Emansipasi Amerika Selatan/Bab 6
PERANG DI UTARA.
1814.Pasukan Utara kala dikerahkan, yang berjumlah 2.000 pasukan, kebanyakan rekrutan, adalah salah satu pasukan yang seringkali dikerahkan. Terdisorganisir, berperawakan pendek, dan berbusana buruk, pasukan tersebut sangat tak dapat membuat laju melawan musuh. Jujui dan Salta direbut oleh pasukan kemenangan Spanyol, yang mengancam seluruh garis depan utara. San Martin secara khusus lebih merasa tegang oleh kekurangan perwira dan jenderal tersebut menginginkan disiplin pada pasukannya.
Pezuela, jenderal Spanyol yang mengalahkan Belgrano di Vilcapugio dan Ayohuma, mendirikan merkas besarnya di Tupiza pada garis depan Peru Hulu, dan memerintahkan dua sampai tiga ribu pasukan di Dataran Tinggi Peru Hilir. Ia juga membentuk dua batalion dari kontigen-kontingen asal wilayah di dekat lembah Chichas dan Ciuti, meningkatkan pasukannya menjadi sekitar empat ribu pasukan reguler. Garda depannya di bawah naungan Ramirez, berkekuatan seribu lima ratus sampai dua ribu pasukan, dengan delapan meriam, menduduki Jujui, dan kavalerinya meluaskan negara tersebut sampai sejauh Salta. Pos-pos luar San Martin juga nyaris mencapai kota tersebut, dan pada masa itu, pasukan kota dan negara bergerak di sekitarnya, bertumbuh secara massal dan membentuk jenis garda depan kepada Pasukan Utara.
San Martin pada waktu itu tak memiliki rencana reguler, ia tak mengetahui sumber dayanya sendiri maupun rancangan musuh, dan yakin akan upayanya untuk reorganisasi pasukan. Setelah konsultasi dengan Kolonel Dorrego, yang mengkomandani pos-pos pergerakan, ia memutuskan untuk mempercayakan posisi-posisi tersebut kepada militia distrik dan mengkonsentrasikan pasukan Regulernya di Tucuman. Dalam mengantarkan rencana tersebut, ia menerima bantuan paling berharga dari pencurahan masyarakat negara tersebut, yang menyamarkan seluruh pergerakannya dan mencegah musuh dari penemuan hal apapun dari niatnya, atau kekuatannya.
Langkah pertamanya adalah pembangunan kamp berparit di utara kota, yang menempatkan pemberhentian terhadap pembelotan, dan ia meningkatkan jumlah pasukannya lewat perekrutan. Disini, ia mendirikan pertahanan dan membatasi upayanya untuk membantu pergerakan populer di Salta, Cochabamba, dan Santa Cruz de la Sierra.
Di kamp berparit tersebut, yang dikenal dalam sejarah sebagai citadel Tucuman, ia mendirikan sekolah instruksi, mengerahkan pasukan granat sebagai model untuk sisa pasukannya. Belgrano menjadi murid paling menonjol, namun Dorrego, melalui bakatnya yang sangat disanjung oleh San Martin, dikirim ke Santiago del Estero untuk pengadaan penundukan. tak lama setelah itu, Belgrano meninggalkan pasukan, memberikan nasehat terakhirnya keapda para temannya, "agar perang harus ditawarkan bukan dengan senjata sendiri namun dengan unsur wacana publik," yang merupakan pernyataan pada waktu itu yang diuji oleh fakta, karena pasukan Royalis hanya memegang dasar tempat mereka berdiri, dan pergerakan mereka dilumpuhkan oleh pemberontakan populer di seluruh sekitaran mereka. Di Provinsi Salta, gerakan revolusioner sangat digaungkan. Manifestasi populer pertama di kota tersebut menghasilkan organisasi militia sipil. Pada 1810, garda perkotaan ditingkatkan oleh pendaftaran sukarela pemuda dari keluarga-keluarga terhormat. Kemudian timbul secara spontan di kalangan petani campaña, korps kavaleri, dengan insting Cossack, dan kualitas Mameluk, yang dikepalai oelh pemimpin yang membuat namanya dikenal karena tindakan kuatnya.
Martin Guemes mula-mula mengangkat senjata melawan Inggris dalam penaklukan kembali Buenos Ayres pada 1806 dan dalam pertahanan terkenang pada tahun 1807. Ia dengan pasukannya, membentuk garda depan pasukan Patriot pertama yang menginvasi Peru Hulu. Pasukan kudanya menjamah sampai sejauh Potosi, dan menaungi setiap pergerakan Patriot. Di Suipacha, ia melakukan penugasan yang baik. Pada 1811, ia memindahkan tahanan kampanye ke Buenos Ayres, tempat ia diangkat menjadi staf umum dengan pangkat kapten. Pada 1813, ia ikut serta dalam pengepungan kedua Monte Video, dan absen dari provinsi asalnya pada masa ekspedisi Belgrano. Namun, kala San Martin memegang komando pasukan, ia berada di Santiago del Estero pada perjalanan pulang.
