42 Jenis Permainan Tradisional Suku Batak Toba yang Mengedukasi
Oleh : Tomson Panjaitan
[sunting]I.PENDAHULUAN
[sunting]Cegah banjir bersihkanlah kanal.
Tetap waspada terutama di musim pancaroba.
Mari mengenal permainan tradisional.
Mengedukasi, sangat digandrungi masyarakat di daerah Toba.
Dari Sabang hingga Merauke, semua daerah memiliki permainan tradisional. Nama dan cara permainannya tentu berbeda juga. Bak pepatah yang mengatakan, lain lubuk lain ikannya, lain padang lain pula belalangnya. Lain daerah lain pula nama dan cara permainan tradisional, namun tujuannya semua sama. Yaitu mempererat ikatan sosial di tengah masyarakat. Permainan tradisional adalah sarana berkumpul dan bersosialisasi anak dengan anak-anak yang lain. Begitu juga anak-anak dengan orang dewasa. Bahkan menjaga keberlangsungan tradisi sosial dalam masyarakat itu sendiri.
Sebelum permainan dimulai, banyak sifat positif yang membangun karakter anak-anak. Misalnya budaya gotong royong dalam membuat media permainan. Di mana media itu adalah benda yang ada di sekitar. Kecuali beberapa media yang merupakan produk dari pabrik seperti karet gelang, guli, kain sarung. Dominan jenis permainan selalu dimulai dengan metode undian. Sistim ini tentunya secara langsung mendidik anak untuk selalu bersikap adil di dalam kehidupannya.
Karena keterbatasan lampu penerangan di malam hari karena masa itu lampu listrik belum menyentuh pedesaan, maka beberapa permainan harus dilakukan siang hari. Kemeriahan pada malam hari tentunya semakin bertambah, tatkala permainan dilakukan di bawah sinar rembulan. Apalagi permainan tradisional yang dilakukan sambil bernyanyi. Kebahagiaan terpancar pada wajah anak-anak, lelah terasa terbayar jika memenangkan permainan padahal setiap pemenang tidak ada hadiahnya.
Oleh sebab itu di zaman modern ini, permainan tradisional perlu digalakkan kembali. Karena permainan tradisional mengajarkan nilai-nilai kehidupan seperti kegigihan, daya juang, ketangguhan, kejujuran, kreativitas, kebersamaan, toleransi, tenggang rasa, kesetaraan, kerja sama dan sportifitas.
Tujuan permainan tradisional sangat baik bagi anak-anak yang masih dalam pertumbuhan. Tujuannya adalah perkembangan fisik motorik, mengembangkan kecerdasan sosial dan emosional anak, semakin mengenal alam, meningkatkan stamina, mental. Selain itu permainan ini juga meningkatkan kognitif dan menciptakan suasana kenikmatan. Dengan demikian permainan tradisional adalah salah satu sarana penerapan bentuk nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila lambang negara yaitu Pancasila.
II. JENIS-JENIS PERMAINAN TRADISIONAL SUKU BATAK TOBA
[sunting]Dalam buku ini penulis memaparkan jenis permainan tradisional yang dikenal oleh suku Batak Toba yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Namun secara khususnya penulis mengambil data di desa Sitarak, Kecamatan Nassau, Kabupaten Toba. Untuk jenis permainan yang penulis sudah lupa, pengambilan data dilakukan melalui wawancara pada orangtua di desa tersebut.
Pada tahun 1980-1990, penulis bersama anak-anak di desa tersebut sangat gemar melakukan permainan yang sangat mengedukasi itu. Media permainan tradisional sangat mudah dan murah. Menggunakan benda-benda yang ada di sekitar. Kecuali karet gelang yang harus dibeli saat hari pasar (onan) sekali dalam seminggu di ibu kota kecamatan. Sepulang dari pasar, anak-anak bangga memakainya di tangan sebagai gelang. Oleh karena karet gelang dibeli, benda ini menjadi media yang paling berharga. Faktor inilah maka media karet gelang yang paling digemari dan banyak jenis permainannya.
Budaya gotong royong jelas-jelas tertanam dalam pribadi anak. Yakni pada pengolahan media permainan. Bersama-sama ke hutan mencari kayu, ke sungai mencari batu, kerja sama mengolah tempurung kelapa, bungkus rokok, tutup botol dan memotong daun serai wangi hingga menjalinnya menjadi sebuah tali/ Luar biasa bukan? Semua butuh perjuangan dan pengorbanan.
Apa saja jenis permainan tradisional yang mengedukasi itu? Jenis permainan yang umum dimainkan berjumlah 42 jenis. Berikut ini adalah tabel nama permainan tradisional suku Batak Toba di Desa Sitarak, Kecamatan Nassau, Kabupaten Toba Provinsi Sumatera Utara.
NO | JENIS PERMAINAN | MEDIA
YANG DIGUNAKAN |
SISTIM PEMENANGNYA |
---|---|---|---|
1 | Marakkat singa | Karet gelang | Individu |
2 | Mardanggur goje | Karet gelang | Individu |
3 | Marimbus pattik | Karet gelang | Individu |
4 | Marimbus merap | Karet gelang | Individu |
5 | Marimbus garis | Karet gelang | Individu |
6 | Marpiltik | Karet gelang | Individu |
7 | Martebbak dorpi | Karet gelang | Individu |
8 | Martebbak garis | Karet gelang | Individu |
9 | Marjukkit goje | Karet gelang,pasir dan lidi | Individu |
10 | Marjaua | Kayu | Individu |
11 | Marsitukkel | Kayu | Individu |
12 | Marturmuku-turmuku | Kain sarung | Regu/Kelompok |
13 | Margaja-gaja | Kain sarung | Tidak ada pemenang |
14 | Marlali-lali | Kain sarung | Tidak ada pemenang |
15 | Marpollung | Kain sarung | Individu |
16 | Marmande-mande | Bambu | Individu |
17 | Marultop | Bambu | Tidak ada pemenang |
18 | Marpelo garis | Guli | Individu |
19 | Marpelo gobang | Guli | Individu |
20 | Marsiada | Batu | Individu |
21 | Marsitekka baju | Batu | Individu |
22 | Marsitekka tangga | Batu | Individu |
23 | Martabuni-tabuni batu | Batu | Individu |
24 | Marsegitolu | Bungkus rokok | Individu |
25 | Mardokket | Tempurung kelapa | Individu |
26 | Marsipatu hoda | Tempurung kelapa | Individu |
27 | Martali goyang | Daun serai wangi | Individu |
28 | Mernget-ernget | Tutup botol minuman | Individu |
29 | Margala | Organ tubuh | Regu/kelompok |
30 | Marhopo-hopo | Organ tubuh | Individu |
31 | Marjabbatan tapanuli | Organ tubuh | Regu/kelompok |
32 | Martabuni-tabuni | Organ tubuh | Individu |
33 | Marsappele-sappele | Organ tubuh | Individu |
34 | Marhoda gajjang | Organ tubuh | Regu/kelompok |
35 | Martiti namussat | Organ tubuh | Individu |
36 | Marpalakka-palakka | Organ tubuh | Individu |
37 | Marsikkola-sikkola | Lidi | Regu/kelompok |
38 | Marhuta-huta | Daun tumbuhan, dan lain-lainnya | Tidak ada pemenang |
39 | Marhait-hait | Daun sappil-pil( paku resam) | Individu |
40 | Marsarat-sarat | Pelepah daun pinang | Kelompok |
41 | Marlange sitakkup ulu | Air/Organ Tubuh | Individu |
42 | Marhutingsa | Organ Tubuh | Individu |
Sebelum permainan dimulai, sifat adil sudah ditanamkan dalam jiwa peserta. Yakni melakukan pengundian. Ada dua metode pengundian yang biasa dilakukan yaitu:
1. Marcis.
2. Marbang.
1. Marcis.
[sunting]Marcis adalah jenis pengundian yang dilakukan pada permainan yang hanya dua orang pemain atau dua kelompok pemain. Cara marcis, adalah peserta menjulurkan jari tangan (jempol, jari telunjuk dan jari kelingking) dengan cepat. Peserta yang jarinya lebih banyak menang atau mendapat point terbanyak dialah yang duluan bermain. Umumnya point yang disepakati 10 atau 5 poin. Untuk lebih jelas, mari kita perhatikan tabel di bawah ini.
Jenis jari
peserta 1/grup 1 |
Jenis jari
peserta 2 /grup 2 |
Pemenang |
---|---|---|
Jempol | Kelingking | Kelingking (peserta 2/grup 2) |
Jempol | Telunjuk | Jempol (peserta 1/grup 1 |
Telunjuk | Kelingking | Telunjuk (peserta 2/grup 2) |
2. Marbang.
[sunting]Pengundian dengan metode marbang dilakukan jika peserta lebih dari 2 orang atau dua group. Masing masing peserta atau perwakilan kelompok beradu cepat untuk menunjukkan telapak tangan atau punggung tangan. Sebagai contoh jika peserta 3 orang atau 3 group, maka mereka beradu untuk menunjukkan telapak atau punggung tangan. Jika satu tangan berbeda, (dua peserta menunjukkan telapak sementara satu lagi punggung, maka yang punggung pemenang pertama. Lalu dua yang kalah kembali marcis. Siapa yang menang marcis dia pemain ke dua dan yang lainnya menjadi pemain ke tiga.
