Lompat ke isi

Emansipasi Amerika Selatan/Bab 36

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

BAB XXXVI.

REVOLUSI DI QUITO DAN VENEZUELA.

1809—1812.

Amerika Spanyol di Benua Selatan, terbagi secara geografis dan sosial dalam dua sistem besar, yang bersifat analog, memiliki cikal bakal yang sama dan bahasa yang sama. Mereka merasakan dorongan yang sama, sama-sama tumbuh dalam jiwa ekmerdekaan. Di setiap bagian, satu orang memegang kepemimpinan, mencurahkan hidupnya untuk perjuangan yang sempat ia miliki dan rasnya; sehingga dua sosok karakter tersebut sepenuhnya berbeda. Yang satu tampan dan perhitungan, menghindari ambisi pribadi; yang lainnya, memimpikan kejayaan dan kekuatan, adalah budaknya. Sehingga dalam setiap pertumbuhan semangat emansipasi, dan dalam setiap caranya menyertai tugas di hadapannya. Yang satu, San Martin, memberikan pembebasan untuk Selatan, yang lainnya, Bolivar, memberikan pembebasan untuk Utara. Mereka bergabung dan ekuilibrium sosial didirikan.

III.—Peta Kewalirajaan New Granada, termasuk Venezuela dan Quito.

Zona utara Benua terbentang sekitar dua puluh lintang utara Khatulistiwa, dari garis depan Peru sampai Panama dan laut Karibia. Pada 1810, zona ini menghimpun Kewalirajaan New Granada, Kekaptenan-Jenderal Venezuela, dan Kepresidenan Quito; tiga divisi politik yang ditandai oleh garis geografis, dan diduduki oleh berbagai ras heterogen. Pada masa itu, New Granada memiliki 1.400.000 penduduk, Venezuela 900.000, dan Quito 600.000. Dari jumlah tersebut, 1.234.000 adalah orang kulit putih, orang Eropa dan Kreol, 913.000 berasal dari ras pribumi, 615.000 dari ras campuran, dan 138.000 adalah budak negro. Santa Fé de Bogota menjadi ibukota New Granada, Caracas menjadi ibukota Venezuela. Kota Quito, berada di di atas permukaan laut, telah menjadi pusat peradaban pra-Columbian; pada masa kolonial, tempat tersebut berkali-kali dimasukkan ke Kewalirajaan New Granada, berkali-kali dimasukkan ke Peru. Wilayah dari kota tersebut menjadi ibukota yang berjuluk Thibet dari Dunia Baru.

Dua rangkaian paralel Andes, yang membentuk lembah Chili, menyatukan utara wilayah Argentina, namun kembali dipisahkan di Peru, dan terbentang ke utara menutup Quito dan lembah Popayán, yang membentuk ujung selatan New Granada. Mereka kemudian kembali terpencar, kali ini dalam tiga cabang, yang satu membentuk tanah genting Panama, sementara yang lainnya terbentang sampai timur laut sejauh Teluk Meksiko, lembah-lembah lebar yang terbentang antar setiap rangkaian.

Di timur, kebanyakan rangkaian tersebut menghimpun dataran luas, teraliri oleh sungai besar Orinoco dan cabang-cabangnya. Terletak di bawah musim panas tropis Cancer dan musim dingin yang tak diketahui, namun musim dari Maret sampai September menjadi salah satu hujan deras. Pada pergantian bulan, sungai meninggalkan induk mereka dan beralih ke dataran besar menuju ke laut. Kala perairan terhenti, dataran ditutupi dengan rerumputan melimpah, memberikan santapan untuk jutaan sapi dan kuda, yang digembalakan oleh ras pengendara kuda semi-beradab, yang dikenal sebagai "llaneros" dari Columbia, sebuah ras yang mirip dengan "gauchos" dari pampa Argentina. llaneros tinggal digubuk-gubuk tunggal, dan menjalani hari-hari mereka di pelana. Kala letih dan berada dalam bahaya, mereka bersikap tenang dan berpantang, berbusana dalam perilaku paling sederhana, memakai tombak, dan merupakan perenang handal. Terdorong dengan kualitas semacam itu, dan dipimpin oleh pasukan dari ras mereka sendiri, perbuatan mereka melampaui orang-orang dari pahlawan zaman kuno paling terkenal.

