Sebuah Catatan Menjelang Habis Waktu

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Sebuah Catatan Menjelang Habis Waktu[sunting]

Tidak usil bukan berarti tak ada dosa

Bukan pula terlalu suci

Tidak bisa dirayu bukan berarti tidak punya hati

Bukan pula terlalu dingin

Kami hanya tak punya waktu untuk itu

Waktu kami habis untuk memberikan yang terbaik

Waktu kami habis untuk selalu bercermin, karena merasa memang tak cantik

Waktu kami habis untuk berkarya, Sayang

Bukan habis untuk mencari sesuatu yang tidak ada pada orang lain

***

Kemarin aku lahir dengan tanpa apa apa

Kemarin aku bisa sedikit merangkak dengan senyum dan luka tertoreh di mana-mana

Kemarin aku berjalan dengan jatuh berkali-kali, ditemani luka yang masih setia tak mau pergi

Kemarin aku berlari lalu jatuh, tapi tanpa tangis

Aku berdiri lagi dan bersiap untuk lari kali ini

Pernah kubilang, jangan tiga.

Tunggu lima agar angin tak tertawa senang saat berusaha menggoyahkan kaki yang ingin berlari

Aku berganti kami

Tak ada satu, tetapi tak terhingga

Jangan saling meninggalkan, tetapi gapai dan genggam tangan ini seperti kekasih yang ingin belahan hatinya selalu berjalan di sampingnya


Sebuah puisi yang lahir menjelang 20 Oktober 2023