Asyiknya Dunia Perkebunan
Premis
[sunting]Laras sangat senang bercocok tanam, tetapi ia penasaran dengan apa saja yang ada di dalam tanah.
Lakon
[sunting]- Laras
- Ibu
- Kak Lina
Lokasi
[sunting]- Rumah
- Perkebunan
Cerita Pendek
[sunting]Hasil Panen
Laras senang bercocok tanam bersama ibunya. Biasanya, Laras bercocok tanam di halaman kebun belakang rumahnya. Ada tanaman kol, kentang, tomat, dan wortel. Selama liburan sekolah ini, Laras selalu rajin untuk berkebun. Laras juga sudah belajar bagaimana cara menanam sayuran. Ibunya mengajari cara bercocok tanam saat hari pertama libur sekolah.
“Bu, tomatnya sudah panen, Laras petik ya... nanti Laras tanam tumbuhan yang baru.” Tanya Laras pada ibunya.
“Iya Laras, boleh.” Jawab ibu Laras.
Laras langsung mengambil baskom untuk wadah hasil tomat yang sudah panen. Laras sangat senang ketika waktu panen tiba. Awalnya, Laras berpikir kalau hamparan tanah di halaman belakang hanyalah tanah tanpa kehidupan. Tetapi, setelah ibunya mengubah tanah tersebut menjadi kebun yang sangat subur, Laras menjadi tertarik untuk membantu ibunya. Laras juga ingin mengetahui bagaimana sayur-sayur yang ditanam ibunya bisa tumbuh. Maka dari itu, Laras merasa takjub akan kehidupan tanah. Hanya dengan menanam benih bibit dengan telaten, Laras bisa mendapatkan sayuran gratis dari hasil panen. Tidak perlu membelinya! Laras sangat senang.
“Wah, tomatnya banyak juga. Bagaimana bisa ya tanah mendukung sebuah benih bibit untuk menjadi sayuran. Nanti aku akan tanya ibu deh.” Tanya Laras penasaran pada dirinya sendiri.
Penasaran
Hasil tomat yang Laras petik tadi sore sudah dicuci bersih. Tomat-tomat hasil panennya segar semua. Ibu akan membuat tomat-tomat itu menjadi sup tomat untuk makan malam. Laras juga membantu ibu untuk memasak makan malam.
“Bu, Laras ingin tahu kenapa tumbuhan bisa tumbuh di dalam tanah. Memang ada apa saja ya Bu di dalam tanah?” Tanya Laras pada ibu sambil mengupas kulit tomat.
“Tumbuhannya bisa tumbuh karena kondisi tanah yang hidupnya sesuai dengan kebutuhan nutrisinya sayang. Faktor lingkungan juga berpengaruh dengan tumbuhnya tanaman yang kita tanam.” Jawab ibu Laras sambil menyiapkan bumbu.
“Wah, hebat ya Bu. Laras ingin tahu tentang tanah dan tumbuhan lagi Bu. Mau kah ibu membawa Laras ke wisata perkebunan?” Tanya Laras pada ibunya.
“Boleh dong Laras. Besok hari Minggu, ibu akan membawa Laras ke perkebunan alam terbuka ya... nanti Laras akan banyak mengetahui tentang tanah dan tumbuh-tumbuhan di sana. Laras juga bisa bertanya tentang kehidupan apa saja yang ada di dalam tanah dengan petugas di sana.” Ucap ibu Laras.
“Wah, yang benar Bu??” Jawab Laras dengan semangat.
“Iya, ya sudah ayo sekarang Laras bantu ibu untuk menyiapkan piringnya. Ini masakannya sudah mau matang.” Ujar ibu Laras.
“Iya Bu.”
