Lompat ke isi

Emansipasi Amerika Selatan/Bab 4

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
BAB IV.

SAN LORENZO.

1813—1814.

Pada 31 Desember 1812, garda tentara dikirim melawan Monte Video, di bawah komando Kolonel Rondeau, sepenuhnya mengalahkan sortie garisun kuat dan melakukan pengepungan terhadap kota tersebut.

Pada 31 Januari 1813, Majelis Konstituen umum diadakan di Buenos Ayres. Mayoritas adalah anggota Loji Lautaro, shingga tak algi terjadi anarki opini yang telah menetralisir bekas Majelis. Untuk kali ini, ini mengisi aspirasi populer; kedaulatan nominal Raja Spanyol meredup, namanya lenyap bahkan dari dokumen publik, keunggulan Spanyol meruntuh, gelar kebangsawanan, Inkuisisi, dan penyiksaan yudisial ditiadakan. Keberadaan bekas penguasa tergantikan pada koin-koin oleh segel Provinsi-provinsi bersatu—sebuah matahari dengan pancaran dan topi Frigia, di dalam mahkota daun. Warna bendera Spanyol digantikan oleh warna biro dan putih dari seragam Patriot, dan hubungan terakhir dengan negara induk diputus lewat deklarasi supremasi Pengadilan Hukum Nasional. Setiap hal direformasi, bahkan pada doa-doa imam dan lagu-lagu rakyat, yang kini menginspirasi bait penghormatan,

"Sebuah Bangsa baru dan jaya,
Dengan singa ditaklukkan di kakinya."

Sehingga, dimulailah kedaulatan rakyat Argentina; Deklarasi Kemerdekaan resmi sepenuhnya kini diinginkan untuk pendirian republik.

tentara di medan perang bersumpah setia kepada Majelis dan berkirab dengan keantusiasan di bawah bendera baru pada perbentengan Monte Video dan pada parit-parit Salta; hanya pada perairan, semangat revolusi dilakukan sebagaimana tak membuat perjuangan. Kekuatan maritim Spanyol nampak tak terlihat di Amerika; kapal-kapal perangnya mendominasi pesisir dari California di Pasifik sampai Teluk Meksiko di Atlantik. Para pelaut Monte Video menguasaki Lempeng Sungai dan sekitarnya. Pada suatu hari, mereka membombardir Buenos Ayres. Pasukan lain menyebarkan teror di sepanjang tepi Uruguay, dan menenggelamkan kota-kota tanpa pertahanan di Parana. Baterai-baterai dijatuhkan di tepi-tepi depan Rosario dan Punta Gorda, yang hanya meraih serangan dari titik-titik tersebut ke lainnya tanpa pertahanan lebih.

Pada Oktober 1812, kota-kota San Nicolas dan San Pedro, di tepi barat Parana, ditembaki meriam dan dijarah. Kemudian, dengan tujuan meragamkan perhatian Patriot dari pengepungan Monte Video, memotong seluruh komunikasi lewat sungai dengan pedalaman, dan menghasilkan suplai untuk garisun Monte Video, sebuah flotilla dibentuk di bawah komando penyeludup terkenal, bernama Ruiz, yang mengerahkan detasemen infanteri, yang dipimpin oleh seorang Biscayan berrambut merah, bernama Zabala, seorang sosok dari pendirian kolosal dan pemberani.

Pemerintah Buenos Ayres, yang mendengar ekspedisi tersebut, memerintahkan baterai di Rosario untuk dikerahkan dan meriam-merian dikirim dari Parana, ke Punta Gorda, dimana garisun diperkuat. Kolonel pasukan pgranat juga menerima perinta untuk berkirab dengan skuadron untuk perlindungan pesisir dari Zarate sampai Santa Fé.