Perhatikan tabel sistim pengundian jenis marbang di bawah ini.
Bentuk tangan
peserta 1/grup 1 |
Bentuk tangan
peserta 2/grup 2 |
Bentuk tangan
peserta 3/grup 3 |
Pemenang |
---|---|---|---|
Telapak | Punggung | Telapak | Punggung |
Punggung | Punggung | Telapak | Telapak |
Punggung | Punggung | Punggung | Tidak ada pemenang(diulangi) |
Telapak | Telapak | Telapak | Tidak ada pemenang (diulangi kembali) |
III. PROSEDUR, MANFAAT DAN NILAI MORAL PERMAINAN TRADISIONAL SUKU BATAK TOBA.
[sunting]Berikut ini penulis akan memaparkan prosedur dan nilai positif permainan tradisional Suku Batak Toba yang ada di desa Sitarak, Kecamatan Nassau.
1. MARAKKAT SINGA
[sunting]Singa adalah hewan mamalia yang sangat lincah melompat. Kelincahan singa dalam melompat yang ditiru dalam permainan ini. Alat permainan tradisional yang umumnya digandrungi anak-anak perempuan ini adalah karet gelang. Karet gelang ini disatukan sepanjang 3-4 meter. Permainan selalu dimulai dengan mengundi. Yang menang akan memulai permainan. Melompat karet gelang. Tentu dengan ketinggian yang berbeda-beda. Tinggi karet gelang yang akan dilompat adalah sebagai berikut:
1. Selutut.
2. Sepinggang.
3. Sepundak.
4. Sebatas kepala.
5. Satu jengkal di atas kepala.
6. Dua jengkal di atas kepala.
Setelah peserta dapat melewati semua tahapan di atas, dilanjutkan dengan melilitkan kaki dan membukanya. Kaki dililit mulai dari lilit pertama hingga lilit yang disepakati. Misalnya lilit ke lima. Jika peserta gagal melilit kaki dan membukanya, maka kesempatan diberikan pada pemain berikutnya. Permainan ini sangar seru sekali.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Marakkat Singa | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
Melatih otot kaki dan kordinasi tubuh | Kebersamaan. Kegigihan |
Meningkatkan fungsi kognitif | Kesederhanan |
Meningkatkan kepadatan tulang | Kepemimpinan. Tanggung jawab. Kejujuran |
2. MARDANGGUR GOJE
[sunting]Mardanggur artinya melempar. Goje artinya karet gelang. Jadi arti permainan ini adalah melemparkan karet gelang. Permainan ini sangat digandrungi anak laki-laki dan anak perempuan. Pesertanya terdiri dari lima – enam orang.
Prosedur permainan ini adalah sebagai berikut:
1. Membuat garis batas pelemparan
2. Dari batas pelemparan diukur jarak 3-4 meter tempat peserta melempar.
3. Karet gelang diletakkan di telapak tangan dan diayunkan sekuat-kuatnya melewati batas pelemparan.
4. Jika karet gelang tidak melewati garis, peserta gagal dan menunggu permainan berikutnya.
5. Apabila peserta berhasil membuat karet bertindih, maka karet yang bertindih akan menjadi miliknya.
6. Peserta yang paling banyak menyatukan karet gelang, dinyatakan sebagai pemenang.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Mardanggur goje | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
Memperkuat tulang tangan | Kebersamaan. Kesabaran. |
Memperkuat tulang punggung | Ketelitian. Kejujuran. Kegigihan. |
3 . MARIMBUS PATTIK
[sunting]
Marimbus artinya mengembus. Pattik artinya ditancap. Dalam permainan ini peserta berusaha mengeluarkan karet gelang dengan cara mengembus. Di mana karet itu diletakkan pada kayu kecil yang ditancapkan. Permainan ini dilakukan dua orang atau lebih. Metode permainan marimbus pattik adalah seperti di bawah ini:
1. Disepakati dulu jumlah karet gelang sebagai taruhan.
2. Karet gelang tersebut disatukan dan dimasukkan ke lidi atau kayu kecil yang ditancapkan.
3. Pengundian urutan pemain.
4. Peserta mengembuskan hingga karet keluar dari lidi atau kayu tersebut. Yang mendapat karet gelang terbanyak adalah pemenangnya.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Marimbus pattik | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
Memperkuat organ-organ pernapasan | Kebersamaan. Kesabaran. |
Memperkuat tulang punggung | Ketelitian. Kejujuran. Kegigihan. |
4. MARIMBUS MERAP
[sunting]
Peserta dalam permainan ini harus mengembusi karet gelang sampai terpisah (merap). Jumlah peserta umumnya terdiri dari 2-4 orang. Sebelum permainan dimulai, disepakati dulu jumlah karet gelang yang akan dimainkan. Lalu diundi untuk pemain pertama dan selanjutnya. Prosedur permainan berikutnya sebagai berikut.
1. Karet gelang yang sudah disepakati diserahkan kepada pemain pertama.
2. Dimasukkan ke jari telunjuk.
3. Lalu dilemparkan ke atas.
4. Karet gelang yang menyatu diembus hingga terpisah.
5. Pemain berikutnya mengambil karet gelang yang tetap menyatu.
6. Karet gelang yang terpisah, disatukan dengan dijentikkan.
7. Jika menyatu, peserta memasukkan jari kelingking ke karet gelang tersebut.
8. Karet gelang yang tersentuh jari kelingking akan batal dan dikutip peserta berikutnya.
9. Karet gelang yang tidak tersentuh, akan diembus peserta.
10. Peserta berhak memiliki, jika karet gelang terpisah. Namun jika tetap menyatu, akan diambil peserta berikutnya untuk dimainkan.
11. Pemenangnya adalah peserta yang memiliki karet gelang terbanyak.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Marimbus merap | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
-Menyehatkan organ pernapasan | Kebersamaan. Kesabaran. |
-Menyehatkan otot punggung | Ketelitian. Kejujuran. |
-Menyehatkan jari tangan | Kegigihan |
5. MARIMBUS GARIS
[sunting]
Marimbus garis, hampir sama dengan marimbus merap. Perbedaannya karet gelang sebagai taruhan, diletakkan di dalam garis lingkaran. Peserta berusaha mengeluarkan karet dari dalam lingkaran dengan embusan. Pemenangnya adalah peserta yang paling banyak mengeluarkan karet dari dalam lingkaran.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Marimbus garis | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
-Menyehatkan organ pernapasan | Kebersamaan. Kesabaran. |
-Menyehatkan otot punggung | Ketelitian. Kejujuran. Kegigihan |
6. MARPILTIK
[sunting]Permainan tradisional ini juga menggunakan media karet gelang. Pesertanya hanya dua orang. Sebelum dimulai, terlebih dahulu dibuat garis melintang. Jarak pemain dari garis kira-kita 40 cm. Jumlah karet gelang sebagai taruhan disepakati dulu. Misalnya 2, 3 atau lebih. Yang menang undi akan memulai permainan. Langkahnya sebagai berikut.
1. Peserta pertama menjentikkan karet gelang menuju garis.
2. Kemudian disusul peserta ke dua.
3. Kedua karet diusahakan menyatu.
4. Peserta yang berhasil menyatukan karet gelang, akan memperoleh karet gelang sebanyak jumlah taruhan.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Marpiltik | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
-Menyehatkan jari tangan | Kebersamaan. Kesabaran. |
-Menyehatkan otot punggung | Kecermatan. Kejujuran. Kegigihan |
7. MARTEBBAK DORPI
[sunting]Dibutuhkan konsentrasi penuh, saat bermain martebbak dorpi. Permainan ini digemari anak laki-laki. Martebbak artinya menembak. Dorpi artinya dinding. Jadi prinsip permainan ini adalah menembak dinding. Yang ditembak adalah karet gelang yang digantung di dinding. Jumlah pemain umumnya 2-5 orang. Prosedur permainan ini adalah sebagai berikut.
1. Menyepakati berapa jumlah karet sebagai taruhannya.
2. Karet gelang disusun lalu digantung di dinding.
3. Selanjutnya pengundian urutan pemain.
4. Pemain menembak karet gelang dari daerah garis yang telah disepakati.
5. Karet gelang yang jatuh menjadi milik penembak.
6. Pemenangnya adalah peserta yang paling banyak menjatuhkan karet gelang.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Martebbak dorpi | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
-Menyehatkan organ tangan | Kebersamaan. Kesabaran. |
-Mengasah konsentrasi | Ketelitian. Kejujuran. Kegigihan |
8. MARTEBBAK GARIS
[sunting]Permainan martebbak garis umumnya hanya digandrungi anak laki-laki. Peserta permainan ini 2- 5 orang. Jumlah karet gelang yang telah disepakati disusun rapi berdiri dan diletakkan di tanah. Lalu dibuat garis di dekat tumpukan karet gelang sebagai batas. Setelah diundi, maka permainan dimulai.
