Lompat ke isi

Yunani Kuno/Penulisan Mitologi

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Kisah para dewa dan pahlawan sudah berkembang sejak sebelum alfabet Yunani diciptakan, dan telah ada jauh sebelum Homeros menulis Iliad (abad kedelapan SM). Mitologi Yunani berkembang terutama oleh para penyair melalui penyebaran dari mulut ke mulut, atau tradisi oral.

Tulisan, sebenarnya sudah ada pada Zaman perunggu di Kreta dan Mikenai sebelum Invasi Doria. Sistem tulisan tersebut dikenal sebagai naskah Linear A dan Linear B, namun jenis tulisan ini tak lagi digunakan pada Zaman Kegelapan Yunani. Linear B sendiri tidak digunakan untuk menulis literatur, melainkan untuk mencatat penghitungan dan inventoris istana. Sementara Linear A masih belum dapat ditafsirkan.

Orang Yunani Hellen, yakni bangsa Doria, Aiolia, dan Ionia, tidak mengenal tulisan. Mereka seperti itu setidaknya selama selama beberapa abad (abad 12-9 SM) pada awal Zaman Besi. Jadi yang berperan menjaga mitos tetap hidup adalah para penyair. Mereka mengingat berbagai detail, dan menyanyikannya di depan orang banyak. Pendengar mereka biasanya adalah para penguasa dan anak buah mereka. Setelah orang Yunani menciptakan tulisan, kisah-kisah mitologi pun mulai dicatat.

Patung Homeros.

Ada dua penulis yang banyak berpengaruh terhadap para penulis berikutnya, mereka adalah Homeros dan Hesiodos. Homeros adalah penulis yang terawal dan paling terkenal. Dia membuat dua mahakarya, Ilias dan Odisseia. Tidak diketahui apakah yang membuatnya hanya satu orang atau dua orang yang berbeda, karena dua karya tersebut menggunakan gaya yang berbeda. Terlepas hal dari itu, Homeros adalah orang pertama yang mencatat mitologi Yunani. Kisah-kisah ini telah ada sebelum ditulis, dan diceritakan oleh para penyair pada muridnya, dari generasi ke generasi. Ketika Homeros menuliskan itu semua, sudah ada dua syair kepahlawanan yang terkenal, dan sebagian besar syair-syair mengenai Akhilles dan Odisseus juga sudah berkembang. Jadi Homeros mungkin hanya menambahkan detail di sana-sini.

Iliad adalah syair kepahlawanan yang berlatar pada Perang Troya, dan berfokus pada dua pahalwan, Akhilles dan Hektor. Sementara Odisseia berlatar pasca Perang Troya dan menceritakan perjalanan luar biasa yang dialami Odisseus untuk bisa pulang. Homeros juga mengisahkan berbagai kisah lainnya, antara lain Perang Argos-Thebes, Kentauromakhia, dan perselingkuhan Afrodit dengan Ares.

Pengaruh karya-karya Homeros membuat para penulis lain berusaha untuk menceritakan kisah-kisah yang berlatar sebelum dan sesudah Iliad. Kumpulan karya-karya tersebut kemudian disebut Siklus Kepahlawanan. Sayangnya banyak dari karya-karya itu yang kini telah hilang.

Karya lainnya, yang mengatasnamakan Homeros, adalah Himne Homeros. Namun tulisan ini disusun pada beberapa periode dan oleh beberapa penulis yang berbeda (abad ketujuh-keenam SM). Itu merpakan syair himne yang ditujukan kepada berbagai dewa-dewi. Yang tepanjang di antara Himne Homeros adalah cerita tentang Demeter, Hermes, Afrodit, dan Dionisos, sedangkan yang lainnya ditampilkan pendek.

Penulis besar lainnya adalah Hesiodos, yang mungkin hidup setelah masa Homeros. Hesiodos menulis dua karya monumental, meskipun ada banyak juga karya pendek lainnya yang mengatasnamakannya. Erga Kai Hemerai dan Theogonia adalah satu-satunya karya asli Hesiodos. Keduanya memberitahu kita tentang penciptaan dunia, perang antardewa, dan banjir besar.

Pada periode-periode selanjutnya, banyak penulis besar lainnya bermunculan. Ada Pindaros dari Thebes (522-438 SM); lalu para dramawan dari Athena spesialis kisah tragedi, yakni Aiskhilos, Sofokles, dan Euripides. Ada juga Apollonios dari Rhodes (abad ke-3 SM) yang terkenal karena menulis cerita tentang Iason dan para Argoanut.

Mitografer hebat lainnya adalah Apollodoros (abad ke-2 SM) dan penulis dari Romawi, Ovidius (abad pertama SM). Penulis Romawi lainnya, Vergilius, menulis Aeneid, kisah tentang Aineias, yang pergi setelah kejatuhan Troya dan menjadi leluhur dari bangsa Romawi.

Sampul Hellados Periegesis edisi bahasa Latin, terbit tahun 1829.

Mitologi dan legenda tidak hanya ada pada syair dan drama. Ada juga yang tergabung dengan catatan sejarah. Sejarawan Yunani, Herodotos, pencatat Perang Yunani-Persia, juga menyusun berbagai mitos lokal, khususnya mengenai kota-kota di Asia Minor dan kepulauan Yunani. Geografer dan pelancong Yunani, Pausanias, menulis sebuah buku perjalanan berjudul Hellados Periegesis, 176 M. Dalam bukunya, Pausanias menjelaskan berbagai mitos dan legenda di berbagai daerah dan kota di Yunani. Dalam buku itu juga diceritakan tentang seni dan arsitektur.

Selain itu, masih ada Diodoros Sikolos, yang menulis sejarah awal Julius Caesar. Dalam tulisan-tulisannya, Diodoros berusaha untuk menjelaskan berbagai fenomena di balik mitologi. Penulis Romawi, Higinus, yang menulis Fabulae dan Poetica Astronomy, seringkali memberi cerita yang membingungkan. Kedaua penulis tersebut suka menciptakan kisah baru, namun mereka juga memberi rincian mitos yang tidak diceritakan pada karya lain.

Masih banyak penulis lainnya, namun jika ingin memahami tentang mitologi Yunani, disarankan untuk memulai dengan membaca karya-karya mereka.