Revolusi Columbia pecah secara terpisah, di setiap tiga bagian besar. Pemberontakan pertama terjadi di Quito pada Agustus 1809, nyaris bersamaan dengan pergerakan serupa di Meksiko dan Peru Hulu. Kapten-Jenderal, Ruiz de Castillo, digulingkan, dan Junta dibentuk. Pergerakan tersebut diredam oleh pasukan terpadu New Granada dan Peru, dan para pemimpin dihukum mati di penjara pada Agustus 1810. Mereka menjadi para martir pertama dalam perjuangan kemerdekaan di Amerika Selatan.

Pemberontakan tersebut, yang bersamaan namun tak berhubungan, terjadi dari sebab identik; sebab tersebut tak dihilangkan, dampak keberlanjutannya secara alami terreproduksi, dan mendapati gema atas seluruh belahan benua.

Pada 25 Mei 1810, bintang pembebasan bangkit di Buenos Ayres, namun sebelum tanggal tersebut, pada 19 April tahun yang sama, munisipalitas Caracas, bergabung dengan para deputi dari rakyat, menggulingkan Emparán, sang Kapten-Jenderal, menyangkal otoritas Keresidenan Cadiz, dan membentuk Junta untuk memerintaha tas "Provinsi-provinsi Bersatu Venezuela," atas nama Raja. Pemimpin pergerakan tersebut adalah seorang kanon gereja, bernama Madariaga, yang lahir sebagai orang Chili, dan merupakan anggota Perhimpunan Rahasia yang didirikan oleh Miranda, yang telah ia temui di London. Para rekannya adalah Roscio dan Ponte, sosok berkarakter bangsawan, yang pengetahuan politiknya lebih teoretikal alih-alih terapan. Kebanyakan Provinsi menjawab seruan ibukota dengan menggulingkan para gubernur mereka dan membentuk Junta.

Junta Pusat mengeluarkan Manifesto kepada koloni Amerika Spanyol lainnya, mengundang mereka untuk membentuk liga benua, untuk perlindungan saling menguntungkan. Tidak ada liga semacam itu yang dibentuk, namun contohnya menyuusul di setiap tempat. Tindakan pertama Junta tersebut adalah mengadakan Kongres, yang dipilih oleh rakyat, pada genggaman yang mereka usulkan untuk menyerahkan otoritas sementara mereka.

Provinsi-provinsi utara Maracaibo dan Coro tak menggulingkan gubernur mereka, Jenderal Miyares dan Ceballos. Dua pegawai tersebut mengecam pergerakan tersebut, dan memutuskan untuk mengerahkan pasukan untuk melawannya. Junta mengambil tindakan dini kala bersiap melawan serangan aappun, dan mengirim utusan ke Amerika Serikat dan Inggris; melirik kekuatan tersebut untuk perlindungan dalam peristiwa invasi Venezuela oleh Prancis. Don Luis Mendez, Don AndréS Bello, dan Don Simon Bolívar, seorang kolonel militia, dipilih untuk misi tersebut.

Bolívar pada masa itu berusia dua puluh tujuh tahun. Tak ada yang heroik dalam penampilannya; ia memiliki tubuh yang pendek, kurus dan berdada sempit, namun penampilan tak biasanya memberikan tampilan energi untuk penampilan rendahnya. Rambutnya hitam dan ikal; kepalanya yang sangat sempit sangat selaras dengan garis horizontal; ia memiliki mulut sensual yang tebal, dan gigi yang indah; mata hitam besarnya menenggelamkan kedalaman dalam orbitnya, dan terpercik dengan sinar tak tetap, yang menyiratkan karakternya. Ia nampak seperti orang yang terbentuk oleh api laten, seorang sosok berkegiatan hangat, terpadu dengan duplisitas dan arogansi; profilnya menjadikannya pemikir dalam. Bersamaan dengan aspeknya selaku sosok bergagasan besar, namun berkepastian kecil; perbuatannya tak menggoyahkan penekanan tersebut.