Ekspedisi Royalist, di bawah konvoi tiga kapal perang kecil, terkonsentrasi di mulut Guazu, di bawah delta Parana, sekitar pertengahan Januari, dan tertunda oleh angin utara, sehingga kala San Martin mencapai pesisir, mereka hanya mencapai sungai utama. Mempertahankan pasukannya dari luar penglihatan, San Martin, disamarkan dengan topi dan poncho negarawan, yang mencapai pemantauan terhadap gerakan mereka dari tepi, pada siang dan malam. pada 28 Januari, mereka melintasi San Nicolas, dan pada tanggal 29 berlabuh di Rosario, tanpa membuat upaya apapun untuk mendarat.

Escalada, komandan Rosario, mengumpulkan dua puluh dua pasukan, yang membawa senapan, dan tiga puluh pasukan kuda, dand engan meriam kecil bersiap untuk membuat pemberontakan yang dapat dilakukan olehnya. Pada istirahat siang pada tanggal 30, flotilla mendarat di dalam pulau San Lorenzo, yang terbentang di tengah sungai sekitar tujuh bekas mil dari utara Rosario. Tepi baratnya terdiri dari jurang tinggi, nyang tak menyediakan tempat mendarat kecuali tempat memotong sempit melaluinya ke tepi perairan; di depan salah satu jalan memotong, flotilla berlabuh. Di luar hutan hilir yang berbatasan dengan tepi jurang, berdirilah biara tunggal San Carlos, sebuah bangunan dua lantai dengan menara lonceng di atapnya.

Sekitar seratus pasukan mendarat, namun semua keperluan dapat mereka dapat dari para frater damai adalah beberapa unggas dan melon; seluruh sapi ditarik dari pesisisr. Kala lonceng biara berdenting menandakan pukul setengah tujuh, awan kabut nampak di jalan Rosario. Ini adalah Escalada, dengan lima puluh pasukannya dan satu meriam kecilnya. Spanyol menarik diri dengan drum dipukul di perahu-perahu mereka, dan Escalada menembakkannya dari tepi jurang, namun memutuskan untuk melepas meriam-meriam flotilla yang tak lebih panjang ketimbang satu potongnya.

Pada malam tanggal 31, seorang tahanan Paraguay kabur dari flotilla, berenang ke pesisir pada ikatan batang. Darinya, Patriot memahami bahwa seluruh pasukan musuh tak dapat mencapai tiga ratus lima puluh pasukan, bahwa mereka mengerahkan dua meriam kecil, berniat untuk mendarat keesokan harinya dengan pasukan yang lebih besar untuk keperluan mencari biara demi harta yang mereka sembunyikan, dan setelah itu mengamankan harta yang mereka temukan untuk bergerak ke sungai, melintasi baterai Punta Gorda pada malam hari, jika mereka tak dapat menghancurkannya, dan memutus perdagangan dengan Paraguay.

Escalada mengirim para pembawa pesan dengan kabar tersebut, salah satunya menemui San Martin dan pasukan granatnya, yang, mengikuti angin sungai yang ditinggalkan di belakang oleh flotilla, yang disertai oleh angin selatan. Untungnya, angin tersebut kini berputar ke utara dan bergerak ke pendaratan yang ditujukan, sehingg kala San Martin, melalui kirab paksa, mencapai rumah pos San Lorenzo, tiga mil dari biara, pada malam 2 Februari, tidak ada yang dilakukan. Di rumah pos tersebut, ia mendapati kuda-kuda segar menungguinya, yang dikirim disana oleh Escalada.

Di depan rumah pos berdiri kereta tua tanpa kuda. Dua pasukan menggerakkannya, dan bertanya:—

"Siapa disini?"

"Seorang penjelajah," jawab suara tidur.

Pasukan kuda lain yang bergerak berkata—

"Hati-hati, ini bukan musuh, tapi orang Inggris dalam perjalanan menuju Paraguay."

Penjelajah tersebut menempatkan kepalanya pada salah saru jendela, dan berikir bahwa ia mengenali orang dan suaranya, berkata :—

"Apakah Anda Kolonel San Martin?"

