Biografi Erick Thohir/Pentingnya Peran Keluarga
BAGIAN 1
PENTINGNYA PERAN KELUARGA
[sunting]KELUARGA adalah institusi terpenting dalam kehidupan manusia, keluarga memiliki peran tak tergantikan dalam membentuk karakter dan kepemimpinan seseorang. Nilai, norma, dan sikap yang dipupuk dalam lingkungan keluarga dapat menjadi landasan kuat bagi perkembangan seseorang sebagai seorang pemimpin.
Itulah mengapa, kita mengenal ada masa seribu hari pertama kelahiran. Masa emas yang sangat penting bagi tumbuh kembang seseorang dan dapat menentukan perkembangan kecerdasan secara jangka panjang. Tidak optimalnya perkembangan pada masa ini, maka akan berpengaruh pada kehidupan seorang di masa depan.
Di bagian pertamanya, buku ini akan menjelajahi peran yang dimainkan oleh keluarga dalam membentuk Erick Thohir menjadi seorang pemimpin potensial.
Adalah nyata, jika keluarga bagi Erick Thohir adalah pilar yang kokoh dalam pembentukan karakter dan kepemimpinannya. Kita juga bisa melihat bagaimana nilai-nilai seperti kejujuran, integritas, kerja keras, dan tanggung jawab tercermin dalam tindakan dan keputusan Erick Thohir sebagai seorang pemimpin.
Lahir dari keluarga yang berjuang dari bawah
[sunting]Sebelum menapaki jalan kesuksesan, keluarga Erick Thohir awalnya adalah keluarga yang sederhana. Tidak langsung sukses, seperti anggapan sebagian orang. Bahkan bisa dibilang, keluarga Erick Thohir pernah juga hidup susah.
Mochamad Thohir adalah ayah dari Erick Thohir, lahir dan tumbuh di Gunung Sugih, Lampung Tengah. Ayahnya [Kakek Erick Thohir], Abdul Halik, wafat ketika ia masih kecil. Bersama adik dan ibunya, Mochamad Thohir hidup pun harus melewati hidup yang tidak mudah, mereka jatuh miskin. Tinggal di rumah bilik dan beralaskan tanah.
Untungnya, sejak kecil Mochamad Thohir sudah dikaruniai keteguhan hati. Tak terlihat kesedihan atau pun rendah diri. Tekadnya begitu kuat. Suatu pagi, selepas subuh. Mochamad Thohir pergi diam-diam, menemui pamannya yang seorang pedagang di Metro, Bandar Lampung. Kepada sang paman, Mochamad Thohir menyatakan keinginannya untuk sekolah. Dari situ, Mochamad Thohir pun memulai pendidikan dasarnya, hingga lanjut ke SMP.
Tak ingin putus sekolah, selepas SMP Mochamad Thohir merantau ke Kota Solo, Jawa Tengah. Di tanah kelahiran Presiden RI ke-7 ini, Mochamad Thohir melanjutkan sekolah menengah atasnya (SMA). Setelah itu, barulah ia merantau ke Jakarta dan meniti karir, hingga bertemu dengan wanita pujaan hati yang kemudian dinikahinya, dialah Edna Thohir.
Saat Mochamad Thohir menata karirnya di Grup Astra, Edna Thohir ikut membantu keuangan keluarga dengan berjualan pakaian di Pasar Tebet. Di masa-masa itulah, Erick Thohir juga turut membantu berjualan di pasar. Seperti kebanyakan orang, Erick Thohir lahir dari keluarga yang harus berjuang dan penuh keringat untuk bisa sampai pada kata ‘sukses’.
Kerja Keras Meraih Sesuatu
[sunting]Kesempatan tidak datang dua kali. Jika mendengar atau membaca petitih lama ini, Erick Thohir niscaya auto ingat akan sosok ayahnya, Muhammad Thohir. Petitih yang juga menggambarkan betapa Erick Thohir tumbuh dari keluarga yang menekankan arti penting kerja keras untuk meraih sesuatu. Sang Ayah, Muhammad Thohir bukan berasal dari keluarga berada. Untuk mendapatkan sesuatu ia tak bisa hanya diam dan menjentikkan jari tangannya saja. Tapi Ia harus kerja keras, dan memanfaatkan kesempatan yang ada.
