Pembenahan Transportasi Jakarta: Perbedaan antara revisi

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 58: Baris 58:


==BAB X Masukan Dari Masyarakat==
==BAB X Masukan Dari Masyarakat==
==[[/Masukan Dari Masyarakat|Masukan Dari Masyarakat]]

==[[/Masukan Dari Masyarakat|Masukan Dari Masyarakat]]==
==[[/Masukan Dari Masyarakat|Masukan Dari Masyarakat]]==



Revisi per 9 Januari 2012 14.00

Catatan DTKJ 2010 - 2011 Untuk Memecahkan Kemacetan Lalu Lintas

Pengantar

Transportasi merupakan tulang punggung kegiatan ekonomi yang sangat berperan penting di Jakarta, sehingga setiap ada masalah dalam transportasi akan berdampak luas pada kelancaran lalu lintas yang pada akhirnya akan menghambat kegiatan tersebut. Dewan Transportasi Kota Jakarta merupakan lembaga yang bertugas dalam perencanaan transportasi kota secara komprehensif yang hasilnya mengikat serta harus dijalankan oleh pihak-pihak yang terkait.

Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) dalam tahun 2010-2011 ini, telah berusaha semaksimal mungkin melakukan kegiatan-kegiatan untuk memberikan masukan dan rekomendasi kepada Gubernur DKI Jakarta, khususnya terhadap perbaikan dan penyempurnaan yang berkelanjutan di Jakarta sehingga berdayaguna dan lebih optimal digunakan oleh masyarakat. Sebagai laporan akhir tahun, DTKJ telah menyusun laporan hasil kegiatan selama tahun 2010-2011 agar dapat tersosialisasi dimasyarakat Jakarta secara luas.

Dalam penyusunan laporan ini, DTKJ sangat berterima kasih kepada Sekretariat Daerah dan Dinas Perhubungan Pemprov DKI Jakarta, serta institusi terkait lainnya yang bekerjasama dan memberikan masukan sampai dengan diselesaikannya laporan ini. DTKJ juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat khususnya para akademisi, pakar, LSM, pengusaha, pengguna dan awak yang terkait dengan angkutan umum di Jakarta yang telah turut serta berpartisipasi dan menyampaikan aspirasinya melalui acara-acara yang diselenggarakan sehingga dapat lebih melengkapi kegiatan dan isi laporan ini.

Jakarta, Desember 2011

Tim Penyusun Laporan Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ)

Profil Anggota DTKJ 2010-2011

BAB I Pendahuluan

BAB II Program Kegiatan

BAB III Rekomendasi yang telah dihasilkan

BAB IV Kegiatan Temu Unsur

BAB V Kegiatan Dialog Publik

BAB VI Perjalanan Belajar Anggota

BAB VII Media Briefing

BAB VIII Harapan yang tertinggal

BAB IX Kegiatan Anggota Dalam FOTO

Kegiatan anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta dalam foto

BAB X Masukan Dari Masyarakat

==Masukan Dari Masyarakat

Masukan Dari Masyarakat

Apa yang terjadi bila pertumbuhan jumlah sarana transportasi tidak diiringi dengan pertumbuhan kapasitas ruas jalan yang berimbang? Jawabanya : KEMACETAN

Apa yang harus dilakukan untuk mengatasi kemacetan? Banyak hal yang dapat dan harus dilakukan untuk mengeluarkan Jakarta dari problema kemacetan yang dewasa ini dirasakan semakin parah. Para pakar transportasi telah memberi banyak masukan dan saran kepada Pemprov untuk mengatasi kemacetan, anatara lain :

  1. Membatasi jumlah kendaraan mobil dan motor.
  2. Memakai sistem nomor ganjil-genap.
  3. Menaikkan pajak kendaraan bermotor (STNK).
  4. Kawasan 3 in 1 dan Electronic Road Pricing (ERP).
  5. Menghapus parkir jalanan, dibuat gedung parkir.
  6. Menambah jumlah jalan Tol dalam kota dan Flayover.
  7. Menambah transportasi umum: Taksi, Busway, KRL, Metromini, Angkot, Monorail atau MRT.
  8. Larangan membeli BBM bersubsidi untuk mobil pribadi.

Fakta – fakta yang menjadi penyebab kemacetan adalah sebagai berikut :

  • 1. Kurangnya luas jalan di Jakarta.

Sampai sekarang hanya 6,2% dari luas kota, setelah dipotong parkir jalanan dan Busway, mungkin hanya tersisa 5,5%. Padahal suatu kota yang ingin transportasinya lancar perbandingan luas jalan dengan luas kota yang baik adalah 15% s/d 20%.

  • 2. Campur aduknya kendaraan lambat dan cepat dalam satu ruas.

Campur aduknya kendaraan lambat dengan cepat membuat kendaraan cepat hanya bisa jalan dengan kecepatan rendah. Sebenarnya Pemprov sudah menyadari hal ini, makanya jalan Thamrin-Sudirman didesain ada jalur lambat dan cepat, untuk meningkatkan kecepatan lalulintas.

  • 3. Kendaraan umum yang suka Ngetem hampir diseluruh ruas jalan.

Walaupun hanya memiliki 300.000 kendaraan umum dengan seringnya ngetem membuat jalan jadi macet.

