Emansipasi Amerika Selatan/Bab 37
REVOLUSI NEW GRANADA DAN QUITO.
1809-1813Peristiwa di Spanyol pada tahun 1808 menimbulkan ketakjuban besar di New Granada, yang meningkat pada tahun berikutnya lewat penerimaan nasehat revolusi di Quito, yang disebutkan pada bab terakhir. Pada 9 September 1809, Amar, sang Waliraja, mengadakan majelis Perusahaan dan warga utama ibukota, dan berniat mendapatkan nasehat dari mereka. Orang kelahiran Amerika, yang menjadi anggota majelis tersebut, tak hanya berkata menyetujui Junta Quito, namun membujuk pendirian pemerintahan serupa di Santa Fé de Bogotá. Spanyol menasehati pembubaran langsung pemerintahan revolusioner. Amar mengikuti nasehat tersebut, dan mengirim 300 pasukan untuk membubarkan Junta; pada waktu yang sama, Waliraja Peru mengirim 800 pasukan dengan tujuan yang sama.
Junta Quito mengerahkan tiga batalion infanteri, dan mengirim dua kelompok dengan tiga meriam melawan detasemen dari New Granada, namun pasukan tersebut, kala berkirab, sepenuhnya diarahkan oleh penduduk Provinsi Pasto pada 16 Oktober. Revolusionis, yang menguak musibah tersebut, menerima janji pengampunan, menggantikan Castillo, seorang kapten-jenderal, dalam komando.
Kala dua ekspedisi mencapai Quito, pengampunan disiapkan. Para pemimpin revolusi ditangkap, beberapa dihukum mati, lainnya kerja paksa. Penduduk dmenyerang dan merebut satu barak, namun digerakkan lagi oleh prajurit dan dibiarkan. Para prajurit kemudian bergerak menuju tempat umum, tempat para tahanan diampuni, dan membunuh dua puluh lima orang dari mereka; setelah itu, mereka tersebar di sekitaran jalanan, dan membunuh delapan puluh warga, di antara para korban terdapat tiga wanita dan tiga ank-anak. penjagalan hanya terhenti oleh campur tangan Uskup.
Castillo, yang mengkhawatirkan keputusan tersebut, mengadakan majelis otoritas sipil dan gerejawi dan warga utama. Dengan kejadian mereka, ia memproklamasikan perlindungan umum, dan mengirim pasukan Peru, yang mengambil kepemimpinan dalam pembantaian, kembali ke Lima.
Kabar kejahatan tersebut mencapai New Granada pada saat yang sama bahwa kabar datang dari revolusi di Venezuela, dan menghasilkan dampak langsung di seluruh belahan negara.
Di New Granada, menurut salah satu penulis mereka sendiri, "seluruh ras dunia akan datang bersama untuk membaurkan darah mereka, tradisi mereka, kekuatan mereka, dan karakter mereka, dan bersatu dalam pengerjaan peradaban."
Dua per tiga populasi adalah orang kulit putih, kebanyakan singgah di kota-kota, sehingga revolusi mengambil bentuk sipil, dan sangat dikerahkan oleh kedengkian lokal dan beragam opini di kalangan pemimpin.
Gerakan revolusioner pertama dilakukan di Cartagena, tempat orang-orang, yang dikepalai oleh Cabildo mereka, menuntut sebuah Junta. Dengan campur tangan agen Keresidenan Cadiz, kala itu di kota, Junta dari tiga orang dilantik, salah satunya adalah gubernur sebenarnya; namun karena ia secara terbuka menunjukkan pergesekan dengan aransemen tersebut, ia diasingkan ke Havana pada 11 Juni 1810.
Di timur, pegunungan paling timur di Cordillera terbentang dataran luas Casanare; disini dua pemuda mengibarkan lambang pemberontakan. Mereka bergabung dengan beberapa kelompok kecil masyarakat desa, yang dikerahkan oleh pasukan dikirim melawan mereka oleh Waliraja. Para pemimpinnya dihukum mati, dan kepala mereka dikirim ke ibukota.
Pada 4 Juli, Junta dihimpun oleh Cabildo Pamplona.
Di Socorro, dua kelompok jalur dan beberapa militia dikerahkan. Dalam kesempatan peringatan palsu, mereka dikobarkan pada pertemuan masyarakat. Delapan ribu warga mengangkat senjata dan mengepung mereka di barak mereka. Junta membentuk delapan deputi yang dipilih oleh rakyat, dan pemerintah ditempatkan di genggaman mereka.
