Antologi Cerpen Jurnalis Kaltim Aku Membunuhnya Karena Aku Mencintainya/Pengantar Penerbit
PENGANTAR Penerbitan oleh Penerbit |
KERJAAN utama wartawan adalah menulis berita. Namun, tidak semua wartawan mampu menulis cerita fiksi, yang memerlukan
imajinasi tinggi. Seperti novel, cerita pendek atau puisi. Selain karena ketidak mampuan melepaskan waktu dari kejaran deadline, atau karena memang kurang memiliki “bakat seni” di bidang penulisan fiksi.
Sedikit sekali wartawan yang memiliki kemampuan menulis cerita fiksi dan puisi. Umumnya, para wartawan lebih terlatih dengan rutinitas menuliskan “kejadian yang sebenarnya” dan menyalin pernyataan sumber berita. Tulisan berita atau feature dan tulisan fiksi, seperti cerpen, puisi dan novel jelas jauh berbeda. Wartawan yang mampu menulis novel, cerpen dan puisi akan mudah menulis feature yang bagus untuk media massa. Karena untuk menghasilkan cerpen atau novel memerlukan banyak halaman, sementara untuk menulis berita atau feature umumnya tak lebih dari 1 halaman per berita.
Di dalam buku Jurnal Sastra Kaltim ini, ada lima wartawan yang memiliki kemampuan dan waktu untuk menulis cerpen. Ada Habolhasan Asyari, wartawan senior yang tak hanya cerpenis, juga penyair dan penulis naskah drama.
Lalu ada akhmad zailani, yang sebelum menjadi wartawan , cerpen dan puisinya sudah dimuat di beberapa media lokal dan nasional. Semua cerpen Akhmad Zailani dalam buku ini dibuat ketika yang bersangkutan masih duduk di bangku SLTA.
Begitu pula Mukhransyah, sebelum menjadi wartawan sangat produktif menulis cerpen. Cerpen Mukhransyah selain sering dimuat di koran harian lokal Manuntung (Kaltim Post), juga dimuat di majalah remaja Jakarta.
Wartawan cerpenis lainnya, Kony Fahran. Kony juga malang melintang di berbagai media daerah. Seperti Habolhasan yang menangani tentang sastra di harian lokal, Kony juga berurusan dengan sastra, seperti cerpen dan puisi di sebuah majalah lokal.
Satu lagi jurnalis yang juga penulis cerpen adalah Try Lestari Soemargono.
Sayangnya wanita supel dalam pergaulan dan lincah ini tidak berumur panjang. Ketika buku kumpulan cerpen ini digarap, penyiar Pro 2 RRI Samarinda ini dipanggil-Nya.
Setelah sempat lama tertunda, akhirnya buku kecil sederhana ini diterbitkan.
Buku kumpulan cerpen ini di antaranya juga dipersembahkan untuk mengenang sahabat kami Try Lestari yang sudah tenang di sisi-Nya. Selain tentunya, Jurnal Sastra Kaltim : Antologi Cerpen Jurnalis Kaltim ini dibuat untuk mewarnai dunia sastra khususnya penulisan cerpen, puisi di Indonesia.
Ke depan, dalam kesempatan edisi Jurnal Sastra Kaltim berikutnya, bisa saja akan diterbitkan karya sastra lain, seperti puisi, pantun atau tentang budaya daerah. Sebenarnya kami ingin mendorong, membuka kesempatan buat putra daerah Kaltim untuk berkarya.
Akhirnya buku ini tentu saja banyak kekurangan. Kritik dan saran untuk kemajuan dunia sastra daerah dan demi perkembangan budaya Kaltim akan kami terima. Segala kekurangan dalam buku ini kami mohon maaf.
Kelebihan atau kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Terima Kasih.
Penerbit