Pemberontakan Salta menghadapi kemenangan musuh, yang terhantar dengan delibrasi dan keberanian setara. Penduduk beremigrasi secara massal, para petani meninggalkan gubuk-gubuk mereka dan kota-kota ditinggalkan begitu saja. Di ibukota bahkan lidah-lidah diambil dari lonceng-lonceng gereja, karena musuh dapat menggunakannya untuk merayakan kemenangan mereka. Dua frater uta sendiri bertahan di setiap biara untuk mengurusi sakramen orang sakit dan lansia yang tak dapat pergi.
Kala garda depan Royalis menduduki kota Salta, seorang letnan bernama Ezenarro mengerahkan tiga puluh pasukan untuk menduduki sebuah distrik sejauh tiga puluh dua mil di selatan lembah Lerma. Minggu pertama setelah kedatangannya, salah satu pasukannya yang mengikuti misa pagi berkata:—
"Kami harus bangkit melawan canalla ini."
"Dengan senjata apa?" tanya lainnya.
"Dengan hal-hal yang kita ambil dari mereka," ujar lainnya.
Seorang pemilik, bernama Luis Burela, menempatkan dirinya pada kepala mereka, mengejutkan garda, melucuti Ezenarro dan pasukannya, dan mengirim mereka menjadi tahanan ke Tucuman. Kemudian, dengan senjata yang mereka rebut, mereka berkirab sepanjang sepuluh mil menuju Salta, tempat mereka dipertemukan oleh sekelompok pasukan Spanyol, yang sempat menugasi mereka, dan kala menyelesaikan perjalanan, membawa sebagian besar orang dengan tahanan utama mereka, dan mengirim mereka juga ke Tucuman. Pemilik lainnya, bernama Pedro Zabala, mengikuti contoh Burela, mempersenjatai bawahannya dan beberapa sukarelawan dan menempati medan.
Sehingga, hal tersebut memulai pemberontakan terhadap musuh, kala seluruh orang dengan cepat bergabung, sehingga Salta menjadi benteng menuju Provinsi-provinsi Bersatu yang diisi pasukan Royalis, yang secara tunggal melalui pengadaan wacana publik yang dikembangkan menjadi aksi.
Provinsi Salta, yang pada masa itu membentuk bagian yurisdiksi Jujui, memasuki langkah pertama Andes yang bercabang dari rangkaian kedua dari dua rangkaian yang menutupi Peru Hulu, dan memiliki karakteristik fisik yang sama, dataran, pegunungan dan zona tropis perantara. Keberadaannya kemudian menjadi pengaruh besar untuk pasukan invasi, karena tempat tersebut merupakan gerbang menuju wilayah Argentina. Pendudukan Jujui membuka jalan menuju dataran dan lembah Salta, namun bahkan pendudukan Salta sendiri tak mengamankan posisi mereka. Lahan pertanian, yang dari suplai sendiri dapat dirancang, terhimpun di lembah-lembah sampai selatan ibukota, dan tempat tersebut menjadi bagian dari Provinsi tempat gerilyawan menghimpun pertahanan. Alam negara tersebut mengadaptasikannya pada perang gerilya. Para penduduknya adalah ras orang pekerja keras, kuat, aktif dan giat bekerja keras, berani secara individual, dan dengan insting alami untuk kelas perang yang mereka tawarkan. Mereka adalah penunggang kuda, yang gemar pergi naik dan turun bukit dengan kecepatan penuh, yang peralatan biasa memperkenankan mereka untuk mengarungi hutan semak. Mereka merupakan orang-orang menonjol yang baik, baik dari puncak pohon atau dari punggung kuda, atau di kaki dari balik kuda mereka jika dibutuhkan. San Martin tak membuat kekeliruan kala ia mempercayakan tugas kepada mereka untuk menjaga Royalis di teluk kala ia memutuskan untuk reorganisasi pasukan reguler di Tucuman. Ia melihat di Spanyol apa yang dapat disertakan oleh kelas pasukan ireguler ini.
Pezuela, yang diterima oleh pengerahan palsu yang menyebabkan San Martin jatuh ke tangannya, meyakini bahwa pasukan tersebut adalah garda depan pasukan Patriot yang maju ke Salta, dan akibatnya banyak kehilangan waktu berharga untuk menunggu pengerahan.
