BangKo

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Sinopsis[sunting]

Katak BangKo hidup bersama dengan Ikan Gupi dan Bunga Lotus pada sebuah kolam air di taman sekolah. Katak BangKo selalu bermimpi untuk berpetualang ke dunia luar. BangKo mewujudkan keinginannya dan  mengalami petualangan yang seru.

Lakon[sunting]

Katak
BangKo merupakan tokoh utama dalam cerita ini
Gupi yang enggan meninggalkan zona nyaman
  1. Bangkong Kolong/Bangko
  2. Lotus
  3. Gupi

Lokasi[sunting]

Lotus yang cantik dan bijaksana

Kolam Air di Taman Sekolah

Cerita pendek[sunting]

Mimpi Bangko[sunting]

Bangko adalah panggilan untuk Bangko Kolong, seekor katak yang memiliki nama ilmiah Bufo melanostictus. Dia dari kecil hidup di kolam air yang berada pada Taman Sekolah. Suatu ketika hujan di sore hari, BangKo hanya dapat menikmati hujan dengan berlindung di bawah daun Lotus yang lebar. Hujan adalah suasana yang paling disukai dan dinantikan kehadirannya oleh BangKo. Bahkan dia masih ingat ketika ayah dan ibunya dulu masih hidup mereka bertiga selalu riuh rendah mengeluarkan suara khas mereka saat mendung untuk memanggil hujan rrrrkkkk......rkkkkk.....oorek....orek....orek......Suara itu masih mereka dengungkan bahkan setelah hujan berakhir. Karena itulah hujan selalu membawa kenangan indah bagi BangKo. Akan tetapi entah mengapa hujan sore ini terasa berbeda. BangKo tidak semangat menyambut hujan seperti biasanya.


Lotus bunga seroja yang cantik dan Gupi si ikan merasakan kegundahan BangKo dan mengajaknya mengobrol.

“Ada apa gerangan BangKo? Kenapa tumben sekali kau menyambut hujan dengan wajah yang murung?” Kata Lotus, membuka obrolan

“Iya nih, biasanya kamu selalu heboh dengan suaramu itu ketika menyambut hujan.Inipun hujan sudah hampir reda, tapi kami sama sekali tidak mendengar suara indahmu itu.” Ujar Gupi

“Nggah tahu nih, rasanya hidupku hampa. Aku merasa bosan dengan hidupku yang monoton. Dari kecil hingga besar berada di kolam ini dan menjalani hari-hari tanpa tantangan membuatku merasa jenuh.” Jawab BangKo

“Apakah kami membuat hidupmu membosankan?” Tanya Gupi

“Bukan seperti itu maksudku Gupi, Aku sangat merasa senang dan nyaman hidup disini bersama kalian. Akan tetapi aku penasaran dengan dunia luar. Aku penasaran bagaimana kehidupan saudaraku sesama katak di tempat lain.Kalian kan tahu, hanya aku satu-satunya katak yang hidup di kolam ini. Sedangkan kalian hidup disini dengan saudara-saudara kalian.” Jawab BangKo

“Trus apa rencanamu selanjutnya untuk mewujudkan keinginanmu itu?” Tanya Lotus

“Aku ingin berpetualang ke tempat yang lain, ke kolam atau sungai untuk menemukan saudaraku.” Jawab BangKo

“Kamu sudah yakin untuk keluar dari kolam ini? Apa kamu yakin kehidupan di luar akan lebih nyaman dari tempat ini?” Tanya Gupi

“Itulah yang sedang kupikirkan juga. Aku takut dunia luar tidak seindah bayanganku.” Jawab BangKo

“Sudahlah, kalau kau sendiri ragu dengan impianmu itu ngapain kamu masih memikirkannya. Lebih baik nikmati hidupmu disini bersama kami. Tempat ini sudah sangat nyaman. Kita tidak kekurangan apapun. Makanan selalu tersedia buat kita tanpa kita harus berjuang mencarinya. Syukuri itu semua. Tidak usah muluk-muluk.” Timpal Gupi sambil berenang meninggalkan BangKo dan Lotus.


BangKo pun hanya diam setelah mendengarkan ucapan Gupi. Semua yang di ucapkan Gupi ada benarnya.

Lotus yang bijaksama kemudian menasehati BangKo.


“BangKo, tidak salah apabila kamu punya mimpi yang besar untuk tahu dunia luar. Seperti pepatah yang sering di ujarkan oleh manusia “Jangan menjadi katak dalam tempurung”. Pepatah tersebut memiliki arti orang yang wawasannya tidak terlalu luas, ia tidak tahu situasi lain, selain di sekitar tempatnya berada saja. Kira-kira seperti itulah artinya. Dari pepatah tersebut, jika kau punya mimpi maka kejarlah. Taklukkanlah dunia luar.” Ujar Lotus