Di Bogota, segala hal menyulut revolusi. Beberapa upaya dibuat tanpa hasil, dan kabar dari Venezuela dan dari provinsi-provinsi, dan di atas seluruh harapan kedatangan cepat komisioner dari Kabupaten Cadiz, memutuskan Patriot untuk membuat upaya lain, yang didahului oleh sebuah peristiwa. Pada 20 Juli, seorang Spanyol menyatakan soal orang-orang Amerika; mereka mengerumuni lapangan besar, menuntut Cabildo terbuka dan Junta. Mereka didukung oleh otoritas munisipal. Waliraja memutuskan untuk menerima harapan mereka. Lonceng gereja dibunyikan, dan enam atau tujuh ribu pasukan bersenjata berkumpul di depan kantor-kantor umum. Waliraja memiliki seribu pasukan. Konflik nampak berlangsung, kala pada akhirnya ia memberi jalan, dan memaklumkan pengadaan Cabildo istimewa.
Pada pukul enam sore yang sama, Cabildo bertemu. Perdebatan terjadi, Dr. Camilo Torres mengambil kepemimpinan. Patriot menuntut Junta, Spanyol menuntut pemberian waktu lewat pemberontakan proposisi. Salah satu orator populer mendeklarasikan bahwa orang manapun yang meninggalkan tempatnya sebelum Junta diangkat, adalah pengkhianat negara. Pidato tersebut disambut masyarakat di luar. Junta diangkat, dengan Waliraja, yang sangat populer, sebagai presiden, dan diangkat pukul tiga pagi 21 Juli.
Junta merancang konstitusi, atas dasar persatuan federal dari berbagai provinsi. Kedaulatan Raja Ferdinand diakui, dan juga otoritas Keresidenan Cadiz, sepanjang masih ada. Ini adalah kompromi pada segala pihak, dan Junta yang dinaungi oleh para pemimpin populer, tak memiliki kekuasaan sebenarnya. Kemudian kala Waliraja digulingkan, dan Junta diperintahkan untuk memerintah atas nama Raja dalam kemerdekaan penuh otoritas lain di Spanyol. Dua hari setelahnya, Montufar dan Villavicencio datang sebagai komisioner dari Spanyol, namun kurang berkuasa untuk melakukannya melebihi penerimaan apa yang dilakukan. Montufar, yang dipercaya dengan misi khusus ke Quito, meneruskan perjalanannya ke kota tersebut, dimana mereka harus hadir dengan menemukannya pada pucuk revolusionis.
Anarki dan reaksi tak lambat untuk mengikuti langkah-langkah keras tersebut. Kedengkian lokal, yang telah tersimpan dalam pemeriksaan oleh sistem kolonial; keragaman opini antara pemimpin gerakan; pemahaman antagonistik Amerika dan Spanyol dan insting masyarakat yang mengkelompokkan diri mereka sendiri pada garis geografi, semuanya terpadu untuk terkirim pada kompilasi yang menjadi kekuatan negara dibuat tanpa hasil baik apapun.
Junta mengirim edaran ke provinsi-provinsi yang dikunjungi mereka untuk mengirim para deputi ke Kongres. Nyaris setiap provinsi mengikuti contoh ibukota dengan membentuk Junta, namun beberapa dari mereka menolak untuk mengirim para deputi ke Kongres, dengan alasan menganggap diri mereka sendiri republik independen.
Cartagena menolak mengakui dengan cara apapun otoritas Junta ibukota, dan mengundang provinsi lain untuk mengirim para deputi ke Kongres di kota tersebut. Satu provinsi hanya menerima proposisi tersebut, namun cukup menghindari pertemuan Kongres di Bogota, dan menunda pembentukan pemerintah pusat, yang menjadi kebutuhan mendesak kala itu.
Para pemimpin revolusioner di ibukota kemudian mengupayakan rencana baru. Mereka membentuk Provinsi Santa Fé, dimana Bogotá menjadi kota utamanya, menjadi sebuah republik monarkial, yang mereka sebut "Negara Cundinamarca," nama kunonya, dengan legislatur dua dewan, dan Dr. Lozano diangkat menjadi Presiden pada masa pembuangan Raja.
Setelah beberapa upaya tak berbuah untuk mengirimkan pemahaman umum, Lozano pada akhirnya berhasil mengumpulkan Kongres, namun keinginan pemerintah pusat telah menghasilkan anarki semacam itu pada rakyat, yang disulut oleh tulisan-tulisan Don Antonio Nariño, yang mengadvokasikan pemerintahan tersentralisasi, menggulingkan Lozano, dan pada 19 September 1811, mengangkat Diktator Nariño.
