Peeragogy Handbook V1.0/Rangkuman

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Tujuan Buku Rekan Belajar ini adalah untuk menjabarkan teknik pembelajaran dengan rekan yang dapat Anda lakukan “di lapangan.” Kami sarankan Anda untuk melihat sekilas buku ini, cobalah beberapa saran, dan lihat bagaimana saran tersebut dapat berguna untuk Anda. Kemudian kami ajak Anda kembali di sini, membagi pengalaman Anda, bertanya masukan, dan bekerja bersama kami untuk memperbaiki buku ini, dalam bidang yang kita sebut “Rekan Beajar.” Dalam bagian Buku Belajar dengan Rekan ini, tim “peerarogues” telah menyaring penelitian yang paling penting dan dapat di pakai, dan wawasan dari penyelidikan dan hasil diskusi selama lebih dari satu tahun. Meskipun tidak ada kekurangan eksperimen dan penelitian formal dalam sistem berkolaborasi, penghubung, dan pembelajaran bersama di masa lalu, kami mendeteksi ada kericuhan baru antara pemikir di bidang pendidikan disaat digabungkan dengan pola baru dan teknologi, strategi pembelajaran dengan rekan sebagaimana yang dijelaskan di sini dapat memberikan dampak besar perkembangan institusi pendidikan di masa depan. Kami juga melihat diri kami bagaimana teknik pembelajaran dengan rekan dapat membantu siapa saja yang tertarik menjadi pendidik informal yang efektif, walaupun hal tersebut menjadi bagian dari deskripsi tugasnya atau bukan.

Peeragogy in Action

Interaksi individu dan kelompok[sunting]

Interaksi individu dan kelompok “individu” mendukung “rekan” – Dengan sadar kita dapat memupuk kehidupan, tumbuh, jaring responsif informasi, dukungan, dan inspirasi yang membantu kita menjadi menjadi pebelajar yang efektif. Ini adalah jejaring individu. Kami akan menawarkan tips tentang bagaimana membangun jejaring ini – dan kami juga akan menjelaskan bagaimana kuatnya jejaring pembelajaran individu dapat berkontribusi dan bahkan mengembangkan lebih kuat jejaring pembelajaran dengan rekan. “Rekan” mendukung “individu” – karena kita bekerjasama mengembangkan rencana bersama untuk usaha bersama di proyek kelompok, biasanya kita dapat menemukan tempat dimana ada suatu hal yang dapat kita pelajari. Selanjutnya, jika kita berkenan meminta bantuan dan menawarkan bantuan kepada orang lain, pembelajaran semua orang meningkat. Mengetahui tentang pola pembelajaran interpersonal yang efektif merupakan satu bagian penting dalam membangun rencana pembelajaran individu yang efektif. Pada bagian-bagian selanjutnya, Anda dapat membaca lebih lanjut tentang strategi ini, atau Anda dapat melewatinya ke Bagian III untuk melihat teknik-teknik spesifik yang dapat Anda gunakan untuk membangun kelompok belajar dengan rekan Anda.

Pembelajaran dengan rekan di segala usia[sunting]

Platon Pembelajaran dengan rekan di segala usia [Public domain
Sebagaimana Anda telah menduga, istilah baru kami, peerarogy, berasal dari kata pedagogy – seni, ilmu pengetahuan, atau profesi mengajar. Ilmu tentang pendidikan (pedagogy) agaknya sedikit mempunyai sejarah crita yang problematik: kata tersebut berasal dari Yunani kuno dari tradisi memiliki anak (paidos) yang diasuh (agogos) oleh budak. Para filsuf Yunani tidak setuju satu sama lain karena dijadikan cara terbaik bagi setiap individu untuk memperoleh ilmu pengetahuan (dan terlebih lagi, kebijaksanaan). Socrates, yang memaksa bahwa dia tidak bijaksana, juga memaksa lawan bicaranya bergabung dengannya dalam menyelidiki kebenaran yang dinyatakan, sebagai rekan. Para lawan bicara yang paling terkenal, Plato, dengan keahlian bakat ilmu mengajarnya, berbicara dengan memberi pencerahan, dimana tanggung jawabnya menunjukkan cahaya dari ilmu pengetahuan (diilustrasikan kiasannya yang terkenal “The Cave”).

