan José Ignacio de la Rosa, dulunya Gubernur San Juan, untuk mewakili Patriot. Rumah kebun Punchauca, lima belas mil dari Lima, dibuat menjadi tempat pertemuan Komisioner. Tak ada pihak yang membuat tindakan dini apapun, yang ditujukan untuk perdamaian dan persatuan.
Para Komisioner Royalis memerintahkan untuk mencetuskan penerimaan Konstitusi Spanyol, dengan beberapa konsesi secara rinci, sesuai dengan semangat proklamasi Raja Ferdinand. Orang-orang Patriot diperintahkan oleh San Martin untuk menolak Konstitusi Spanyol sebagai ikatakan persatuan, dan menyatakan pengakuan kemerdekaan Chili, Provinsi Lempeng Sungai dan Peru, tanpa menantang gencatan senjata apapun, kecuali pada dasar tersebut. Dalam kasusnya, Patriot dicetuskan agar harus mengirim Komisioner ke Spanyol untuk mengurusi persoalan tersebut, mereka menuntut, secara dini, evakuasi Lima, dan menolak memasuki perjanjian apapun untuk tindakan perang, yang telah dibicarakan, sebagaiaman yang kemudian dilakukan sejalan dengan hukum Bangsa-Bangsa.
Para Komisioner Royalis membuka diskusi dengan mempersembahkan sebuah catatan, pada 4 Mei 1821, yang menyatakan terkait pernyataan yang dibuat oleh San Martin di Miraflores, bahwa kemerdekaan harus diamankan oleh pendirian monarki dengan penguasa dari wangsa kerajaan Spanyol, mereka tak memiliki kekuatan untuk membuat aransemen semacam itu, dan merekomendasikan adopsi Konstitusi Spanyol sejak ini menjadi bukti sentimen liberal Pemerintah Sapnyol dan keinginan mereka untuk rekonsiliasi. Selain itu, mereka mencetuskan gencatan senjata, sementara para komisioner dikirim oleh kedua belah pihak ke Spanyol, sebagaimana yang dilakukan oleh Bolívar di Columbia. Untuk itu, Komisioner Patriot menjawab, pada keesokan harinya, bahwa tak ada negosiasi yang dapat dilakukan kecuali atas dasar pengakuan kemerdekaan, namun dalam pandangan ketidakmampuan para Komandan Spanyol untuk emmbuat pengakuan tersebut, mereka berkehendak untukmelakukan penangguhan senjata, dengan beberapa penjagaan dan agar mereka tak mengharapkan penyebutan lebih lanjut yang dibuat dari Konstitusi Spanyol, nama yang berkaitan dengan pembebasan Dunia Baru.
Untuk itu, tak ada jawaban yang diberikan, namun gencatan senjata enam belas bulan dicetuskan oleh Komisioner Royalis. Kemudian, Patriot menuntut agar perbentengan Callao harus ditangani pada mereka, sebagai penjaga, untuk dikirimkan jika pertkaian harus kembali terjadi, dan catatan mereka menyatakan sebagai berikut:—
"Jika Don José de San Martin memutuskan utnuk mencapai kemerdekaan Amerika lewat senjata atau lewat negosiasi, ia tak terlalu ingin menyatukan belaahn Dunia Baru tersebut dengan negara induk lewat ikatan persahabatan dan perdagangan yang akan mengikat lagi kemakmuran keduanya."
Untuk mengejutkan Komisioner Patriot sendiri, Waliraja menyepakati keputusan usulan gencatan senjata, hanya menyatakan bahwa ia harus menarik dua belas meriam berat dari Callao. Ini kemudian menjadi mudah untuk mengaransemen keputusan gencatan senjata sementara dua puluh hari, saat ini menyatakan bahwa La Serna dan San Martin, ditemani oleh komisioner mereka masing-masing, harus bertemu pada 23 Mei.
