Lompat ke isi

Gastronomi Nusantara/Papua

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
7 Wilayah Adat di Papua

Tanah Papua

[sunting]

Tanah Papua terletak di wilayah timur Indonesia adalah surga bagi keanekaragaman budaya, alam dan kuliner tradisional yang unik dan bergizi. Variasi kuliner yang menggugah selera dapat kita temui pada 7 wilayah adat di Pulau Papua yaitu Mamta,Saireri, Anim Ha, La Pago, Mee Pago, Domberai dan Bomberai yang masing-masing wilayah memiliki cita rasa dan pengolahan pangan yang khas [1]. Dari 7 wilayah adat, dapat kita jumpai berbagai kuliner khas yang nikmat dan menyegarkan, diantaranya papeda, bubur sagu yang bertekstur kenyal dan biasa disantap dengan ikan kuah kuning yang kaya rempah. Selain itu, ada sate ulat sagu, camilan khas yang gurih dan kaya protein, serta sinole, olahan pangan dari sagu yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Papua sebagai pendamping lauk. Di wilayah pesisir, terkenal dengan hidangan laut nikmat nan segar seperti ikan bakar dengan bumbu racikan khas, sementara di wilayah pegunungan, daging rusa dan babi hutan yang dimasak dalam tradisi bakar batu menghadirkan cita rasa unik dan khas dari hasil Ibu bumi. Berbagai macam kekayaan kuliner khas Papua memiliki cara penyajian yang beragam, dapat menggunakan dedaunan alami hingga alat-alat tradisional yang selain digunakan sebagai wadah juga dapat mempertahankan keaslian rasa [2]. Setiap suapan kuliner Tanah Papua bukan hanya tentang rasa, tapi juga tentang budaya, sukacita dan tradisi turun temurun masyarakatnya yang harmonis dengan alam.

Tradisi Bakar Batu Masyarakat Adat Wilayah Pegunungan Papua

Tradisi Bakar Batu

[sunting]

Bakar Batu adalah tradisi memasak khas masyarakat pegunungan di Papua yang penuh kebersamaan. Tiap suku punya sebutan sendiri, seperti Barapen di suku Dani, Kit Oba Isogoa di suku Mee, dan Mogo Gapil di suku Wamena [3]. Cara masaknya sangat unik, batu dipanaskan sampai membara, lalu digunakan buat memasak makanan di dalam lubang tanah yang sudah dialasi daun pisang. Biasanya, tradisi ini dilakukan saat ada acara besar seperti perayaan adat, pesta panen, atau penyambutan tamu. Makanan yang dimasak juga beragam, mulai dari daging babi, ayam, ikan, atau rusa, ditambah umbi-umbian seperti ubi jalar, talas, singkong, serta sayuran hijau. Proses memasak ini cukup lama karena makanan dimasak secara alami dengan panas dari batu, tapi hasilnya dijamin lezat! Begitu matang, semua orang dapat makan bersama, menjadikan Bakar Batu bukan cuma soal aktivitas memasak biasa, tapi juga simbol persaudaraan dan kekeluargaan dalam budaya Papua.

Masyarakat Adat di Papua

Filosofi Tradisi Bakar Batu

[sunting]

Tradisi Bakar Batu bukan cuma soal masak-memasak atau pun metode memasak yang unik dengan batu, tetapi juga memiliki makna sosial dan budaya yang kuat bagi beberapa masyarakat adat di Papua. Tradisi ini sering dipakai sebagai simbol perdamaian, di mana makan bersama menandakan berakhirnya konflik [4]. Selain itu, Bakar Batu adalah bagian dari warisan leluhur yang diwariskan turun-temurun, jadi siapa pun yang tidak ikut serta bisa dianggap mulai menjauh dari komunitasnya. Bukan itu saja, aktivitas ini juga jadi bentuk rasa syukur atas hasil panen atau pencapaian tertentu, bahkan kadang digunakan dalam politik untuk menarik simpati masyarakat. Tingkat kematangan dalam memasak pun memiliki simbol. Jika makanan matang dengan sempurna dan cukup untuk semua masyarakat yang hadir, itu akan dianggap pertanda yang baik [2]. Dengan berbagai makna yang dimiliki, Tradisi Bakar Batu tetap bertahan sebagai perekat sosial yang mempererat hubungan antar masyarakat di Tanah Papua, menjaga tradisi leluhur, dan memperkuat kebersamaan dalam komunitas.

Referensi

[sunting]
  1. Pemekaran Papua Dibatasi 7 Provinsi Berdasarkan Wilayah Adat
  2. 2,0 2,1 Jurnal - Makna Tradisi Bakar Batu Suku Dani (Studi Etnografi Di Kalangan Masyarakat Kampung Alang-Alang V Kabupaten Keerom Papua)
  3. Tradisi Bakar Batu Simbol Perdamaian di Papua
  4. Budaya Bakar Batu Sebagai Upaya Penyelesaian Konflik Horizontal pada Masyarakat Adat Suku Dani