Di abad yang lebih maju, bermacam teori pendidikan dan para pembaru telah menentang keefektifan model tradisional yang dipimpin guru. Pendahulu awal pendidikan yang paling terkenal di Amerika yaitu John Dewey, yang menganjurkan teknik baru pembelajaran dari pengalaman. Di bukunya 1916, Democracy And Education [1], Dewey menuliskan, “Pendidikan bukanlah satu hal tentang ’memberi tahu’ dan diberitahu, melainkan sebuah proses yang aktif dan membangun.” Psikolog dari Soviet, Lev Vygotsky, yang mengembangkan konsep Zone of Proximal Development merupakan salah satu pendukung dari pembelajaran “constructivist”. Bukunya, Tought Ana Language, juga menjadi bukti yang mendukung kolaborasi, bermanfaat di lingkungan sosial, kegiatan pemecahan masalah terhadap latihan sendiri.

Dalam beberapa dekade sebelumnya, beberapa hal telah berubah dengan cepat. Dalam Kaitannya: Teori Pembelajaran pada Masa Digital, George Siemens membantah bahwa teknologi telah mengubah cara kita belajar, menjelaskan bagaimana hal tersebut cenderung mempersulit atau mengungkap batasan teori pembelajaran di masa lampau [3]. Hal penting dari keterkaitan adalah koneksi yang memungkinkan kita belajar di masa depan lebih penting daripada kumpulan ilmu yang diketahui sendiri-sendiri saat ini. Menggantikan mengetahui-caranya dengan dimana-mencari-tahu.

Jika Anda ingin mengetahui lebih detail tentang sejarah ini, teori, dan eksperimen-eksperimen yang berkaitan dengan pembelajaran dengan rekan, kami mempunyai tinjauan pustaka yang lebih luas. Kami juga sudah menyesuaikannya di halaman Wikipedia, iman Anda juga dapat membaca dan mengeditnya.

Mana yang lebih menyenangkan, bermain skateboard atau belajar kimia?[sunting]

Dmitri Mendeleev
  1. Satu malam, sekelompok belajar dari kelas yang sulit; kimia organik, melakukan pembahasan di perpustakaan hingga larut malam, bertekad untuk menyelesaikan ujian dengan baik di esok harinya. Mereka melantur dari topik pembicaraan sebentar membicarakan hubungan teman-temannya dan pesta, mengambil mata kuliah lain, dan berbagi foto. Kemudian salah satu anggota, selanjutnya yang lainnya berinisiatif dan secara kelompok, mereka akhirnya kembali fokus kepada tugasnya yang sedang dikerjakan. Mereka bertahan fokus belajar selama berjam-jam, dan esok harinya, mereka mengerjakan ujian tersebut.
  2. Seorang pemuda pemain skateboard menghabiskan waktu menggunakan alatnya untuk membuat skateboard-nya dapat mengambang di udara selama sekian detik, menahan sakit dari jatuh yang berulang-ulang. Dengan pengulangannya, keberhasilan datang dari pemahaman yang mendalam dengan memahami ilmu Fisika dan trik dari melakukannya. Siswa yang sama itu tidak dapat bertahan selama lebih dari lima menit dari fokus memperhatikan kelas kimia dan bahkan sedikit menghabiskan waktunya untuk mengerjakan pekerjaan rumah mata kuliah itu sebelum mengerjakannya dengan maksimal dan menyerah.

Orang yang melakukan pembelajaran dengan rekan dapat berhasil jika mereka termotivasi untuk belajar. Pada intinya, bermain skateboard itu mempunyai dasar motivasi dari diri sendiri, juga dengan motivasi dari luar yang didapat dari penghargaan yang disampaikan rekan ketika dia menguasai satu trik. Di kebanyakan kasus, motivasi utama belajar kimia itu didapat dari luar, dari orang tua dan harapan masyarakat bahwa siswa dapat unggul dan menjamin dirinya masuk di universitas terbaik.

Siswa dapat sangat baik termotivasi dari dalam dirinya untuk mendapat rapor dengan nilai yang cemerlang, tetapi tidak dalam kesenangannya dalam belajar kimia, melainkan karena motivasi untuk mendapatkan nilai tinggi adalah bagian dari keseluruhan portofolio. Dengan cara lain, apa itu kimia yang menyenangkan untuk siswa yang menyukai ilmu itu? Mungkin dia tidak mengharapkan penghargaan, kuasa dan gengsi yang didapat dari mengumumkan terobosan; atau dia merasa bahwa karyanya lebih penting untuk kebaikan yang lebih dari sekadar itu, atau kemakmuran, kemanusiaan; atau dia hanya merasa senang melihat ikatan atom membentuk senyawa baru.