Kongres meneruskan debat pada Konstitusi, dan mengadopsi sistem federal oleh mayoritas, namun tak memiliki kekuatan untuk mendirikannya, dan menarik diri dari ibukota, tempat ini diramaikan oleh para pemimpin populer, ke kota kecil Ibague, di Provinsi Mariquita.
Pada 11 November 1811, Provinsi Cartagena mendeklarasikan dirinya menjadi negara merdeka, dan provinsi-provinsi timur terdorong untuk bergabung dengan Konfederasi Venezuela.
Sementara itu, Royalis tak membuat upaya untuk melawan revolusi di pusat-pusat penduduk besar, namun mengamankan seluruh wilayah di selatan Provinsi Santa Fé, dan mendirikan markas operasi mereka di Quito, dengan Guayaquil sebagai pelabuhan mereka di Pasifik. Di utara, mereka memegang Provinsi-provinsi Tanah Genting Panama, dengan benteng Portobello, dan juga kota dan Provinsi Santa Marta di tepi barat Magdalena, dan Provinsi Rio Hacha, juga di Magdalena, namun lebih pelosok. Provinsi Cartagena yang memberontak, terhimpun di pesisir, sehingga terisolasi dari provinsi-provinsi lain yang telah mendeklarasikan revolusi.
Royalis mendirikan markas operasi kedua di Santa Marta, tempat mereka mengerahkan 1.500 pasukan, disamping militia, dan dikerahkan oleh batalion pasukan Spanyol di Kuba, sementara tiga kapal perang Spanyol menjaga pesisir, dan dtenggelamkan atau direbut flotilla Patriot yang dikirim melawan mereka dari Cartagena pada Maret 1812.
Dr. Torices, seorang pemuda berusia dua puluh empat tahun, diangkat menjadi Diktator oleh Konvensi Konstituen Cartagena, menyelaraskan flotilla lainnya, yang ditempatkan di bawah komando petualang Prancis bernama Labatut, dan mengirimkannya melawan Royalis, yang melintasi Magdalena. Labatut mengerahkan mereka dari bagian hilir sungai, dan kemudian kembali dan merebut kota Santa Marta pada Januari 1813.
Pada masa itu, Don José Domingo Perez, yang diangkat menjadi Waliraja New Granada oleh Keresidenan Cadiz, mencapai Portobello, namun otoritasnya tak diakui oleh provinsi-provinsi pemberontak.
Pada saat revolusi, Kolonel Tacon menjadi Gubernur Popayán. Lewat tenaganya, ia mencegah penghimpunan Junta di kota tersebut, namun Patriot membentuknya di kota kecil Cali. Gubernur mengirim pasukan melawan mereka. Santa Fé mengirim 300 pasukan, di bawah naunagn Kolonel Baraya, untuk bantuan mereka, atas dasar mereka mengerahkan 1.100 pasukan, kebanyakan Indian, bersenjatakan tombak. Tacon memimpin pasukan lainnya berkekuatan 1.500 orang, melawan mereka, namun diserang dan dikalahkan oleh Baraya pada 28 Maret 1811. Ini adalah kemenangan pertama yang diraih oleh Patriot New Granada, dan Tacon terpaksa menarik diri ke lembah Pasto, tempat ia bergerak ke teluk dalam perlintasan menuju Quito, sementara Popayán jatuh ke tangan revolusionis.
Sementara itu, pemberontakan baru terjadi di Quito, dan Tacon, setelah mengerahkan penduduk lembah Royalis, berkirab ke kota tersebut dengan 600 pasukan. Pemerintah baru mengirim Don Pedro Montufar, utusan dari Keresidenan Cadiz, dan Tacon, yang membelot dari pihak pasuaknnya yang lebih besar, menarik diri ke pesisir, tempat ia menerima pertolongan dari Guayaquil, namun dikalahkan lagi dan menarik diri ke Peru.