Pada usia tiga tahun, ia menjadi yatim puatu, pewaris patrimoni kaya, dengan ratusan budak. Pembimbingnya adalah filsuf aliran Cynics; gagasan yang ia pelajari darinya sangat luar biasanya untuk perkembangannya, namun ia menuntun mereka dengannya sepanjang hidupnya, dan mereka menjalankan karirnya. Darinya, ia belajar mimpi bentuk pemerintahan ideal, baik monarki maupun republik, dalam seluruh jabatan yang harus dijabat selama hidup. Pembimbing tersebut bernama Simon Rodriguez, dan lahir di Caracas, putra kandung dari seorang pendeta.

Sebelum ia berusia tujuh belas tahun, Bolívar datang ke Eropa. Ia berada di Paris kala Bonaparte diangkat menjadi Konsul Pertama, dan mengurusi permohonan antusiastik untuk karakternya. Di Eropa, ia menikahi putri keluarga bangsawan Venezuela Del Toro, dan kemudian kembali ke Caracas. Pada tahun ketiga setelah pernikahannya, ia kehilangan istrinya, dan melakukan perjalanan kedua ke Eropa, tempat ia kembali bertemu pembimbingnya. Dalam kebersamaannya, ia mengunjungi tempat-tempat yang ditempati oleh Rousseau, dimana "Nouvelle Heloïse" menjadi buku kesukaannya, dan melihat Napoleon dimahkotai menjadi Raja Italia di Milan. Mereka datang ke Roma, dan dari Gunung Aventine melihat reruntuhan kota besar Cæsars. Dalam kesempatan antusias tersebut, Acolyte merebut tangan petingginya, dan bersumpah untuk membebaskan kampung halamannya.

Enam tahun berlalu, dan revolusi pecah di Venezuela, tanpa bantuan terbuka apapun darinya. Ia kemudian memimpin kehidupan pemimpin feodal, dalam kekayaan dan kemewahan, dihasilkan oleh para budak; sehingga meskipun ia tak mengambil bagian terbuka dalam revolusi tersebut, ia melakukan beberapa hal untuk menyiapkannya. ia menjalin hubungan dekat dengan Kapten-Jenderal dan membocorkan rahasianya kepada para konspirator.

Tak lama setelah kedatangan mereka ke London, tiga utusan menerima sambutan pribadi dari Marquis Wellesley, yang pada waktu itu menjadi Menteri Urusan Luar Negeri. Bolívar, yang fasih berbahasa Prancis, menjadi jurubicaranya. Melupakan perannya sebagai diplomatis, ia membuat pidato kala ia bertutur bahasa Spanyol, dan keinginan dan harapannya akan kemerdekaan absolut Venezuela; dan paling dipersembahkan, bukan hanya peran utusan, namun juga perintah mereka.

Utusan Inggris menyimaknya dengan dingin, dan mendekatkan matanya pada surat-surat tersebut, menjawab bahwa gagasan yang telah ia dengar mengekspresikan kontradiksi terbuka pada dokumen-dokumen tersebut. Peran tersebut dipercayakan oleh pemerintah Junta atas nama Raja Ferdinand, dan tujuan misi dinyatakan menjadi aransemen dengan Keresidenan Cadiz dalam rangka mencegah penghirauan. Bolívar membaca peran maupun perintahnya. Kala mereka menarik diri, iamenyatakan pernyataannya kepada para pengikutnya, dan sepakat bahwa perintah menunjukkan penglihatan dan kebijaksanaan.

Ini adalah contoh sebenarnya karakter Bolívar, baik sebagai politikus maupun prajurit; bahwa sebelum diduduki oleh beberapa gagasan dairnya sendiri, ia tak memegang pemikiran terhadap rintangan dalam jalannya, dan tak memberikan opini terhadap pihak lain; ia secara membabi buta mendorong mimpinya sendiri dan rancangannya sendiri. Victor atau ia selalu bersiap, membaca dengan "mata pikirannya," sesambil ia menyatakan pada dirinya sendiri, tak ada dokumen lainnya selain yang ditulis pada otaknya oleh petingginya Simon Rodriguez. Gagasan perintahnya kala itu adalah kemerdekaan, dan ia memperjuangkannya.