“Beliau itu mengajarkan ke kita agar kalau diberi kesempatan, kerjakan sebaik-baiknya. Manfaatkan kesempatan. Berbuat yang terbaik. Itu yang saya pakai juga sampai hari ini,” kenang Erick Thohir saat menghadiri Haul ke-3 ayahnya di Masjid At-Thohir, 2019 silam.
Disiplin dalam Hidup
[sunting]Saat menjalankan apa pun, baik dalam dunia usaha, mengejar cita-cita, hingga mengelola keluarga, Erick Thohir selalu menyebut disiplin sebagai kunci menggapai keberhasilan. Itu tak mengherankan, karena sejak kecil dirinya memang selalu diajarkan arti penting kedisiplinan oleh Sang Ibu, Edna Thohir.
Erick Thohir mengaku, bahwa sejak kecil ibunya selalu menanamkan kedisiplinan ke dalam dirinya. Erick Thohir bercerita, dirinya pernah dihukum di kamar mandi hingga disabeti ikat pinggang karena bandel.
Ajaran tersebut ternyata berguna bagi Erick Thohir untuk senantiasa mengedepankan soal kedisiplinan waktu. Di dunia kerja, terutama di BUMN Erick Thohir kerap mengatakan, jika menjaga model bisnis menjadi sangat penting apalagi dalam menghadapi era disrupsi. Perusahaan BUMN harus berani melakukan perubahan dalam ekosistem, kolaborasi, dan kemitraan. Termasuk menjaga agar perusahaan BUMN disiplin menjaga core bisnisnya, jangan sampai tidak fokus.
Pun demikian saat mengelola Timnas Sepakbola Indonesia. Erick Thohir selalu menekankan petingnya menebar virus kebaikan dan kedisiplinan. Dari yang terkecil, soal jadwal latihan. Hingga saat bermain di lapangan menjalani pertandingan besar. Tanpa kedisiplinan, mustahil kita meraih kemenangan.
Memiliki Sifat Egaliter
Saat Erick Thohir menginjak usia remaja, Sang Ayah Muhammad Thohir sudah mulai memiliki karir yang cemerlang. Perekonomian keluarga Erick Thohir perlahan terus membaik. Meski begitu, Muhammad Thohir tetap menyekolahkan anak-anaknya hingga SMA di Indonesia.
Erick Thohir bahkan disekolahkan di SMA Negeri, bukan sekolah elite seperti anak-anak pejabat atau pengusaha lainnya. Muhammad Thohir ingin anaknya membaur dengan berbagai kalangan, mampu memahami pergaulan yang egaliter sekaligus memiliki jaringan yang luas dalam persahabatan.
Setelah luluas SMA, barulah Erick kuliah di Amerika Serikat. Pilihan Muhammad Thohir ini jelas memberikan pengaruh kuat pada a Erick Thohir. Kerendahan hati dan kepedulian Erick sangat terasa bagi banyak orang. Pergaulannya begitu luas, mengantarkannya pada kesempatan yang lebih terbuka. Menjadi seorang anak bangsa yang berasal dari keluarga yang mewakili keragaman Indonesia.
Mewakili Keragaman Indonesia
Saat menghadiri upacara adat Mangain Anak dan Mangalahat Horbo di Samosir , Sumatera Utara, Erick Thohir dianugerahi sebagai anak oleh suku bangsa Batak dengan nama Erick Thohir Sidabutar, November 2022. Erick Thohir tentu saja senang dan menerima dengan senang hati. Ia bersyukur dengan keberagaman yang ada di Nusantara.
Dalam kesempatan itu, Erick juga mengingatkan untuk tidak pernah bertanya siapa kita. Karena dalam diri kita, mengalir darah campuran dari berbagai suku bangsa. “Jangan pernah bertanya siapa kita. Karena kita adalah campuran dari berbagai suku bangsa di Indonesia. Tapi tanyakanlah apa yang sudah diperbuat bagi bangsa kita,” ujar Erick.
Apa yang diungkapkan tersebut, wajar pula adanya. Karena Erick sendiri sebetulnya perpaduan dari keragaman itu sendiri. Ia terlahir dari ayah yang berasal dari Gunung Sugih, Lampung Tengah. Sementara ibunya, adalah seorang Tionghoa-Sunda dari Kadipaten, Majalengka. Itulah mengapa, Erick Thohir seakan mewakili keragaman Indonesia.
Lahir dari keluarga muslim yang taat
Erick Thohir terlahir sebagai seorang muslim sejak lahir, ayahnya Muhammad Thohir merupakan anak dari Abdul Halik yang meninggal saat ia kecil. Sang ayah banyak didik secara agama olah paman-pamannya.