Situasi pembelajaran seringnya membuat bosan pembelajar ketika motivasi luar diperlukan. Entah dari orang tua atau masyarakat, dipaksa melakukan sesuatu, ditantang untuk memilih, yang akhirnya membuat individu tidak berhasil. Di beberapa kasus hal ini jelas, tetapi mencari cara belajar dengan menyenangkan untuk sekelompok manusia bisa saja sangat sulit. Seringnya tidak ada jawaban jelas yang dapat diaplikasikan langsung di lingkungan belajar. Meskipun dengan cara lain, mengidentifikasi faktor yang dapat membuat pembelajaran menyenangkan atau membosankan merupakan awal yang baik. Mungkin, mempelajari keterampilan atau bahasan tertentu pada dasarnya membosankan, dan bagaimanapun juga kita harus menerimanya.

Pola pembelajaran[sunting]

Cara untuk memikirkan pembelajaran yang menyenangkan adalah dengan cara senang belajar – mengetahui bahwa Anda sedang mempelajari – pola baru. Jürgen Schmidhuber menulis: “Penguatan pebelajar terpisah memaksimalkan kesenangan yang diharapkan dengan membuat atau menemukan data yang dapat dikemas meskipun belum diketahui dengan cara yang bagaimana, tetapi dengan cara yang dapat dipelajari, seperti dalam gurauan, nyanyian, lukisan, pengamatan ilmiah dengan mematuhi yang baru, hukum tersirat.” [4]. Jadi pemain skateboard menikmati adanya pola-pola baru (trik baru) yang mampu dia pelajari; trik yang menantang tingkat kemampuannya yang baru.

Pebelajar, mengetahui dirinya sendiri: teknik evaluasi diri[sunting]

Pembelajaran diberikan dan diperoleh dari setiap anggota, dari usaha pembelajaran dengan rekan yang bergantung pada rasa kewaspadaan yang sehat. Ketika Anda bertanya pada diri anda, “Apa yang harus saya tawarkan?” dan “ Apa yang saya berikan?” kami pikir Anda akan menemukan jawaban yang menarik. Dalam pembelajaran dengan rekan, apakah Anda mengikuti objektif yang praktis, Anda bertanggung jawab, dan pembelajaran seperti ini biasanya menyenangkan. Benar, sebagaimana yang akan saya deskripsikan berikut, ada kaitan erat antara belajar dan bermain. Kami percaya, kami dapat meningkatkan pembelajaran bersama dengan mengadopsi pola pikir yang menyenangkan. Tentunya, waktu pembelajaran kita di proyek Peerarogy ini telah dibumbui dengan humor dan candaan. Jadi kami menemukan kesuksesan kunci strategi pembelajaran dengan rekan yaitu dengan cara melibatkan penilaian diri motivasi dan kemampuan anda. Dalam latihan ini, Anda mempertimbangkan faktor seperti konteks pembelajaran, waktu dan rangkaian kegiatan, kegiatan, penguatan sosial, dan penghargaan yang nampak. Pemikiran pembelajaran dengan rekan adalah pembelajaran menjadi sangat efektif ketika ada bentuk kesenangan atau kepuasan, atau di saat mengarah ke pencapaian yang konkret.

Ketika bergabung dengan proyek Peerarogy, Charless Danoff melakukan evaluasi diri singkat tentang apa yang membuat dia belajar:

  1. Kontek. Saya menolak diarahkan untuk masa depan daripada untuk tujuan yang sudah pasti.
  2. Waktu dan rangkaian. Saya mendapatkan belajar itu menyenangkan ketika saya belajar sesuatu sebagai satu cara untuk menunda tugas lain yang mendesak.
  3. Penguatan Sosial. Bagi saya, mendapatkan tip dari rekan tentang bagaimana memainkan snowboard di sekitar tumpukan salju lebih menyenangkan, daripada memperhatikan Ayah mengajariku cara mengilapkan kulit jok mobil pada hari kerja.
  4. Kesadaran dari mendapatkan pengalaman. Di masa SMU, tidak menyenangkan untuk menulis 30 halaman dari bacaan jurnal Frankenstein. Akan tetapi, dengan memiliki pengalaman seperti itu sebelumnya, sekarang saya merasa menulis itu menyenangkan dan menyenangkan bagaimana menulis dengan baik.

Dua teori motivasi[sunting]

Motivation in Peer-to-peer Learning:http://peeragogy.org/motivation/{CC0}

Salah satu pemikir saat ini yang paling terkemuka tentang motivasi diri dan aturan yaitu Daniel Pink [5], yang mengajukan teori motivasi berdasarkan kemandirian, penguasaan, dan tujuan, atau dengan istilah lain:

  1. Dorongan untuk mengarahkan kehidupan saya
  2. Keinginan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik terhadap sesuatu yang penting
  3. Kerinduan untuk melakukan sesuatu yang melayani tujuan yang lebih besar, tidak hanya untuk “diri saya”

Jelas, ada “orientasi pembelajaran” dibalik poin kedua: kenyataannya, tidak hanya sekadar “menyenangkan” – utamanya, rasa pencapaian itulah yang penting.