Montufar dengan mudah memberantas pasukan Royalis di lembah Pasto, dan kembali ke Quito, namun Royalis kemudian berkumpul lagi, dan, disulut oleh para imam, menyerang kota Popayán, namun dipukul mundur, dan sepenuhnya diberantas pada keesokan malam disusul oelh sepasukan garisun, yang dikepalai oleh seorang pemuda Amerika Utara bernama Macaulay. Sebagian dari mereka, yang dibantu oleh pasukan baru, merebut kota Pasto sebelum Macaulay dapat mencapai tempat tersebut, namun ia mendorong mereka untuk menyerahkan tahanan mereka, dan kemudian berkirab pada malam hari untuk bergabung dengan pasukan yang bergerak dari Quito. Lagi-lagi diserang oleh pasukan lembah, ia mengadkana gencatan senjata dengan mereka, yang mereka pakai untuk mengejutkan kemahnya, membunuh 200 orang dan mengambil 400 tahanann, ia sendiri menjadi salah satunya, dengan Caicedo, komandan Pasto.
Lembah Pasto dan Patia menjadi Vendee dari revolusi New Granada, dan reaksi tersebut kini menjadi kemenangan.
Don Pedro Montufar, dalam kedudukan komisioner dari Keresidenan Cadiz, mencapai Bogotá setelah kemenangan pasifik dari revolusi di kota tersebut. Ia menerima penugasna baru, dan setelah itu pergi ke Quito, tempat ia disambut dengan antusias. Di bawah naungannya, Junta dibentuk disana pada 19 September 1810 di bawah kepresidenan Ruiz de Castillo, sang kapten-jenderal, namun otoritas Junta tersebut tak diakui oleh Provinsi-provinsi Selatan, tempat pengaruh Peru sedang berada di puncak. junta kemudian mengerahkan pasukan 2.000 orang, yang ditempatkan di bawah komando Montufar, dengan perintah untuk mendesak provinsi-provinsi tersebut untuk pengajuan.
Pada saat yang sama, Molina, yang diangkat oleh Waliraja Peru menjadi kapten-jenderal Quito menggantikan Ruiz de Castillo, mencapai Guayaquil, tempat ia mengerahkan pasukan untuk pertahanan provinsi-provinsi tersebut. Baik Molina maupun Montufar memiliki kepercayaan besar pada pasukan mereka, dan mengerahkan operasi mereka untuk menghadapi pertikaian, sampai, pada 11 Desember, warga Quito menggulingkan Ruiz de Castillo dari jabatannya sebagai Presiden Junta, mengadakan Kongres, dan mendeklarasikan Quito menjadi negara merdeka. Ruiz menarik diri ke biara, tempat ia dihajar oleh kerumunan dan dibunuh secara brutal.
Pada tahun berikutnya, Marsekal Montes datang ke Peru untuk mengambil komando pasukan Royalis, dan pada 2 September 1812, mengalahkan Patriot di Mocha, tanpa memberikan ruang. Montufar mengerahkan pasukan haru, dan memegang posisi pada beberapa persiapan yang menutupi jalan menuju ibukota, namun Montes, yang berkirab selama sembilan hari pada rute sirkuit sepanjang pinggiran Chimborazo, bergerak di belakangnya dan membujuknya untuk menarik diri.
Patriot kemudian membentengi kota Quito, dan mendeklarasikan bahwa mereka akan berjuang sampai titik darah penghabisan, namun direbut oelh serangan pada 3 November. Montufar menarik diri ke utara dengan ssia pasukannya, namun didorong oleh Kolonel Samano, yang memukulnya dua kali dan merebut seluruh meriamnya. Samano mengikuti perintahnya, menembaki seluruh perwira berpangkat tinggi yang jatuh ke tangannya, dan, pergi ke Pasto tempat para tahanan Popayán ditempatkan, ia menembaki satu dalam setiap lima perwira dan satu dalam setiap sepuluh prajurit, korbannya dipilih di tempat. Caicedo dan Macaulay adalah salah satu dari mereka. Sehingga, ini memicu revolusi kedua di Quito.
Kala reaksi tertutup di New Granada, pelosok wilayah tersebut menjadi mangsa anarki. Federalisme berjuang melawan sentralisasi, Cundinamarca melawan provinsi-provinsi, Nariño melawan Kongres, sampai seluruhnya bertikai.
Nariño mendorong kebijakan sentralisasinya dengan mengirim pasukan ke distrik-distrik sekitaran ibukota dan merebutnya pada apa yang disebut "provinsi sah." Kongres menentang dari penarikannya di Ibague. Baraya, dengan distrik Tunja, menyatakan kesepakatan pada Kongres, dan mengalahkan pasukan yang dikirim oleh Nariño untuk menggerogti Provinsi Socorro. Nariño terpaksa menjalin kesepakatan, dan mundur, namun disambut oleh warga ibukota, yang, pada 11 September, kembali memproklamasikannya menjadi Diktator, dengan kekuasaan absolut.