"Jika demikian, kau memiliki teman disini, Tuan Robertson," jawab lainnya.

Dan demikianlah; ia adalah penjelajah terkenal, William Parish Robertson, yang berniat untuk menyaksikan peristiwa bersejarah keesokan harinya, dan mencatat apa yang ia lihat.

Dua temanny tertawa bersama pada pertemuan tak diharapkan pada kegelapan, dan San Martin menuturkan proyeknya.

"Musuh memiliki jumlah pasukan berganda ketimbang yang kami miliki, namun aku ragu jika mereka melakukan hal terbaik mereka."

"Demikianlah aku katakan," jawab orang Inggrsi tersebut, menawarkan para pengunjung dengan minuman anggur untuk diminum atas kesuksesan mereka, dan meminta ijin untuk pergi dengan mereka.

"Setuju," jawab San Martin, "namun hati-hati; ini bukanlah bagian tugasmu untuk bertarung. Aku akan memberikanmu kuda, namun jika hari perlawanan kami datang, kau harus lari dengannya."

Kemudian, dengan memberikan perintah untuk mendaki, ia menempatkan dirinya dengan temannya di kepala pasukan bungkam, dan tak lama setelah tengah malam mencapai biara, yang mereka masuki lewat gerbang di belakang bangunan.

Seluruh sel kosong: tak ada suara terdengar di ruangan-ruangan tersebut. gerbang ditutup para pasukan yang bergerak ke halaman besar. Kolonel bergabung dalam keheningan mereka, dan melarang mereka untuk menyalakan api.

"Ini dikirim untuk dianggap," ujar penjelajah Inggris, "inang Yunani bersembunyi dalam rongga kuda kayu, yang sangat fatal untuk Troy."

San Martin, dengan kecamata hitam, naik ke menara gereja, dan terlihat oleh lentera mereka bahwa musuh berada disana. Ia kemudian dengan hati-hati memeriksa kembali wilayah di sekitarnya, dan dari informasi yang didapat oleh Escalada membentuk rencana-rencananya.

Di muka sungai biara, dataran tinggi, yang ditempati manuver kavaleri, diperluas menjadi tiga ratus lima puluh yard sampai tepi jurang. Dua wadah angin, yang satu hanya yang diterapkan untuk infanteri ddalam fornasi, berujung pada pantai di bawah. Ia kemudian menarik pasukannya dari lapangan tersebut dan menghimpun mereka, memegang kuda-kuda mereka dengan kekang, di balik biara dan rumah luar, meninggalkan Escalada dan sukarelawannya dalam gedung. Pada senja, ia kembali menaiki menara. Pada pukul lima, kala malam datang, perahu-perahu dengan pasukan bersenjata, nampak meninggalkan flotilla menuju pesisir. pada pukul setengah lima, dua kelompok infanteri kecil berkirab ke wilayah utama.

Kemudian, San Martin datang dari pos pengamatannya, dan bertemu Robertson di kaki tanggal seraya berkata:—

"Dalam dua menit lagi, kita harus ada disana, dengan pedang di tangan."

Beberapa orang memerintahkan persiapan pengerahannya, kuda berwarna krem, yang penuh hiasan. Pada saat itu, ia berada di pelana. Mengasah pedangnya, ia mengerahkan pasukan granatnya, yang kini masuk pengerahan untuk pertama kalinya, dan dalam beberapa kata menitahkan mereka untuk mengingat pembelajarannya, dan, di atas itu semua, bukan untuk menembakkan tembakan, namun mempercayakan tombak dan pedang emreka. Ia menempatkan dirinya pada kepala skuadron kedua dan memberikan komado pertama kepada Kapten José Bermudez, menitahkannya untuk menyerang gerombolan dan memotong penarikan pasukan invasi, dan menambahkan:—

"Kita akan bertemu di pusat kelompok musuh; disana aku akan memberikanmu perintah lainnya."