Setelah kenyang menyantap sup tomat yang dimasak, Laras bergegas ke kamarnya untuk menyiapkan pakaian yang akan ia kenakan besok untuk pergi ke perkebunan. Rasanya Laras tidak sabar untuk wisata besok. Laras sudah membayangkan serunya besok saat akan tiba di perkebunan. Laras juga sedang berpikir tentang apa yang akan ia tanyakan besok. Wah! Pasti sangat seru. Laras tidak bisa menunggunya.
“Besok aku ingin sekali bertanya kepada petugas di sana. Memangnya kehidupan di dalam tanah bagaimana ya..” Gumam Laras dalam hati.
Laras sudah menyiapkan baju untuk besok. Sekarang saatnya Laras tidur, karena besok Ibu bilang akan berangkat jam 7 pagi ke perkebunan.
Perkebunan
Jam 6 pagi, Laras sudah bangun dari tidurnya. Ia langsung bergegas mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke perkebunan. Laras menggunakan baju warna ungu dan rok berwarna hitam. Tak lupa ia membawa topi untuk berjaga-jaga jika nanti terik matahari menyengat. Untuk ke perkebunan, Laras dan ibunya pergi menaiki sepeda motor. Jaraknya cukup jauh, jika dari rumah Laras sekitar 1 jam.
“Sudah siap Laras?” Tanya ibu.
“Sudah Bu, ayo berangkat.” Jawab Laras.
Sesampainya di perkebunan, Laras dan ibunya langsung membeli tiket masuk. Biayanya hanya Rp 30.000/orang. Laras terus menarik tangan ibunya agar bisa lebih cepat masuk. Terlihat suasana kebun yang sangat asri. Laras juga melihat banyak tanaman sayuran yang ditanam. Ada sawi hijau, sawi putih, kangkung, bayam, dan ada juga sayuran favorit Laras, yaitu selada. Laras sangat senang sekali melihat tanamannya tumbuh dengan subur dan segar. Setelah melihat-lihat, Ibu mengajak Laras untuk masuk ke pondok kebun. Di sana akan ada petugas yang seperti Ibu bilang waktu itu.
“Selamat pagi, adik-adik. Perkenalkan aku Kak Lina, disini kakak akan mendampingi kalian untuk mengetahui lebih luas tentang kehidupan tanaman.” Jelas Kak Lina.
“Halo Kak Lina, aku Laras. Kak Lina, Laras ingin tahu tentang kehidupan yang ada di dalam tanah. Laras juga ingin tahu, ada apa saja di dalam tanah “ Sapa Laras dengan senang sambil menjelaskan yang diinginkannya.
“Hai Laras, wah kamu pintar sekali. Nanti kakak akan ajak kamu dan teman-teman yang lain ke kebun percobaan untuk menjawab pertanyaan kamu ya. Ayo adik-adik sekarang kita harus memakai sarung tangan dan sepatu khusus untuk berkebun dulu ya.”
Seperti kata Kak Lina, Kita harus memakai perlengkapan yang telah disediakan. Di pondok kebun, Laras tidak sendirian, ada anak-anak lain yang juga datang untuk mengetahui tentang tanaman. Kalau Ibu sedang berkumpul dengan ibu-ibu yang lain. Jadi Laras juga akan belajar mandiri tanpa harus ditemani ibu. Nah, setelah memakai perlengkapan, Laras langsung berbaris di belakang Kak Lina untuk berjalan menuju ke kebun percobaan.
Pengetahuan Baru
Sesampainya di kebun percobaan, Kak Lina langsung memberi tahu bagaimana cara bertanam terlebih dahulu. Kak Lina menanam cabai untuk dicontohkan kepada adik-adik.
“Adik-adik, Kak Lina akan mencontohkan bagaimana cara menanam cabai ya... Pertama, kita harus menyiapkan benih biji cabai. Benih yang berkualitas berasal dari buah cabai yang matang dari pohon.” Kak Lina menjelaskan sambil memberikan contoh benih biji cabai yang akan ditanam.
“Kak Lina, Laras mau tanya. Apa boleh kalau pakai cabai yang ada di rumah?” Tanya Laras penasaran.