Pembelajaran itu diberikan pada posisi yang lebih sentral pada studi Thomas Malone [6], yang waktu itu juga seorang pemikir yang bertanya “apa yang membuat sesuatu menyenangkan untuk dipelajari?”. Model kerangka yang diajukan untuk memotivasi kegiatan pembelajaran berdasarkan tiga unsur; fantasi, tantangan, dan rasa ingin tahu – hal inilah yang melahirkan analogi tertentu untuk model kerangka Pink.

Kita dapat melihat dengan mudah “partisipasi” berkaitan dengan “motivasi” dalam hal yang dijelaskan di sini. Ketika saya mendapat informasi bermanfaat dari orang lain, saya dapat mengarahkan kehidupan saya dengan baik. Ketika saya mendapatkan cara menjelajah fantasi dan mimpi saya dengan mengobrol dan menjelajah dengan cara yang aman, saya ada dalam posisi yang jauh lebih baik untuk menjadikan sesuatu menjadi kenyataan. Reputasi solid yang datang dari kemampuan membantu orang lain merupakan indikator kemajuan diri, dan merupakan tanda bahwa seorang tersebut mampu menghadapi tantangan yang lebih besar. Adanya hubungan memberikan rasa dasar menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar daripada diri sendiri: dll. (Pemikiran lebih lanjut pada peran motivasi dalam pembelajaran dengan rekan ada di bab Motivasi.)

Metakognitif dan kewaspadaan dalam pembelajaran dengan rekan[sunting]

Metakognisi dan kewaspadaan adalah kata-kata untuk kesadaran terhadap apa yang sedang Anda pikirkan, hadirin, dan partisipasi. Hal itu dapat sangat berguna untuk memikirkan peran yang diambil dalam proyek tersebut, jenis kontribusi yang Anda berikan, dan harapan yang Anda ingin dapat dari pengalaman tersebut. Hal ini sepertinya dapat berubah seiring dengan berjalannya waktu.

Peran berpotensi dalam proyek pembelajaran dengan rekan[sunting]

  1. Pemimpin, Manajer, Anggota Tim, Pekerja
  2. Pembuat Isi, Penulis, Pemroses Isi, Pengulas, Pengedit
  3. Pembuat Presentasi, Desainer, Grafis, Aplikasi
  4. Perancang, Proyek Manajer, Koordinator, Hadirin, Peserta
  5. Penengah, Moderator, Fasilitator, Pendukung, Pengacara, Perwakilan, kontributor

Kontribusi berpotensi[sunting]

  1. Membuat, memulakan, Meneliti, menambah
  2. Mengembangkan, Mendesain, Menggabungkan, Menyaring, Mengubah
  3. Menulis, Mengedit, Menyusun

Motivasi berpotensi[sunting]

  1. Pemerolehan yang didapat dari pelatihan atau dukungan pada suatu topik atau bidang;
  2. Membangun hubungan dengan orang orang yang menyenangkan;
  3. Menemukan kesempatan profesional melalui peserta lain;
  4. Membuat dan mendukung jaringan personal;
  5. Berpikir lebih tersusun dan rasional melalui dialog dan debat;
  6. Umpan terhadap performa mereka dan pemahaman pada topi;

Meskipun hal ini menjadi ujian evaluasi diri yang pertama dan utama, kami mendapatkan hal tersebut bermanfaat untuk membangun dalam waktu jeda yang sebentar di awal proyek untuk setiap pembelajar dengan rekan untuk menetapkan diri dan dan menyatakan apa yang mereka rencanakan untuk di sajikan di meja, apa yang mereka harap untuk didapat dari pengalaman ini, bagaimana ini dapat membangun dan memperluas pengetahuan, keterampilan, kapasitas, dan kegemaran. Proses berbagi refleksi seperti ini menyediakan kelompok untuk pemahaman dan keberhasilan.

Jaringan Pembelajaran Pribadi dan Jaringan Pembelajaran dengan Rekan[sunting]

Jaringan Pembelajaran Individu adalah sekumpulan orang dan sumber informasi (dan hubungannya) yang mereka olah untuk membentuk publik mereka sendiri atau jaringan pembelajaran privat – hidup, tumbuh, informasi sumber yang responsif, dukungan, dan inspirasi yang mendukung diri pembelajar.

