Romawi Kuno/Arsitektur: Perbedaan antara revisi

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alagos (bicara | kontrib)
Alagos (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Romaantiga8ic9.jpg|400px|center|thumb|Penggambaran Forum Romawi, dari kiri ke kanan: Kuil Saturnus, Kuil Vespasianus, Rostra, Kuil Concordia, Pelengkung Septimius Severus, dan Tabularium di belakang.]]
Salah satu hal yang terkenal dari bangsa Romawi adalah kehebatan mereka dalah hal arsitektur. Bangsa Romawi banyak melakukan inovasi dalam bidang arsitektur, tiga yang terkenal adalah penggunaan atap melengkung, batu bata, dan semen.
Salah satu hal yang terkenal dari bangsa Romawi adalah kehebatan mereka dalah hal arsitektur. Bangsa Romawi banyak melakukan inovasi dalam bidang arsitektur, tiga yang terkenal adalah penggunaan atap melengkung, batu bata, dan semen.



Revisi per 17 April 2012 09.53

Penggambaran Forum Romawi, dari kiri ke kanan: Kuil Saturnus, Kuil Vespasianus, Rostra, Kuil Concordia, Pelengkung Septimius Severus, dan Tabularium di belakang.

Salah satu hal yang terkenal dari bangsa Romawi adalah kehebatan mereka dalah hal arsitektur. Bangsa Romawi banyak melakukan inovasi dalam bidang arsitektur, tiga yang terkenal adalah penggunaan atap melengkung, batu bata, dan semen.

Sekitar 700 SM, bangsa Etruska memmperkenalkan arsitektur Asia Barat ke Italia, dan mengajarkannya pada bangsa Romawi. Kini tidak banyak arsitektur Etruska yang tersisa, namun banyak makam bawah tanah mereka yang masih ada, selain juga reruntuhan kuil-kuil mereka.

Pada periode Republik, bangsa Romawi banyak melaukan pengembangan pada kota mereka. Mereka membangun saluran air, jalan, dan saluran pembuangan. Forum dan kuil Romawi juga berkembang. Orang-orang juga membuat teater dan colosseum untuk permainan para gladiator.

Kaisar pertama Romawi, Augustus, melakukan lebih banyak perubahan. Dia membangun Altar Perdamaian, pemakaman untuk keluarganya, dan teater batu yang besar untuk pertunjukan drama. Cucu tiri Augustus, Tiberius, membangun ulang kuil Kastor dan Pollux di Forum Romawi. Cicit buyut Augustus, Nero, juga membangun banyak bangunan, termasuk Istana Emasnya. Pada 69 M, Vespasianus mengambil beberapa material dari Istana Emas untuk membangun Kolosseum. Putra Vespasianus, Titus, membangun pelengkung kejayaan, dan putranya Domitianus membangun istana besar untuk dirinya sendiri di bukit Palatine.

Meskipun Domitianus terbuh pada 96 M, arsitek-arsitek selanjutnya terus menggunakan gaya yang pernah dikembangkan untuk istananya, karena kaisar-kaisar berikutnya tinggal di istana Domitianus.

Arsitek-arsitek Trajanus menggunakan batu bata dan lengungan beton untuk membuat bangunan Forum yang baru dengan tiang yang besar serta bangunan pasar. Trajanus juaga membangun pemandian umum besar pertama di kota Roma. Arsiteknya kemungkinan adalah orang yang sama yang nantinya membangun Pantheon Hadrianus, sebuah kuil untuk semua dewa. Kuil itu memiliki kubah yang sagat besar, dan tidak ada yang membuat kubah yang lebih besar dari ini selama lebih dari seribu tahun kemudian.

Di provinsi-provinsi Kekaisaran Romawi, orang-orang membangun forum, kuil, pemandian umum, dan amfiteater, meskipun secara umum lebih kecil daripada yang ada di kota Roma. Ada banyak kota yang sangat terawat di Kekaisaran Romawi. Di Italia ada kota Pompeii, Ostia, dan Cosa. Sementara di sekitar Mediterania, ada kota Ampurias di Turki, Caesarea di Israel, Lepcis Magna di Libya, Bulla Regia, Dougga, dan Maktar di Tunisia, Volubilis di Maroko, dan Italica serta Empurias di Spanyol.