“Boleh saja Laras, tapi harus yang bagus ya cabainya. Tidak boleh ada yang busuk sedikit pun dari cabainya. Mengerti Laras?” Jawab Kak Lina.
Laras mengangguk mengerti dengan jawaban yang Kak Lina berikan. Ternyata, jika kita memiliki pengetahuan tentang bercocok tanam, kita bisa memulainya dari rumah. Tak ada yang tidak bisa dilakukan jika kita mau belajar.
“Nah adik-adik, selanjutnya kita harus memilih benih yang berkualitas baik. Caranya, biji cabai harus direndam selama satu malam. Nanti akan terlihat biji yang mengapung dan ada yang terendam. Biji yang terendam menandakan bahwa kualitas biji tersebut baik. Maka dari itu, kita akan menggunakan biji yang terendam ini. Jangan lupa bijinya dikeringkan ya.” Jelas Kak Lina sambil menunjukkan biji yang telah direndam semalaman.
Sekarang Laras mengerti, kenapa cabai bisa tumbuh dengan baik. Karena dari awal proses penanaman, pemilihan biji yang berkualitas sangatlah penting. Benih akan berpengaruh pada pertumbuhan tanaman. Laras sangat senang mendapatkan ilmu ini.
“Selanjutnya kita siapkan media tanam adik-adik. Media tanam adalah bahan-bahan yang dibutuhkan agar tanaman tumbuh dengan subur. Untuk menanam cabai, kita memerlukan tanah, pupuk, dan KCl, atau yang biasa disebut dengan penyubur tanaman . Jika sudah siap semua, masukkan media tanam ke dalam polybag ini. Siapa yang mau memasukkan media tanamnya?” Tanya Kak Lina sambil menunjukkan polybag yang ada di genggamannya.
“Dino, Kak Lina. Dino mau.” Jawab salah satu anak yang di perkebunan sambil mengangkat tangannya.
Sebenarnya Laras juga ingin melakukannya, tetapi di rumah Laras sudah pernah saat pertama kali ia belajar dengan ibunya. Jadi, Laras akan memberikan kesempatan kepada temannya untuk mencoba hal yang baru. Nah, Setelah Dino mencoba untuk memasukkan media tanam ke dalam polybag, selanjutnya adalah proses penanaman.
“Sekarang kita akan masuk ke dalam proses penanaman ya adik-adik. Caranya, masukkan tiga biji cabai ke dalam polybag, lalu lapisi biji dengan media tanam. Jangan lupa polybagnya ditutup dengan plastik ya adik-adik, supaya suhu di dalam polybag tetap stabil, selain itu tanah juga akan tetap lembap. Mudah kan?” Ucap Kak Lina.
“Mudah Kak!” Jawab semua adik-adik yang berada di kebun percobaan.
“Oh iya, setelah bibitnya tumbuh jangan lupa disiram setiap hari ya... Sampai tanaman cabainya tumbuh tinggi. Nanti saat cabainya sudah panen, akan ditandai dengan warna kemerahan pada cabai. Sekarang, Kakak mau tanya, siapa yang masih ingat dengan tiga tahap untuk menanam bibit cabai tadi?” Jelas Kak Lina sambil bertanya
“Laras kak. Yang pertama pilih benih cabai, kedua siapkan media tanam, dan yang terakhir penanaman Kak Lina, benarkan Kak?” Jawab Laras.
“Wah Laras pintar sekali. Jawabannya benar semua. Adik-adik juga pintar semua, setelah nanti semua selesai, Kak Lina akan memberikan benih cabai kepada kalian. Kalian nanti bisa mencobanya di rumah ya. Sekarang ayo kita ke pondok dunia tanah.”