Di samping selipan diplomatik ini, Pemerintah Inggris menjawab para utusan seturut nada perintah mereka, dan menjawab bahwa mereka tak dapat campur tanagn dalam persoalan apapun terkait pemerintah negara apapun yang mengakui Raja Spanyol sebagai penguasanya, namun ia menawarkan mediasi mereka untuk rekonsiliasi Koloni-koloni Spanyol dengan negara induk. Mereka sebelumnya memajukan perintah kepada para gubernur Hindia Barat Britania untuk melindungi pemerintahan baru di Amerika Selatan melawan agresi Prancis. Mereka kini mengeluarkan edaran baru untuk dampak yang sama, khususnya merekomendasikan mereka untuk menanam hubungan baik-baik dengan pemerintahan baru tersebut, entah ia atau tidak mereka mengakui otoritas Keresidenan Cadiz.

Ini adalah penyelarasan, namun hasilnya diserahkan kepada kebijakan Inggris, bukan kepada keterampilan para utusan.

Di London, Bolívar berkenalan dengan Jenderal Miranda, dan mengangkatnya menjadi anggota Perhimpuann Rahasianya, memperbaharui sumpah yang ia buat pada bukit suci Roma, untuk bekerja demi kemerdekaan dan pembebasan Amerika Selatan. Kontak dengan jiwa taat Rasul emansipasi meleput dalambara yang dipancarkan oleh ajaran-ajaran Rodriguez; lagi-lagi Bolívar melupakan perintahnya, yang melarangnya untuk memiliki hal apapun untuk dilakukan dengan rencana-rencana Miranda. Ia berpikir bahwa keberadaannya akan memberikan dorongan baru untuk gagasan kemerdekaan, dan menundangnya untuk mendampingi para utusan kala kepulangan mereka. Miranda menerima undangan tersebut, dan mereka mendarat di Caracas pada Desember.

Kala kabar revolusi di Venezuela mencapai Cadiz, Keresidenan memproklamasikan para pemimpin gerakan pemberontak, dan, tanpa mediasi Britania Raya, mendeklarasikan perang melawan mereka, dan memerintahkan blokade pesisir. Cortabarria, seorang anggota Dewan Hindia, ditugasi dengan tugas menaungi mereka, dan Miyares diangkat menjadi kapten-jenderal menggantikan Emparán. Di Kepulauan Hindia Barat Spanyol, persiapan dibuat untuk menangguhkan dekrit Kresidenan secara paksa. Kemudian, penghubung pertama dalam jaringan tersebut yang mengikat koloni-koloni Utama Spanyol dengan negara induk telah pecah.

Junta Pusat Caracas menanggapinya dengan mengerahkan 2.500 pasukan; menempatkan Marquis Del Toro dalam komando, dan mengirimnya melawan Coro, merkas besar reaksi Royalis. Pada 28 November, pasukan menyerang kota tersebut, namun dipukul mundur. Penarikannya dicampurtangankan oleh divisi 800 pasukan, namun memaksa jalannya dan mencapai Caracas dengan korban yang banyak, bergesekan pada jalan lewat warga yang bertikai.

Kala Miranda kembali mendarat di tanah Amerika, ia berusia enam puluh tahun. Rakyat menyambutnya dengan pidato; Pemerintah mengangkatnya menjadi letjen tentara mereka; warga muda memandangnya sebagai pembicara takdir masa depan mereka; kaum prajurit menganggapnya sebagai lambang kemenangan; sehingga pada mulanya pengaruhnya tak terasa dalam urusan publik.

Makam, taciturn, dan dogmatik, dengan opini tak terelakkan dibentuk secara seksama, Miranda tak membahasnya, meskipun ia berniat untuk mengangkat para anggota baru. Pemerintah mengangkatnya, dengan Roscio dan Ustariz, republikan dari sekolah Amerika Utara, untuk merancang rencana Konstitusi atas dasar federasi provinsi-provinsi. Pemimpi lama, yang memadukan tradisi klasik dengan teori modern, berniat untuk memadukannya dengan lembaga-lembaga zaman kolonial. Menurut rencananya, pemerintahan harus dipercayakan kepada dua orang Inka (konsul Romawi), yang menjabat selama sepuluh tahun; sisa rencananya dirancang pada institutsi munisipal koloni-koloni. Ia sejauh ini berada di balik hari-hari kala ia hidup. Untuk menyatakan doktrin-doktrinnya, dan untuk memadatkan semangat kemerdekaan, ia dengan Bolívar membentuk kelompok politik pada model dari Girondins, dimana ia menjadi anggota mencolok.