Howard Rheingold: “Ketika saya memulai menggunakan media sosial di kelas, saya mencari dan mulai belajar dari pendidik yang lebih berpengalaman. Pertama, saya membaca dan kemudian mencoba memberi komentar yang bermanfaat di blog dan tweet mereka. Ketika saya mulai memahami siapa yang mengetahui apa yang ada pada dunia sosial media dalam pendidikan, saya mempertajam fokus saya kepada yang paling berpengetahuan dan berpetualang di antara mereka. Saya memperhatikan apa yang diperhatikan pendidik sosial media yang paling cerdas. Saya menambahkan dan mengurangi suara dari jaringan yang sedang saya perhatikan, mendengarkan dan mengikuti, kemudian memberi komentar dan membuka percakapan. Ketika saya mendapatkan sesuatu yang saya pikir teman-teman dan orang lain juga tertarik dari apa yang telah saya pelajari, saya sampaikan pembelajaran saya melalui blog dan pembahasan di twitter. Saya menanyakan pertanyaan, meminta bantuan, dan akhirnya memberi jawaban dan bantuan kepada siapa saja yang sepertinya masih sedikit tahu dari saya. Guru-guru di mana saya belajar darinya, memiliki nama dari apa yang telah saya lakukan – “menumbuhkan jaringan pembelajaran individu. Jadi saya mulai mencari dan mempelajari dari orang-orang yang berbicara tentang BAGAIMANA menumbuhkan “PLN” sebagaimana orang-orang antusias menyebutnya.”

PLN

Ikatan kuat dan lemah[sunting]

Akan ada orang dan situs web yang Anda sering periksa di PLN Anda – sumber dan informasi utama Anda – ‘ikatan kuat’ Anda. ‘Ikatan lemah’ Anda adalah orang-orang yang tidak Anda izinkan karena mempunyai bayak bandwith dan waktu. Akan tetapi mereka dapat menjadi kuat nantinya, di saat jaringan Anda tumbuh atau minat Anda meluas. Hal ini menjadi dua jalan – hal ini penting jika Anda membagi yang Anda pelajari dan menggali apa yang ada di jaringan Anda dan tidak hanya mendapatkan, jika Anda ingin mengetahui jaringan anda meluas.

Jaringan pembelajaran dengan rekan[sunting]

Nantinya di buku panduan ini, kita akan berbicara lebih lanjut tentang bagaimana mengembangkan dan berbagi “profil pembelajaran dengan rekan” dengan kata lain bagaimana mengiklankan apa yang ingin Anda pelajari, Apa yang Anda gemari dalam membantu orang lain. Anda juga akan mendapatkan informasi lebih lanjut tentang membangun jaringan seperti ini di artikel “Peeragogy untuk K-12” (artikel tersebut bermanfaat meskipun Anda bukan seorang guru).

Dari silabus dan kurikulum untuk rencana pembelajaran pribadi dan dengan rekan[sunting]

Bagian dari keefektifan pembelajaran dengan rekan adalah dari “silabus” atau “kurikulum” tersebut—lebih umumnya, rencana pembelajarannya – yang dikembangkan oleh orang-orang yang melakukan pembelajaran tersebut. Anda tidak akan pingsan karena terkejut ketika Anda melihat daftar bacaan, jika Anda membantu menuliskannya.

Dalam pembelajaran dengan rekan, mempunyai rencana pembelajaran pribadi di awal membantu setiap peserta mengidentifikasi kecenderungan pembelajaran, pengajaran dan kemampuannya, Anda dapat menanyakan diri Anda dengan pertanyaan berikut:

  1. Apa yang paling perlu saya pelajari di waktu ke depan?
  2. Bagaimana cara terbaik saya belajar, kegiatan pembelajaran seperti apakah yang dapat memenuhi kebutuhan saya, bantuan seperti apa yang saya butuhkan dan berapa lama?
  3. Apa yang akan saya tulis di portofolio saya untuk menunjukkan progres pembelajaran dan pencapaian saya?

Di proses awal, kelompok pembelajaran dengan rekan juga harus berdiskusi untuk mengembangkan satu rencana pembelajaran bersama rekan. Dalam proyek Peeragogy, kita menggunakan pertemuan langsung dan platform untuk forum-style, untuk berdiskusi bermacam pertanyaan yang terdapat sesuai tingkat kelompoknya. Kebutuhan dan keterampilan pembelajaran pribadi disiarkan melalui platform ini, tetapi kunci hasil yang diajarkan adalah rencana proyek awal. Mulanya, ini merupakan garis besar bab di buku panduan untuk menulis, sebagaimana pembagian kerja dalam peran yang berbeda.