Laras senang sekali bisa mendapatkan pengetahuan baru. Di rumah, Laras memang sudah memiliki beberapa tanaman sayur, tetapi Laras belum pernah mencoba menanam cabai. Kebetulan tomat yang kemarin sudah panen. Nanti Laras akan menggunakan bibit biji cabai pemberian Kak Lina untuk menanam tanaman yang baru. Sekarang saatnya belajar kehidupan tanah. Laras sungguh tak sabar ingin mendengarkan penjelasan dari Kak Lina.
“Adik-adik, tanah memiliki peran yang sangat penting untuk kesuburan tanaman. Tidak hanya tanah saja loh yang ada di dalamnya. Tetapi juga ada hewan seperti semut, cacing tanah, tungau, dan bakteri lainnya. Jadi, masih ada kehidupan di dalam tanah yang banyak orang lain tidak tahu. Maka dari itu selain untuk menanam tanaman, tanah juga berfungsi sebagai tempat hidup berbagai macam organisme. Cacing tanah juga dapat membantu menyuburkan tanaman, sehingga tanaman menjadi tumbuh segar.” Kak Lina menjelaskan sambil menunjukkan tanah yang ada di dalam kotak kaca.
“Wah kukira hanya tanah saja dapat menyuburkan tanaman.” Batin Laras.
“Selanjutnya, tanah berfungsi untuk tempat berkembangnya perakaran agar tanaman dapat tumbuh ke atas. Selain itu, tanah juga sebagai tempat persediaan air, udara, dan nutrisi lainnya adik-adik. Ada yang mau ditanyakan adik-adik?” Tanya Kak Lina
“Kak Lina, Laras ingin bertanya. Apakah ada tanah yang bisa membuat tanaman tidak subur?” Tanya Laras pada Kak Lina.
“Tentu ada Laras. Tidak semua tanah bisa dijadikan tempat untuk bercocok tanam. Contohnya seperti tanah laterit. Tanah ini memiliki sifat yang tidak subur, karena memiliki banyak kandungan aluminium dan zat besi. Tanah pasir juga bersifat tidak subur, karena hanya memiliki kadar air yang sedikit. Biasanya kita bisa menjumpai tanah pasir di wilayah pantai.” Jawab Kak Lina yang membuat adik-adik mengangguk.
Setelah diajarkan bagaimana cara menanam cabai dan pengetahuan tentang tanah, Laras menemui ibunya dengan membawa benih cabai yang diberi oleh Kak Lina. Sebelum pulang, Laras mengajak ibunya untuk makan bakso di depan tempat perkebunan terlebih dahulu, karena Laras merasa sangat lapar.
Tanaman Baru
Sesampainya di rumah, Laras bergegas untuk ganti baju dan mandi. Laras berniat untuk menanam benih cabai nanti sore. Untuk saat ini, Laras akan beristirahat sambil menonton televisi bersama ibu di rumah. Saat jam menunjukkan pukul empat sore, Laras mengajak ibunya untuk menanam benih cabai di kebun belakang rumahnya. Laras mengikuti langkah-langkah yang telah diajarkan oleh Kak Lina tadi.
“Wah, anak ibu pintar sekali. Sekarang Laras sudah bisa menanam tanaman cabai.” Ucap Ibu sambil memuji Laras.
“Iya dong Bu. Tadi Kak Lina mengajarkan Laras bagaimana cara menanam cabai Bu. Kak Lina juga menjelaskan tentang kehidupan tanah Bu. Laras sangat senang sekali bisa mengerti tentang tanaman. Terima kasih ya Bu sudah mau membawa Laras ke perkebunan. Sekarang pengetahuan Laras makin bertambah Bu.” Ucap Laras pada ibunya.
“Sama-sama sayang, besok jangan lupa tanamannya disiram ya.” Ucap ibu mengingatkanku.
“Iya Bu, Laras akan menjaga semua tanaman yang Laras tanam.” Ucap Laras sambil menggandeng tangan ibunya untuk masuk ke dalam rumah.
~TAMAT~