“Engkau sangat bijaksana sekali lotus. Itulah yang membuatku nyaman dan berat meninggalkan tempat ini. Karena petuah-petuahmu yang membuat adem setiap kali engkau mengucapkannya. Masih kuingat benar bagaimana ceritamu yang diambil manusia dari danau untuk ditempatkan di kolam ini. Kau yang dipisahkan dengan keluargamu berjuang untuk tetap hidup dan bertahan di kolam ini. Hingga akhirnya spesiesmu bisa berkembang biak dan memenuhi kolam ini. Aku sangat mengagumimu Lotus. Apalagi ketika bunga indahmu itu mekar di pagi hari.Bungamu sangat indah dan mengagumkan. Tidak berlebihan apabila manusia memuji keindahan dan keelokan bungamu.” Ucap BangKo

“ Ah kau ini, bisamu menyanjungku saja.” Ujar Lotus

“ Tidak Lotus. Hal itu memang benar adanya” Jawab BangKo

“Kau harus mempersiapkan petualanganmu dengan baik sebelum memutuskan untuk berpetualang. Memang dunia luar itu tidak seindah yang dibayangkan tetapi juga tidak seburuk ucapan orang-orang yang menyatakan dunia luar kejam. Tidak ada salahnya mencoba hal baru dengan berpetualang di luar. Kau sudah harus bisa memperkirakan kapan waktu yang tepat untuk mewujudkan mimpimu itu, serta kau juga harus bisa memprediksi tantangan apa saja yang nantinya akan kau hadapi supaya nanti kau akan lebih siap dengan apapun rintangan dalam perjalanan menuju tempat yang baru.” Ujar Lotus

“ Iya Lotus. Terimakasih atas semua saranmu. Akan kujadikan pertimbangan” Jawab Bangko

Keluar dari Tempurung[sunting]

BangKo tengah sibuk dengan persiapannya untuk berpetualang menakhlukkan dunia baru, malam ini. Setelah satu minggu ini dia berlatih untuk menguatkan tubuhnya dengan latihan berenang.

“ Bagaimana BangKo, apakah kamu jadi berangkat malam ini?” Tanya Lotus

“ Iya, Lotus. Malam ini aku akan berangkat.” Jawab BangKo

“ Semoga nanti di tempat yang baru, kamu mendapatkan rumah yang nyaman serta teman dan keluarga seperti yang kau inginkan. Semoga perjalananmu ke tempat yang baru lancar.” Ucap Lotus

“ Iya BangKo, jangan pernah lupakan kami. Jika engkau di luar tidak mendapatkan rumah yang layak jangan lupa bahwa kami senantiasa menerima kedatanganmu kembali.” Ujar Gupi

“Terimakasih teman-teman. Aku tidak akan melupakan kenangan indah di kolam ini. Rumah kita dan kalian semua.” Jawab BangKo


Setelah malam menjelang, BangKo berangkat memulai petualangannya. Dia sudah tahu tujuan yang akan dituju adalah danau yang jaraknya 500 meter ke arah utara dari kolam di taman sekolah tempat dimana dia tinggal selama ini. Berdasarkan indormasi yang telah ia dapatkan dari seekor kupu-kupu yang selalu hinggap pada bunga di taman sekolah, danau tersebut sangat indah. Banyak bunga air yang hidup disana seperti teratai, bakung dan eceng gondok. Serta yang terpenting adalah banyak katak yang hidup disana. Siapa tahu katak tersebut adalah jenis yang sama dengannya.


Keluar dari sekolah,BangKo melompat dengan riang dan bersemangat. Di bawah sinar rembulan karena malam ini sedang bulan purnama dia melompat sambil bersenandung. Ditengah perjalanan dia melihat beberapa ekor kelelawar yang hinggap pada pohon jambu di samping sekolah. Mereka sedang menikmati buah jambu yang telah masak. Tidak jauh dari sana dia melihat lapangan luas yang dipenuhi dengan rumput. Suara jangkerik krik...krik....krik....bersahut-sahutan. Dia sangat takjub dengan pemandangan yang belum pernah dijumpainya.  Setelah melewati lapangan di utara sekolah, separo perjalanan sudah berhasil ditempuh olehnya. Setelah ini, dia masih harus melewati kebun jagung, parit dan sepetak sawah.


Saat melewati kebun jagung, BangKo sedikit kelelahan. Rumput yang rapat dibawah tanaman jagung memperlampat lompatannya. Kakinya sering tersangkut pada akar rerumputan yang kuat . Ketika melompat seringkali mukanya tersambar daun jagung yang tajam. Kaki dan tubuhnya banyak yang tergores. Kelelahan dan luka ditubuhnya sedikit membuat semangatnya surut. Akhirnya dia istirahat dibawah pohon jagung. Untungnya disana banyak sekali nyamuk yang bisa menjadi makanannya. Setelah menangkap beberapa nyamuk dan memakannya tenaganya sedikit-demi sedikit mulai pulih. Dia memandang bulan yang sedang bersinar dengan terangnya. Tak lama kemudian datanglah seekor tikus yang sedang berburu jagung. Tikus tersebut kaget saat melihat BangKo.