Ajaran tersebut lalu diturunkan ayahnya kepada Erick Thohir. Membuat Erick Thohir di kemudian hari mampu menunjukkan komitmen keislaman yang kuat dan nyata. Sang ayah, Muhammad Thohir, sangat kuat dalam menanamkan pentingnya agama dalam kehidupan. Islam yang sejuk dan menjadi pegangan dalam membangun keluarga dan masyarakat.
Dalam keluarga, seperti juga Sang Ayah, Erick Thohir selalu menekankan pentingnya perihal pondasi agama dan akhlak. Pemahaman keislaman tersebut berkaitan dengan pemikiran agama yang diwariskan sang ayah, almarhum H. Muhammad Thohir.
Salah satu penanda penting wujud komitmen Erick Thohir pada syiar Islam adalah membangun masjid sebagai Rumah Allah. Sebagaimana kita tahu Masjid At-Thohir diresmikan Presiden Joko Widodo pada Rabu 9 Maret 2022. Masjid yang berlokasi di Jalan Hj. Mohammad Thohir, kawasan Kompleks Podomoro, Tapos, Kota Depok.
Erick membangun masjid At Thohir yang didedikasikan pada orangtuanya untuk kepentingan dakwah Islam. Membangun masjid ini menjadi indikasi kesalehannya sebagai seorang muslim. Membangun masjid berarti membangun rumah di surga. Apa yang lebih membahagiakan bagi seorang muslim selain amal jariyah dan kesalehan anaknya? Inilah buah dari konsistensi Muhammad Thohir mengajarkan anak-anaknya agar berpijak pada nilai-nilai relijius.
Erick juga membangun masjid At Thohir di Los Angeles, Amerika Serikat. Di samping sebagai tempat sholat, masjid ini juga menjadi pusat syiar dan dakwah Islam di negara bagian tersebut. Masjid tersebut dilengkapi dengan berbagai fasilitas, salah satunya tempat berkumpul antar sesama muslim dari berbagai dunia yang berada di Los Angeles. Menurutnya, arsitektur dan fasilitas Masjid At-Thohir di Los Angeles lengkap.
Kontribusi Nyata Keluarga Erick Thohir untuk Indonesia
Apa yang dapat diberikan kepada negara lebih penting daripada kekayaan dan kekuasaan. Erick dan keluarganya telah memberikan sumbangsih yang sangat berarti bagi Indonesia. Keluarga ini mampu membangun usaha yang telah membuka lapangan kerja bagi ribuan orang. Keluarga ini juga memberikan kontribusi.
Masyarakat melihat sosok pemimpin tidak saja dari pribadinya. Keluarganya ikut menjadi sorotan. Alhasil banyak keluarga pejabat publik dan tokoh yang tidak tampil apa adanya. Penuh dengan polesan untuk menutup aib dan kelemahan. Meski tak sedikit pula yang gemar memamerkan kemewahan secara tidak wajar. Erick mampu menepis pandangan negatif semacam itu pada keluarganya. Mereka keluarga sukses secara ekonomi. Namun yang kini terasa adalah apa kontribusinya terhadap bangsa dan negara.
Tanpa menafikan kesuksesan yang telah diraih Mochamad Thohir, pencapaian Erick Thohir dalam bidang bisnis ‘bukan kaleng-kaleng’. Tangan dingin Erick membuahkan hasil nyata dalam membangun, mentransformasi, menyelamatkan berbagai entitas bisnis di dalam dan luar negeri. Bisnis tentu ada untung dan rugi. Ada saatnya harus mengarungi masa-masa paling sulit. Namun ketangguhan seorang entepreneur seperti Erick membuatnya tetap bertahan bahkan makin maju mengembangkan bisnisnya.
Sosok Hebat di Belakang Erick Thohir
‘Dibalik pria sukses ada wanita hebat di belakangnya’, petitih lama ini tak asing di telinga kita. Juga seringkali menunjukkan kebenarannya di dunia nyata. Seperti juga pada sosok Erick Thohir. Di balik kesuksesannya, ternyata ada sosok Elizabeth Tjandra.
Liza Thohir, panggilan akrabnya, adalah seorang mualaf. Dan sebagai imam dalam keluarga, Erick berusaha membimbing istrinya sebaik mungkin. Jarang dalam keluarga modern nilai-nilai spiritual dan relijius masih menjadi prioritas dalam kehidupan sehari-hari.
