Beranjak

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Puisi berjudul Beranjak ini ditulis oleh Meilisa Dwi Ervinda

Puisi Beranjak[sunting]

Masih tersisa secangkir harapan di kopimu sayang

Mengapa cerita pangeran berkuda putih dan wanita buruk rupa tak

lagi kau banjiri air mata

Apakah cuap-cuap kisahmu kini terlalu menderita

Sampai-sampai dentingan pintu tak kau hiraukan adanya

Puisi-puisi dalam tubuhmu sudah ku cecap habis

Tak perlu menengadah bila lukisan susah terdampar di sana

Sebab luka-liku rupiah bak lonceng pemanggil

Supaya kau tak cepat beranjak dari sana


Gresik, April 2021