Mitologi Yunani/Perburuan Babi Kalidon: Perbedaan antara revisi

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alagos (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi 'Setiap tahun Raja Oeneus dari Kalidonia selalu menggelar persembahan untuk para dewa di bukit suci. Suatu ketika, dia lupa menyertakan dewi Artemis dalam persembahannya. ...'
 
Alagos (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4: Baris 4:


Banyak orang yang datang dam berniat memburu babi itu, di anatranya adalah putra Oeneus sendiri, Meleagros, dan seorang perempuan bernama Atalanta, yang dibesarkan oleh Artemis. Pada awalnya, para pria, dipicu oleh Kefeos dan Ankaios, menolak berburu bersma seorang perempuan tetapi Meleagros berhasil meyakinkan mereka untuk tetap ikut berburu. Perburuan pun dimulai, Atalanta adalah orang pertama yang berhasil melukai babi itu dengan panah dan Meleagros yang membunuh babi itu. Meleagros menang tetapi dia memberikan hadiahnya pada Atalanta. Putra-putra Thestios (paman-paman Meleagros) merasa bahwa perempuan tidak pantas menerima hadiah dalam kontes yang diikuti para pria. Mereka juga mengatakan bahwa jika Meleagros tak mau menerima hadiahnya maka merekalah yang berhak mendapatkannya. Mereka pun merampas hadiah itu dari Atalanta. Meleagros marah dan membunuh para pamannya. Dia lalu memberikan lagi kulit babi itu pada Atalanta.
Banyak orang yang datang dam berniat memburu babi itu, di anatranya adalah putra Oeneus sendiri, Meleagros, dan seorang perempuan bernama Atalanta, yang dibesarkan oleh Artemis. Pada awalnya, para pria, dipicu oleh Kefeos dan Ankaios, menolak berburu bersma seorang perempuan tetapi Meleagros berhasil meyakinkan mereka untuk tetap ikut berburu. Perburuan pun dimulai, Atalanta adalah orang pertama yang berhasil melukai babi itu dengan panah dan Meleagros yang membunuh babi itu. Meleagros menang tetapi dia memberikan hadiahnya pada Atalanta. Putra-putra Thestios (paman-paman Meleagros) merasa bahwa perempuan tidak pantas menerima hadiah dalam kontes yang diikuti para pria. Mereka juga mengatakan bahwa jika Meleagros tak mau menerima hadiahnya maka merekalah yang berhak mendapatkannya. Mereka pun merampas hadiah itu dari Atalanta. Meleagros marah dan membunuh para pamannya. Dia lalu memberikan lagi kulit babi itu pada Atalanta.

Ibu Meleagros (saudari paman-paman yang telah dibunuh Meleagros) marah atas perbuatan anaknya. Dia lalu membakar kayu suci yang selama ini dijaganya. Para Moirai (dewi takdir) pernah menyatakan bahwa Meleagros akan terus hidup selama sebatang kayu suci tetap utuh. Ketika kayu itu terbakar habis, Meleagros pun mati.

{{MY-Petualangan}}
{{MY-Petualangan}}



Revisi per 5 Juli 2010 16.37

Setiap tahun Raja Oeneus dari Kalidonia selalu menggelar persembahan untuk para dewa di bukit suci. Suatu ketika, dia lupa menyertakan dewi Artemis dalam persembahannya. Artemis pun marah dan mengirimkan seekor babi hutan raksasa untuk merusak daerah Kalidonoia, menghancurkan pertanian, dan membunuh penduduk. Orang-orang bersembunyi di dalam benteng kota dan mulai kelaparan.

Oeneus lalu mengirim berita bahwa dia mencari pemburu terbaik di Yunani. Dia menawarkan kulit dan taring babi itu sebagai hadiah.

Banyak orang yang datang dam berniat memburu babi itu, di anatranya adalah putra Oeneus sendiri, Meleagros, dan seorang perempuan bernama Atalanta, yang dibesarkan oleh Artemis. Pada awalnya, para pria, dipicu oleh Kefeos dan Ankaios, menolak berburu bersma seorang perempuan tetapi Meleagros berhasil meyakinkan mereka untuk tetap ikut berburu. Perburuan pun dimulai, Atalanta adalah orang pertama yang berhasil melukai babi itu dengan panah dan Meleagros yang membunuh babi itu. Meleagros menang tetapi dia memberikan hadiahnya pada Atalanta. Putra-putra Thestios (paman-paman Meleagros) merasa bahwa perempuan tidak pantas menerima hadiah dalam kontes yang diikuti para pria. Mereka juga mengatakan bahwa jika Meleagros tak mau menerima hadiahnya maka merekalah yang berhak mendapatkannya. Mereka pun merampas hadiah itu dari Atalanta. Meleagros marah dan membunuh para pamannya. Dia lalu memberikan lagi kulit babi itu pada Atalanta.

Ibu Meleagros (saudari paman-paman yang telah dibunuh Meleagros) marah atas perbuatan anaknya. Dia lalu membakar kayu suci yang selama ini dijaganya. Para Moirai (dewi takdir) pernah menyatakan bahwa Meleagros akan terus hidup selama sebatang kayu suci tetap utuh. Ketika kayu itu terbakar habis, Meleagros pun mati.