Pada Maret, garda depan Royalis maju dari Salta menuju lembah Lerma, dalam pencarian suplai, di bawah komando Kolonel Saturnino Castro, yang berasal dari Salta, yang memiliki pengalaman menjadi perwira kavaleri pertama pasukan Royalis Peru, dan berani mengatur waktu di Vilcapugio. Para gerilyawan, yang dikenal dalam sejarah sebagai Gaucho Salta, sangat mengeraskan perjuangan ekspedisi, mengarungi hutan di sepanjang garis kirab, memotong wilayah asing, bergerak dalam detasemen kecil, dan menembaki badan utama dari persinggahan apapun.
Pada tanggal 24, pasukan di Sungai Guachipas pada ujung lembah, yang terdiri dari lima puluh enam pasukan musuh, di bawah naungan Kapten Fajardo, menghampiri mereka. Kapten Saravia mengumpulkan tiga puluh pasukan bersenjata dengan senapan pendek, dan sekelompok petani dengan tombak dan lembing, menugasi mereka dan merampungkan perjalanan mereka, menewaskan sebelas orang temrausk kapten, dan membawa dua puluh tujuh tahanan, sementaa ia hanya mengalami tiga pasukan gugur dan satu pasukan luka-luka.
Sementara itu, Güemes telah memasuki Sierra menuju timur Salta, dan pada tanggal 9 dan 18, dua kelompok dari Gaucho0nya mengejutkan dua detasemen musuh. Pada tanggal 29, ia datang mendekati kota tempat Castro bergerak melawannya dengan nyaris satu liga dengan delapan puluh pasukan, namun sepenuhnya terhindar, dengan kehilangan separuh pasukannya.
Karena nasib tersebut, Güemes diangkat menjadi Komandan Jenderal garda depan, dan atas rekomendasi San Martin, ditingkatkan ke pangkat Letnan-Kolonel.
Güemes kemudian memutuskan untuk menduduki kota tersebut dan menyerang garisun lewat serangan harian di sekitaran perkotaan. Dengan pengerahan ulang dari Jujui, Royalis kemudian mengadakan dua ekspedisi yang masing-masing diikuti 500 pasukan. Yang satu, terdiri dari batalion infanteri dan skuadron kuda ringan di bawah naungan Kolonel Alvarez, berkirab pada awal Juni ke lembah Lerma. Di kota Sumalao, Alvarez mendapati garda depan Guachipas menungguinya. Pos-pos luar Patriot bergerak ke dalam, namun badan utama dihimpun pada pohon-pohon dan lahan rusak, berpadu dengan tembakan keras terhadapnya sehingga ia terpaksa kembali ke kota, dengan sebagian besar gugur dan luka-luka, dan dengan kehilangan seluruh suplai yang direbut olehnya.
Kelompok lainnya, yang juga terdiri dari infanteri dan kavaleri, di bawah komando Kolonel Marquiegui, yang seperti Castro merupakan orang asli Salta, dan berreputasi besar untuk keterampilan dan pengetahuan negara tersebut. Kelompok tersebut berkirab ke timur dan bertemu oleh Güemes secara perorangan, yang membuat pemberontakan dini yang juga memaksa kembali ke kota, dan pengepungan dihimpun kembali.
Pezuela dirancang dalam penjagaannya dan maju ke Jujui. Kemudian, ia mengirim perintah kepada Kolonel Marquiegui untuk berkirab dengan searatus infanteri dan seratus lima puluh kuda, melalui garis depan timur laut Tucuman dan Santiago del Estero, sampai persinggahan garda pergerakan Patriot di sungai Pasaje. Marquiegui melakukan pemberontakannya dengan keterampilan besar, merebut banyak benteng dan mengetahui dari para tahanan bahwa pasukan San Martin hanya terdiri dari tiga ribu rekrutan, dan bahwa garda depan yang memberikan mereka banyak ketegangan, tidak ada hal selain gelombang Gaucho yang tak terdisiplinkan; namun ia juga memahami bahwa tujuan kampanye tersebut, yakni pemulihan Monte Video, kini tidaklah memungkinkan, karena kota tersebut telah jatuh.
Kala kabar ekspedisi tersebut mencapai Tucuman, Güemes langsung dikerahkan ulang oleh seratus infanteri dan seratus pasukan granat, dan Marquiegui menarik diri, mengkirabkan seratus liga dalam semi-lingkaran, namun tercegah dari pelepasan kuda atau kerbau. Ini adalah upaya terakhir dalam invasi; lima ribu pasukan tak perlu menaklukan Tucuman, kurang lebih untuk menaklukan negara tersebut. Pezuela menarik pasukannya ke luar garis depan, dan mengirim detasemen kuat menuju Cuzco untuk menumpas pemberontakan yang terjadi di kota tersebut.