Musuh, yang berkekuatan sekitar dua ratus lima puluh orang, memiliki waktu untuk maju sekitar dua ratus yard lebih. Mereka datang cepat dengan suara drum dan seruling, dan dengan sebuah bendera, dalam dua barisan paralel dari separuh kelompok, dengan dua meriam empat pound antara kelompok dan laju kecil. Kemudian terdengar untuk pertama kalinya, perang tersebut mengerahkan pasukan granat.

Dari kanan dan dari kiri biara, dua skuadron melangkah maju dalam semangat penuh, dengan pedang di tangan. San Martin memimpin serangan di kiri, Bermudez di kanan. San Martin berada yang paling dekat dengan kelompok pertama yang timbul pada musuh. tembakan dua meriam gagal menghimpun serangan; kepala barisan Spanyol jatuh sakit, namun, gagal berbalik, meletupkan tembakan besar. San Martin dengan skuadronnya melawan barisan pimpinan Zabala secara perorangan; kudanya dibunuh oleh tembakan pertama, dan pertikaian tangan lawan tangan keras mengelilinginya kala ia terbarung di tanah terkelungkup oleh kaki akibat jatuh, dimana ia menerima sayatan pedang ringan di wajah. Seorang prajurit Spanyol berlari maju untuk membayonetnya, namun lari kala tubuhnya ditombak oleh seorang pasukan granat bernama Baigorria. Pasukan lainnya, yang bernama Juan Bautista Cabral, turun dari pelana dan membebaskannya dari kuda yang jatuh, dan menjatuhkan dirinya dengan dua luka berat, seraya berteriak:—

"Aku mati rasa! Kita pukul musuh."

Nyaris pada saat yang sama, Cornet Bouchard membunuh pengibar panji Spanyol dan merebut benderanya.

Barisan lainnya juga bergerak balik atas penugasan skuadron yang dipimpin oleh Bermudez, dan Spanyol meninggalkan meriam mereka, menarik diri ke jurang, tempat mereka berniat untuk membentuk tempat di bawah perlindungan meriam flotilla. Bermudez yang memimpin pengerahan kedua atas mereka mengalami luka berat oleh tembakan meriam, dan Letnan Manuel Diaz Velez, yang terbawa oleh keantusiasannya, jatuh dengan kudanya pada jurang, dengan sebuah bola di kepalanya, dan dua luka bayonet di dadanya, namun Sapnyol bergerak menuju pantai, meninggalkan mereka, di samping bendera mereka, meriam mereka dan lima puluh senapan, empat puluh korban tewas dan empat belas tahanan. Beberapa dari mereka yang kabur terluka, salah satunya adalah Zabala, pemimpin mereka.

Pasukan granat memiliki lima belas korban tewas dan dua puluh tujuh korban luka, beberapa berasal dari setiap Provinsi-provinsi Bersatu yang memiliki setidaknya satu perwakilan. Letnan Diaz Velez, yang dijadikan tahanan, dibawa menggunakan flotilla.

San Martin dibantu oleh Robertson, mengisi flotilla dengan suplai segar untuk luka-luka mereka, dan memutuskan untuk menukar tahanan, memberikan orang-orang yang ia tangkap untuk tiga orang yang sebelumnya dibawa dengan perahu dan untuk perwiranya yang luka; namun Velez gugur di tangan para kameradnya beberapa jam setelahnya. Salah satu tahanan yang dibebaskan adalah orang Paraguay bernama José Felix Bogado; ia sempat didaftarkan dalam resimen, dan dalam penugasan tiga belas tahun dengannya, dari San Lorenzo sampai Ayacucho, memenangkan jalannya meraih pangkat Kolonel, dan kemudian kembali ke Buenos Ayres, didampingi oleh tujuh pasukan asli dari korps.

Masih berlumuran darah dan debu dari pertarungan, San Martin menandatangani pernyataan yang mengumumkan kemenangannya, di bawah teduhan pohon kepala tua yang masih berdiri di taman San Lorenzo.