Peserta menembak tumpukan karet gelang dengan alat tembak karet gelang. Tempat menembak peserta kira-kira 2-3 meter dari tumpukan karet gelang. Karet gelang yang keluar dari garis adalah milik penembak. Peserta yang mendapat karet gelang terbanyak menjadi pemenang permainan.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Martebbak garis | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
-Menyehatkan organ tangan | Kebersamaan. Kesabaran. |
-Mengasah konsentrasi | Ketelitian. Kejujuran. Kegigihan |
9. MARJUKKIT GOJE
[sunting]Permainan ini juga menggunakan karet gelang sebagai media. Permainan ini digemari anak laki maupun anak perempuan dengan jumlah pemain 2- 5 orang. Peserta mencari karet gelang di dalam tumpukan pasir dengan menggunakan lidi. Prosedur permainannya sebagai berikut.
1. Menyepakati jumlah karet gelang sebagai taruhan.
2. Satu-satu karet gelang digulung.
3. Semua karet gelang yang sudah digulung dimasukkan ke dalam tumpukan pasir.
4. Pengundian menentukan urutan pemanin.
5. Dengan menggunakan lidi, peserta majjukkit (mencucukkan) ke dalam pasir.
6. Karet gelang yang dapat diangkat dari dalam pasir menjadi milik pemain.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Marjukkit goje | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
-Menyehatkan jari tangan | Kebersamaan. Kesabaran. |
-Mengasah konsentrasi | Ketelitian. Kejujuran. Kegigihan |
10. MARJAUA (Patok Lele)
[sunting]Permainan tradisional marjaua, sama dengan permainan patok lele. Media dalam permainan ini adalah kayu ringan. Mengapa menggunakan kayu ringan? Tujuannya agar mudah melayang dan tidak melukai pemain. Alatnya diolah dari kayu hutan. Suku Batak menyebutnya kayu situlan atau kayu sitarak. Kayu sebesar induk jari orang dewasa dipotong dua. Satu potong berukur sekitar 15 cm dan potongan satu lagi 6-8 cm.
Bagaimanakah prosedur permainan ini? Permainan ini bersifat individu. Sebelum permainan dimulai, terlebih dahulu dibuat lubang kecil. Setelah semua bahan telah tersedia maka permaian dilakukan pengundian.
Ada 3 jenis tahapan dalam pernainan yang membutuhkan kelihaian menangkap ini. Yaitu (marjukkit, mardanggur dan marhatiktak). Berikut penjelasan tentang cara bermain jaua.
1. Marjukkit.
[sunting]Tahap awal ini, peserta meletakkan kayu pendek melintang di atas lubang. Dengan menggunakan kayu panjang, kayu pendek dilemparkan dengan cara dijukkit atau dikaitkan. Lawan main berusaha menangkapnya. Jika berhasil ditangkap, maka dapat poin. Kayu panjang diletakkkan melintang di atas lubang. Kayu yang terlempart dari lubang selanjutnya dilemparkan ke kayu panjang. Jika mengenai kayu, maka lawan main akan mendapat poin dan berkesempatan bermain. Apabila kayu pendek masuk ke lubang, lawan main akan mendapat poin lagi.
2. Mardanggur.
[sunting]Tahap ke dua adalah mardanggur atau melempar. Anak kayu di lempar ke atas, lalu dipukul dengan induk kayu sekuat-kuatnya. Lawan bermain berusaha menangkapnya. Jika berhasil ditangkap, maka dapat poin.
Anak kayu selanjutnya, dilempar ke arah pemain. Pemain lalu berusaha memukul kembali agar anak kayu terlempar jauh. Karena semakin jauh dari lubang, maka poin pemain semakin banyak. Lalu dengan induk kayu pemain akan menghitung jarak anak kayu. Perhitungan dimulai dari lubang permainan.
3. Marhatiktak
[sunting]Ini adalah tahap akhir permainan . Marhatiktak artinya anak kayu dikeluarkan dari lubang dengan menggunakan induk kayu. Ujung anak kayu dipukul di dalam lubang, agar keluar Setelah keluar maka dengan induk kayu dipukul-pukul ke atas. Saat dipukul-pukul, jika anak kayu jatuh, maka pemain akan diganti. Semakin sering dipukul maka poin semakin banyak pada pemain. Setelah dipukul beberapa kali, lalu anak kayu dilempar sejauh-jauhnya. Selanjutnya, pemain akan menghitung jarak antara lubang dengan anak kayu yang terlemnpar.
Pada tahap ini alat yang digunakan untuk mengukur adalah anak kayu. Cara menghitung sebanyak berapa kali anak kayu dipukul-pukul. Artinya jika 5 kali dipukul maka dihitung dengan kelipatan lima. Misalnya jika jarak dari lubang ke anak kayu yang terlempar sebanyak 50 kali maka poin pemain 5 x 50 =250. Pemenang permainan ini adalah pengumpul poin terbanyak.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Marjaua | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
-Menambah kepintaran dalam perkalian | Kebersamaan. Kesabaran. |
-Mengasah konsentrasi | Ketelitian. Kejujuran. Kegigihan |
11 .MARSITUKKEL
[sunting]Di berbagai daerah nama permainan ini disebut egrag. Suku batak Toba menyebutnya marsitukkel. Bahan yang digunakan dalam pembuatan situkkel adalah dua kayu seukuran kepalan tangan orang dewasa dan tingginya kira-kira satu setengah meter. Disesuaikan dengan tinggi tubuh pemaian. Lalu dipakukan kayu kecil setinggi lutut pada kayu tersebut yang berfungsi sebagai pijakan kaki. Situkkel siap dipakai.
Permainan ini umumnya digandrungi anak laki-laki. Perlu latihan yang ekstra agar tubuh tetap stabil saat berada di atas situkkel. Memainkannya tidak boleh ragi-ragu. Identik dengan nilai kehidupan ini. Ketika kita sudah mengambil sebuah keputusan, kita harus bertekad untuk menyelesaikannya tidak boleh ragu-ragu.
Permainan tradisional ini tidak melalu undi. Sama dengan lomba lari. Yang duluan sampai di garis finis itulah pemenangnya. Selain lomba kecepatan ada juga lomba terlama berdiri dengan satu kaki, Jadi, benar-benar membutuhkan kelihaian dalam keseimbangan tubuh.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Marsitukkel | |
Manfaat | Nilai moral |
Meningkatkan rasa percaya diri | Kerja keras. Kesabaran.. |
Menyehatkan otot tangan.dan kaki | Sportivitas |
Melatih kekuatan dan keseimbangan fisik | Pantang menyerah |
12. MARTURMUKU-TURMUKU
[sunting]Peserta permainan ini hanya dua kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang atau lebih. Langkah permainan tidak terlalu rumit. Setelah diundi, maka peserta yang menang menjadi pemain pertama.
1. Kelompok pemain pertama bersembunyi.
2. Satu orang peserta disuruh merangkak.
3. Lalu ditutupi dengan sarung atau selimut.
4. Ketua kelompok membawa peserta yang ditutup tadi ke arah kelompok penebak.
5. Kelompok penebak akan bernyanyi. Dengan lirik lagu,
Turmuku-turmuku
Huboto manang ise…
Si….(nama yang mereka tebak) Misalnya si Horas.
Turmuku-turmuku
Saya tahu ini siapa
Si….Horas.
6. Jika salah menebak, maka mereka kembali ke tempat persembunyian dan melakukan kembali langkah no 2 hingga ke 5. Namun jika benar menebak, maka kelompok penebak akan menjadi pemain berikutnya.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Marturmuku-turmuku | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
-Menghibur. | Kebersamaan. Kesabaran. |
-Mengasah konsentrasi | Ketelitian. |
-Menyehatkan tangan dan kaki(merangkak) | Kejujuran. Kegigihan |
13. MARGAJA-GAJA
[sunting]Margaja-gaja artinya permainan tradisional meniru gerak hewan gajah. Jenis permainan ini hanya sebagai hiburan. Tidak ada poin atau nilai bagi pemainnya. Jumlah peserta permainan ini minimal 5 orang. Untuk meniru badan gajah, peserta menunduk. Lalu di atas punggungnya disilangkan kayu. Ke dua tangannya disilangkan di atas kayu.. Badan peserta kemudian ditutupi dengan kain sarung dan selimut sampai wajahnya tidak kelihatan. Peserta lain serentak bernyanyi. Lagunya sebagai berikut.
O gaja, gaja gaja sidua ulu
Manortor ho disi, asa hupalu goddang hon
(O, gajah, gajah berkepala dua)
(Menarilah, agar kubunyikan gendangku.
Gajah lalu mencari peserta untuk di tanduk.
Peserta yang berhasil ditanduk akan menjadi gajah berikutnya.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Margaja-gaja | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
-Menghibur. | Kebersamaan. Kesabaran. |
-Menyehatkan punggung, tangan dan kaki | Kejujuran. Kegigihan |
14.MARLALI-LALI
[sunting]Dalam bahasa Batak Toba, lali artinya elang. Elang adalah musuh terbesar ayam, karena sering memangsa ayam. Permainan ini meniru elang saat menyambar ayam. Sangat seru sekali, apalagi saat semua peserta berjatuhan. Umumnya dilakukan pada malam hari di bawah sinar rembulan
Pesertanya umumnya gabungan anak laki-laki dan perempuan. Jumlah pemain bisa 10 orang bahkan lebih. Semua peserta wajib membawa kain sarung. Tahap permainan ini sebagai berikut.
