Skizofrenia pada Anak-Anak: Perbedaan antara revisi

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Anta Samsara 2.0 (bicara | kontrib)
Anta Samsara 2.0 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
<big>Merupakan bagian dari proyek '''''[[Daftar Proyek "Mengenal Kesehatan Jiwa"|Mengenal Kesehatan Jiwa]]'''''.</big>
<big>Merupakan bagian dari proyek '''''[[Memahami Kesehatan Jiwa: untuk Masyarakat Awam]]'''''.</big>


'''Sebab''' dari skizofrenia pada anak-anak tidak diketahui secara pasti. Seperti halnya gangguan skizofrenia pada orang dewasa ada dugaan bahwa hal itu disebabkan oleh kaitan antara faktor genetis dan peranan lingkungan. Kemungkinan sebabnya mencakup riwayat gangguan kejiwaan dalam keluarga, trauma sewaktu dilahirkan, terpapar virus sewaktu dalam rahim, atau orang tua yang sudah lanjut usia.
'''Sebab''' dari skizofrenia pada anak-anak tidak diketahui secara pasti. Seperti halnya gangguan skizofrenia pada orang dewasa ada dugaan bahwa hal itu disebabkan oleh kaitan antara faktor genetis dan peranan lingkungan. Kemungkinan sebabnya mencakup riwayat gangguan kejiwaan dalam keluarga, trauma sewaktu dilahirkan, terpapar virus sewaktu dalam rahim, atau orang tua yang sudah lanjut usia.

Revisi per 12 September 2020 21.15

Merupakan bagian dari proyek Memahami Kesehatan Jiwa: untuk Masyarakat Awam.

Sebab dari skizofrenia pada anak-anak tidak diketahui secara pasti. Seperti halnya gangguan skizofrenia pada orang dewasa ada dugaan bahwa hal itu disebabkan oleh kaitan antara faktor genetis dan peranan lingkungan. Kemungkinan sebabnya mencakup riwayat gangguan kejiwaan dalam keluarga, trauma sewaktu dilahirkan, terpapar virus sewaktu dalam rahim, atau orang tua yang sudah lanjut usia.

Gejala-gejala skizofrenia pada anak-anak tidak berbeda dengan gejala-gejala pada orang dewasa, akan tetapi merupakan hal yang sulit untuk melakukan diagnosis di usia dini. Ciri khas dari gejala-gejala yang muncul pada anak-anak dengan skizofrenia dapat mencakup fantasi sehingga para psikiater cenderung berhati-hati dalam menetapkan diagnosa.

Seringkali orangtua baru menyadari bahwa anaknya memang mengalami gejala skizofrenia setelah semuanya terjadi, karena sebelumnya mereka tidak dapat mengenalinya dengan jelas. Respon emosional yang tidak cocok, kendala dalam menjalin pertemanan, berkelahi, dan perilaku yang berulang-ulang adalah beberapa dari ciri khas skizofrenia pada anak-anak.

Jika skizofrenia ini terjadi pada anak pada usia enam atau tujuh tahun seringkali lebih diduga sebagai masalah perkembangan daripada gangguan jiwa yang serius. Anak yang mengalaminya dapat berhalusinasi, berwaham, punya gangguan dalam isi dan proses pikir, dan gangguan dalam keterampilan hidup sehari-hari.

Masa remaja tanpa skizofrenia pun sudah merupakan hal yang sulit, apalagi jika ditambahi dengan beban ini. Karena itu diperlukan penanganan yang sesegera mungkin bagi mereka yang mengalaminya. Dibiarkan tidak tertangani akan menyebabkan remaja terganggu perkembangannya, aktivitas antisosial dapat meningkat, depresi dan niat atau perilaku bunuh diri besar kemungkinannya akan terjadi.

Diagnosa pada skizofrenia anak-anak akan dimulai dengan tes badani dan tes laboratorium dengan tujuan untuk mengantisipasi kondisi yang dapat menyerupai gejala-gejala skizofrenia. Wawancara psikologis akan mengikuti kemudian.

Diagnosa skizofrenia pada anak-anak adalah hal yang langka. Merupakan hal yang tidak mudah untuk menetapkan diagnosa, dan anak-anak atau remaja akan berada dalam observasi agar dapat ditetapkan diagnosa yang pasti. Biasanya diagnosa tersebut berhasil disimpulkan setelah suatu titik tercapai (misalnya saat tanda dan gejala menjadi konsisten dan nyata).

Penanganan mencakup pemberian obat-obatan, biasanya dalam dosis yang lebih kecil. Psikoterapi (terapi wicara) dapat membantu anak-anak dan remaja untuk mengembangkan fleksibilitas dalam menangani masalah. Tergantung pada ketersediaannya pada wilayah setempat, terapi keluarga dan/atau sosial serta pelatihan keterampilan diadakan di beberapa lembaga atau komunitas, misalnya rumah sakit yang menyediakan layanan kesehatan jiwa.

Angka anak yang mengalami skizofrenia kanak-kanak adalah 1 dari sekitar 40.000 anak, jadi sangat kecil. Sekitar 1 dari 100 orang yang pernah mengalami gangguan ini mengalaminya sebelum usia 13 tahun.

Rujukan

Levine, Jerome & Irene S. Levine. Schizophrenia for Dummies. New Jersey: Wiley Publishing, Inc. 2009.

Torrey, E. Fuller. Surviving Schizophrenia. 5th Edition. HarperCollins. 2006.