“Hei katak, sedang apa kau disini?” Tanya Tikus

“Hai tikus, aku sedang dalam perjalanan menuju danau untuk menemukan saudaraku disana.” Jawab BangKo

“ Apa yang kau maksud adalah danau utara kebun jagung ini?” Tanya Tikus

“Iya betul sekali. Itu danau yang akan kutuju” Jawab BangKo

“ Lebih baik kau urungkan niatmu kesana, sebelum sampai sana kau masih harus melewati parit yang dalam dan kering karena tidak ada airnya. Belum lagi setelah itu kau masih harus melewati sawah. Di sawah itu banyak sekali ular sawah. Mereka tentu akan menyantapmu ketika kau melewatinya. Karena itulah aku berpindah ke sini karena aku takut menjadi mangsa mereka.” Ujar Tikus

“Benarkah?” Tanya BangKo

“Iya, benar sekali. Aku tidak berbohong. Pernah ada katak kakak beradik yang mau pindah ke danau sama sepertimu. Adiknya mati karena kelelahan saat memanjat dan terjatuh di parit. Sedangkan kakaknya mati karena dimangsa ular.”Ucap Tikus


BangKo pun terdiam dan mencerna apa yang disampaikan oleh tikus. Setelah kepergian tikus, dia kemudian berpikir apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Apakah dia harus mundur memendam dalam-dalam mimpinya dan kembali ke kolam tempatnya selama ini tinggal ataukah melanjutkan perjalanannya. Dia kemudian mengingat ucapan dari Lotus sebelum dia berangkat. Dia sekarang sedang keluar dari tempurung meninggalkan kolam indah yang selama ini menjadi tempat tinggalnya untuk belajar hal baru di dunia luar. Membayangkan perjuangannya yang sudah berhasil mencapai separuh perjalanan dan danau indah tempat yang akan ia tuju, membuatnya berpikir untuk tidak menyerah. Dia menjadi bersemangat kembali untuk meneruskan perjalanan sebelum pagi tiba.


Setelah berhasil melewati kebun jagung dengan penuh berjuangan, BangKo akhirnya sampai pada parit dalam dan kering karena tidak ada airnya. Parit tersebut sebenarnya adalah saluran irigasi untuk mengairi sawah. Saat musim penghujan parit tersebut penuh dengan air. Akan tetapi saat ini sedang musim kemarau sehingga parit tersebut kering.


BangKo kemudian menghitung dengan cermat arah lompatan supaya dapat melewati parit. Setelah melalui perhitungan, melompatlah ia dengan keras. Dia berhasil meraih akar rumput di ujung parit. Sayangnya akar rumput tersebut tidak kuat menahan bebannya yang berat sehingga akar rumputpun terlepas dari tanah dan dia jatuh terjerempab ke dalam parit. Seluruh tubuhnya terasa remuk redam dan kakinya tidak bisa digerakkan. Lelah dan sakit yang dia rasakan membuatnya tertidur hingga tengah malam. Lewat tengah malam rintikan hujan membangunkannya.


Di kejauhan BangKo mendengar suara nyanyian yang tidak asing ditelinganya. Rkkkkk....rkkkk.....orek....ooreekkk....ooreekkkk.... Ya tidak salah lagi. Itu adalah suara nyanyian ritual memanggil hujan dari katak yang spesiesnya sama dengannya. Diapun bangkit dengan semangat membara mulai memanjat parit. Suara nyayian katak memanggil hujan membakar semangatnya seakan-akan itu adalah sorakan penyemangat baginya. Tanah yang licin setelah hujan membuatnya jatuh berkali-kali ketika memanjat parit. Namun hal itu tidak menyurutkan semangatnya. Dia terus menerus berusaha untuk memanjat parit. Akhirnya setelah usaha keras berulang kali, dia berhasil naik ke atas parit.


BangKo dapat melihat hamparan padi yang baru di tanam dan air yang tampak keemasan saat terkena sinar rembulan. Dia kemudian melompat ke dalam sawah dan berenang dalam air yang menggenang di sawah. Di tengah sawah dia melihat seekor ular sawah. Diapun ketakutan dan berhenti berenang. Setelah lama memperhatikan, terlihat ular sawah tersebut sedang tertidur. Perutnya tampak membuncit. Mungkin ular tersebut baru saja memangsa tikus atau katak.


BangKo kemudian mengambil jalur agak jauh dari ular tersebut supaya tidak membangunkannya. Suara katak bersahut-sahutan semakin nyaring terdengar. Itu artinya danau tujuannya semakin dekat. Hujan mulai reda dan langit semakin terang yang artinya hari sudah menjelang pagi.


Saat dia berhasil mencapai pematang sawah tampaklah danau itu dengan jelas. Disana tampak katak berenang berkejar-kejaran sambil bernyanyi bersahutan rkkkkk....rkkkkk....rkkkkk....orek...orek....ooreekkk.....Dia tampak takjud dengan semua pemandangan di depannya. Dia sudah tidak sabar untuk menceburkan diri ke danau. Byur..... Dia akhirnya melompat ke dalam danau. Lelah dan perjuangannya terbayar lunas. Dia pun berteriak “ Aku berhasil keluar dari tempurung”

TAMAT