Mitologi Yunani/Pencarian Bulu Domba Emas/Terdampar di Libya

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Sudah beberapa hari mereka berlayar ketika tiba-tiba ombak tinggi membawa mereka ke sebuah pantai pasir dan mendamparkannya di pantai itu. Ketika ombak itu menghilang, ternyata di bawah ombak yang tinggi itu adalah karang-karang tajam, sehingga tidak mungkin bagi kapal Argo untuk berlayar kembali ke lautan tanpa hancur terkoyak karang tajam itu. Setelah mereka perhatikan, yang ada disana bukanlah pasir pantai, melainkan sebuah gurun pasir yang sangat luas.

Para Argonaut mulai putus asa. Iason yang kepanasan dan kelelahan pun akhirnya tertidur dengan kepala yang ditutupi bulu domba emas. Lalu Iason merasakan ada yg menyentuh tangannya. Ia menoleh, ternyata ada tiga orang nimfa dengan tubuh bersinar.

Para nimfa itu mengatakan bahwa para Argonaut tidak boleh menyrah. Iason diperintahkan untuk mengikuti kuda Poseidon dan para Argonaut harus melakukan kepada kapal Argo sesuatu yang selama ini dilakukan oleh kapal tersebut kepada mereka.

Iason menyampaikan pesan ini kepada para Argonaut. Lalu tiba-tiba, dari lautan muncullah segerombolan kuda. kawanan kuda itu berlari melintasi gurun. Akhirnya mereka paham tentang sesuatu yang harus mereka lakukan pada kapal Argo.

Kuda kiriman Poseidon.

Selama ini, yang dilakukan kapal itu adalah membawa mereka di atasnya. saat ini yang harus mereka lakukan adalah memikul kapal Argo melintasi gurun pasir. Karena kuda poseidon berasal dari lautan, maka pasti mereka akan kembali lagi ke lautan yang lain di seberang gurun, jadi yang harus mereka lakukan hanyalah mengikuti jejak kuda poseidon itu.

Perjalanan berat pun dimulai. Para Argonaut menggendong kapal mereka mengikuti jejak kuda Poseidon hingga mereka sampai pada suatu titik dimana jejak-jejak kuda poseidon itu tidak lagi nampak. Para Argonaut meletakkan kapal Argo, kemudian Kalais dan Zetes terbang ke angkasa. Mereka terus naik dan akhirnya melihat air di ujung sana. Mereka pun mengarahkan para Argonaut untuk sampai ke perairan itu.

Setelah sampai disana. mereka mengetahui bahwa danau itu merupakan wilayah kekuasaan Triton, dewa laut putraa Poseidon. Sebagai rasa syukur, mereka mendirikan altar untuk Triton. Kemudian mereka sadar bahwa mereka kehausan sementara air yang ada disana adalah air asin. Tiba-tiba mereka mencium aroma tanaman lebat. Mereka mengasumsikan di sana ada air yang bisa diminum juga. Orfeus memimpin mereka ke arah aroma itu berasal.

Di tengah perjalanan, mereka melihat sosok raksasa yang menjulang tinggi. Orfeus menerangkan bahwa itu adalah Atlas yang tengah menopang langit. Kemudian mereka meneruskan perjalanan ke arah asal aroma itu.

Akhirnya sampailah mereka ke sebuah wilayah yang ditumbuhi rumput hijau. Orfeus mengetahui wilayah ini. Taman yang dikelilingi pagar perak itu adalah Taman Hesperides, taman tempat tumbuhnya pohon apel emas yang diberikan oleh Gaia sebagai hadiah pernikahan Zeus dan Hera. Nama taman itu diambil dari para penjaga taman tersebut, yakni para Nimfa Hesperides.

Melihat para Argonaut yang mendekat, para nimfa itu langsung melingkarkan diri mereka bertiga mengelilingi pohon apel emas. Orfeus mengatakan kepada para Argonaut untuk tetap tenang dan membiarkannya menyapa para nimfa Hesperides.

Orfeus melangkah masuk ke taman itu sambil memainkan liranya dan alunan musik yang sangat indah terdengar memenuhi udara. Dengan syairnya Orpheus memberitahu para nimfa bahwa para Argonauts ini adalah orang-orang pilihan dewa dan bahwa para nimfa itu tidak perlu khawatir akan kedatangan mereka.

Para nimfa itu mengerti dan mereka langsung menghampiri Orfeus sambil menangis. mereka menyanyikan lagu duka. Mereka memberitahut bahwa sebenarnya tadinya ada seekor naga berkepala seratus bernama Ladon yang ditugaskan Hera untuk membantu mereka menjaga pohon apel emas. Tetapi sekarang naga yang bernama Ladon itu telah tewas karena terkena anak panah beracun.

Mereka cerita bahwa ada seorang manusia yang mengenakan kulit singa sebagai pakaian, datang dan membunuh Ladon llau mengambil apel emas. Walaupun apel emas yang diambil itu telah dikembalikan, mereka jadi harus bekerja lebih keras untuk menjaga taman itu tanpa dibantu oleh Ladon.

Para Argonauts langsung tahu bahwa orang yang sedang dibicarakan oleh nimfa Hesperides ini Herakles, yang sedang manjalankan tugasnya.

Kemudian para nimfa itu bercerita bahwa ketika apel emas dari pohon itu diambil, maka aliran mata air di taman itupun langsung berhenti. Tapi Herakles yang saat itu sedang kehausan langsung menghentakkan kakinya ke batu yang ada disana, memecahkan batu itu, dan dari sana memancarlah mata air baru.

Para Argonaut melihat mata air yang ditinggalkan Herakles dan langsung minum dari sana beramai-ramai.

Mereka meneriakkan pujian pada Herakles, karena walaupun ia tidak lagi bersama mereka, pahlawan itu telah menyelamatkan para Argonaut dari kehausan yang mematikan.

Setelah puas minum, mereka pamit dan hendak kembali ke kapal. Tapi, tidak semua Argonauts berhasil sampai di kapal. Satu Argonaut yang bernama Naupilos digigit oleh seekor ular dan meninggal. Seusai mengubur Naupilos, mereka memulai berlayar kembali. Orfeus memanjatkan doa kepada Triton yang menguasai daeraht itu. Tiba-tiba Triton muncul dan menolong para Argonaut dengan membimbing kapal Argo melalui berbagai perairan hingga akhirnya sampai ke laut lepas.