Tiongkok Kuno/Dinasti Zhou Timur: Perbedaan antara revisi

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alagos (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Alagos (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4: Baris 4:


Para petani menciptakan papan cetak untuk bajak mereka. Para perajin di Cina belajar cara memanfaatkan besi untuk membuat peralatan. Barangkali mereka belajar dari para pandai besi di Asia Barat, mungkin melalui India atau Asia Tengah. Pada masa ini, para saudagar Cina juga mulai berdagang ke Korea.
Para petani menciptakan papan cetak untuk bajak mereka. Para perajin di Cina belajar cara memanfaatkan besi untuk membuat peralatan. Barangkali mereka belajar dari para pandai besi di Asia Barat, mungkin melalui India atau Asia Tengah. Pada masa ini, para saudagar Cina juga mulai berdagang ke Korea.

Besi juga dimanfaatkan sebagai senjata. Sekitar dua ratus negara kecil di Cina mulai berperang tanpa henti. Para sejarawan menyebut periode dari 481 SM sampai 221 SM sebagai periode Negara Perang. Pada masa ini, pasukan-pasukan di Cina telah menguasai cara menunggangi kuda dalam pertempuran. Namun mereka mengalami kendala dalam beternak kuda yang bagus di Cina karena iklimnya kurang cocok.

Revisi per 14 Maret 2021 18.04

Pada 771 SM, para petarung hebat dari barat laut menyerbu Diansti Zhou. Mereka kemungkinan merupakan leluhur bangsa Hun. Orang-orang Asia Tengah ini telah menemukan cara menunggangi kuda dalam perang, dan ingin memanfaatkan kavaleri baru mereka untuk menaklukan Cina utara. Sistem pertempuran Zhou yang menggunakan kereta perang tidak mampu menandingi pasukan penunggang kuda baru ini. Jadi para kaisar Zhou mundur ke arah timur dan mendirikan ibukota baru di Luoyang. Periode ini disebut Dinasti Zhou Timur.

Para sejarawan menyebut tiga ratus tahun pertama dalam periode Zhou Timur sebagai zaman Musim Semi dan Musim Gugur karena waktu ini merupakan masa yang bagus bagi Cina. Banyak flsuf, seperti Konghucu dan Lao-Tzu, berkarya di Cina pada masa ini.

Para petani menciptakan papan cetak untuk bajak mereka. Para perajin di Cina belajar cara memanfaatkan besi untuk membuat peralatan. Barangkali mereka belajar dari para pandai besi di Asia Barat, mungkin melalui India atau Asia Tengah. Pada masa ini, para saudagar Cina juga mulai berdagang ke Korea.

Besi juga dimanfaatkan sebagai senjata. Sekitar dua ratus negara kecil di Cina mulai berperang tanpa henti. Para sejarawan menyebut periode dari 481 SM sampai 221 SM sebagai periode Negara Perang. Pada masa ini, pasukan-pasukan di Cina telah menguasai cara menunggangi kuda dalam pertempuran. Namun mereka mengalami kendala dalam beternak kuda yang bagus di Cina karena iklimnya kurang cocok.