Kongres, dengan sebelas deputi yang mewakili tujuh provinsi, bertemu tak lama setelahnya di Leiva dan mengangkat Dr. Torres menjadi Presiden. Torres, yang menjadi musuh Nariño, kemudian mendapati pendahuluan untuk pertikaian terbuka dengannya. Perang saudara pecah; Baraya, dalam komando pasukan Federal, mengalahkan Nariño dan melakukan pengepungan ke Bogotá, namun menarik mundur dan sepenuhnya kalah dalam serangan berrencana buruk pada kota tersebut.
Pada waktu itu, Marsekal Montalvo, yang lahir sebagai orang Kuba, datang selaku Waliraja menggantikan Perez. Patriotisme, yang dipicu oleh serangan sipil, bangkit. Pada 16 Juli 1813, Cundinamarca mendeklarasikan dirinya menjadi negara merdeka, dan Provinsi Antioquia mengikuti contoh tersebut. Nariño mengadakan aransemen dengan Kongres, dan menawarkan pasukan untuk mengerahkan ketentaraan yang dikirim melawan Royalis yang kini maju dari selatan.
Jenderal Sámano menduduki kota Popayán dengan 2.000 pasukan, dan kini mengancam Provinsi Antioquia. Kongres menempatkan pasukan Federal di bawah komando Narino, memberikannya pangkat letnan-jenderal. Nariño kemudian mundur dari kediktatoran dan berkirab melawan musuh. Operasi pertamanya berhasil; ia mengalahkan pasukan utama di bawah naungan Sámano, menduduki Popayán pada 31 Desember, dan pada 13 Januari 1813, kembali mengalahkan pasukan Royalis, yang lari ke Pasto, namun ia tak membuat upaya untuk menyusul kemenangannya. Jenderal Aymerich, yang kala itu menggantikan Sámano dalam komando, diperkenankan dua bulan untuk mereorganisasi pasukan sisanya. Kemudian, Nariño kembali maju dengan 1.400 pasukan, dan melakukan perjalanannya melalui gerilya, yang bergerak ke lembah Patia, menuju sungai Juanambu, tempat ia mendapati bahwa sungai-sungai dipertahankan oleh baterai-baterai. Ia mendorong perlintasan melalui satu sungai, namun dipukul mundur oleh Aymerich, yang setelah itu menarik diri.
Sungai Juanambu menjadi rintangan menonjol, berada di barat antara jurang dari pinggiran timur Cordillera. Sejumlah kecil sungai jarang dapat dilalui, dan sungai tersebut umumnya dilintasi dengan alat keranjang atau palung tersembunyi yang tersembunyi pada kabel-kabel yang terbentang dari tepi ke tepi, yang disebut "taravitas." Pasukan Patriot tertunda dua puluh hari dalam perlintasan melalui taravitas yang didirikan oleh mereka sendiri, dan kemudian maju lagi melawan musuh secara kuat yang ditempatkan di perbukitan Chacabamba.
Posisi tersebut terhantar, dengan korban yang besar, setelah empat jam pertikaian. Lagi-lagi pasukan Royalis menarik diri, namun masyarakat bangkit secara massal dalam pertahanan rumah-rumah mereka dan mengerahkan balik garda depan Patriot, yang dipimpin oleh Nariño secara perorangan. Dampak dari pertikaian tersebut dilaporkan bahwa ia diambil menjadi tahanan; pasukan utama direbut dengan kepanikan, melucuti meriam-meriam mereka, dan kabur lkebih dulu; hanya 900 pasukan yang mencapai Popayán. Nariño, yang kembali dengan tiga belas pasukan ke perkemahannya, mendapati dirinya tanpa pasukan. Dibangkangi oleh pasukannya, ia mengembara sendiri selama beberapa hari di pegunungan, hidup dengan buah-buah liar yang dapat ia temuka, kemudian memutuskan sendiri agar ia mengirim besi-besi ke Spanyol.
Setelah meninggalkan Caracas, Bolívar singgah selama beberapa waktu di Curaçoa, dan kemudian menawarkan pelayanannya kepada Pemerintahan independen Cartagena. Ia diangkat menjadi komandan militer distrik Barrancas, di Magdalena Hulu, dan memutuskan untuk membuat kampanyenya sendiri melawan Royalis dari Santa Marta, yang merusak navigasi sungai. Disini, Pembebas masa depan mula-mula menunjukkan kecerdikannya untuk berusaha.