Tak ada pihak yang nampak bertindak dalam kepercayaan baik pada kesempatan ini. la Serna menulis, pada 7 April, kepada para jenderalnya di Dataran Tinggi, bahwa ia tak meyakini bahwa negosiasi akan berujung pada hasil aappun, dan memerintahakn mereka untuk menduduki posisi yang dapat mereka pegang pada penangguhan pertikaian yang memungkinakn. Setelah itu, San Martin mendeklarasikan, dalam surat kepercayaan kepada O'Higgins, bahwa pembagian Arenales menerima sisanya setelah melintas melalui Dataran Tinggi, dan bahwa ia sendiri memiliki seribu dua ratus orang sakit. Ia memahami bahwa Spanyol yang arogan takkan pernah menerima pengakuan kemerdekaan yang dipaksakan padanya.
Pada 2 Juni, wawancara antara San Martin dan La Serna diadakan di Punchauca. Kedua pemimpin tersebut sangat akrab, dengan ekspresi saling menguntungkan. San Martin mencetuskan pelantikan kekuasaan untuk pemerintahan independen Peru, sampai kedatangan pangeran Wangsa Kerajaan Spanyol; kekuasaan yang dikatakan terdiri dari La Serna sebagai Presiden, dengan du kolega, yang satu diangkat oleh Royalis, yang lain oleh Patriot, dan ditawarkan untuk mendatangkan dirinya ke Spanyol sebagai komsiioner untuk mengurusi persoalan dengan Pemerintah Dalam Negeri.
Abreu mengekspresikan dirinya secara hangat menggemari proposisi tersebut, dan Waliraja nampak hendak untuk menerimanya, namun ingin mengkonsultasikan berbagai korporasi Kewalirajaan sebelum menghimpun pementingan aransemen, dan menjanjikan jawaban dalam dua hari. Mereka kemudian berdiskusi, secara informal, mode pasukan kedua belah pihak harus bersatu dalam ranah publik Lima untuk mewujudkan kemerdekaan Peru. Wawancara mendahului makan besar, kala bersulang paling bersahabat dilakukan.
Dalam seluruhnya, kebijakan San Martin secara mutlask salah. Ia tak memiliki otoritas untuk membuat proposisi apapun semacam itu. Ini tak selaras dengan prinsip yang ia perjuangkan, dan sambutan yang diraih oleh Monarkis Aliansi Suci, memicu pengecamannya oleh Republikan Amerika.
La Serna memandang dengan sangat jelas. Alih-alih mengkonsultasikan kerjasama yang ia sarankan pada perwiranya, yang, tanpa secara absolut menolak proposisinya, enggan menerimanya secara langsung, sebagaimana dalam pergesekan langsung dari perintah mereka, yang melarang mereka untuk diperlakukan atas dasar kemerdekaan kolonial. Karena itu, La Serna mengirim Valdes dan Camba untuk beraransemen, jika memungkinkan, dengan San Martin untuk penangguhan pertikaian, sampai ia memiliki waktu untuk mengkonsultasikan Pemerintahan Dalam Negeri. Atas penolakan San Martin untuk menyimak proposal tersebut, para komisioner kembali bertemu di Miraflores, dan, karena tak ada pihak yang siap meneruskan pertkaian, gencatan senjata berjalan selama dua belas hari, dan San Martin memutuskan untuk memperlonggar blokade Lima sebagaimana ijin pemasukan suplai yang layak untuk keinginan keseharian warga, "karena ia tak berniat membuat perang pada rakyat." Tindakan tersebut makin meningkatkan kekuatan partisan perjuangan Patriot di ibukota, dan mereka terdorong pada Cabildo untuk memajukan perwakilan pada Waliraja terkait perdamaian, kala perwakilan yang ia bayar tak meraih perhatian, dan menghasilkan iritasi besar dalam tentara.
pada waktu itu, San Marin menerima kunjungan dari Kapten Basil Hall, dari AL Inggris, yang dalam Jurnalnya, telah memberikan catatan paling grafis dari kebijakan Jenderal besar.