Tidak ada yang tidak bisa berubah, baik kelompok sebaya dan peserta individu terus berkembang, mengimplementasi, mempertimbangkan, dan menyesuaikan tujuannya sesuai dengan proyeknya yang sedang berkembang. Kami sudah berkutat dalam waktu yang cukup untuk dapat terhubung ke tujuan awal dalam membuat buku panduan tentang pembelajaran dengan rekan yang Anda miliki (atau yang ada di layar Anda) saat ini. Sebagaimana waktu berlalu, kami juga menambahkan beberapa tambahan tujuan yang baru.

Mempunyai kerangka yang dapat dibentuk memampukan pembelajar dengan rekan untuk:

  1. Mengidentifikasi arahan dan tujuan yang sesuai untuk pembelajaran di masa depan;
  2. Mempertimbangkan kekuatan dan areanya untuk perkembangan;
  3. Mengidentifikasi tujuan dan rencana untuk peningkatan;
  4. Memonitor aksi mereka dan mempertimbangkan dan menyesuaikan rencana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan mereka;
  5. Memperbarui tujuan untuk menyesuaikan tujuan.

Hal ini tidak berarti Anda harus membiarkan aturan yang kacau, tetapi lebih ke banyaknya ide dan kontribusi, arahan baru diambil dan ide-ide baru dipegang. Kami memperluas kepada pikiran perubahan dalam diskusi pada peran dan motivasi.

Contoh menghasilkan untuk diri[sunting]

Dokumentasi seperti peta konsep, garis besar, blog atau jurnal, dan memublikasikan forum untuk proyek pembelajaran dengan rekan dapat menciptakan “jejak audit” atau kronologi, dari proses tersebut. Rekaman ini tidak hanya disajikan sebagai petunjuk untuk peserta, tetapi juga berfungsi sebagai alat yang berharga untuk semua, dan contoh yang siap dipakai untuk proyek pembelajaran dengan rekan di masa depan. Ketika Anda memasang dokumentasi dari proyek pembelajaran dengan rekan atau pada tahap yang telah usai terhadap satu proyek yang sedang berlangsung untuk pola pembelajaran yang efektif, sediakan waktu untuk mengesahkan dan membandingkan apa yang telah Anda capai terhadap tujuan atau misi semula. Gunakan rekaman untuk merefleksi dan mengevaluasi elemen-elemen kunci dari proses tersebut untuk Anda sebagai fasilitator dan anggota kelompok pembelajaran. Perbaharui rencana Anda sesuai dengan kondisinya.

Dari pelatihan perusahaan ke belajar pekerjaan[sunting]

Joachim Stroh << think because of the tremendous changes we see in education and at work, the sets (attitudes) are beginning to overlap more and more," said Joachim Stroh of the Google+ community, Visual Metaphors>>

Pekerja dalam bidang ilmu pengetahuan saat ini, biasanya mempunyai sesuatu yang instan, seperti akses internet di mana saja. Ukuran kemampuan mereka adalah ujian open-book. “apa yang Anda ketahui?” digantikan dengan “Apa yang dapat Anda lakukan?” dan jika mereka jenuh, mereka dapat dengan mudah berpindah melakukan sesuatu yang lain yang masih tetap dilakukan secara online.

Hal ini mempunyai dampak seperti manajer mengatur, sebagaimana guru mengajar. Untuk menggali performa optimal pekerja, manajer harus menginspirasi mereka daripada memerintah mereka. Antoine de Saint-Exupéry menyampaikannya dengan cara yang bagus: “jika Anda ingin membuat perahu, jangan perintah mereka untuk menggergaji kayu, menjahit layarnya, menyiapkan alatnya dan mengatur pekerjaannya, tetapi suruhlah mereka untuk berlayar dan bepergian ke negeri jauh.”

Jay Cross: “Jika saya seorang desainer instruksi di departemen pelatihan yang hampir mati, saya akan membuat bagus resume saya dan kepala bagian pemasaran. Pembelajaran bersama dapat membedakan pelayanan, meningkatkan kegunaan produk, menguatkan hubungan pelanggan, dan mengurangi tarif berpegangan tangan. Hal itu lebih murah dan lebih bermanfaat dari periklanan. Tetapi bukan hanya membuat salinan latihan pendidikan yang membosankan saat ini, membangun sesuatu yang berdasarkan interaksi dan persahabatan, mungkin dengan melibatkan pertandingan yang sportif. Lagi-lagi, penekanannya harus selalu berdasarkan pembelajaran, agar melakukan sesuatu!”

Dari pembelajaran bersama rekan ke peeragogy[sunting]

Sebuah ide datang dari sebuah teori (yang kami namai paragogy [7]) memunculkan tantangan yang kami hadapi dalam melakukan pembelajaran bersama rekan. Tujuan kami adalah untuk memahami bagaimana kelompok dan organisasi dapat melayani ketertarikan peserta, sementara peserta juga belajar dan dapat menjadi kontributor yang baik.

