Lompat ke isi

Hans Andersen's Fairy Tales/The Storks

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
Hans Andersen's Fairy Tales  (1888)  oleh Hans Andersen
The Storks

diterjemahkan oleh Muhammad Malik Firdaus

Hans Andersen's Fairy Tales (1888) - facing p. 192
Hans Andersen's Fairy Tales (1888) - facing p. 192

Hans Andersen's Fairy Tales (1888) - p. 193
Hans Andersen's Fairy Tales (1888) - p. 193

BURUNG BANGAU.

Pada sebuah rumah paling ujung di sebuah desa kecil, burung bangau telah membangun sarang. Di dalamnya, induk bangau dan keempat anaknya, yang menjulurkan leher dan menunjukkan paruh hitam yang belum berubah menjadi merah seperti paruh induk burung, duduk. Tidak jauh dari sana, di tepi atap berdiri ayah bangau, agak tegak dan kaku. Ia tidak suka bermalas-malasan, dengan mengangkat satu kaki dan berdiri di atas kaki lainnya dia tampak begitu tenang seakan-akan ia diukir pada sebuah kayu. "Pasti terlihat sangat gagah," pikirnya, "bagi istriku untuk memiliki penjaga sarangnya. Sedangkan mereka tidak tahu bahwa aku adalah suaminya; mereka akan berpikir aku telah diperintahkan untuk berdiri di sini, yang mana cukup aristokratis," Dengan demikian ia seterusnya berdiri dengan satu kaki.

Di jalanan di bawah sana, terdapat anak-anak sedang bermain. Ketika mereka melihat burung bangau, salah satu anak pemberani mulai menyanyikan sebuah lagu tentang mereka, dan seketika anak-anak lain mulai mengikutinya. Berikut adalah liriknya, tetapi masing-masing anak hanya menyanyikan apa yang dapat mereka ingat tentang bangau dengan cara mereka sendiri.

"Bangau, bangau, terbang tinggi,
Kumohon, jangan berdiri dengan satu kaki;
Lihat istrimu berada di sarangnya,
Dengan anak-anaknya beristirahat di sana.
Mereka akan menggantung satunya,
Dan menggoreng yang lain;
Mereka akan menembak yang nomor tiga,
Dan memanggang saudaranya yang lain."

"Coba dengar apa yang dinyanyikan oleh anak-anak itu," kata anak-anak bangau; "kata mereka kita akan digantung dan dipanggang"

"Jangan pedulikan apa kata mereka; kalian tidak perlu mendengarkannya," kata ibu bangau. "Mereka tidak bisa bisa menyakiti kalian"

Namun, anak-anak itu tetap bernyanyi menunjuk-nunjuk para burung bangau, menghina-hina mereka. Kecuali satu anak yang bernama Peter, ia berkata bahwa mengolok-olok hewan adalah hal yang memalukan, dan ia tidak bergabung dengan yang lain sama sekali. Ibu bangau mencoba menenangkan anak-anaknya dan berkata kepada mereka untuk tidak memedulikannya. "Lihat," katanya, "Betapa tenangnya ayah kalian berdiri, meskipun ia hanya menggunakan satu kaki."

"Tapi kami ketakutan sekali," anak-anak bangau berkata dan memasukkan kembali kepala mereka ke dalam sarang.

Keesokan harinya ketika anak-anak bermain bersama dan melihat para bangau, mereka kembali menyanyikan lagu itu lagi—

"Mereka akan menggantung satunya,
Dan memanggang yang lain."

"Apakah kita akan digantung dan dipanggang?" tanya anak-anak bangau.

"Tidak, tentu saja tidak," kata sang ibu. "Aku akan mengajarkan kalian terbang, dan ketika kalian telah mempelajarinya, kita akan terbang ke padang rumput dan mendatangi para katak, yang mana akan menunduk pada kita di dalam air berteriak 'kuak, kuak,' dan mereka akan kita makan kemudian; itu akan menyenangkan."

"Dan selanjutnya apa?" anak-anak bangau bertanya.

Sumber: The Storks di Wikisource