  • 4. Tidak disiplinnya pengemudi dan pemakai jalan di Jakarta.

Banyak pengemudi di Jakarta yang tidak disiplin dan cenderung seenaknya tanpa memperdulikan pengguna jalan lainnya.

  • 5. Jalan rusak.

Dalam keadaan seperti ini sangatlah menghambat lajunya kendaraan, jalan rusak disebabkan beban kendaraan truk yang muatannya over weight atau sistem pembuatan jalan yang tidak baik.

  • 6. Lampu pengatur lalu lintas yang tidak terintegrasi waktu pengaturannya.

Banyak ruas jalan yang memiliki beberapa persimpangan jalan yang tidak terintegrasi waktu pengaturan lalu lintasnya sehingga terjadi penumpukan kendaraan di suatu ruas yang masih menunggu lampu pengatur, sementara di ruas yang lain lampu pengatur sudah memperbolehkan kendaraan untuk berjalan.

  • 7. Persimpangan pintu kereta api.

Pada ruas jalan yang dilalui jalur kereta api, seringkali terjadi kemacetan karena waktu penutupan pintu tidak sinkron dengan waktu kereta yang akan lewat.

  • 8. Trotoar dan bahu jalan berubah fungsi.

Banyak trotoar yang tidak dapat berfungsi baik untuk pejalan kaki karena menajdi tempat berdagang atau tempat parkir.

Adapun saran untuk menyelesaikan masalah tersebut diatas, adalah :

  1. Kekurangan lahan jalan di Jakarta.

Problem ini hanya bisa diselesaikan dengan menambahkan jumlah jalanan dan pembatasan jumlah kendaraan. Adapun dasar pemikiran timbulnya ide tersebut adalah sebagai berikut :

  • Dinegara berkembang seperti Indonesia, India, China, Vietnam yang berpopulasi besar, dominannya kendaraan motor adalah suatu fakta dan future ke depan.
  • Khususnya di Indonesia, pengemudi yang paling amburadul adalah pengendara motor.
  • Angka kematian tertinggi ada di sektor pengemudi motor.
  • Beban berat motor yang jauh lebih ringan (250 Kg) dibandingkan kontainer (50 ton).
  • Motor hanya memerlukan lajur selebar 1,5 meter dibandingkan mobil/container yang memerlukan 3,5 meter per lajur.
  1. Campur aduknya kendaraan cepat dengan kendaraan pelan.

Untuk kendaraan besar seperti truk, truk container dan lain sebagainya, sebaiknya dibuatkan aturan jam beroperasi, misalnya; hanya boleh melintas jalan-jalan di Jakarta (termasuk jalan tol dalam kota) pada jam-jam tertentu (22.00-05.00 WIB). Untuk daerah industry, mungkin bisa dibuat jalur khusus atau ada pengecualian.

  1. Menyelesaikan masalah Ngetem dan tidak disiplinnya kendaraan umum.

Masalah ini hanya dapat diatasi dengan pengawasan dari aparat serta pemberian hukuman yang setimpal bagi para pelanggar.

  1. Pengemudi atau pengguna jalan yang tidak disiplin.

Untuk mengatasi masalah ini, satu-satunya cara adalah pengawasan dari pihak berwenang dan menjalankan proses hukuman secara tegas dan tidak pandang bulu sedangkan untuk para pejalan kaki yang sembarangan, perlu diadakan upaya pperbaikan terhadap perangkat hukum yang sudah ada, bila terjadi tabrakan jangan pengemudi yang disalahkan.

  1. Lampu pengatur lalu lintas yang tidak terintegrasi.

Perlu dibuatkan system pengawasan dan pengendalian lampu lalu lintas yang terpusat.

  1. Persimpangan pintu kereta api.

Bekerja sama dengan PT.KAI untuk memperbaiki system pintu kereta api.

  1. Jalan rusak.

Penyebab kerusakan jalan di Indonesia, rata-rata adalah karena peruntukan dan spesifikasi yang tidak cocok. Satu-satunya cara untuk mengatasinya adalah dengan menganggarkan perbaikan jalan dan melakukan pengawasan yang ketat terhadap kontraktor yang mengerjakan agar sesuai spesifikasi yang disyaratkan untuk kelas jalan tersebut. Penyebab kerusakan yang tidak kalah penting adalah karena faktor cuaca, saat cuaca pana, aspal akan meleleh dan bila itu dilalui kendaraan besar diatasnya, maka akan menyebabkan cekungan-cekungan pada lapisan aspal tersebut.

  1. Trotoar dan bahu jalan yang berubah fungsi.

Sekali lagi, solusi untuk masalah ini adalah dengan penertiban dari aparat. Namun, penertiban tersebut harus diiringi dengan pendekatan persuasive untuk merangku mereka. Untuk daerah yang jalan laying khusus motor/sepeda selesai dibangun, dapat dipergunakan untuk memindahkan sebagain kaki lima ke lokasi parkir sehingga tidak timbul tindakan arnakis. Memperbaiki jalan tanah untuk pejalan kaki dengan cara disemenkan. Lebar trotoar dibuat paling sedikit 2 meter dengan jalur hijau untuk membuat jalanan menjadi teduh.