1. Dua orang peserta dipilih sebagai elang dan juga sebagai ayam.
2. Peserta lainnya berbaris dan diikat dengan kain sarung masing-masing.
3. Elang lalu berdiri di depan barisan
4. Ayam berdiri sambil memegang sarung pemain terakhir. Selama permainan tidak boleh lepas.
5. Aba-aba segera diumumkan. Elang berusaha menyambar ayam yang di belakang.
6. Para pemain yang diikat kain sarung, berusaha mencegahnya.
7. Elang berusaha membuat barisan terjatuh, agar dapat dengan leluasa menyambar ayamnya.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Marlali-lali | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
-Menghibur. | Kebersamaan. |
-Mengasah konsentrasi | Kesabaran |
-Menyehatkan tangan dan kaki | Kegigihan |
15. MARPOLLUNG
[sunting]Peserta permainan tradisional marpollung umumya campuran. Pesertanya antara 5-10 orang. Dapat dilakukan di dalam rumah. Prosedurnya tidak terlalu rumit. Media yang digunakan adalah kain sarung yang ujungnya diikat.
1. Peserta melakukan undi marbang karena lebih dari dua orang.
2. Pengundian yang kalah menjadi pemukul pertama
3. Semua peserta bersembunyi
4. Setelah ada aba-aba, maka pemukul mencari peserta lain
5. Pemukul berusaha memukulkan kepala peserta lain dengan ujung kain sarung yang diikat.
6. Peserta yang kena kepalanya, maka bertindak sebagai pemukul berikutnya.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Marlali-lali | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
Meningkatkan koordinasi motorik | Kebersamaan. Kegigihan |
Meningkatkan kemampuan sosial | Kesederhanaan |
Meningkatkan kreativitas | Tanggungjawab |
16.MARMANDE-MANDE
[sunting]Bahan yang digunakan dalam permainan ini adalah 2 buah bambu yang panjang. Permainan ini hanya dilakukan anak perempuan dengan jumlah pemain 4 orang. Setelah pengundian maka permainan dimulai. Dua orang yang memainkan bambu dan dua orang yang melompat-lompat. Selama permainan, semua pemain menyanyikan lagu riang yaitu lagu mande-mande. Nada lagu daerah Maluku itu sangat cocok dengan hentakan kaki dan hentakan ke dua bambu.
Mande-mande, ana kona e mande
Walo rasa bagaimana
Beta pulang kawin dengan se
Beta pulang kawin dengan se
Apabila saat melompat, kaki peserta kena bambu, maka pemain akan berganti. Yang memegang bambu akan menjadi pelompat.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Marmande-mande | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
Menyehatkan otot kaki | Kebersamaan. Kesabaran. |
Melatih ketajaman otak | Ketelitian. Kejujuran. |
Melatih kekuatan dan keseimbangan fisik | Kegigihan |
17.MARULTOP
[sunting]Permainan tradisional yang digemari anak-anak laki-laki. Media yang digunakan adalah bambu kecil (bambu cina) yang berongga kecil. Alat penembaknya diolah dari batang bambu besar. Buah tanaman hutan atau jabi-jabi sebagai amunisi. Permainan ini sangat seru sekali. Pesertanya bisa 10 bahkan 20 orang. Dilakukan di semak belukar, atau di belakang rumah. Metode permainannya adalah sebagai berikut:
1. Kelompok dibagi 2. Satu kelompok sebagai penjahat dan kelompok lain bertugas sebagai polisi.
2. Semua peserta mengisi amunisi atau peluru pertama. Dengan cara biji jabi-jabi didorong hingga ke ujung rongga bambu kecil.
3. Para polisi lalu memakai topi yang dibuat dari daun tumbuhan paku.
4. Selanjutnya pihak penjahat bersembunyi.
5. Setelah ada aba-aba dari para penjahat, pihak polisi berusaha mengejar. Aba-abanya adalah pihak penjahat berteriak “nungga”, artinya sudah bisa dimulai.
6. Baku tembak-menembak dimulai.
7. Penjahat yang kena peluru, akan berpura-pura meninggal atau pingsan.
8. Pihak polisi lalu membawa penjahat ke markasnya. Ada yang mengobati da nada yang menasihati agar tidak melakukan kejahatan lagi.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Marultop | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
Menyehatkan otot kaki | Kebersamaan. Pantang menyerah. |
Menyehatkan otot tangan | Ketelitian. Tanggung jawab |
Melatih keberanian | Kegigihan |
18. MARPELO GARIS
[sunting]Dalam bahasa Batak Toba, pelo artinya kelereng. Jadi marpelo adalah permainan tradisional main guli atau kelereng. Marpelo garis artinya bermain kelereng di dalam garis. Peserta permainan sebanyak 2-6 orang. Prosedur permainan marpelo faris adalah sebagai berikut.
1. Sebelum permainan dimulai, terlebih dahulu dibuat garis di tanah. Ukurannya 2 x 3 meter. Tergantung jumlah peserta.
2. Urutan pemain berdasar hasil undian.
3. Pemain pertama akan menembak kelereng lawan. Jika kelereng lawan yang ditembak keluar dari garis, maka lawan akan memberikan satu kelereng. Jika tidak kena kelereng, maka pemain akan berganti.
4. Peserta yang paling banyak menembak kelereng lawan hingga keluar, dialah pemenang permainan ini.
19. MARPELO GOBANG
[sunting]Permainan kelereng ini menggunakan gobang (lubang kecil) di dalam tanah. Pemain harus berusaha menembak (mengenai) kelereng lawan. Terlebih dahulu ditentukan jumlah point yang akan dicapai. Poin ini disebut sikko. Misalnya sikko 50. Pemain berusaha, memasukkan kelereng ke lubang. Jika masuk maka mendapat point 1. Jika mengenai kelereng lawan, point tambah 1. Point dikumpul hingga 50. Jika kita yang duluan mencapai point ke 50, maka semua peserta harus memberikan masing masing satu kelereng.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Marpelo | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
Menyehatkan otot kaki | Kebersamaan. Pantang menyerah. Kesabaran |
Menyehatkan otot tangan | Ketelitian. Tanggung jawab. Kegigihan |
20.MARSIADA
[sunting]Penggemar jenis permainan ini umumnya adalah anak perempuan. Permainan tradisional ini membutuhkan kejeliaan dan kesabaran. Anak-anak di desa menggunakan batu putih sebagai media permainan ini. Jumlah batu yang dibutuhkan 10-12 biji. Permainan ini sebenarnya mengambil batu yang berserakan dengan metode kecepatan. Dalam Pengundian pemain adalah langkah awal permainan ini. Langkah selanjutnya adalah sebagai berikut.
1. Pemain melemparkan batu ke atas. Jangan terlalu tinggi, agar tidak terlalu berserakan.
2. Salah satu batu diambil, lalu dilemparkan ke atas.
3. Saat batu terlempar ke atas, pemain harus dengan cepat mengambil salah satu batu yang berserakan.
4. Lalu menangkap kembali batu yang terlempar di atas.
5. Semua batu yang berserakan harus diambil. Cara pengambilan harus satu satu.
6. Setelah terambil, batu kembali dilempar.
7. Pemain lalu mengambil satu batu yang berserakan.
8. Batu tersebut dilempar ke atas, bersamaan itu berusaha mengambil batu sebanyak dua sekaligus. Syarat yang harus diperhatikan batu yang diambil jangan menyentuh batu yang lain. Jika tersentuh maka permainan akan beralih ke pemain berikutnya.
9. Setelah terambil batu semua, batu kembali dilempar untuk pengambilan 3 sekaligus.
10. Akhir dari permainan, satu batu dilemparkan ke atas dan semua batu diambil sekaligus dan kembali berusaha menangkap batu yang terlempar ke atas.
11. Pemenangnya adalah peserta yang duluan masuk ke tahap “pengambilan batu keseluruhan’
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Marsiada | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
Melatih ilmu berhitung | Kebersamaan. Pantang menyerah. Kesabaran |
Menyehatkan otot tangan | Ketelitian. Tanggung jawab. Kegigihan |
21.MARSITEKKA BAJU
[sunting]Tahap prosedur permainan ini yang paling lama. Permainan, paling digemari anak perempuan. Sebelum permainan dimulai, terlebih dahulu dibentuk gambar. Gambar yang dimaksud adalah gambar sesuai dengan jenis permainan yang dilakukan. Jika marsitekka baju, maka gambar yang dibentuk adalah gambar mirip orang yang memakai baju.. Sebagaimana dengan jenis permainan lainnya, permainan ini juga dimulai dengan mengundi pemain. Media yang digunakan sebagai “gacok” adalah batu ukuran sedang berbentuk pipih.
Bagaimanakah prosedur dan aturan dalam permainan ini? Pemenang undian akan memulai permainan.
1. Melemparkan batu sebagai gacok ke kotak pertama. Jika gacok masuk ke dalam kotak maka permainan berlanjut. Namun jika menyentuh garis atau keluar, maka permainan batal dan diganti pemain ke dua.
2. Pemain akan melewati setiap kotak dengan berjingkrak hingga ke ujung (bentuk kepala). Pada kotak yang mirip badan dan tangan, kedua kaki harus memijaknya. Begitu juga dengan kepala.