Setelah masa kaisar Hadrianus, Romawi mulai jarang melakukan penaklukan sehingga harta pemasukan berkurang dan program pembangunan mulai dihentikan. Namun kaisar Caracalla masih bisa membangun pemandian umum yang besar di kota Roma pada awal 200-an M, dan di akhir 200-an M, kaisar Diokletianus membangun pemandian lainnya. Pada awal 300-an M, kaisar Maxentius membangun istana yang besar di luar dinding Roma, dan basilika di Forum Romawi. Kaisar Konstantinus membangun pelengkung kejayaan, beberapa gereja, dan memindahkan ibukota Kekaisaran Romawi ke Konstantinopel (Istanbul). Di sana, dia dan keturunannya membangun lebih banyak gereja, tempat sirkus, dan istana.

Arsitektur Etruska

Bangsa Etruska, sekitar 700 SM, adalah suku bangsa pertama di Italia utara dan tengah yang membangun bangunan besar dari batu. Mereka belajar dari orang Yunani dan Fenisia untuk membangun kuil batu besar untuk dewa-dewi mereka. Tidak banyak kuil Etruska yang masih tersisa. Ini barangkali beberapa kuil dibangun dari kayu dan tanah liat, dan yang lainnya dihancurkan oleh Romawi ketika mereka menaklukan Etruska. Namun ada reruntuhan kuil besar Etruska di sebelah barat kota Roma di Veii, dan di bukit Capitoline di Roma, menghadap Forum Romawi, ada fondasi dari satu kuil Etruska yang sangat besar.

Kuil Etruska memiliki beberapa ciri yang mirip dengan kuil Yunani, namun juga memiliki sejumlah perbedaan. Seperti kuil Yunani, kuil Etruka memiliki ruangan batu, cella, di bagian dalam, ruangan itu berdiri di atas paltform yang membuatnya berada di atas tanah. Juga, seperti kuil Yunani, terdapat atap dan tiang berpuncak. Namun di kuil Etruska, tiangnya hanya di bagian depan, tidak seperti kuil Yunani yang tiangnya ada di semua sisi. Selain itu, platfrom di kuil Etrusa juga lebih tinggi, kadang-kadang mencapai dua meter atau bahkan lebih. Tangga pada kuil Etruska juga hanya terdapat di bagian depan, sedangkan kuil Yunani memiliki tangga di semau sisi. Kuil Etruska biasanya dibangun dari tufa atau travertin dan bukan marmer. Kuil Etruska juga seringkali dilengkapi dengan patung tanah liat di bagian atapnya.

Tidak banyak yang diketahui mengenai rumah-rumah Etruska, karena dibangundengan kayu dan tanah liat sehingga tidak tahan lama. Namun bangsa Etruska membangun makam dari batu, dan mereka senang jika makam mereka mirip dengan rumah, sehingga dapat diperkirakan bentuk rumah Etruska dari bentuk makamnya.

Ada dua pemakaman Etruska utama yang tlah digali; yang satu disebut Cerveteri dan yang satunya disebut Tarquinia. Keduanya terletak tak jauh di sebelah utara Roma.

Cerveteri

Bagian dalam makam Etruska.

Bangsa Etruska percaya bahwa pemakaman harus dipisahkan dari tempat pemukiman manusia. Orang tidak boleh dikubur di dalam perbatasan sakral kota (pomerium). Mereka ingin supaya kerabat mereka yang telah mati merasa nyaman. Akhirnya, sekitar 700 SM, bangsa Etruska membangun kota khusus sebagai tempat pemakaman.

Untuk membangun pemakaman itu, bangsa Etruska menggunakan batu tufa lembut yang banyak terdapat di Italia utara. Mereka membangun makam mereka sesuai dengan bentuk rumah mereka, dengan pintu dan jendela. Di dalam makam mereka membuat ranjang sebagai kuburan bagi jenazah, lengkap dengan bantal, dan kadang disertai pula dengan kursi.

Tiap makam dapat menampung banyak jenazah, jadi seseorang dapat dikubur bersama dengan orang tua dan kakek-neneknya. Di dalam makam, ditaruh pula benda-benda yang dipercaya akan diperlukan oleh roh orang yang telah meninggal dalam kehidupan selanjutnya, antara lain panci dan wajan, piring, kendi, tali, pisau, serta lampu minyak.

Seringkali orang Etruska menaruh guci Yunani, yang dibuat di Korinthos atau Athena dan diekspor ke Italia melalui kapal laut untuk kemudian dijual kepada orang Etruska. Sebagian besar guci Yunani yang ada pada masa kini ditemukan di makam-makam Etruska.

Akan tetapi sebagian besar orang tidak mampu membangun makam besar yang mewah. Rakyat jelata biasanya dikubur di makam yang lebih sederhana, yang diletakkan pada dinding batu.

Bangunan penting