Skandal San Lorenzo, meskipun memiliki pengaruh militer yang kecil, berpengaruh sangat bermanfaat pada kepentingan Patriot. Keamanan kota-kota di tepi Parana dan Uruguay diberlakukan; komunikasi dengan Entre Rios, yang menjadi pangkalan tentara yang mengepung Monte Video, dihimpun; suplai yang diharapkan ke kota tersebut dipotong; perdagangan dengan Paraguay dilayani; dan di atas semuanya, seorang jenderal baru diberikan kepada tentara dan keberanian baru untuk semangat pasukan.

Tiga hari setelahnya, flotilla yang tak diinginkan turun ke Parana, mengakibatkan luka-luka alih-alih penarikan, dan menyebarkan kabar tersebut ke Monte Video. Pada saat yang sama, San Martin kembali ke Buenos Ayres, dan keantusiasan sambutannya memicu hal yang mulai memahitkan hidupnya.

Pada 20 Februari, pasukan Spanyol yang dikerahkan ke Salta sepenuhnya digerakkan oleh Jenderal Belgrano; kemenangan ketiga terjadi dalam kurang dari tiga bulan. Revolusi 8 Oktober dan pengaruh Loji Lautaro dibenarkan oleh dampak tersebut.

Kala San Martin kembali ke Buenos Ayres, ia mendapat bahwa partai-partai politik, yang diberikan batas-batas ibukota, dilemahkam oleh pihak lokal, dan ditutup oleh empat tembmok Loji, dikikis dalam lingkar yang dikuasai oleh pengaruh pribadi, dan seperti kebanyakan sosok berpengaruh pada masanya, ia menjadi meyakini bahwa monarki konstitusional yang dibekingi oleh Eropa adalah solusi sebenarnya dari masalah politik. Entah ia maupun mereka melihat bahwa sentimen masyarakat secara khusus bersifat republikan.

Perhimpunan-perhimpunan rahasia berkali-kali menjadi satu-satunya alat organisais yang meninggalkan orang yang diperbudak, namun mereka tak pernah menyertai perkembangan gagasan revolusioner; karena aturan umum yang dihasilkan oleh mereka tidaklah di luar konspirasi abortif; beberapa orang bebas adalah orang yang impoten. Sehingga, kelanjutan rahasia dan ketidakpertanggungjawaban pengaruh Loji Lautaro, tak dapat memiliki dampak lain selain melemahkan kekuatan Majelis Umum, ciptaannnya sendiri.

Di dalam Loji sendiri kemudian berkembang dua pihak berbeda, yang satu hanya memperjuangkan kemerdekaan demokratis, yang lainnya menjadi kelompok pribadi dengan Alvear sebagai kepalanya, yang berniat menarik seluruh masyarakat.

Mimpi Alvear adalah kejayaan militer dan kediktatoran. Temannya Carrera pada masa itu (Mei 1813) adalah diktator dan panglima di negaranya sendiri. Ia menjadikannya sebagai modelnya, namun pandangan jelas menunjukkan bahwa keadaan mereka tidaklah identik.

Pada Juni 1813, pasukan utara untuk kedua kalinya menginvasi Peru Hulu di bawah perintah Belgrano, namun dipukul mundur ke Vilcapugio pada 1 Oktober, dan nyaris dihancurkan di Ayohuma pada 14 November. Sisanya menarik diri ke bekas posisinya, dan Belgrano diminta untuk memulihkan komando. Provinsi-provinsi Bersatu kali ini tidaklah memiliki dakwaan besar terhadap kecerdikan militer. Kemenangan-kemenangan yang diraih oleh Don Antonio Gonsalez Balcarce di Suipacha tersorot di Desaguadero. Saudaranya, Don Martin Balcarce, berada di Chili dalam komando auksilier Argentina. Kemenangan Don José Rondeau, di depan Monte Video, adalah kemenangan pertama dan terakhir dalam karirnya; ia kekurangan kualitas dari seorang kepala panglima. Belgrano menginginkan pengetahuan teknikal dan insting perang, selian yang terbaik dari semuanya. Dari para jenderal divisi, tak ada yang menunjukkan kapasitas apapun untuk memisahkan komando. Revolusi yang sejauh ini ditentang oleh para jenderal dan pasukan yang terorganisir secara buruk, kini berniat melawan jenderal terampil dan pasukan yang terdisiplinkan secara baik.