3. Lalu kembali ke tempat semula dengan dengan metode berjingkrak.
4. Peserta lalu mengambil gacok dengan menunduk.
5. Kotak tempat gacok, lalu dilompat atau dilewati.
6. Semua kotak harus dilempar gacok hingga ke bagian kepala.
7. Jika lempar gacok ke kotak selesai, gacok diletakkan dipunggung kaki.
8. Peserta kembali melewati kotak dengan membawa gacok hingga balik ke awal.
9. Sesampai di daerah awal (huta) gacok yang di punggung kaki, dilempar ke atas lalu ditangkap. Jika gacok dapat ditangkap permainan dilanjutkan.
10. Selanjutnya gacok dijepit di antara induk jari kaki dan jari kaki kedua. Lalu peserta membawanya sambil jingkrak. Gacok tidak boleh lepas.
11. Sesampai di daerah awal (huta) kaki diputar ke belakang, tangan berusaha mengambil gacok tanpa melihat. Jika tahap ini berhasil, maka permainan dilanjut.
12. Gacok kemudian diletakkan di kepala.
13. Melewati kotak-kotak sambil berjingkrak peserta berusaha menjaga kestabilan kepala agar tidak jatuh.
14. Sesampai di daerah awal (huta) kepala ditundukkan dan tangan menengadah. Gacok diusahakan jatuh di telapak tangan. Jika berhasil masuk ke tahap berikutnya.
15. Yang terakhir gacok diletakkan di punggung tangan.
16. Peserta berjingkrak di kotak-kotak sambil membolak-balikkan telapak tangan dan punggung tangan.
17. Setelah kembali ke daerah “rumah”, badan membelakangi gambar
18. Kemudian dia akan membalikkan tangan agar gacok masuk ke kotak.
19. Jika gacok masuk ke kotak, maka peserta berhasil mendapat kekuasaan pada salah satu kotak yang dipilih oleh lawan bermain.
20. Kotak kekuasaannya tersebut dapat dia dipijak pada permainan berikutnya. Namun lawannya tidak berhak atas kotak kekuasaan tersebut. Jika lawan memijak maka permainannya diganti atau batal melanjutkan permainan.
21. Pemenang permainan ini adalah peserta yang memiliki banyak kotak “kekuasaan”.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Marsitekka Baju | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
Menyehatkan otot kaki,punggung | Kebersamaan. Pantang menyerah. Kesabaran |
Menyehatkan otot tangan | Ketelitian. Tanggung jawab. Kegigihan |
22. MARSITEKKA TANGGA
[sunting]Metode permainan ini sama dengan marsitekka tangga. Perbedaannya adalah pada kotak kedua (kotak paling ujung) ada kotak kebersamaan. Di kotak ini semua peserta wajib memijakkan kedua kakinya. Prosedurnya permainan ini dapat kita lihat dalam penjelasan di bawah ini.
1. Melemparkan batu sebagai gacok ke kotak pertama. Jika gacok masuk ke dalam kotak maka permainan berlanjut. Namun jika menyentuh garis atau keluar, maka permainan batal dan diganti pemain ke dua.
2. Pemain akan melewati setiap kotak dengan berjingkrak hingga ke ujung (bentuk kepala). Pada kotak yang mirip badan dan tangan, kedua kaki harus memijaknya. Begitu juga dengan kepala.
3. Lalu kembali ke tempat semula dengan dengan metode berjingkrak.
4. Peserta lalu mengambil gacok dengan menunduk.
5. Kotak tempat gacok, lalu dilompat atau dilewati.
6. Semua kotak harus dilempar gacok hingga ke bagian kepala.
7. Jika lempar gacok ke kotak selesai, gacok diletakkan dipunggung kaki.
8. Peserta kembali melewati kotak dengan membawa gacok hingga balik ke awal.
9. Sesampai di daerah awal (huta) gacok yang di punggung kaki, dilempar ke atas lalu ditangkap. Jika gacok dapat ditangkap permainan dilanjutkan.
10. Selanjutnya gacok dijepit di antara induk jari kaki dan jari kaki kedua. Lalu peserta membawanya sambil jingkrak. Gacok tidak boleh lepas.
11. Sesampai di daerah awal (huta) kaki diputar ke belakang, tangan berusaha mengambil gacok tanpa melihat. Jika tahap ini berhasil, maka permainan dilanjut.
12. Gacok kemudian diletakkan di kepala.
13. Melewati kotak-kotak sambil berjingkrak peserta berusaha menjaga kestabilan kepala agar tidak jatuh.
14. Sesampai di daerah awal (huta) kepala ditundukkan dan tangan menengadah. Gacok diusahakan jatuh di telapak tangan. Jika berhasil masuk ke tahap berikutnya.
15. Yang terakhir gacok diletakkan di punggung tangan.
16. Peserta berjingkrak di kotak-kotak sambil membolak-balikkan telapak tangan dan punggung tangan.
17. Setelah kembali ke daerah “rumah”, badan membelakangi gambar
18. Kemudian dia akan membalikkan tangan agar gacok masuk ke kotak.
19. Jika gacok masuk ke kotak, maka peserta berhasil mendapat kekuasaan pada salah satu kotak yang dipilih oleh lawan bermain.
20. Kotak kekuasaannya tersebut dapat dia dipijak pada permainan berikutnya. Namun lawannya tidak berhak atas kotak kekuasaan tersebut. Jika lawan memijak maka permainannya diganti atau batal melanjutkan permainan.
21. Pemenang permainan ini adalah peserta yang memiliki banyak kotak “kekuasaan”.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Marsitekka Tangga | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
Menyehatkan otot kaki,punggung | Kebersamaan. Pantang menyerah. Kesabaran |
Menyehatkan otot tangan | Ketelitian. Tanggung jawab. Kegigihan |
23.Martabuni-tabuni batu.
[sunting]Mamuro atau menjaga padi dari gangguan hama burung pipit, adalah masa yang paling ditunggu-tunggu anak desa. Saat burung pipit sunyi, anak-anak berenang bersama di sungai pinggiran persawahan. Di sungai tersebut, anak-anak selalu bermain salah permainan tradisional.
Permainan yang cukup menantang itu bernama martabuni-tabuni batu. Permainan ini digemari anak laki-laki dan juga perempuan. Batu yang sudah diberi tanda disembunyikan (tabuni) di dasar lubuk. Prosedur permainan ini sebagai berikut.
1. Peserta mengadakan undi marbang, karena pesertanya 5-10 orang.
2. Pemenang pertama memulai permainan, berenang sambil menyembunyikan batu.
3. Setelah muncul di permukaan di memberi aba-aba, pertanda peserta lain dapat memulai penyelaman dalam pencarian.
4. Peserta yang berhasil menemukan batu, akan kembali menyembunyikan batu.
5. Selanjutnya pencarian dilakukan kembali. Demikian seterusnya.
6. Yang sering mendapat batu dianggab sebagai pemenang permainan.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Martabuni-tabuni batu | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
Menyehatkan pernapasan | Kebersamaan. Pantang menyerah. Kesabaran |
Melatih berenang bagi pemula | Ketelitian. Tanggung jawab. Kegigihan |
24.MARSEGITOLU
[sunting]Permainan yang membutuhkan kecakapan dalam melempar. Ini juga salah satu permainan tradisional yang paling disenangi anak laki-laki. Jumlah peserta permainan 2-5 orang. Bahan permainan ini adalah bungkus rokok. Dilipat membentuk bangun segitiga. Karena berbentuk segitiga, maka permainan ini disebut marsegitolu.
Urutan permainan ini sebagai berikut:
1. Terlebih dahulu disepakati jumlah taruhan. Masing-masing menyerahkan sesuai jumlah, misalnya 8 buah segitiga.
2. Semua taruhan lalu disusun dan dimasukkan ke kayu yang sudah ditancapkan.
3. Kayu yang ditancap harus dilingkari.
4. Kemudian ditentukan jarak antara kayu dan tempat pelemparan.
5. Selanjutnya pengundian peserta.
6. Dengan menggunakan sandal, peserta melempar kayu berisi segitiga tersebut.
7. Jika segitiga keluar dari garis, maka pelempar berhak memilikinya.
8. Peserta yang mendapat segitiga terbanyak keluar sebagai pemenang.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Marsegitolu | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
Mendaur ulang sampah | Kebersamaan. Pantang menyerah. Kesabaran |
Menyehatkan otot tangan | Ketelitian. Tanggung jawab. Kegigihan |
25. MARDOKKET
[sunting]
Jenis permainan ini menggunakan media uang logam atau tempurung kelapa. Umumnya hanya dimainkan anak laki-laki. Pada zaman dahulu, sangat sulit mendapatkan uang logam. Tempurung kelapa adalah pilihan yang mudah. Tempurung kelapa dibentuk menjadi bulat atau bentuk petak.
Peserta biasanya 2 orang dan paling banyak 5 orang. Dibentuk dulu lubang kecil dan garis sebagai batas permainan berdekatan dengan lubang. Dan batas pelemparan peserta berjarak 2-3 meter. Permainan ini tidak menggunakan undi. Langkah permainannya sebagai berikut:
1. Masing-masing peserta melemparkan satu tempurung kelapa ke arah lubang.
2. Tempurung kelapa yang paling dekat ke lubang menjadi pemain pertama. Jadi urutan pemain disesuaikan dengan jarak tempurung kelapa ke lubang.
