Pangulubalang

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Di suatu desa di Tapanuli, Sumatera Utara, tinggal seorang anak laki-laki yang bernama Sihol. Dia tinggal bersama orangtuanya dan opungnya. Opung adalah sebutan untuk nenek dalam Bahasa Batak. Mereka adalah keluarga yang sangat menjunjung tinggi budaya Batak. Setiap hari, opung Sihol selalu mengajari cucunya tentang nilai-nilai budaya Batak dan pentingnya untuk mempelajari dan mengembangkan budaya itu. Karena opung Sihol berpikir bahwa banyak anak muda sekarang yang tidak mau belajar tentang budaya mereka. Suatu hari, ketika Sihol sedang membawa kerbaunya untuk makan rumput, dia menemukan sebuah patung yang tergeletak di hutan belakang tidak jauh dari rumahnya. Sepertinya seseorang tidak sengaja menjatuhkan patug itu, karena terlihat ada jalur sepeda motor disitu, dan biasanya jalan itu sering dilalui orang-orang ketika ingin memotong jalan. Patung itu bagus hampir mirip dengan wajah manusia tapi terlihat sedikit menyeramkan, ukiran dipatung tersebut sangat halus dan detail. Patung itu tidak terlalu besar, Sihol penasaran dan ingin tau lebih banyak tentang patung tersebut. Lalu dia mengambil patung itu dan membawanya pulang, Sihol ingin bertanya dan ingin mencari tau patung apakah itu karena dia baru pertama kali melihat patung yang seperti itu. Sihol merasa senang karena ia suka dengan hal-hal yang berbau petualangan. Ia pun memutuskan untuk mencari tahu sendiri tentang patung itu. Tapi sebelum itu ia mengantarkan kerbaunya pulang kerumahnya, lalu Ia pergi dan mengikuti jejak-jejak yang ditinggalkan oleh orang yang membawa patung tersebut. Setelah berjalan sekitar 30 menit, Sihol sampai di sebuah desa yang tidak jauh dari desa tempat tinggalnya. Ia bertemu dengan seorang perempuan tua mirip dengan opungnya dan anaknya yang sedang duduk di bawah pohon. Opung itu sangat ramah dan mengajak Sihol duduk bersamanya dan bertanya apa yang Sihol lakukan disini karena opung itu tidak pernah melihatnya. Sihol pun menceritakan tentang patung yang ia temukan. “Tadi pada saat aku menemukan sebuah patung yang unik dan aku penasaran tentang patung itu, jadi aku memutuskan untuk mencari tau dengan mengikuti jejak sepeda motor dan itu membawaku kedesa ini opung” jawab Sihol kepada opung itu. Lalu dia menunjukan patung yang ia temukan tadi. Opung itu tersenyum dan berkata, "Sihol, patung itu disebut patung penjaga atau orang Batak menyebutnya patung Pangulubalang. Orang-orang zaman dulu membuat patung tersebut untuk menjaga keamanan dan juga untuk menghormati pemimpin desa. Patung pangulubalang atau patung kepala suku itu patung yang menggambarkan kepala seorang panglima atau pemimpin suku zaman dahulu. Patung ini biasanya dibuat dari bahan kayu, batu, atau logam, dan memiliki bentuk yang sangat detail seperti ini. Patung pangulubalang biasanya menggambarkan wajah panglima atau pemimpin suku dengan ekspresi yang kuat dan teguh, menunjukkan keberanian, kekuatan, dan kebijaksanaan. Mata patung seringkali diperlihatkan menatap ke depan dengan tajam, memberikan kesan ketegasan dan ketegasan dalam pandangan. Tapi beberapa orang menganggap bentuk patung ini menyeramkan karena bentuk dan ekspresinya. Secara umum, patung pangulubalang memiliki bentuk yang kokoh dan besar, dengan ukuran yang bervariasi tergantung pada bahan dan teknik pembuatan yang digunakan. Beberapa patung memiliki ukuran yang sangat besar dan dapat mencapai beberapa meter tingginya.” Jawab opung itu kepadanya “Patung yang kamu temukan ini adalah milik abangku, dia seorang pengerajin patung. Mungkin pada saat ingin mengantarkan pesanan patung ini tidak sengaja terjatuh, terima kasih karena telah membawanya kembali” sahut anak perempuan yang berada disamping opung itu

Sihol merasa senang karena ia berhasil menemukan informasi tentang patung tersebut. Namun, ia juga merasa sedih karena ia tidak bisa membawa patung itu pulang kerumahnya karena dia harus mengembalikan patung itu kepada mereka. Opung itu melihat raut wajah Sihol yang sedih dan berkata, "Jangan khawatir, Sihol. Kau bisa membuat patung yang sama seperti itu dirumahmu, nanti abangnya akan mengajarimu cara membuatnya." Kata opung itu untuk menghibur Sihol. Sihol pun belajar dan melihat proses pembuatan patung tersebut dan dia mengucapkan terima kasih kepada perempuan tua itu karena mengizinkannya untuk belajar membuat patung itu. Sihol pun kembali ke desanya dan menceritakan semuanya pada opungnya. Opung Sihol pun mengajari cucunya bagaimana cara membuat patung Pangulubalang. Mereka membutuhkan kayu dan peralatan untuk membuat patung tersebut. Mereka juga harus mempelajari setiap detail patung agar patung yang mereka buat sama persis dengan patung yang Raja temukan di hutan. Mereka bekerja dengan tekun dan giat. Mereka mengukir kayu dengan hati-hati dan memperhatikan setiap detail. Setelah beberapa hari, patung penjaga atau pangulubalang yang mereka buat selesai. Sihol merasa senang dan bangga dengan patung yang ia buat. Ia menunjukannya pada orangtuanya dan teman-temannya. Orangtuanya dan teman-temannya sangat kagum dengan patung tersebut. Mereka berkata bahwa Sihol adalah anak yang sangat berbakat dan beruntung karena ia bisa belajar cara membuat patung tersebut dan sekaligus tentang budaya suku batak. Mulai sejak saat itu Sihol menjadi sangat bersemangat, dia ingin belajar banyak hal tentang budaya batak dan Sihol ingin melestarikan budaya Batak.