Kata “Pararogy” mulai digunakan sebagai seperangkat prinsip yang diajukan, yang menggambarkan, rekan dihasilkan dari pembelajaran dengan rekan – tepatnya akan kami sampaikan prinsip ini sedikit lebih lanjut di bawah ini. Kami mendesain mereka untuk menunjukkan perbedaan yang ada dengan pedoman petunjuk untuk pendidik orang dewasa yang dikemukakan Malcolm Knowles [10]. Prinsip paragogy fokus kepada pembelajar kelompok untuk membentuk kontek pembelajarannya bersama. Rekan dihasilkan dari pembelajaran dengan rekan merupakan sesuatu yang dihasilkan untuk pendidik “yang inovatif” di mana saja dan bekerja dalam skala apa saja. Anda tidak perlu mempunyai titel guru, pelatih, atau pendidik di jabatan Anda. Cukup dengan mengajak seseorang makan siang dan bertanya beberapa pertanyaan, membentuk kelompok membaca dengan teman Anda, atau bahkan menangani proyek baru DIY berdasar saran berikut dari petugas toko perangkat keras atau instruksi yang Anda unduh dari internet.

Rahasia kami untuk keberhasilan pembelajaran dengan rekan sebenarnya tersembunyi dari pandangan: kata “paragogy” dari Bahasa Yunani yang berarti “produksi”. Pada khususnya, kami tertarik pada bagaimana campuran kuat pembelajaran rekan dan kerja kolaborasi mendorong pengembangan perangkat lunak, dan membantu membangun sumber-sumber seperti Wikipedia. Namun pada kenyataannya, bekerja dengan pengaturan offline sama baiknya, dari bekerja di ruang resmi hacker/masker, sampai ke garasi dan rumah pohon. Proyek seperti StoryCorps menunjukkan bahwa media kontemporer dapat menambah lapisan yang kuat ke strategi kuno untuk mengajar, belajar dan berbagi.

Kata “peeragogy” mencoba membuat ide ini dengan segera dapat dipahami semua orang, termasuk dalam Bahasa yang bukan Yunani. Peerarogy adalah rekan yang belajar bersama, dan saling mengajar. Pada akhirnya, dua kata itu menjadi persamaan kata. Jika Anda ingin mengetahui ke mode pembangunan teori, Anda dapat mengejanya dengan kata “paragogy”. Jika Anda ingin tetap sederhana, Anda bisa tetap menyebutnya “peeragogy.”

Cara-cara yang berbeda untuk menganalisa proses pembelajaran[sunting]

Challenge vs. skill, showing "flow" region.
Challenge vs. skill, showing "flow" region.

Setelah melakukan beberapa refleksi diri terhadap peran yang Anda ingin ambil dan kontribusi yang yang Anda ingin berikan (sebagaimana yang kami bahas di atas), Anda juga dapat bekerja bersama dengan kelompok belajar Anda untuk menganalisa proses pembelajaran secara detail. Ada beberapa tahap, tingkatan dan dimensi yang Anda dapat gunakan untuk membantu menyusun dan memahami pengalaman pembelajaran: kami tuliskan beberapa di bawah ini.

  1. Saya, Kami/ Kita, Itu-nya, Itu (dari Ken Wilber—untuk aplikasi dalam sistem model pendidikan, lihat [11])
  2. Petunjuk dan Dukungan, Komunikasi dan Kolaborasi, Refleksi dan Demonstrasi, Isi dan Kegiatan (dari Gráinne Conole)
  3. Membentuk, Menjadikan Norma, Menyerbu, Mempertunjukkan dari Bruce Tuckman.
  4. “Model lima tahap e-moderating” dari Gllly Salmon
  5. Asimilatif, Pemrosesan Informasi, Komunikatif, Produktif, Pengalaman, Adaptif (dari Oliver dan Conole)
  6. Multiple Intelligences (Setelah Howard GardnerI.
  7. Terkait “kondisi mental” (setelah Csíkszentmihályi; lihat gambar)
  8. Dipertimbangkan dalam beberapa istilah dari “Kekuatan Pembelajaran” (Deakin-Crick, Broadfoot, and Claxton)

Pembelajaran bersama rekan untuk semua[sunting]