Tujuan invari Royalis tersebut adalah, dengan peragaman kekuatan, untuk membujuk Pemerintah Argentina untuk menarik pasukan mereka dari Banda Oriental untuk perlindungan provinsi-provinsi utara, namun kala pemerintah mempersenjatai dan memperalat pasukan AL kecil, yang, di bawah komando warga Irlandia bernama Brown, telah, pada 16 Mei, mengalahkan dan nyaris menghancurkan skuadron Spanyol yang ditugaskan di Monte Video, yang kotanya tak lama setelah menyerah kepada pasukan Argetnina kemudian mengepungnya di bawah komando Alvear.
Sebelum perampungan peristiwa tersebut, Jenderal Besar Utara hilang dari palagan perang. Setelah pengkajian hati-hati terhadap persoalan tersebut, San Martin jelas-jelas membongkar bahewa jalan menuju Peru Hulu bukanlah jalur strategi sebenarnya dari revolusi Amerika Selatan. Gagasannya adalah untuk menghantarkan perang menuju Barat, melintasi Andes, menduduki Chili, mengamankan kekuasaan Pasifik, dan menyerang Peru Hilir, meneruskan operasi militer menuju utara yang sebenarnya merupakan penjelasan bawah dari rancangan utama.
Rencana tersebut, jasa yang tak diapresiasi oleh orang-orang sezamannya sampai dimahkotai dengan kemenangan, dilirik oleh pendirian yang sebenarnya tidaklah terlalu sederhana, namun hanya rencana memungkinkan yang dapat memberikan hasil yang diinginkan. Ini kemudian dipegang sepenuhnya, meskipun pada kenaytaannya perancangan tersebut dihimpun dalam upaya untuk mencapai lima dengan cara memberontak dan lewat rute yang belum dipakai. Mengetahui bahwa ini akan dipandang sebagai lelucon, San Martin mempertahankan gagasan tersebut untuk dirinya sendiri, sebagai rahasia, karena ia sendiri menghimpunnya dalam perbincangan meyakinkan, menunggu pembongkarannya pada suatu hari kala ia harus mengadahkan tangannya pada petir yang menghempas kekuatan Spanyol di Amerika. Tiga bulan setelah memegang komando Pasukan Utara, ia menulis kepada temannya, Don Nicolas Rodriguez Peña:—
"Janganlah merrendahkan dirimu dengan memikirkan apa yang dapat aku lakukan disni. Aku tak harus melakukannya, dan tak ada hal disini yang memperkenankanku. Negara kita tak melakukan lebih dari tindakan pertahanan, karena dalam perang, Gauchos yang pemberani dari Salta dikerahkan, jika dibantu oleh dua skuadron pasukan reguler. Untuk berpikir hal lain untuk menggulingkan orang dan uang menjadi abu. Aku siap menuturkan kepadamu soal rahasiaku. Pasukan kecilyang terdisiplinkan dengan baik di Mendoza, untuk melitnasi Chili dan menghabisi Goth disana, membantu pemerintahan teman-teman terpercaya untuk mengakhiri anarki yang memerintah. Dengan menyekutukan pasukan kami, kami kemudian harus pergi lewat laut menuju Lima. Ini adalah rancangan kami, dan bukan yang lain."
Gagasan tersebut, yang menjadi rahasia pada 1814, dan yang akan, jika diterapkan, menyebabkan penulisnya dipandang sebagai penayang, merupakan gagasan yang memberikan tempat kepada San Martin dalam sejarah dunia, dan akhirnya mengubah takdir Amerika Selatan.
Dengan rencana semacam itu di kepalanya, San Martin tak dapat menghimpun komando Pasukan Utara. Selain itu, pesaingnya, Alvear, setelah memahkotai dirinya dengan mahkota daun kemenangan di Monte Video, juga mengaspirasikannya kepada orang-orang Peru. Tanpa ragu, dengan karakter menghiburnya dan percikan kecerdikannya, ia akan memecah arah jalan kampanye sebelumnya, dan San Martin berkehendak untuk menyerahkan posnya kepadanya, terbujuk untuk dirinya sendiri, sebagaimana tempat peristirahatan, pemerintah provinsi Mendoza, kala ia menghempaskan debu di mata, tak hanya musuh Amerika namun juga orang-orang yang menjadi temannya sendiri, meniru taktik William si Pendiam, yang karakternya menghimpun beberapa analoginya sendiri.
Menjelang akhir April, ia juga terserang oleh radang paru-paru, yang memaksanya untuk meninggalkan Don Francisco Fernandez de la Cruz dalam komando tentara, dan menarik diri, atas saran dokternya, ke Sierra Cordoba, untuk mencari iklim yang lebih kering. Pada 10 Agustus 1814, mantan Jenderal Pasukan Utara diangkat menjadi Gubernru Cuyo. Dari kesempatan tersebut, ia hanya hidup karena gagasannya. Mendoza menjadi titik awal dalam realisasi rencanaya; ini adalah tanah tempat timbulnya legiun yang ditujukan untuk membebaskan Amerika.