3. Masing-masing menyerahkan tempurung taruhan. Misalnya 3 atau 4 per peserta.
4. Selanjutnya disusun rapi dan dilempar ke lubang.
5. Tempurung yang masuk ke lubang, menjadi milik peserta. Namun jika ada tempurung yang jatuh di luar garis, pesert gagal melanjutkan permainan.
6. Tempurung kelapa yang menyatu, akan dipisahkan.
7. Dengan tempurung kelapa, peserta akan melempar tempurung kelapa yang ditunjuk.
8. Jika kena, semua tempurung yang masih ada menjadi miliknya.
9. Peserta akan kena denda satu tempurung, jika salah sasaran.
10. Permainan begitu selanjutnya hingga tempurung habis.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Mardokket | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
Mendaur ulang sampah | Kebersamaan. Pantang menyerah. Kesabaran |
Menyehatkan otot tangan | Ketelitian. Tanggung jawab. Kegigihan |
26. MARSIPATU HODA
[sunting]Marsipatu hoda artinya sepatu yang mirip dengan kaki kuda. Ketika dimainkan, memang menimbulkan suara kaki kuda. Media yang digunakan adalah tempurung kelapa yang sudah dilubangi. Lalu dimasukkan tali. Pada era 1980-an di pedesaan tali plastik sulit ditemukan. Maka tali yang digunakan olahan dari kulit kayu.
Di beberapa daerah permainan ini juga dikategorikan jenis permainan marsitukkel atau egrang. Namun di daerah Toba, marsipatu hoda berbeda dengan egrang. Ulasan prosedur permainan ini sebagai berikut.
1. Semua peserta berdiri di atas tempurung yang sudah memiliki tali.
2. Setelah ada aba-aba, maka mereka akan berlomba lari menuju garis terakhir
3. Yang duluan sampai, keluar sebagai pemenang.
4. Peserta yang terakhir sampai (kalah), wajib memberikan satu tempurung kelapa kepada peserta yang menang.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Marsipatu hoda | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
Mendaur ulang sampah | Kebersamaan. Pantang menyerah. Kesabaran |
Melatih otot kaki dan tangan | Ketelitian. Tanggung jawab. Kegigihan |
27. Martali goyang
[sunting]Pada era 1980-an karet gelang itu sulit didapat. Maka untuk membuat tali goyang digunakan daun serai wangi. Kelebihan daun serai ini selain wangi, tepi helai daun tidak setajam serai bumbu. Oleh sebab itulah maka daun ini yang diolah untuk membuat tali goyang.
Selama proses pembuatan tali , sifat gotong royong nampak sekali pada pemainnya. Ada yang memotong serai wangi, memukul-mukul agar lentur hingga proses penjalinan daun serai. Proses permainan ini tergolong mudah. Permainan ini digandrungi anak laki-laki maupun anak perempuan .
Pemainnya umumnya tiga orang. Setelah pengundian sistim marbang yang kalah bertindak sebagai pemegang tali dan yang menang akan melompat. Jika tubuh kena tali saat melompat, maka pemain akan diganti. Begitu seterusnya.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Martali goyang | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
Mendaur ulang sampah | Kebersamaan. Pantang menyerah. Gotong royong |
Menyehatkan otot tangan, kaki | Ketelitian. Tanggung jawab. Kegigihan |
28.MERNGET-ERNGET
[sunting]
Mernget-ernget artinya berputar cepat sekali. Media permainan tradisional ini adalah tutup botol. Tutup botol dipipihkan, lalu diasah hingga tajam. Lalu dilubangi. Jumlah lubangnya sebanyak 2. Kemudian dimasukkan benang atau tali plastik. Cara bermainnya diputar talinya sampai menggulung. Lalu ditarik-tarik hingga tutup botolnya berputar-putar.
Permainan ini umumnya hanya kaum laki-laki dan sekali bermain hanya dua orang. Lalu didekatkan dengan lawan bermain. Pemenangnya adalah peserta yang tali ernget (putar-putarnya) tidak putus.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Mernget-ernget | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
Mendaur ulang sampah | Kebersamaan. Kesabaran |
Menyehatkan otot tangan | Ketelitian. |
29. MARGALA
[sunting]Margala adalah permainan tradisional suku Batak Toba yang paling meriah. Jenis permainan ini yang sering dipertandingkan di setiap acara Pesta Danau Toba. Pesertanya terdiri dua kelompok. Satu kelompok beranggotakan 6 personil. Posisi pemain dapat dilihat dalam tabel berikut:
1. Usai pengundian, maka semua anggota grup penjaga menempati posisi. Grup yang menang berkumpul di daerah kampung/huta.
2. Setelah aba-aba, maka mereka akan menerobos penjaga sesuai arah panah.
3. Setelah sampai ke ujung, mereka akan kembali menerobos penjaga untuk kembali ke kamping/huta
4. Jika peserta sudah ada yang berhasil menerobos hingga balik ke titik awal dia harus berteriak “lotur” dengan sekuat-kuatnya.
5. Pemain yang masih digaris, kembali ke titik awal untuk melanjutkan permainan. Mereka mendapat nilai tambahan, begitu seterusnya
6. Jika salah satu penjaga berhasil menyentuh badan pemain, maka pemain kalah dan mereka menjadi penjaga.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Margala | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
Melatih kelincahan tubuh | Kebersamaan. Pantang menyerah. Kesabaran |
Menyehatkan jantung | Ketelitian. Tanggung jawab. |
Meningkatkan kepercayaan diri | Kegigihan |
30. MARHOPO-HOPO
[sunting]Permainan tradisional ini tidak mencari kemenangan tim. Permainan ini hanya bersifat hiburan dan tidak ada kelompok atau regu. Pesertanya 4-6 orang. Saat bermain semua peserta harus bernyanyi. Cara permainannya adalah sebagai berikut:
1. Masing-masing peserta mengepalkan ke dua tangan.
2. Kepalan tangan lalu ditindih.
3. Kepalan tangan semua peserta disatukan hingga berdiri tegak.
4. Peserta paling atas, hanya menindihkan satu kepalannya dan telapak tangannya yang satu melebar menutup.
5. Permainan dimulai dengan bernyanyi sambil telapak tangan yang di atas digesek-gesek searah jarum jam. Syair lagunya seperti berikut.
“Hopo-hopo, hopo ngiak-ngiak
Jak-jak pong, jak-jak pong paherbang.
6. Saat kata paherbang, maka kepalan tangan paling bawah harus dipaherbang atau dibuka.
7. Susunan kepalan tangan, otomatis akan turun, kepalan tangan yang lain berusaha agar tidak terlepas.
8. Permainan terus dilanjutkan dengan menyanyikan lagu “Hopo-hopo”.
Hingga semua kepalan tangan terbuka.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Marhopo-hopo | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
Hiburan | Menerapkan prinsip, bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh |
Menyehatkan otot tangan | Tanggung jawab. |
31.MARJAMBATAN TAPANULI
[sunting]Pada zaman dahulu saat bulan purnama, suasana desa luar biasa meriah. Sorak-sorai anak-anak di tengah halaman saat bermain marjabbatan tapanuli. Jambatan dalam bahasa indonesia artinya jembatan. Tapanuli adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera-Utara. Jadi permainan ini membentuk jembatan. Pesertanya bisa 10 orang atau lebih. Sebelum permainan dimulai, terlebih dahulu ditentukan dua orang sebagai jembatannya. Umumnya yang terpilih adalah anak yang berbadan tinggi. Urutan permainan ini sebagai berikut:
1. Setelah terpilih yang menjadi jembatannya, lalu ditentukan siapa yang menjadi kelompok bulan dan bintang.
2. Mereka lalu menyatukan jari tangan dan mengangkatnya tinggi-tinggi.
3. Peserta yang lain membentuk barisan dan meletakkan ke dua tangan di pundak yang di depannya.
4. Peserta akan masuk ke dalam jembatan, lalu mengelilingi jembatan sambil bernyanyi. Lagunya adalah,
Jabbatan tapanuli, nagajjang i dalan nauli
Manuruk ma sude hamu, tinakkup ma parpudi.
(Jembatan tapanuli, sangat panjang dan jalannya bagus
Semuanya harus masuk dengan menunduk, dan yang terakhir harus
ditangkap)
5. Saat lagu berakhir, maka jembatan (tangan) akan diturunkan dan menangkap peserta.
6. Lalu ditanya dia memilih bulan atau bintang.
7. Peserta yang ditangkap lalu berbaris di belakang yang dia pilih. Misalnya jika dia memilih bintang, maka dia berdiri di belakang kelompok bintang.
