Aku Ingin Menjadi yang Terbaik Untukmu, Bukan yang Tercantik Bagimu/Hati yang Hilang Kini Bertemu Kembali
Sejak keberangkatan Neza ke Jepang kini Akbar benar-benar kesepian. Dia tak tahu kabar Neza sama sekali. Neza pun sama halnya dengan Akbar yang kehilangan kontak begitu sampai di Jepang.
Di Jepang Neza tinggal di rumah tantenya yang menikah dengan orang Jepang. Neza tinggal di kawasan Kanagama. Sebenarnya Neza telah disediakan asrama di tempatnya kuliah. Tapi Neza tidak betah dan lebih memilih tinggal di rumah tantenya. Neza tampaknya mulai menikmati kuliahnya di jurusan kedokteran ini. Sementara Akbar tetap melanjutkan kuliahnya di jurusan menejemen bisnis.
Dua tahun kemudian, Akbar pun telah lulus dari kuliahnya. Dan Akbar pun mulai melamar pekerjaan di salah satu perusahan ternama di Jakarta. Sementara itu, Neza mendapatkan kabar dari kak Gina tentang Akbar yang telah lulus kuliah. Neza jadi merasa kengen sekali pada Akbar, ingin rasanya Neza bertemu dan mendengar suara Akbar. Tapi sudah dua tahun lebih Neza hilang kontak dengan Akbar. Yang bisa Neza lakukan untuk melepas kerinduannya hanyalah memandang foto Akbar yang di foto bareng Neza saat perpisahan Neza dua tahun yang lalu. Juga foto Neza dan Akbar yang berhasil Neza ambil saat Akbar tidur di rumah Neza lima tahun yang lalu.
Sementara itu, Akbar pun merasakan hal yang sama dengan Neza. Akbar merasa kangen banget ke Neza. Sudah dua tahun lebih mereka gak bertemu. Akbar sama sekali tidak tahu kabar Neza. Untuk melepas kerinduannya Akbar pun sering membuka kembali buku gallery yang diberikan Neza lima tahun yang lalu. Ketika melihat buku itu, Akbar selalu tersenyum. Karena teringat saat dia memberi jawaban ke Neza. Juga Akbar jadi ingat saat Neza tidak sengaja mencium pipinya saat ulang tahun Neza.
Hm,.. Akbar dan Neza sangat mengharapkan mereka berdua bisa bertemu lagi.
Akbar kini telah menjadi manager di perusahaan tempat ia kerja. Kebetulan perusahaan itu membuka cabang di Bandung. Dan Akbar pun pindah tugas ke Bandung. Tidak terasa, sudah empat tahun Neza berada di Jepang. Dan dia pun telah lulus. Itu berarti sebentar lagi Neza akan pulang ke Indonesia. Neza semakin gak sabar untuk cepat-cepat pulang ke Indonesia. Begitu acara wisuda Neza di Jepang selesai, Neza segera membereskan segala macam untuk kepulangannya. Keesokan harinya setelah semua urusan untuk kepulangan Neza beres, Neza pun berpamitan dengan tante dan omnya yang telah berbaik hati menampung Neza.
Neza sengaja tidak memberi tahu keluarganya di Indonesia kalau dia pulang lebih awal. Karena Neza ingin memberikan kejutan kepada keluarganya. Akhirnya Neza sampai juga di bandara Soekarno Hatta. Karena Neza merasa kelelahan, maka ia memutuskan untuk menginap di salah satu hotel di Jakarta. Dengan naik taxi, Neza meluncur dari bandara ke hotel.
Keesokan harinya, Neza berangkat dari Jakarta menuju Bandung. Dalam perjalanan Neza rasanya tidak sabar untuk bertemu keluarganya. Sampailah Neza di depan rumahnya pada malam hari. Neza melangkahkan kakinya ke pintu depan rumahnya sambil menenteng kopernya. Ternyata saat Neza membuka pintu, pintunya tidak terkunci. Neza pun menyelinap masuk. Ternyata keluarga Neza sedang nonton bareng.
“SUREPRICE!!!!!!” Neza berteriak.
Semua mata yang ada di ruang keluarga pun tertuju kepada Neza.
“Neza???!” mamah Neza kemudian memeluk anaknya.
“Loh, kok pulang gak bilang-bilang sih??” ucap kak Gina.
“Wah, anak papah tambah cantik aja nih..” puji papah Neza.
“Ih waw!!! Tu koper gede-gede banget kak.. isinya apaan tuh??” tanya Raga.
