Kumpulan Cerita Rakyat/Lutung Kasarung: Perbedaan antara revisi

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Blue Sonic (bicara | kontrib)
Membalikkan revisi 73883 oleh 36.70.245.12 (bicara)
Tag: Pembatalan Dikembalikan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pengembalian manual Dikembalikan perubahan_terbaru Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1: Baris 1:
{{Navigator tengah|sebelum=[[Kumpulan Cerita Rakyat/Malin Kundang|Malin Kundang]]|sekarang=Lutung Kasarung|buku=Kumpulan Cerita Rakyat|berikut=}}
[[Berkas:Cover Lutung Kasarung Wikibook.png|500px|pus]]
Pada zaman dahulu terdapat cerita rakyat lutung kasarung. Cerita tersebut dapat dijumpai di daerah pasundan. Saat itu disana terdapat seorang raja bernama Prabu Tapak Agung. Beliau adalah sosok raja yang sangat bijaksana dan dicintai oleh rakyat yang dipimpinnya. Raja tersebut memiliki dua orang anak yang bernama Purbararang dan Purbasari.
Pada zaman dahulu terdapat cerita rakyat lutung kasarung. Cerita tersebut dapat dijumpai di daerah pasundan. Saat itu disana terdapat seorang raja bernama Prabu Tapak Agung. Beliau adalah sosok raja yang sangat bijaksana dan dicintai oleh rakyat yang dipimpinnya. Raja tersebut memiliki dua orang anak yang bernama Purbararang dan Purbasari.



Revisi per 7 Maret 2022 09.54

Pada zaman dahulu terdapat cerita rakyat lutung kasarung. Cerita tersebut dapat dijumpai di daerah pasundan. Saat itu disana terdapat seorang raja bernama Prabu Tapak Agung. Beliau adalah sosok raja yang sangat bijaksana dan dicintai oleh rakyat yang dipimpinnya. Raja tersebut memiliki dua orang anak yang bernama Purbararang dan Purbasari.

Suatu hari sang ayah berpesan kepada dua anaknya di akhir hidupnya. Dalam pesan tersebut raja ingin turun tahta dan Purbasari diminta untuk menggantikannya sebagai pemimpin di kerajaannya. Mendengar kabar tersebut kakaknya tidak terima karena dia adalah anak tertua sehingga ia merasa lebih pantas untuk menggantikan ayahnya.

Purbararang yang geram berencana untuk mencelakai adeknya dengan menemui nenek sihir. Hal ini mengakibatkan kulit adeiknya penuh dengan totol – totol hitam sehingga kondisi seperti ini ia gunakan untuk mengasingkan purbasari ke hutan.

Purbasari tidak merasa kesepian karena ia banyak memiliki teman dari hewan – hewan yang tinggal disana. Salah satunya adalah kera. Kera tersebut selalu membawakan buah dan bunga untuk menghiburnya.

Suatu malam kera tersebut bersemedi, setelah itu tiba – tiba muncul air yang membentuk sebuah telaga. Telaga tersebut airnya jernih dan wangi. Kera meminta Purbasari untuk mandi di telaga tersebut. Seketika tubuhnya berubah seperti semula bak seorang putri yang cantik.

Suatu hari Purbararang berniat untuk menjenguk adiknya. Pada mulanya ia terkejut melihat adiknya kembali cantik. Ia tidak menyerah dan meminta adiknya untuk adu panjang rambut, ternyata rambut Purbasari lebih panjang.

Tak cukup sampai disini, Purbararang meminta adu tampan dengan tunangannya. Saat itu juga Purbasari menggandeng kera yang selama ini menemaninya hidup di hutan dan menghiburnya.

Sebuah keajaiban terjadi pada si kera. Kera tersebut berubah menjadi seorang laki – laki yang sangat tampan dan lebih tampan dari pada tunangan Purbararang sehingga Purbasarilah yang menang.

Saat itu juga Purbararang meminta maaf dan mengakui kesalahannya dan Purbasari menjadi ratu yang bijaksana dalam memimpin kerajaan warisan dari ayahnya bersama dengan kera atau lutung yang kini telah berubah menjadi seorang laki – laki yang tampan.

Purbasari juga telah memaafkan kakaknya dan tidak berniat untuk menghukum kakaknya. Bahkan tidak terbesit sedikit pun kata balas dendam terhadap kakaknya. Kini Purbasari telah hidup bahagia bersama dengan sang pujaan hatinya.