Yunani Kuno/Sejarah/Peradaban Mikenai

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
Lokasi-lokasi yang disebutkan oleh Homeros dalam Iliad.

Peradaban Mikenai berlangsung di daratan utama Yunani pada 1600-1100 SM. Nama "Mikenai" diambil dari nama kota kuno Mikenai, yang berhasil ditemukan oleh Heinrich Schliemann, yang memulai penggalian pada 1876. Schliemann juga terkenal atas penggaliannya yang berhasil menemukan kota Troya di Asia Minor, yang sebelumnya hanya dianggap sebagai khayalan. Tulisan yang dibuat pada periode Yunani Klasik, yakni Iliad dan Odysseia, berlatar pada periode Mikenai ini.

Topeng emas ini ditemukan di Mikenai oleh Schliemann, dan dinamai "Topeng Agamemnon", dari nama salah seorang raja dalam Iliad.

Peradaban Mikenai dimulai dengan kedatangan beberapa suku ke daratan utama Yunani sekitar 2000 SM. Suku-suku ini berastu sebagai satu unit politik sekitar 1600 SM.

Bangsa Mikenai disebut-sebut sebagai penyebab runtuhnya peradaban Minoa di pulau Kreta. Bangsa Minoa memiliki kekuatan maritim yang sepertinya lebih kuat dari Mikenai. Namun sekitar tahun 1600 SM, dipercaya bahwa letusan Gunung Thera di pulau Santorini di dekat Kreta menyebabkan banyak kehancuran pada bangsa Minoa. Akibatnya bangsa Minoa melemah dan diduga pasa saat inilah bangsa Mikenai menyerang dan menaklukan bangsa Minoa sekitar tahun 1400 SM. Bangsa Mikenai pun menggantikan bangsa Minoa menjadi penguasa di daerah tersebut

Pada abad ketujuh atau delapan SM, penyair bernama Homeros menulis Iliad dan Odysseia yang berlatar pada peradaban Mikenai. Namun Homeros menulisnya jauh setelah peradaban Mikenai hilang dari bumi Yunani. Karena ada jurang pemisah yang cukup lama itu, karya-karya Homeros kurang bisa dilihat sebagai referensi mengenai peradaban Mikenai. Tulisan Homeros lebih mencerminkan kebudayaan pada masanya. Namun sudah terungkap bahwa banyak lokasi yang disebutkan oleh Homeros benar-benar merupakan lokasi pada peradaban Mikenai, misalnya Troya. Sementara tokoh-tokohnya, seperti Akhilles, Hektor, Priamos, Diomedes, dan Agamemnon, belum diketahui apakah pernah benar-benar ada atau tidak.

Sekitar tahun 1100 SM, suku-suku dari utara yang dikenal sebagai bangsa Doria menginvasi Peloponnesos dan menghancurkan peradaban Mikenai. Yunani pun mengalami Zaman Kegelapan, yang berlangsung selama beberapa abad sebelum bisa kembali pulih. Sistem tulisan, yang pernah dikenal pada peradaban Mikenai, hilang dan dilupakan, sehingga orang Yunani harus menciptakan sistem tulisan yang baru pada abad-abad berikutnya.

Lukisan dinding mengenai wanita Mikenai.

Seni Mikenai, seperti juga berbagai aspek peradaban mereka, dipengaruhi oleh bangsa Minoa. Seni Mikenai didominasi oleh tembikar, patung, dan lukisan. Bangsa Mikenai memilikki kemampuan yang tinggi dalam hal pembuatan barang-barang dari perunggu, misalnya pedang, perisai, dan baju pelindung.

Dibandingkan Minoa, bangsa Mikenai lebih banyak membangun benteng untuk pertahanan. Dinding benteng mereka biasanya setinggi empat puluh atau lima puluh kaki, dan disusun dari batu-batu besar dengan berat berton-ton, yang disatukan tanpa perekat. Benteng di Tirins dan Mikenai merupakan contoh terbaik dari benteng mereka. Tidak seperti Minoa, bangsa Mikenai tidak membangung banyak altar pemujaan. Bangunan keagamaan mungkin merupakan bagian dari istana benteng, namun tidak secara spesifik disebut seperti itu.

Gerbang selatan Gla, di Boiotia.

Bangsa Mikenai mempergunakan aksara yang kita sebut Linear B. Aksara ini berhasil dipecahkan pada 1951, dan terbukti merupakan bentuk awal dari bahasa Yunani modern. Dalam Linear B, masing-masing karakter melambangkan suku kata, dan bukan huruf tunggal. Pada Zaman Kegelapan Yunani, sistem tulisan ini menghilang.