Kongres Venezuela pertama diadakan pada 2 Maret 1811; tiga puluh deputi dari berbagai Provinsi hadir, Miranda adalah salah satu dari mereka. Kongres tersebut melantik Junta Eksekutif tiga anggota, menciptakan Mahkamah Agung menggantikan Audiencia; dan mengangkat Roscio, Ustariz, dan Tobar menjadi komisionr untuk merancang Konstitusi. Persoalan kemerdekaan kemudian dibahas. Miranda, yang menjadi advokat utama deklarasi langsung, mengambil tindakan, lewat mayoritas, pada 5 Juli. Pada hari yang sama, bendera dikibarkan oleh Miranda pada 1806, strip kuning, biru, dan merah, diadopsi sebagai diadopsi sebagai lambang nasional Venezuela. Sehingga, Venezuela menjadi republik merdeka pertama di Amerika Selatan.

Kebanyakan penduduk Caracas adalah penduduk asli Kepulauan Canary. Beberapa dari mereka adalah para agen Cortabarria yang membentuk para pemimpin untuk gerakan reaksioner, yang pecah pada 11 Juli. Para pemberontak dengan cepat dikelilingi oleh masyarakat, dibantu oleh sebagian garisun, dan memutuskan untuk menyerah. Bagian yang lebih besar dari orang-orang yang mengangkat senjata dicekal, namun para pemimpinnya dihukum mati dan kepala-kepala mereka ditunjukkan di jalan-jalan umum; keadaan menyedihkan dari perang percobaan yang memenuhi tanah Venezuela dengan darah.

Pada hari yang sama, pemberontakan yang lebih besar terjadi di Valencia. Para penduduk mengangkat senjata, sebagaimana yang mereka katakan, atas dasar agama, dan memparitkan kota tersebut. Korps tentara di bawah naungan Del Toro berkirab melawan mereka, namun dipukul mundur, kala Miranda mengambil komando. Pengerjaan kuat dilakukan lewat serangan, namun pasukan kembali dipukul mundur dalam serangan di lapangan besar. Bolívar dan Del Toro hadir dalam peristiwa tersebut.

Miranda, setelah menerima pengerahan, kembali menyerang kota tersebut. Dilaksanakan lebih ketat, ia secara bertahap menutup Royalid di lapangan besar, tempat keinginan air kemudian mendorong mereka untuk menyerah. Kampanye pendek tersebut mengakibatkan Patriot mengalami 800 orang sendiri gugur, namun Miranda tak meraih kemenangannya lewat pertumpahan darah, dan Kongres membebaskan seluruh tahanan, sebuah tindakan yang sangat dipersalahkan, dalam pandangan pergesekan dengan orang-orang Kanari dari Caracas telah terobati.

Debat para Konstitusi menghasilkan diskusi berkepanjangan di Kongres. Sebuah rancangan dirancang oleh Ustariz, yang merupakan sebuah adaptasi dari Konstitusi Amerika Serikat, yang diadopsi nyaris tanpa tedeng aling-aling, namun Miranda menyatakan penentangannya, menuduh bahwa Konstitusi Federal tak layak untuk negara tersebut.

Valencia dideklarasikan menjadi ibukota Republik baru.

Kongres menginginkan pendanaan, mengeluarkan mata uang kertas untuk pembayaran karyawan-karyawan mereka dari seluruh kelas; penekanan cepatnya terhadap nilai nyaris membawa keadaan keliru dan terputus yang merundukkan semangat reovlusi.

Cortabarria merekrut 1.000 pasukan di Puerto Rico dan mengirim mereka, di bawah naungan Cajigal, untuk mengerahkan Royalis dari Provinsi-provinsi Barat, dimana reaksi meraih dasarnya setiap hari.