Pada saat gencatan senjata, Komisioner membiarkan pengadaan dengan masih meneruskan pertemuan, sesambil kedua belah pihak secara aktif bersiap untuk meneruskan pertikaian. La Serna mengerahkan Canterac dengan pasukannya yang paling sehat, untuk menduduki Huancavelica, sehingga siap untuk menemui pergerakan Arenales ke Dataran Tinggi. San Martin kembali dengan seluruh pasukannya ke Huacho.
Pada 4 Juli, gencatan senjata berakhir, La Serna secara terbuka mengumumkan keputusannya untuk meninggalkan Lima, dan mendelagasikan otoritas tertinggi kepada Marquis Montemira. Ia meninggalkan garisun 2.000 pasukan dalam perbentengan Callao, 1.000 orang sakit di rumah sakit, dan pada pagi tanggal 6, berkirab dengan 2.000 pasukan, melalui lembah Cañete.
Kota tersebut mengalami kepanikan. Warga Spanyol utama kabur dengan keluarga mereka ke Callao. Wanita bergerak ke biara. San Martin berniat untuk menenangkan masyarakat dengan surat kepada Uskup Agung, dan, dengan kepercayaan terhadap kebijakan yang dideklarasikannya, tak membuat upaya untuk menduduki kota. Pergerakan penduduk menungguinya, membujuk perlindungannya: kala ia memerintahkan gerilayawan, yang menjadi sangat khawatir, untuk menarik diri dari wilayah tersebut, dan menyerahkan kota tersebut dengan sejumlah pasukan reguler, menempatkan mereka di bawah perintah gubernur sipil. Meskipun demikina, warga tak meyakini bahwa ia bertindak dalam niat naik sampai sebuah perintah dari Gubernur kepada resimen kavaleri, yang berkemah satu setengah mil dari kota, untuk menarik diri ke wilaayh yang lebih jauh, sempat menaat, kala kepercayaan dipulihkan, dan, atas undangan otoritas, kala senja pada tanggal 9, sebuah divisi tentara memasuki kota di antara teriakan penduduk.
Keesokan harinya, usai senja, San Martin, dengan hanya ditemani oleh seorang ajudan, bergerak cepat melewati jalanan kota menuju istana Waliraja, dimana para warga memberikannya sambutan, dan para anggota Cabildo, yang khawatir bertemu, memberikannya dengan sebuah pesan. Ia kemudian menghadapi tindakan antusiasi mereka, dan, menaiki lagi kudanya pada pukul setengah sepuluh, ia bergerak ke desa Mirones, separuh jalan menuju Callao, tempat ia mendirikan merkas besar tentaranya, sebagai langkah dini untuk menghimpun pengepungan terhadap benteng.
Pada tanggal 11, ia mengeluarkan berbagai proklamasi kepada para warga, dan lambang kerajaan diturunkan dari pintu-pintu kantor kemasyarakatan, lambang Peru ditempatkan di tempat mereka, dengan inskripsi Lima Independiente.
San Martin juga mengeluarkan proklamasi kepada para penduduk departemen yang dibebaskan, menyerukan mereka untuk mengangkat senjata, dan berjanji, dengan bantuan mereka, untuk menuntaskan kampanye dalam empat puluh hari. Namun ia tak mengambil tindakan aktif apapun dalam kelanjutan proyek tersebut. Nampaknya, ia mendatangkan terlalu banyak pengaruh pada wilayah Lima, karena, dengan pengecualian Trujillo, negara tersebut tak membuat upaya untuk mengikutinya, dan masih terpantau secara pasif sepanjang peristiwa.
Waliraja, dengan pasukan tak semangatnya, diperkenankan untuk menarik diri nyaris tanpa tersentuh, meskipun kekalahannya akibat pembelotan sangat besar. Canterac bersiap mengamankan pendirian di Dataran Tinggi. San Martin mengulang kekeliruan yang ia lakukan pada Chacabuco. Lagi-lagi, ia menunjukkan keinginan tenaga dalam menyusul kemenangan. Ia mendatangkan pengaruh terlalu banyak untuk kesuksesan yang sangat jauh mendatangkan kombinasi politiknya.