Aku dan Remo Boletan

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Aku dan Tari Remo[sunting]

Sinopsis[sunting]

Lidhan dipilih oleh Ibu Latifah sebagai perwakilan sekolah untuk mengikuti pentas tari remo boletan. Lidhan yang sama sekali tidak mengetahui tentang remo boletan menjadi cemas. Perasaan cemas itu menyelimuti hati Lidhan dari hari ke hari, hingga mampu menuntunnya menuju pada sebuah pengalaman batin yang tidak terduga.

Lakon[sunting]

1. Lidhan 2. Ibu Latifah 3. Anin

Lokasi[sunting]

Kabupaten Jombang, Jawa Timur

Cerita Pendek[sunting]

Tentang Remo Boletan[sunting]

Nama lengkapnya Lidhan Assegaf. Akan tetapi teman-temannya lebih senang memanggil dia hanya dengan nama Lidhan. Lidhan saat ini tengah duduk di bangku kelas 6 sekolah dasar. Meskipun masih belia, namun sikap dan kepribadian Lidhan amatlah patut untuk diacungi jempol. Lidhan selalu bertutur kata sopan ketika sedang berbicara dengan orang yang lebih tua darinya. Selain itu, dia juga memiliki sikap yang ramah dan suka menolong. Dikarenakan oleh kepribadiannya itu, tidak heran jika dia disenangi oleh teman dan juga para guru di sekolah.

Pada suatu pagi yang cerah, Ibu Latifah terlihat menghampiri Lidhan yang tengah bermain sepak bola bersama teman-temannya. “Lidhannn...” teriak Ibu Latifah. Lidhan yang mendengarnya sesegera mungkin untuk menuju ke arah Ibu Latifah. Dalam perjalanan itu, dia terlihat merapikan seragam merah putih yang sekarang nampak lusuh. Sepertinya inilah bentuk rasa hormat Lidhan kepada Ibu Latifah sebagai guru yang telah mendidiknya.

“Ada apa, Ibu ?” Tanya Lidhan. “Kemarin Ibu dapat kabar dari Bapak kepala sekolah. Dalam rangka memperingati HUT Kabupaten Jombang, akan diadakan pentas remo boletan di alun-alun. Nah, rencananya nanti kamu dan Anin yang dipilih untuk mewakili sekolah kita.”

Raut wajah Lidhan menjadi berubah setelah mendengar apa yang disampaikan oleh Ibu Latifah. Bukan raut wajah senang, tetapi Lidhan justru menampilkan raut wajah bingung.

“Remo boletan itu yang bagaimana ya, Bu ?” Tanyanya. Mendengar hal itu, Ibu Latifah kemudian menjelaskan secara singkat tentang remo boletan kepada Lidhan.

“Jadi begini Lidhann, tari remo itu adalah tari khas dari Jawa Timur. Nahh, daerah kita ini, juga memiliki variasi tarian remo sendiri. Apa itu ??? Yaitu tari remo boletan.” Lidhan pun terlihat mengangguk paham.

“Tapi Lidhan tidak tahu gerakannya, Bu. Bahkan Lidhan tidak tahu harus belajar darimana ?” Tanyanya lagi.

Ibu Latifah lantas mengeluarkan ponsel dari sakunya. “Kamu tidak perlu takut Lidhan. Nanti di sekolah akan diajarkan oleh Ibu gerakannya. Lalu ketika di rumah, kamu nanti bisa belajar dari YouTube ini. Coba lihat sini, banyak kan contoh-contohnya.”

Lidhan kemudian mendekat ke arah Ibu Latifah. “Wahhh iyaa banyakk. Lidhan baru tahu kalau kita bisa cari gerakan tari di YouTube. Setahu Lidhan YouTube cuma bisa buat lihat video-video lucu, hahahaha.” Jawab Lidhan. Ibu Latifah kembali menjelaskan, “Iya Lidhan, jadi kamu bisa belajar banyak hal dari YouTube ini. Karena di sini ada banyak sekali video-video bagus untuk belajar. Ingat yaa, kita harus bijak menggunakan media sosial. Jangan hanya dibuat main game saja, okee.” Pungkas Ibu Latifah sambil menyolek jahil hidung Lidhan.

Tentang Menari dan Mencintai[sunting]

Keesokan harinya Lidhan mulai berlatih menari selepas pulang sekolah. Dia kini tidak lagi sendirian, karena di sana juga ada Anin, teman sekelasnya. “Anak-anak, kalian sudah tahu tentang apa itu tari remo ?” Tanya Ibu Latifah sebelum memulai latihan. Keduanya kompak menjawab, “Sudahhhhh.”

“Wahhh, pintar sekali anak Ibu. Berhubung kalian sudah tahu tentang apa itu tari remo, jadi ayo kita mulai berlatih gerakannya yaa.” Keduanya kembali menjawab secara kompak, “Baikkk Ibuu.”

Lidhan dan Anin mulai berlatih gerakan tari remo sedikit demi sedikit. Meskipun mereka berdua tidak pernah menari, tapi kesabaran dan ketelatenan keduanya telah membuahkan hasil yang manis. Lidhan dan Anin akhirnya dapat mengikuti pentas remo boletan di alun-alun kabupaten dengan perasaan senang dan bangga. Keduanya menari secara apik, khususnya Lidhan. Dia menari dengan sangat luwes, hingga mampu membuat para penonton takjub. Lidhan tentu sangat senang dengan hal itu.

Akan tetapi, di dalam perasaan Lidhan juga terdapat rasa sedih dan kecewa. Hal itu dia rasakan ketika sedang mencari video gerakan remo boletan di YouTube. Di sana rata-rata yang dia temukan hanyalah para penari dewasa dan sangat jarang ada penari anak-anak yang mahir menarikan remo boletan. Oleh karena itu, di dalam hati Lidhan kemudian timbul niat untuk belajar remo boletan lebih giat lagi. Agar kelak, dia bisa melestarikan budaya daerahnya dan bisa menularkan rasa cintanya itu kepada semua teman-temannya.

                                TAMAT