Para pemimpin populer timbul di setiap pihak dalam pertahanan perjuangan Spanyol; kesuksesan mereka dipakai untuk menyimpan kekuatan negara sendiri; dan menyiapkan senjata untuk revolusi kala prinsip-prinsipnya dipahami dan diadopsi oleh rakyat.

Pada Februari 1812, detasemen kecil 230 pasukan, di bawah perwira AL bernama Monteverde, berkirab dari Coro, mengerahkan seluruh wilayah sampai sejauh Barquisimeto, dan di Carora mengalahkan pasukan Patriot sejumlah 700 orang. Kota Carora dijarah, dan banyak Patriot ditembak tanpa pengadilan.

Di timur Venezuela, Guayana Spanyol mendeklarasikan melawan revolusi. Kolonel Moreno berkirab dengan 1.400 pasukan untuk menyelamatkan Provinsi tersebut dari Royalis, dan bergabung dengan berbagai detasemen Patriot, mengumpulkan flotilla dua puluh delapan perahu meriam di Orinoco, dan mengancam kota Angostura, yang berada di tepi utara dekat mulut sungai.

Oada 25 Maret 1812, Royalis, dengan sembilan schooner dan delapan perahu meriam, menyerang flotilla Patriot di teluk Lorondo, dan setelah pertikaian du hari sepenuhnya menghancurkannya. Moreno menarik diri, dan kemudian kabur, sementara sisa pasukannya menyerah di kota Maturin.

Pada 26 Maret 1812, pada siang hari yang tenang, sebuah gejolak besar terdengar di bawah perbukitan Merida. Landasan tersebut mengguncang batu dan memicu penyulutan kekerasan. Dalam kurang dari semenit, kota-kota Merida, Barquisimeto, San Felipe, La Guayra, dan Caracas tak lebih dari sekadar reruntuhan, di bawah 20.000 orang terbaring dikebumikan. Di ibukota, nyaris seluruh garisun disingkirkan. Di Barquisimeto, sebagian besar divisi 1.000 pasukan yang sedang berkirab menangkap pergerakan Monteverde, dengan sejumlah besar setoran militer, dikuburkan. Di bawah reruntuhan tersebut, Republik Venezuela pertama dikuburkan.

Gempa bumi hanya terasa di wilayah yang diduduki oleh revolusionis; Provinsi-provinsi Coro, Maracaibo, dan Guayana, yang dipercayakan kepada Raja, tak mengalami penderitaan. Rohaniwan, yang sebagian besar Royalis, membuat pemakaian fakta tersebut, menekankannya sebagai penekanan Surga terhadap orang tak beriman dan pemberontak. Kekhawatiran masuk dalam hati masyarakat, dan terasuk dalam Patriot.

Monteverde menggali tujuh meriam dan banyak bahan perang dari reruntuhan Barquisimeto, mempersenjatai rakyat, dan mengerahkan pasukannya sampai 1.000 pasukan. Di San José, sebuah divisi 1.300 rekrutan berlayar untuk menemuinya; satu skuadron melintas kepadanya, sisanya terpencar. Para tahanan dijagal, dan kota tetangga San Carlos dijarah dan dibakar. Kota-kota Merida dan Trujillo dideklarasikan utnuk Raja. Masyarakat umum, dan pembelot dari pasukan Patriot, bergerak ke Monteverde; ia berkirab ke Valencia. Empat puluh lima hari setelah keberangkatannya dari Coro, ia memasuki ibukota Federal dalam kemenangan.

Perkara-perkara ini berada dalam keadaan kritis sehingga Miranda diangkat menjadi Diktator. Ia mendirikan markas besarnya di Victoria, antara Valencia dan Caracas, dan maju dengan 4.000 pasukan melawan kota Valencia. Pada pertikaian antara pos-pos luar, seluruh pasukan menghadapi Royalis, dan Miranda menarik diri ke posisi tempat ia memperkuat pengerjaan lapangan. Pahlawan Valmy dan Jemappes, yang namanya disematkan pada Lengkungan Kemenangan di Barriere d'Etoile, nampak menghilang di bawah jubah Diktator, dan Jenderal Maestrich dan Nerwinde muncul kembali pada tempat kejadian baru.