Alvear menerapkan komando pasukan utara. San Martin, yang menganggap ekspedisi melawan Monte Video lebih penting, berharap untuk mendapatkan tempat untuknya, namun Alvear, yang bahkan enggan dan tak relah untuk meninggalkan bidang politik, mengubah pikirannya dan merekomendasikan jabatan kepada San Martin. San Martin khawatir untuk mebebaskan dirinya dari kelompok tersebut dalam rangka meraih kebebasan bertindak dalam rangka agar ia menandainya untuk dirinya sendiri. Sehingga, ia menerima komando pengerahan pasukan utara, dan menerima instruksi untuk memegang jabatan kepala komando jika ia harus menuntut nasehatnya.

Pengerahan tersebut terdiri dari batalion infanteri ke-7, 700 kekuatan, dua skuadron pasukan granat, dan 100 pasukan artileri, dan mencapai Tucuman sebelum penghujung tahun 1813. Tak lama usai San Martin dan Belgrano bertemu di Yatasto dalam perjalanan menuju Salta, dan menjalin persahabatan satu sama lain, sebuah sumpah yang sangat diyakini dijaga oleh keduanya.

Dua sosok tersohor tersebut tak pernah bertemu sebelumnya, namun memiliki beberapa waktu berhubungan. San Martin mempersebahkan dirinya sebagai bawahan, namun Belgrano memandangnya sebagai pakar dalam seni perang, dan menganggapnya sebagai penerusnya. Setelah beberapa penundaan, karena keputusan San Martin untuk menaungi temannya, ia sepanjang ini mengasumsikan komando pada penerima perintah positif yang berdampak dari pemerintah, Belgrano bertahan dengannya dalam komando resimen. Belgrano wafat dalam keyakinan bahwa San Martin adalah cendekiawan utama Amerika Serikat, dan San Martin pada akhir hidupnya menghormati kenangan temannya sebagai salah satu patriot termurni di Dunia Baru.

Pada 22 Januari 1814, kekuasaan eksekutif dikonsentrasikan pada satu orang, yang memegang gelar Direktur Tertinggi . Don Gervasio Antonio Posadas dipilih oleh Loji untuk mengisi jabatan tersebut, dan dipilih oleh Majelis Umum. Tidak ada orang yang lebih terkejut ketimbang dirinya pada pelantikan tersebut, yang menjadi satu-satunya rekomendasi istimewanya karena ia adalah paman Alvear, yang karena kehadiran mempersembahkan dirinya dengan komando pasukan ibukota, sampai masa seperti ia dapat mengambil komando pasukan Monte Video, dan ini mencapai kejayaan militer sebagaimana ia harus digelari dengan kuasa tertinggi. Perhatian pertama San Martin, pada pengadaan komando pasukan Utara, adalah menghimpun bayaran reguler dari pasukannya. Ini dihimpun dalam pasukan dengan jumlah tiga puluh enam ribut dolar, yang diambil dari Peru Hulu, yang Pemerintah harus arahkan untuk dibeyarkan kepada Perbendaharaan Umum. San Martin tak menaati perintah tersebut dan memakai uang tersebut sesuai keinginannya, memberikan Pemerintah pada waktu yang sama dengan alasan perlakuannya. Pemerintah menyepakati tindakannya sebagaimana dibenarkan lewat kebutuhan, karena tentara pada masa itu berada dalam tahap takdir terakhir.