Pada pucuk kelompok kecil militia, ia menyerang kota benteng Teneriffe, bergerak ke garisun, merebut meriam dan perahu mereka, dan kemudian merebut kota Mompox. Labatut, yang mengkomandani flotilla Patriot bertindak melawan Santa Marta, mengeluhkannya kepada Diktator sebagai ganggauan atas lingkup operasinya; namun Torices mengerahkan Bolívar dengan beberapa pasukan reguler dan lima belas perahu bersenjata, yang ia naikkan ke sungai, dan setelah itu, pertikaian sukses yang terik memasuki kota Ocaña dalam kemenangan pada Januari 1813.
Pada Maret, Labatut bergerak dari Santa Marta, dan jalur pesisir diduduki oleh Royalis. Torices sendiri kemudian memimpin ekspedisi melawan mereka lewat laut, namun dikalahkan dengan kehilangan artilerinya pada 13 Mei, Kolonel Chatillon, yang mengkoandani infanteri, gugur.
Royalis, yang dikerahkan dari Venezuela, kemudian mengumpulkan 2.600 pasukan di Provinsi Barinas, di bawah komando perwira AL bernama Tiscar, mengirim Kolonel Correa dengan 1.000 pasukan melawan Pamplona, dan 700 pasukan melewati rute lain untuk bekerjasama dengannya.
Kolonel Castillo Rada, seorang perwira dari New Granada, yang mengerahkan pasukan di Provinsi Pamplona, mengajukan pertolongan kepada Bolívar. Bolívar kemudian menghimpun rancangan yang selaras dalam upaya menaklukan kembali Venezuela, dan menulis kepada Torices dan Dr. Torres, menunjukkan pada mereka nasehat menghimpun perang di wilayah musuh. Tanpa menunggu jawaban dari mereka, ia berkirab dengan 400 pasuakn lewat perlintasan berbatu di sepanjang rangkaian gunung di depan Ocaña, bergerak ke pos-pos luar musuh, dan menyebarkan laporan bahwa ia diikuti oleh pasukan besar, melintasi sungai Zulia dalam satu kalo, dan pada 28 Februari tiba ke Correa. Setelah pertarungan sengit selama empat jam, pertikaian diputuskan oleh perubahan dengan bayonet; Royalis sepenuhnya dikalahkan, dengan kehilangan seluruh artileri mereka, dan Bolívar tak lama setelahnya bergabung dengan Castillo Rada dengan pasukan yang dikerahkan olehnya di Pamplona.
Gagasan Bolviar untuk menaklukan kembali Venezuela dipandang sebagai kebodohan, sebagaimana gagasan San Martin menaklukan kembali Chili kala ia mula-mula menjamahnya. Dengan gembira, Bolíbar juga mendapati Pueyrredon meyakininya. Ia menerbitkan peringatan yang menghasilkan sensasi menonjol di New Granada. Di dalamnya, ia membuka untuk pertama kalinya gagasan sebenarnay tentang organisasi Pemerintah Republik, dan tentang cara sebenarnya dari melakukan perang. Kala menjelaskan sebab kejatuhan Republik Venezuela, ia berkata:—
"Para penguasa kita tak mengkonsultasikan isyarat yang akan mengajarkan mereka ilmu terapan pemerintahan, namun itu dirancang oleh para pemimpi yang membangun republik di udara atas dasar kesempurnaan unsur manusia. Kami memiliki filsuf sebagai pemimpin, filantropi untuk legislasi, argumen alih-alih taktik, dan sofis untuk prajurit."
Ia juga mengecam bentuk pemerintahan federal karena berseberangan dengan kepentingan masyarakat muda dalam menghadapi perang asing, dan kebodohan menempatkan kepercayaan pada pasukan menggantikanpencurahan pada seluruh tenaga mereka pada organisasi pasukan reguler, dan dilukai oleh anggapan bahwa keselamatan New Granada tergantung pada penaklukan kembali Venezuela.
Presiden Torres membacakan peringatannya dengan perhatian besar, dan melaluinya bertikai dengan gagasannya selaku federal, ia memandang bahwa ini adalah pengerjaan pemikir mendalam yang juga merupakan sosok aksi, dan bahasa yang dipakai pada akal budi dan hatinya. Kesuksesan tersebut dicapai oleh Bolívar dalam upaya penyelarasan pertamanya yang diputuskannya. Ia merampungkan penaklukan kembali Venezuela.