Neza tersenyum bahagia karena bisa berkumpul lagi dengan keluarganya. Kemudian Neza pun membagikan oleh-oleh untuk keluarganya. Mereka pun larut dalam suasana bahagia. Keesokan harinya Neza berjalan-jalan di BIP. Neza memilih untuk ngopi di sebuah coffe shop. Saat Neza hendak membawa kopinya ke meja, tak sengaja Neza menabrak seorang cowok. Dan kopi itupun tumpah mengotori kemeja sang cowok.
“Eh sorry-sory.. gak sengaja, sini aku bersihin” ucap Neza sambil membersihkan kemeja cowok itu dengan sapu tangan Neza.
“Ya gak apa-apa kok… biar aku aja yang bersihin” ucap cowok itu lalu mengambil sapu tangan yang Neza gunakan untuk membersihkan kemeja si cowok.
Saat mata Neza memandang mata cowok itu, dan cowok itu pun memandang mata Neza. Mereka berdua terdiam sejenak, kemudian…
“NEZA!!!”
“AKBAR!!!”
Ucap mereka berdua secara bersamaan.
“Kak, maaf ya.. kemejanya jadi kotor..” ucap Neza.
“Ya gak apa-apa kok.. aku mau ke toilet dulu ya mau ngebersihin ini..” ucap Akbar sambil menunjuk ke noda yang ada di kemejanya.
“O’ya kamu tunggu dulu aku disini, aku gak lama kok..” ucap Akbar kemudian pergi ke toilet.
Neza pun menunggu Akbar dengan duduk di sebuah kursi. Neza meletakan buku agendanya di atas meja. Lima menit kemudian Akbar datang.
“Sory lama ya nunggunya??” tanya Akbar.
“Oh gak apa-apa kak, tu kan salah Neza juga.. maaf ya kak Neza jadi merasa bersalah nih” ucap Neza.
“Ya gak apa-apa, tapi untuk menebus kesalahan kamu, kamu harus nemenin aku ngopi ya..” pinta Akbar.
“Hm,.. ya boleh-boleh..” Neza menganggukan kepalanya.
Mereka pun ngobrol-ngobrol, lalu tanpa disengaja Akbar menyenggol buku agenda Neza yang ada di atas meja. Dan buku itu pun jatuh lalu Akbar mengambilnya. Saat Akbar mengambil buku itu, ada sebuah foto yang terjatuh dari dalam buku itu. Saat Akbar melihat foto itu, ternyata itu adalah foto Akbar dan Neza. Di dalam foto tersebut Akbar sedang tertidur. Akbar pun mengambil foto yang jatuh itu.
“Nez.. ini foto kita??”ucap Akbar dengan ekspresinya yang keget.
“Hm,.. eh.. iya,.. eh, itu… foto.. ki..kita.. waktu tujuh tahun yang lalu kak..” jawab Neza dengan terbata-bata.
“Kapan aku difoto kayak gini?” tanya Akbar lagi.
“Waktu kak Akbar nginep dirumah Neza..” jawab Neza.
“Jadi selama ini… setelah tujuh tahun berlalu, kamu masih inget ma aku??” tanya Akbar.
“Hm,… iya kak” jawab Neza singkat.
“Kamu tahu gak sih,.. sebenarnya..” ucapan Akbar menggantung.
Tiba-tiba ponsel Akbar pun berdering. Akbar mengangkat telefon yang ternyata dari relasi bisnisnya. Setelah menutup telefonnya Akbar berkata, “Nez, sory ya.. aku ada urusan bisnis nih..”
“Ya gak apa-apa kak..” ucap Neza.
“Oh ya.. minta nomer hape kamu donk..” pinta Akbar.
Neza pun memberikan nomor hapenya ke Akbar. Akbar pun pergi meninggalkan Neza. Dan Neza pun melanjutkan ngopinya sendirian. Hati Neza merasa bahagia. Karena kerinduannya selama ini telah terlepaskan. Walau pun rasa kangen itu masih ada. Tapi Neza sedikit tenang, karena dia dan Akbar kini berada di kota yang sama. Akbar pun tidak menyangka bahwa dia akan bertemu Neza dengan keadaan seperti tadi. Ternyata rasa kengennya selama ini terbalaskan juga.
Mereka berdua tidak menyangka akan bertemu disaat mereka sudah sama-sama dewasa. Pertemuan pertama tadi membawa mereka dalam suatu tahap pedekate kembali. Mulai dari saat itu Akbar sering jalan bareng Neza. Bahkan saat Neza mulai bekerja di salah satu rumah sakit di Bandung. Akbar sering kali mengantar jemput Neza dengan mobilnya. Akbar berusaha menyisihkan waktu dari kesibukannya bekerja untuk bertemu dengan Neza. Neza sangat senang dengan sikap Akbar yang sekarang selalu memperhatikannya. Ternyata kesabarannya selama ini membuahkan hasil yang baik.