8. Peserta lalu kembali mengelilingi jembatan sambil bernyanyi hingga semua peserta tertangkap.
9. Akhirnya pembagian kelompok sudah selesai. Selanjutnya kedua peserta akan tarik-menarik seperti tarik tambang
10. Yang menjadi jembatan tadi di depan, dan peserta lainnya di belakang dan saling berpegang tangan.
11. Setelah ada aba-aba “tarik”, kedua kelompok akan tarik-tarikan.
12. Pemenangnya adalah kelompok yang berhasil menarik lawannya.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Marjabbatan tapanuli | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
Meningkatkan perkembangan motorik anak | Kebersamaan. Pantang menyerah. |
Melatih emosional | Tanggung jawab. |
Meningkatkan sikap sosial anak | Kesabaran |
32. MARTABUNI-TABUNI
[sunting]Ingin mengasah keberanian sejak dini ? Ayo, ikuti permainan tradisional ini. Permainan ini dilakukan pada malam hari saat bulan bersinar. Martabuni artinya bersembunyi. Peserta yang bertugas sebagai penjaga harus mencari peserta yang bersembunyi. Ada yang bersembunyi di kebun belakang rumah bahkan ada yang bersembunyi di kuburan. Ih, seram bukan? Zaman dahulu permainan ini yang paling seru, pesertanya banyak sekali. Peserta yang bersembunyi terkadang menakut-nakuti penjaga. Membuat penjaga lari pontang-panting.
Cara pengundiannya sangat unik. Permainan yang lain pengundian melalui marcis dan marbang. Sedangkan martabuni-tabuni pengundian dengan bernyanyi. Berikut langkah-langkah pengundian dan cara permainannya.
1. Semua peserta menaruh telunjuknya di telapak seorang peserta.
2. Lalu bersama-sama bernyanyi. Lagunya adalah,
Jam-jam si Edi, ruma – ruma Jenti
Dapot si Edi, di tonga ni alaman.
Jam-jam purik, halaki, halak copet.
(Jamnya milik si Edi, rumah milik si Jenti
Tertangkap si Edi, di halaman rumah
Jam-jam purik, ternyata mereka itu adalah pencopet.
3. Begitu lagu berakhir, maka semua akan menarik tangannya.
4. Telunjuk yang berhasil ditangkap, akan menjadi penjaga tempat (kampung) yang pertama.
5. Jika tidak ada telunjuk yang ditangkap, maka kembali telunjuk diletakkan di telapak tangan dan bernyanyi.
6. Selanjutnya penjaga akan menjaga, dan peserta bersembunyi. Penjaga akan berteriak menanyakan apakah sudah bisa dimulai pencarian.
7. Penjaga akan memulai pencarian, jika salah seorang peserta menjawab “nungnga atau sudah”
8. Pencarian dimulai. Orang yang tertangkap pertama dia yang menjadi penjaga huta atau kampong.
9. Peserta yang masih di dalam persembunyian, akan kembali ke “kampung”
10. Permainan kembali dimulai.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Martabuni-tabuni | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
Melatih otot kaki dan kordinasi tubuh | Kebersamaan. Kegigihan |
Meningkatkan fungsi kognitif | Kesederhanan |
Meningkatkan kepadatan tulang | Kepemimpinan. Tanggung jawab. Kejujuran |
33. MARSAPPELE-SAPPELE
[sunting]Jenis permainan ini tidak melalui undian. Umumnya dimainkan oleh anak laki-laki dan perempuan. Pesertanya 3- 5 orang. Cara permainan ini tergolong mudah, namun perlu menjaga kestabilan tubuh. Cara bermain marsappele-sappele sebagai berikut.
1. Ketiga peserta berdiri tegak dan saling membelakangi.
2. Kaki kanan disatukan.
3. Ketiganya lalu melompat-lompat sambil bernyanyi.
Sappele-sappele si ria-ria
Mangakkat jarum bosi toho tu bariba
Tukkot jo, amani mallotop
Nabibi na malum tappuk gaol narata
Anggikku mete-etek ibotokku martata
Sappele-sappele si ria-ria
Melompat ayam merah, ke arah seberang
Tongkat, milik bapaknya si Mallotop
Mentah atau masak, tangkai pisang warna hijau
Adeku yang laki masih kecil, adekku perempuan mulai berjalan.
4. Peserta yang kakinya lepas, sementara lagu belum selesai dinyanyikan dinyatakan kalah.
5. Demikian seterusnya hingga tinggal satu peserta yang bertahan.
6. Yang bertahan atau kakinya tidak lepas dinyatakan sebagai pemenang.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Marsappele-sappele | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
Melatih otot kaki dan kordinasi tubuh | Kebersamaan. Kegigihan |
Meningkatkan fungsi kognitif | Kesederhanan |
Meningkatkan kepadatan tulang | Tanggung jawab. Kejujuran |
34. MARHODA GAJJANG.
[sunting]Arti hoda dalam bahasa Batak adalah kuda dan gajjang artinya panjang. Peserta permainan membentuk seperti seekor kuda memanjang yang sedang membawa beban. Permainan ini tergolong permainan yang seru meskipun ekstrim. Karena jika salah melompat maka akan terjatuh dan dapat terbentur ke dinding
Permainan ini terdiri dua kelompok. Sebelum bermain terlebih diundi dengan marcis. Kelompok yang menang akan menjadi pelompat pertama. Kelompok yang kalah semua menunduk dengan catatan harus menyatu. Salah seorang dari kelompok yang kalah berdiri di depan.
Satu satu pemain akan melompat di punggung lawan bermain (menunduk). Jika semua sudah naik di punggung, maka pemain yang di depan akan marcis dengan lawan yang berdiri di depan. Jika saat marcis menang maka mereka akan kembali melompat. Jika saat marcis yang menang lawan bermain (menunduk) maka mereka yang akan menjadi pelompat.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Marhoda gajjang | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
Melatih kekuatan punggung | Kebersamaan. Kegigihan |
Melatih kekuatan otot kaki | Kesederhanan |
Meningkatkan fungsi kognitif | Kepemimpinan. Tanggung jawab. Kejujuran |
35. MARTITI NAMUSSAT
[sunting]Permainan tradisional yang satu ini termasuk sebagi hiburan. Peserta permainan selalu tertawa, karena lirik lagu yang sangat lucu. Pesertanya bisa gabungan laki dan perempuan. Jumlahnya 3-6 orang . Tidak melalui pengundian. Prosedurnya sebagai berikut.
1. Peserta duduk melingkar.
2. Masing masing meletakkan jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan.
3. Semua bernyanyi lagu yang liriknya sangat lucu. Salah seorang dari peserta menyentuh semua jari tangan peserta.
Lagunya sebagai berikut.
Titi namussat, didegei Boladda
Mangakkat motor jeep
Motor jet, Si takko piring ibotom.
Jembatan dipindahkan, dipijaki orang Belanda
Mengangkat mobil jeep
Mobil jet, Adikmu ternyata pencuri piring.
4. Saat lagu berakhir, maka jari yang terakhir tersentuh alan menyembunyikan jarinya yang kena.
5. Demikian seterusnya hingga semua jari tersembunyi. Jari terakhir dikategorikan sebagai peserta yang kalah.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Martiti namussat | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
Hiburan | Kebersamaan. Kegigihan, kesederhanaan |
Meningkatkan fungsi kognitif | Kepemimpinan. Tanggung jawab. Kejujuran |
36. MARPALAKKA-PALAKKA
[sunting]Permainan tradisonal yang juga tergolong mengasikkan adalah marpalakka-palakka. Lagunya sangat lucu. Marpalakka-palakka mirip dengan martiti namussat. Pesertanya 4-6 orang. Prosedur permainan ini sebagai berikut.
1. Peserta duduk melingkar dengan menjulurkan kedua kakinya.
2. Semua peserta bernyanyi, Seorang peserta sambil memukul-mukul kaki semua peserta
3. Kaki yang kena pukul saat lagu berakhir akan melipat kakinya.
4. Demikian hingga semua kaki terlipat
5. Kaki yang duluan terlipat, dinyatakan sebagai pemenang.
Lirik lagu permainan ini sangat lucu membuat peserta akan tertawa.
Palakka-palakka sanduluk tata
Simarueue anak ni ursa
Di harangan di harangan Simanjuntak
Juntak langge, bunihon ma
Boti si dongan pat.
Palungan-palungan, buah senduduk yang mentah
Simarueue anaknya rusa
Di hutan belantara, di hutan belantara Simanjuntak
Juntak langge, sembunyikanlah
Yang punya kaki.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Marpalakka-palakka | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
Menyehatkan kaki | Kebersamaan. Kegigihan |
Melatih mental | Kesederhanan |
Meningkatkan fungsi kognitif | Kepemimpinan. Tanggung jawab. Kejujuran |
37. MARSIKKOLA-SIKKOLA
[sunting]Permainan jenis ini menirukan sistim kenaikan kelas di sekolah. Kelompok peserta yang bisa lulus hingga perguruan tinggi akan menjadi kelompok pemenang. Sebaliknya jika kelompok peserta selalu tinggal kelas, maka regu mereka akan kalah.
Sebelum permainan dimulai, semua peserta bernyanyi dahulu sebagai pemansan. Lirik lagunya sebagai berikut.
Marsikkola au amang, dohot ho ale inang
Unang jolo suru au, mangula haumai
Ai namet-met dope au dang tarula au dope
Holan marsikkola do ulaonku nature
Saya bersekolah dulu, ayah dan ibu.
Jangan dulu saya disuruh, bekerja di sawah.
Saya masih kecil, belum sanggub bekerja.