Kolonel Antonanzas, yang dikerahkan oleh Monteverde ke dataran Caracas, merebut kota Calabozo lewat serangan, dan menempatkan garisun pada pedang. Kemudian bergabung dengan seorang Spanyol bernama Tomas Boves, ia menyerang San Juan de los Morros, tempat tak hanya pasukan tempur, namun lansia, wanita dan anak-anak dijagal.

Provinsi Barinas dideklarasikan untuk Raja, kini diamankan keadaannya, dua kali menyerang Miranda dalam pemaritannya, namun setiap kali dipukul mundur dengan korban yang besar. Dengan meraih pengerahan dari Coro, ia membuat serangan ketiga, dan kembali dpukul mundur, namun, tak dilepaskan, ia membuat pergerakan dan mengalihkan posisi Patriot, kala Miranda, melalui pasukan yang lebih unggul dalam jumlah ketimbang lawannya, meletuskan tembakan pada tempat pengetorannya, dan mundur secara dini, pada malam 17 Juni, ke Victoria. Monteverde, pada pucuk detasemen kecil, kembali menyerangnya dalam posisi barunya, dan menyebabkan kekeliruan besar dalam perkemahan, namun kemudian dipukul mundur.

Pemimpin Royalis memiliki lebih dari 3.000 pasukan di bawah perintahnya, da, dengan digabung oleh Antoñanzas, membuat serangan besar pada pemaritan yang dilontarkan oleh Miranda di Victoria pada 290 Juni, namun dipukul mundur dengan jumlah korban yang besar setelah meluaskan seluruh amunisinya.

Miranda tak membuat upaya apapuin untuk mendorongnya, dan dalam dewan perang diputuskan untuk menarik diri ke Valencia. Seorang Spanyol dikerahkan ke Monteverde untuk menolak keputusan dewan, dan masih disana tempat ia berada selama tiga hari. Tiga hari tersebut adalah masa terakhir revolusi tersebut.

Pada 24 Juni, pemberontakan besar para budak pecah di lembah tenggara Caracas. Miranda mendekritkan pembebasan seluruh budak yang akan bergabung dengan pasukan Patriot. Para pemilik Spanyol mereka mengerahkan senjata mereka sendiri untuk bertarung melawan Patriot. Para negro melakukan segala tindakan menonjol, menyerang banyak kota, memperlakukan buruk penduduk kulit putih, dan datang ke dekat Caracas agar Miranda memutuskan untuk mengerahkan pasukan melawan mereka.

Bolívar ditempatkan dalam komando kota Puerto Cabello. Pada cuti temporernya, para tahanan Spanyol, yang berjumlah banyak, mencapai garisun citadel, dan merebut kekuasaannya. Bolívar berniat untuk merebutnya kembali dengan pasukan yang dikerahkan di kota; pos-pos pergerakannya datang ke musuh. Pada 4 Juli, Monteverde diangkat; Bolívar mengirim 200 pasukan melawannya. Mereka dipukuli, dan hanya tujuh orang dengan satu perwira yang kembali. Pada kesempatan tersebut, sisa pasukannya dicekal, dan, dengan tujuh perwira, ia kabur lewat laut menuju La Guayra. Kala Miranda mendengar bahwa ia berseru, "Venezuela diserang sampai hati."

Royalis kini memiliki seluruh barat dan dataran; mereka mendominasi dua tepi Orinoco dan pesisir laut; Patriot memegang sepertiga wilayah Venezuela. Pasukan masih berjumlah 5.000 pasukan, kebanyakan rekrutan, namun jenderal tak percaya pada mereka, maupun memiliki bawahan yang tak lagi percaya padanya. Setiap orang menuduh Miranda menyebabkan kekeliruan yang mereka alami: beberapa menyebutnya pengkhianat. Akibatnya, ia mengadakan sebuah dewan, dan lewat nasehat mereka membuka negosiasi dengan musuh.

