Lompat ke isi

Emansipasi Amerika Selatan/Bab 30

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
BAB XXX.

KAMPANYE KEDUA DI DATARAN TINGGI.

1821.

Kala Arenales bergabung kembali dengan pasukan utama di Huara, dan Ricafort diturunkan lewat perlintasan gunung menuju Lima, Aldao dan gerombolan Indiannya pergi ke wilayah bagian yang lebih besar dari Dataran Tinggi, hanya dilawan oleh divisi di bawah naungan Carratala, yang memegang Huancavelica dan Huamanga. Aldao memberikan beberapa jenis organisasi pada Indiannya, menyebut kavaleri dengan sebutan "Pasukan Granat Berkuda Peru," dan infanteri dengan sebutam "Loyalis Peru," di bawah nama yang disematkan sebagai dua resimen Peru pertama pada gerombolan pasukan pembebasan, San Martin memiliki keyakinan kecil dalam pasukan semacam itu, meskipun, sebagai tahap menuju pembentukan tentara pribumi, ia mengangkat Kolonel Gamarra, seorang Peru, menjadi Komandan-Jenderal Dataran Tinggi, dan pada Februari mengirimnya, dengan sejumlah perwira dari seluruh pangkat, untuk mengambil komando. Pada sekitaran waktu yang sama, Ricafort kembali ke Huancavelica, dan salah satu tindakan pertama La Serna setelah ia menjadi Waliraja, adalah mengirim Valdes dengan 1.200 pasukan untuk mendukungnya. Pasukan terpadu Royalis berjumlah 2.500 pasukan, namun saat bergerak melawan Aldao, mereka mendapati bahwa jembatan-jembatan gantung pada Rio Grande telah dipotong oleh Indian. Meskipun demikian, ia mendapat tempat mereka dapat menerjang aliran dan dengan mudah menempatkan pelarian pasukan yang berseberangan dengan mereka.

Sebelum mereka dapat mencapai Gamarra, ia telah menarik diri dari Jauja dan Pasco dengan 600 pasukan Aldao, melalui perlintasan Oyuna, tempat pasukannya terpencar. Carratala masih memantau perlintasan, sementara Valdés dan Ricafort kembali melalui Canta ke Lima; namun diserang saat kirab oleh gerilyawan Vidal, yang membuat seluruh pasukan infanteri ringan ditahan, dan Ricafort, yang terluka berat, dibawa ke Lima memakai tandu.

Kemudian, Arenales berkirab dari Huara pada ekspedisi keduanya menuju Dataran Tinggi. Tujuan ekspedisi tersebut adalah melakukan evakuasi Lima dan menduduki posisi-posisi seperti akan menghindarkan Royalis dari pendirian ulang diri mereka sendiri di Dataran Tinggi; kemudian nmembuka komunikasi dengan ekspedisi lain, yang dikirim sepanjang pesisir selatan di bawah naungan Miller. Untuk keperluan pertama tersebut, gerilayawan, yang memandu perlintasan dari Lima, diperintahkan untuk menaati seluruh perintah yang diraih dari Arenales. Dalam kasus musibah, Arenales diperintahkan untuk menarik diri ke suaka yang ditempatkan di Huaylas.

Divisi Arenales terdiri dari 2.200 pasukan, kelompok di bawah Miller berjumlah 600, kemudian San Martin pergi dengan sekitar 3.000 orang sakit dan pemulihan di depan Pasukan Royalis sejumlah 7.000 orang.

Pasukan yang dikirim dengan Arenales, yang mengalami demam endemik di pesisir, lebih seperti momok ketimbang pasukan, sehingga pergerakan ekspedisi pertama sangat lambat. Cordillera melintas melewati Perlintasan Oyon pada 6 Mei. Puncaknya ditutup dengan salju dan dinginnya mendalam. Aldao dengan sisa divisinya memimpin pergerakan. Pasco diduduki pada tanggal 11, dan Carratala menarik diri secara dini. Tarma dan Jauja direbut pada 20 dan 23, dan Carratala tetap menarik diri, lembah Huancayo terbuka untuk Patriot pada tanggal 25.

Arenales kini bersiap untuk serangan ke Carratala, kala nasehat mencapainya penandatanganan gencatan senjata Punchauca, yang berhenti dalam operasi pada saat ini, menarik diri ke Jauja dan mengkaryakan dirinya dalam mereorganisir pasukannya, yang sekarang dikerahkan dengan merekrut lebih dari 4.000 pasukan.

Arenales berkarakter aneh. Austere dan gagasan militernya diguna dinaungi kenekatan, sementara setiap tindakannya terinspirasi oleh esensi atau keadilan dan penugasan. Ia sangat ketat dengan bawahannya, yang mengkhawatirkan sekaligus menghormatinya. Ia nyaris hanya didatangkan melalui perintah, hanya memiliki satu pengisi daya cadangan dan satu keledai bagasi. Ia sendiri mempelanakan dan melepas pelana kudanya, dan juga memakaikan sepatu pada dirinya sendiri. Ia mengenakan sepatu but dan seragamnya sendiri, dan tanpa peduli berbusana agar San Martin berkali-kali mengulang untuknya, tanpa mengetahuinya. Pada kirab, ia mengantarkan bekalnya sendiri di tas pelananya—sebuah keju dan sepotong daging sapi dingin. San Martin menjulukinya "Mi compañero," dan lebih familiar dengannya ketimbang dengan orang lainnya. Ia merespon dengan penaatan terhadap perintah, namun tak berniat untuk mengkritik mereka kala ia memikirkan hal yang sebenarnya.

From Jauja Arenales wrote San Martin, earnestly impressing upon him the advisability of transferring his, whole force to the Highlands, leaving Lima to be watched by the fleet, but at the conclusion of the armistice he resumed operations by marching against Canterac, who had passed the Cordillera, when, on the 12th July, he received a despatch from San Martin, ordering him to retire on Pasco or on Lima, if menaced by the enemy.

Arenales saw clearly that this movement would entail the destruction of his division; he had heard of the evacuation of Lima, but knew nothing of the movements of La Serna. In his perplexity he called a council of war, at which it was decided to retire to Huancayo.

This movement was the salvation of Canterac, who had lost so heavily on the march from Lima, that he reached Huancavelica with only 1,500 starving men. La Serna, marching on Jauja, found the passes occupied by the mountaineers, who rolled great rocks down the mountain slopes upon his troops, so that, after heavy loss, he was forced to retreat, after throwing several guns into the river. Then following the route previously taken by Canterac, he joined him on the 4th August, the united force numbering barely 4,000 men, of whom many were sick.

At Huancayo Arenales found that Vidal and his guerillas had withdrawn to Lima, on which he continued his retreat to Jauja. Thence he wrote again to San Martin, showing him how the occupation of Lima would be as disastrous to the Patriot as it had been to the Royalist army, but in obedience to orders continued his retreat, losing hundreds of his new recruits by desertion.

Again he wrote to San Martin, proposing a new plan of campaign, which would compensate for the loss of the Highlands. The answer he received was an order to continue his retreat to Lima.

The division entered the capital in triumph on the day set apart for the celebration of the Independence of Peru, which by these mistaken measures was virtually postponed for another four years.