Gastronomi Nusantara/Bali
Bali
[sunting]
Bali merupakan suatu pulau yang sangat terkenal di Indonesia. Indahnya kekayaan alam di Bali membuat pulau ini sangat diminati banyak wisatawan untuk berkunjung. Pesona Bali yang memukau bisa terlihat dari pantai-pantai yang eksotis, sawah hijau yang terhampar luas, hingga gunung-gunung berapi yang menjulang tinggi. Disamping keindahan alam, Bali juga memiliki kuliner yang beragam dan menarik. Keunikan kuliner Bali terlihat dari penggunaan rempah-rempah yang beragam, teknik memasak dan cita rasa yang menggoyang lidah karena mengkombinasikan rasa pedas, manis, dan gurih. Kuliner Bali dipengaruhi oleh berbagai budaya, seperti India, Tiongkok, dan Jawa.
Terdapat beragam kuliner khas Bali yang cukup populer, diantaranya yaitu:
- Sate Lilit
- Lawar
- Babi Guling
- Ayam Betutu
- Tipat Cantok
Diantara kelima hidangan diatas, sate lilit merupakan salah satu hidangan yang memiliki keunikan secara penampilan visual dan juga rasa.
Gastronomi Bali tidak hanya tentang makanan, tetapi juga mencakup seni dan budaya yang terkait dengan makanan, mulai dari pemilihan bahan baku, proses memasak, hingga penyajian makanan. Pada bab ini, akan dibahas gastronomi sate lilit. Semoga melalui buku ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang baru. Selamat membaca!
Sate Lilit
[sunting]
Sate lilit merupakan makanan khas dari Pulau Bali dan terbuat dari daging cincang yang dibungkus pada batang serai atau bambu. Keistimewaan sate ini terletak pada cita rasanya yang unik, berasal dari campuran bumbu "basa genep" khas Bali, termasuk kunyit yang memberikan warna kuning cerah pada daging. Bumbu ini dicampurkan dengan daging cincang dan kelapa parut. Sate lilit umumnya disajikan bersama nasi putih hangat dan sambal matah yang pedas dan segar.
Menurut beberapa sumber, sate lilit diperkirakan sudah ada sejak zaman kerajaan Bali Kuno. Pada awalnya, sate ini terbuat dari daging babi, yang merupakan makanan pokok masyarakat Bali. Namun seiring berjalannya waktu sate lilit juga diolah menggunakan daging lain seperti daging sapi, ayam, hingga ikan laut.
Sate Letlet (lilit) yang berasal dari Kabupaten Klungkung melambangkan moksala, senjata dari Dewa Rudra. Dalam menghidangkan sajian sate lilit menggunakan ingke (berupa alas makan tradisional yang terbuat dari anyaman rotan). [1]
Sate lilit berasal dari Bali ini awalnya hanya disajikan pada acara-acara adat Bali, seperti upacara pernikahan, upacara keagamaan, atau upacara kematian. Namun, seiring perkembangan zaman, sate lilit mulai menjadi makanan yang populer dan bisa dinikmati oleh semua orang.[2]
Filosofi Sate Lilit
[sunting]
Makna dan filosofi sate lilit [3], yaitu:
- Simbol Pemersatu
Lilitan daging pada sate lilit melambangkan persatuan dan kebersamaan masyarakat. Proses melilit daging dapat diinterpretasikan sebagai upaya untuk merajut dan mempererat hubungan antar anggota komunitas, menciptakan ikatan yang kuat dan harmonis.
- Simbol Kerjasama dan Gotong Royong
Sate lilit yang dibuat secara bersama-sama menyimbolkan kerjasama dan gotong royong. Gotong royong adalah ciri khas bangsa Indonesia yang telah diwariskan secara turun-temurun.
- Simbol Kejantanan
Sate lilit tidak hanya dikenal karena kelezatannya, tetapi juga proses pembuatannya yang membutuhkan keahlian dan kekuatan. Adonan daging cincang harus diolah dengan seksama hingga tercampur rata dengan bumbu. Proses ini memerlukan tenaga yang besar, sehingga sate lilit sering dikaitkan dengan simbol kejantanan. Pada zaman dahulu, pembuatan sate lilit umumnya dilakukan oleh kaum pria, mencerminkan kekuatan dan ketangguhan mereka.
- Simbol Kesuburan
Sate lilit melambangkan kesuburan karena umumnya terbuat dari daging babi. Babi dapat menghasilkan banyak keturunan dalam waktu yang singkat.Oleh karena itu, hewan tersebut melambangkan kesuburan dalam budaya Bali.
- Simbol Rasa Syukur
Sate lilit seringkali menjadi bagian penting dalam berbagai upacara adat Bali, seperti pernikahan, upacara keagamaan, maupun upacara kematian. Hal ini melambangkan rasa syukur masyarakat Bali kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah yang telah diberikan.