Permainan Tradisional Betawi/Bentengan
Permainan Tradisional adalah permainan yang sangat menyenangkan tanpa harus sibuk dengan gawai. Biasanya permainan ini dilakukan oleh anak-anak yang lahir tahun 1980 dan 1990-an. Zaman dahulu, ketika hari libur atau pulang sekolah, anak-anak pasti memulai permainan tradisional. Bentengan merupakan permainan tim tradisional yang membutuhkan keterampilan, kecepatan lari, dan strategi yang tepat. Permainan ini merupakan salah satu ajang bermain secara tradisional yang bagus untuk latihan anak dalam masa pertumbuhan. Karena, setiap pemain harus berlari untuk menjaga benteng dan menangkap lawan. Tujuan utama permainan benteng ini adalah untuk menyerang dan merebut benteng sebagai posisi markas lawan. Berkurangnya pertumbuhan penduduk juga berpengaruh pada berkurangnya ruang terbuka hijau sebagai akibat populasi lebih padat di kota-kota besar, di jalan-jalan sempit, di mana tidak ada lapangan atau pekarangan untuk bermain. Hal tersebut menyebabkan anak-anak memilih permainan lebih praktis yang menjadikannya individu.
Namun demikian, di beberapa daerah masih ada kelompok anak-anak yang memainkan bentengan sebab bisa menguntungkan dalam masa tumbuh kembang anak di wilayah tersebut.[1] Selain menyenangkan, permainan tradisional bentengan mengandung ajaran dan pesan moral. Permainan benteng memiliki banyak kelebihan yang tidak semua anak sadari. Manfaat tersebut misalnya: anak jadi mengetahui cara melatih kecepatan dan ketangkasan lari, anak dapat melatih stamina diri dan kekuatan sebab dalam permainan ini menuntut pemainnya untuk berlari, selain itu permainan ini juga dapat meningkatkan kerjasama antar kelompok.
Bentengan merupakan permainan tim tradisional yang membutuhkan keterampilan, kecepatan lari, dan strategi yang tepat. Permainan ini merupakan salah satu ajang bermain secara tradisional yang bagus untuk latihan anak dalam masa pertumbuhan. Karena, setiap pemain harus berlari untuk menjaga benteng dan menangkap lawan. Tujuan utama permainan benteng ini adalah untuk menyerang dan merebut benteng sebagai posisi markas lawan. Berkurangnya pertumbuhan penduduk juga berpengaruh pada berkurangnya ruang terbuka hijau sebagai akibat populasi lebih padat di kota-kota besar, di jalan-jalan sempit, di mana tidak ada lapangan atau pekarangan untuk bermain. Hal tersebut menyebabkan anak-anak memilih permainan lebih praktis yang menjadikannya individu. Namun demikian, di beberapa daerah masih ada kelompok anak-anak yang memainkan bentengan sebab bisa menguntungkan dalam masa tumbuh kembang anak di wilayah tersebut.[2]
Selain bisa mengedukasi pemainnya dalam kerjasama antarkelompok dan menghibur, permainan bentengan juga bisa memberikan kebugaran jasmani. Permainan ini masih tetap dilestarikan di tengah era globalisasi saat ini namun di beberapa wilayah saja. Tujuan diadakannya bentengan untuk menghibur dan menyehatkan di samping mengandung banyak pelajaran yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, permainan tradisional selalu mengajarkan masyarakat cara berinteraksi dengan sesama secara sosial dibandingkan permainan yang banyak tersedia di perangkat gawai saat ini. Nilai manfaat di dalamnya terkandung kesehatan, sikap sportif, kejujuran, kebersamaan, ketekunan dan keteguhan hati.[1]
Cara Bermain Bentengan
[sunting]1. Permainan ini dimulai dengan dua kelompok yang terdiri dari 4-8 orang.
2. Selanjutnya, masing-masing kelompok memilih satu tiang atau tugu sebagai markas kelompok. Ada area aman di sekitar benteng untuk kelompok dengan pilar atau kolom. Jika kelompok berada di area aman, tidak perlu khawatir ditabrak oleh lawan.
3. Anggota tim mencoba menyentuh lawan dan menangkap sasaran. Pemain harus segera kembali dan menyentuh bentengnya karena yang bertindak sebagai kapten dan tahanan ditentukan dengan menyentuh menara terakhir,
4. Orang yang menyentuh benteng terdekat diperbolehkan menjadi posisi penawan. Mereka bisa mengejar dan menyentuh anggota tubuh lawan untuk ditangkap.
5. Kelompok yang dapat menyentuh kolom atau kolom lawan dan meneriakkan kata "benteng" menang.
Berdasarkan cara bermain hingga pelaksanaannya, pada permainan ada namanya strategi benteng. Ibarat perang, sebuah benteng membutuhkan strategi untuk memenangkan permainan. Salah satu strategi dalam permainan ini adalah membagi anggota tim menjadi penyerang, mata-mata, pengganggu, dan penjaga benteng. Tugas penyerang adalah mencari celah untuk menyentuh benteng lawan. mata-mata bertugas mencari lawan yang sudah lama tidak menyentuh benteng. Dan pengganggu bertanggung jawab untuk memikat lawan menjauh dari zona aman. Penjaga benteng harus mempertahankan benteng kelompoknya dari lawan yang ingin menyentuh untuk bisa memenangkan permainan.[3]