Dengan bersekolah, saya akan melakukan yang baik-baik.
Usai bernyanyi, peserta yang terdiri dari 3-5 orang tiap grup duduk berbaris. Salah satu dari grup menghunjuk sebagai guru. Pengundian dilakukan. Grup yang menang akan menjadi pemain pertama. Lebih jelas prosedurnya sebagai berikut.
1. Semua peserta duduk bersila dan menengadah tangan. Semua dianggap sebagai murid kelas 1 SD.
2. Guru datang, meletakkan lidi sepanjang 4 cm.
3. Begitu tangan guru menyentuh tangan peserta, tangan harus ditutup secepat mungkin.
4. Guru dari grup lawan akan menebak di tangan siapa lidi berada.
5. Jika tebakan salah, maka peserta yang mendapat lidi akan naik ke kelas 2. Dia akan berpindah tempat
6. Namun jika grup lawan berhasil menebak, pesertanya tinggal kelas.
7. Demikian seterusnya hingga anak lulus dari bangku perkuliahan.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Marsikkola-sikkola | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
Menumbuhkan minat bersekolah | Kebersamaan. Kejujuran |
Meningkatkan rasa sosial anak | Kesederhanan Tanggung jawab |
38. MARHUTA-HUTA
[sunting]Dalam bahasa Batak Toba, marhuta-huta artinya meniru aktivitas penduduk dalam sebuah kampung. Permainan unik ini umumnya dilakukan semua anak. Masing-masing peserta akan menyebutkan jenis pekerjaan yang disukai atau apa yang menjadi cita-citanya. Ada yang menjadi pedagang, polisi, guru, dokter dan lain sebagainya.
Namun pada umumnya permainan ini meniru aktivitas di sebuah pasar. Pedagang akan menjual barang-barang seperti sayuran. Media yang digunakan daun-daun atau benda lainnya. Pembeli akan datang ke pasar dengan membawa daun sebagi uang.
Seperti biasanya, di tengah pasar ada kejadian-kejadianlain. Seperti kehilangan, sakit. Maka anak-anak yang sesuai dengan cita-citanya memberikan bantuan. Misalnya dokter akan mengobati dan polisi datang menolong. Permainan ini tidak kalah seru. Anak-anak tetap menikmati kebersamaan yang sangat sederhana tersebut.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Marhuta-huta | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
Berlatih berhitung | Kebersamaan. Kegigihan |
Melatih mental | Kesederhanan |
Meningkatkan fungsi kognitif | Kepemimpinan. Tanggung jawab. Kejujuran |
39.MARHAIT-HAIT
[sunting]Jika melihat rimbunan tumbuhan sappil-pil (jenis paku resam), anak-anak langsung tergoda untuk bermain lomba marhait-hait. Lomba ini adalah unjuk kekuatan tangkai daun tumbuhan paku tersebut. Prosedurnya sangat mudah.
1.Peserta mencari tangkai daun yang paling keras.
2.Memotongnya hingga membentuk pengait.
3.Lalu menyatukan dengan peserta lain.
4.Peserta menarik setelah hitungan ke-3.
5.Peserta yang menang adalah pengait yang tidak putus.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Marhait-hait | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
Hiburan | Kebersamaan. Kegigihan |
Mengenal alam | Kesederhanaan |
40. MARSARAT-SARAT
[sunting]Permainan tradisional marsarat-sarat, adalah permainan yang dilakukan musiman. Karena media yang digunakan sesuai dengan masa berbunganya pohon pinang. Media yang digunakan adalah pelepah pinang. Permainan ini umumnya beregu/berkelompok. Satu kelompok terdiri dari 2-3 orang sesuai dengan bentuk tubuh anak-anak.
Prosedurnya sebagai berikut.
1. Pembagian kelompok.
2. Membuat garis awal dan garis terakhir.
3. Masing-masing peserta duduk di pelepah dan satu bertindak sebagai penarik.
4. Setelah aba-aba ke tiga, peserta berlomba mencapai garis akhir.
5. Yang duluan tiba, dinyatakan sebagai pemenang.
6. Peserta terakhir mendapat hukuman, yaitu menarik peserta yang menang.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Marsarat-sarat | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
Melatih kekuatan tangan | Kebersamaan. Kegigihan |
Melatih keseimbangan tubuh | Kesederhanan,Kejujuran |
41. MARLANGE SITAKKUP ULU
[sunting]Saat mandi di sungai anak-anak di pedesaan tidak pernah melewatkan permainan ini. Permainan yang cukup menantang ini umumnya digemari anak laki-laki. Namun ada juga anak perempuan yang suka dengan permainan ini. Terutama yang pintar berenang. Inti permainannya adalah lomba berenang sambil berusaha memegang kepala peserta lain. Anak-anak yang pintar menyelam, biasanya mereka bersembunyi di dasar lubuk. Oleh sebab itu bagian sungai tempat permainan ini adalah lubuk yang dalam dan luas.
Pesertanya tidak terbatas. Yang kalah undian pertama menjadi peserta yang akan mencari peserta yang lain dengan cara berenang dan berusaha memegang kepala peserta lainnya. Prosedur permainan ini sebagai berikut.
1. Semua peserta terlebih dahulu berdiri di pinggir lubuk sungai.
2. Peserta yang kalah undian menjadi pencari pertama. Lalu dia melompat terlebih dahulu ke lubuk.
3. Setelah ada aba-aba bahwa permainan sudah bisa dimulai, peserta lainnya bersama-sama menceburkan diri ke sungai.
4. Selanjutnya pencari pertama, berenang dan berusaha memegang kepala temannya.
5. Jika dia berhasil memegang kepala temannya, dia mendapat poin dan yang menjadi pencari berikutnya adalah peserta yang kepalanya tertangkap.
6. Demikian seterusnya hingga permainan usai.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Marlange sitakkup ulu | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
Melatih keberanian dalam berenang | Kebersamaan. Kegigihan |
Menyehatkan tubuh | Kesederhanan,Kejujuran |
42. MARHUTINGSA
[sunting]Permainan tradisional yang terakhir dibahas dalam buku ini adalah marhutingsa. Huting dalam bahasa Batak Toba artinya kucing. Permainan ini, menggambarkan bagaimana hewan kucing dan tikus yang selalu kejar-kejaran.
Permainan ini mirip dengan elang yang mengejar ayam (marlali-lali). Jadi permainan ini juga sangat seru jika dimainkan. Peran kucing dan tikus dipilih sesuai dengan kerelaan hati. Pesertanya 5-10 orang atau lebih, dimana semua peserta bernyanyi. Judul lagu permainan ini sesuai dengan nama permainannya, yaitu lagu hutingsa.
Huting sa huting sa.
Sai pagogo ma marlojong.
Sai pagogo ma marlojong.
Kucing sa kucing sa.
Lebih cepat lagilah berlari.
Lebih cepat lagilah berlari.
Prosedur prosedur permainan ini sebagai berikut.
1. Peserta membentuk lingkaran sambil berpegangan tangan.
2. Yang berperan sebagai tikus berada di dalam lingkaran, dan kucing di luar lingkaran.
3. Setelah ada aba-aba bahwa permulaan akan dimulai, kucing berusaha menangkap tikus, dan peserta semua bernyanyi lagu hutingsa.
4. Kucing berusaha menerobos lingkaran, hingga dia mendapat tikus.
5. Jika kucing berhasil menangkap tikus, maka peran keduanya akan diganti oleh peserta yang bergandeng tangan. Pemeran tikus dan kucing yang pertama tadi bergabung berpegangan tangan membentuk lingkaran.
Manfaat dan Nilai Moral Permainan tradisional Marhutingsa | |
---|---|
Manfaat | Nilai moral |
Meningkatkan koordinasi motorik | Kebersamaan. Kegigihan |
Meningkatkan kemampuan sosial | Kesederhanaan |
Meningkatkan kreativitas | Tanggungjawab |
IV PENUTUP
[sunting]Demikianlah penjelasan 42 jenis permainan tradisional yang ada di di desa Sitarak, Kecamatan Nassau, Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara. Satu hal yang perlu kita camkan bahwa permainan tradisional adalah salah satu warisan nenek moyang.
Kita sangat bersyukur, meski nenek moyang memiliki keterbatasan dalam hal pendidikan, namun mereka sangat pintar sekali dalam menciptakan permainan yang mengedukasi ini.
Oleh sebab itu, adalah langkah yang sangat tepat, jika permainan tradisional dilestarikan dengan membuatnya dalam buku.
Semoga generasi yang akan datang sudi memainkan semua jenis permainan yang mengedukasi tersebut. Penulis akan mengakhiri dengan sebuah pantun penutup.
Membeli terpal di pasar ikan.
Saat pulang, jangan lupa membeli pakan angsa
Permainan tradisional mari kita lestarikan
Bukti wujud cinta pada budaya bangsa.
- ↑ SUMBER RUJUKAN 1. Margala,Permainan Tradisional Batak Toba Yang Masih Eksis Hingga Kini, https://medan.tribunnews.com. Diunduh pada Senin, 24 April 2023, pukul 22:14 wib. 2. 24 Permainan Tradisional Khas Sumatera Utara, https://aturanpermainan.blogspot.com. Diunduh Senin 24 April 2023, pukul 22:20 W