Pengantar Hak Cipta/Tujuan Hak Cipta

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Hak cipta memiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai, di antaranya terbagi dari sudut pandang ekonomi dan moral. Dari sudut pandang ekonomi, hak cipta dapat memberikan insentif bagi para pencipta karya seni atau tulisan. Hal ini berangkat dari perbedaan mendasar antara benda yang memiliki wujud dan karya yang utamanya bernilai kreatif dan ekspresif. Benda yang memiliki wujud seperti batu bata atau roti, dapat dikendalikan dengan mudah oleh pembuatnya. Sementara itu, karya yang utamanya bersifat kreatif dan ekspresif, seperti karya sastra atau desain grafis, tidak mudah dikendalikan oleh penciptanya. Sebagai contoh, seorang ilustrator grafis mungkin kesulitan mengontrol siapa saja yang bisa melihat dan memiliki karya digitalnya di internet, hanya dengan sekali unggah, karya digitalnya dapat dengan mudah tersebar dan tersalin tanpa kendali. Di situlah letak perlindungan hak cipta kepada para pencipta karya. Dengan hak cipta, para pencipta karya bisa memperoleh insentif dengan cara membuat orang lain membayar untuk salinan karyanya. Hal ini dianggap mampu menyejahterakan orang-orang kreatif, sehingga mereka akan hidup berkecukupan dan terus produktif membuat karya-karya kreatif selanjutnya. Sebagai contoh, JK Rowling berhasil menjadi kaya dengan seri novel Harry Potter-nya, ia kemudian menciptakan buku-buku baru yang tak kalah menarik. Penciptaan karya baru yang terus-menerus ini dapat memajukan ilmu pengetahuan dan kesenian di masa mendatang.

Sementara itu dari segi moral, hak cipta dibuat untuk melindungi keterkaitan antara pencipta dan karyanya. Dari pandangan ini, hukum hak cipta diterapkan untuk mengakui dan melindungi hak-hak pencipta karya agar mendapatkan atribusi dan reputasi yang seharusnya. Di banyak negara, hak moral ini tidak dapat diberikan dan sebuah karya selalunya menjadi terkait dengan penciptanya, meskipun hak pemanfaatan ekonominya mungkin telah diberikan kepada pihak lain.