Bagaimana Anda mengaplikasikan ide pembelajaran tersebut bersama rekan dengan cara Anda? Dalam arti tertentu, itu tidak mungkin, tetapi terkadang hal tersebut tidak akan pernah menghentikan orang untuk mencoba. Kami mendapatkan satu paralel yang mencolok antara paragogy dan 5 Elemen dari Pemikiran yang Efektif yang diajukan oleh Edward Burger dan Michael Starbird dalam buku terbarunya [12]. Itu buku yang bagus dan patut dibaca: di sini, kami hanya mengutip judul-judul dari bab-bab utama untuk mengilustrasikan satu paralel yang memungkinkan:

  1. Changing context as a decentered center ~ Quintessence, Engaging Change: Transform Yourself
  2. Meta-learning as a font of knowledge ~ Air, Creating Questions out of Thin Air: Be your own Socrates
  3. Peers provide feedback that wouldn’t be there otherwise ~ Water, Seeing the Flow of Ideas: Look Back, Look Forward
  4. Learning is distributed and nonlinear ~ Earth, Grounding Your Thinking: Understanding Deeply
  5. Realize the dream if you can, then wake up! ~ Fire, Igniting Insights through Mistakes: Fail to Succeed

Kami pikir bahwa “berpikir” lebih efektif ketika hal tersebut dilakukan dengan orang lain, dan hal inilah yang Burger dan Starbird tidak begitu diperhatikan. Namun, bahkan di saat Anda sedang berada pada posisi di tengah-tengah yang sedang menantang proyek DIY Anda, Anda dapat menggunakan teknik pembelajaran bersama rekan untuk memahami diri Anda seperti sesuatu yang tumbuh, mengubah bagian kontek yang dibagi dalam usulan. Hal ini dapat memberi kontribusi kepada pandangan yang efektif dan adaptif dalam kehidupan.

Kami ajak Anda untuk mendekati buku ini sebagai “pelajar sebaya” – dan kami berharap teknik yang telah kami perkenalkan di sini akan melayani Anda dengan baik di dunia luas.

Bacaan lebih lanjut[sunting]

Daftar kata untuk diri Anda yang terobsesi dalam pendidikan[sunting]

  1. Konstruktivisme
  2. Sosial konstruktivisme
  3. Radikal konstruktivisme
  4. Enaktivisme
  5. Konstruksionisme
  6. Konektivisme

Pada Kesenangan dan Kebosanan[sunting]

  1. The Contribution of Judo to Education by Kano Jigoro
  2. Pale King, unfinished novel by David Foster Wallace

Pada Paragogy[sunting]

  1. Joe Corneli’s "Implementing Paragogy" lesson plan, on Wikiversity
  2. Joe Corneli and Charlie Danoff’s “Paragogy Papers”, on paragogy.net

Pada Pembelajaran melawan Pelatihan[sunting]

  1. Hart, Jane. Is it time for a BYOL (Bring Your Own Learning) strategy for your organization?

Pada PLN[sunting]

  1. Shelly Terrell: Global Netweaver, Curator, PLN Builder, blog post, with video
  2. Will Richardson and Rob Mancabelli, Personal Learning Networks: Using the Power of Connection to Transform Education
  3. Howard Rheingold’s PLN tautan pada Delicious

Tip dari perspektif sumber terbuka[sunting]

Care of User:Neophyte on the Teaching Open Source wiki.

  1. Seni dari Komunitas
  2. Nasihat Terbuka
  3. Cara Sumber Terbuka

Referensi[sunting]

  1. Dewey, J. (2004). Democracy and education. Dover Publications.
  2. Vygotsky, L. S. (1986). Thought and language. MIT press.
  3. Siemens, G. (2005). Connectivism: A learning theory for the digital age. International Journal of Instructional Technology and Distance Learning, 2(1), 3-10.
  4. Schmidhuber, J. (2010). Formal theory of creativity, fun, and intrinsic motivation. Autonomous Mental Development (IEEE), 2(3), 230-247.
  5. Pink, D. (2011), Drive: The Surprising Truth About What Motivates Us, Canongate Books Ltd
  6. Malone, T.W. (1981), Toward a Theory of Intrinsically Motivating Instruction, Cognitive Science, 4, pp. 333–369
  7. Corneli, J. and Danoff, C.J. (2011), Paragogy: Synergizing individual and organizational learning. (Published on Wikiversity.)
  8. Knowles, M. S. (1980). The modern practice of adult education: From pedagogy to andragogy. Chicago: Follett.
  9. Corneli, J., and Mikroyannidis, A. (2012). Crowdsourcing education on the Web: a role-based analysis of online learning communities, in Alexandra Okada, Teresa Conolly, and Peter Scott (eds.), Collaborative Learning 2.0: Open Educational Resources, IGI Global.
  10. Burger, E. and Starbird, M. (2013). The 5 Elements of Effective Thinking, Princeton University Press.