Dalam rangka berada dalam posisi bagus untuk berlaku, Miranda membuat serangan pada garis musuh, dan mengerahkan beberapa pihak kerahan pasukan Royalis, setelah ia mencetuskan penangguhan pertikaian. Proposisi diterima oleh Monteverde, pada kondisi agar pasukan Royalis harus diperkenankan untuk bergerak ke Caracas.

Miranda kemudian membuat proposal lebih lanjut, dan memerintahkan komisionernya untuk menandatangani penyerahan, yang harus memandu kebebasan dan harta benda pemberontak. Beberapa perwiranya memprotes melawannya, dan menasehatinya untuk meresikokan segala hal pada kesempatan tempur, dan pada kenyataannya seluruh pihak berharap untuk perdamaian, dan ia mengetahuinya. Sebuah penyerahan, melalui kekalahan, akan dilakuakn lebih bagi Venezuela ketimbang kemenangan yang terlintas; opini publik bertebaran dan menjadi puoncak situasi. Ini dibutuhkan agar Venezuela harus mengalami keadaan reaksi kemenangan, dalam rangka agar ia dapat memahami apa yang terjadi, dan dapat mengumpulkan pasukannya untuk perjuangan mutlak.

Penyerahan disepakati oleh Monteverde, dan oleh komisioner yang dilantik oleh Miranda, atas dasar pengajuan penuh Patriot dan pengampunan besar. Minranda, setelah beberapa dorongan, menerima keputusan tersebut, dan menarik diri ke Caracas. Pasukan tersebut bergabung dengan pasukan Royalis atau dicopot.

Pada 30 Juli, Monteverde memasuki Caracas dalam kemenangan, sementara Miranda, dengan Bolivar dan beberapa perwira utamanyam, tak percaya secara keseluruhan akan penyerahan, pergi ke La Guayra, dengan tujuan untuk lari lewat laut. Kapten kapal Inggris menawarkan perlintasan kepada Miranda, dan membujuknya untuk bergerak sesekali. Bolívar dan lainnya mencegahnya dari pergi menumpanginya, berujar bahwa ia mengharuskan sisanya. Mereka makan bersama, dan setelah Miranda menarik diri, dua belas perwira membentuk diri mereka sendiri dalam sejenis pengadilan rahasia, dan memutuskan bahwa ia, selaku penulis penyerahan, berniat untuk membagi nasib dengan pihak lainnya. Bolívar menuduhnya meraih rampasan dari Spanyol, dan menyepakati penghukuman matinya selaku pengkhianat perjuangan kemerdekaan, namun memutuskan untuk menahannya. Setelah fajar, Bolívar datang ke ruangannya, melucuti pedang dan pistol-pistolnya, dan kemudian membangunkannya. Ia dijadikan tahanan oleh para temannya sendirid an ditutup di kastil San Carlos.

Monteverde tak menerima perhatian apapun pada keputusan penyerahan. Penjara-penjara diisi dengan warga negara; Bolívar menyembunyikan dirinya sendiri, namun semuanya selain dua anggota lain pengadilan rahasia menjadi salah satu tahanannya. Beberapa meninggal di tahanan, dan orang-orang Canarian melakukan balas dendam mereka dalam tindakan terbuka dengan seluruh orang yang mengambil bagian melawan mereka.

Miranda kembali ke Puerto Cabello dan ditahan dengan rantai. Dari tahanannya, ia menyampaikan peringatan kepada Mahkamah Agung, menuntut, atas nama Konstitusi Spanyol baru, pembebasan para rekannya sebagaimana yang diatur oleh penyerahan, namun ia tak bertanya untuk dirinya sendiri. Protesnya tak dihiraukan, dan ia dikirim ke Spanyol, ditempatkan selama tiga hari pada tahanan di Cadiz, tempat ia meninggal pada 14 Juli 1816, dan dikebumikan di tepi lumpur, pada perairan Laut Tengah mengalir, di depan kota.

Bolívar, setelah bertahan selama beberapa hari dalam persembunyian, diserahkan oleh seorang teman Spanyolnya kepada Monteverde, yang memberikannya paspor "dalam merekompendasikan jasanya kepada Raja dalam penahana Miranda."