Permainan Tradisional Betawi/Gala Jamban
Permainan anak Betawi ini hampir sama dengan Gala-Asin atau Gobak-Sodor. Gala merupakan alat bermain sejenis bambu atau pohon yang tinggi, sedangkan jamban punya makna tempat bersantai. Permainan ini dapat dimainkan oleh remaja laki-laki atau perempuan. Pada masa pendudukan Jepang, gala jamban jarang dimainkan dan menghilang pada tahun 1950-an karena situasi perang yang tidak memungkinkan bagi anak untuk memainkan permainan ini. Arena bermain memiliki kotak dengan lingkaran di tengah untuk penjaga. Pemain harus melewati kotak tanpa tersentuh oleh penjaga di tengah. Untuk memperjelas pemilik atau siapa yang menjadi penjaga, dibutuhkan undian yang dilakukan sebelumnya berupa suit jika dua orang atau hom pim pa jika banyak. Para pemain mengatakan "Hompimpa... alaihum gambreng... ", sambil menyanyikan bait lagu tersebut, mereka harus menunjukkan tangan terulur atau telungkup. Apabila hanya satu tangan yang terulur atau telungkup, maka dia dianggap sebagai pemenang. Begitu seterusnya hingga tersisa dua orang, pihak yang terlibat permainan secara familiar ini yakni warga Kampung Marunda Pulo di Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.[1]