Liza Thohir aktif dalam beragam kegiatan sosial. Salah satunya adalah Ketua bidang pendanaan Dewan Kerajinan Nasional atau Dekranas. Ia juga diketahui aktif di OASE-KIM (Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju) sebagai Ketua Bidang 4 Indonesia Bersih.
Liza memiliki latar belakang pendidikan S-2. Ia mampu berperan optimal dalam mengelola rumah tangga, bisnis, dan segudang kegiatan sosial. Tak hanya gelar master, pendidikan istri Erick ini menjadi bekal dan alat untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupannya yang multidimensi dan multi peran. Dan tentu saja menjadi teman diskusi Erick dalam berbagai hal.
Sosoknya memang tidak terlalu menonjol namun tidak juga tertutup. Ia cukup sering membagi aktivisnya melalui media sosial. Kesan sederhana dan rendah hati nampak jelas. Jauh dari pamer alias flexing. Liza juga memiliki pola hidup yang sehat terutama dalam menjaga rutinitas berolahraga.
Erick dalam berbagai kesempatan mengungkapkan apresiasinya pada sosok pendamping hidupnya ini. Sosok Liza diakui Erick mampu menjaga kehangatan dan kedekatan personal pada keluarga yang sibuk. Family time tetap terjaga di saat jadwal kegiatan begitu padatnya.
Liza menaruh perhatian besar pada berbagai masalah sosial. Dari soal pengelolaan sampah hingga pemberdayaan kaum difabel. Perhatian yang diwujudkan dengan kerja nyata dengan hasil nyata. Aktivitas yang dilakukannya bagai sayap yang melengkapi kepakan sayap Erick sebagai pemimpin yang bekerja keras untuk membangun masa depan bangsa.
Anak-anak yang baik dan cerdas
Mahatma Arfala Thohir, Mahendra Agakhan Thohir, Makayla Amadia Thohir, dan Magisha Afryea Thohir adalah buah cinta dari Erick dan Liza. Terbilang keluarga besar untuk ukuran saat ini. Dan lengkaplah sudah dua putra dan dua putri menjadi generasi baru yang akan melanjutkan kiprah keluarga ini dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Alih-alih kemewahan, pendidikan lah fasilitas yang diprioritaskan Erick dan Liza bagi anak-anaknya. Pendidikan mereka cukup tinggi. Si sulung Arfa telah menjelma menjadi pengusaha kreatif sekaligus investor di industri teknologi. Anak kedua dan ketiganya tengah menempuh pendidikan perguruan tinggi di luar negeri. Sementara itu, anak terakhirnya baru saja menyandang gelar sarjana.
Erick Thohir mempercayakan Mahaka Media kepada Aga, anak sulungnya. Di holding dari sejumlah bisnis media milik Erick Thohir tersebut, Aga sejak Juni 2022 lalu ditunjuk sebagai Komisaris Utama. Sarjana Administrasi Bisnis lulusan Loyola Marymount University, Los Angeles, Amerika Serikat (AS), itu mengelola sejumlah radio yang terhimpun di bawah PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI).
Sedangkan Arfam, anak kedua Erick, menjabat Head of Business Development Mahaka Sport. yang merupakan lini bisnis grup Mahaka yang mengelola olah raga. Jabatan itu dia emban sejak September 2021. Lulusan Administrasi Bisnis dengan spesialisasi Bisnis Internasional dari Marist College itu, sebelumnya sempat menjalani program magang di sejumlah perusahaan yang pernah dipimpin Erick Thohir. Diantaranya di bagian audit ANTV, serta business development NOICE.
Meneladani Sang Ayah
Bagi Erick Thohir, perjuangan Sang Ayah, Haji Mochamad Thohir selalu menginspirasi dalam mempengaruhi kehidupannya. Menurutnya, Sang ayah banyak mengajarkan pentingnya karakter, termasuk kepada saudara kandungnya Hireka Vitaya dan Boy Thohir. Integritas pribadi sangat penting agar seseorang mendapat kepercayaan dari orang lain. Kepercayaan yang akan mendorong langkah-langkah seorang pemimpin dalam bidang apapun untuk maju dan berkembang.
Sang ayah juga mengajarkan kepadanya soal pentingnya menjaga nama baik keluarga. Karena, menurut dia, dalam dunia usaha, track record juga sangat penting untuk bekerja dengan pihak lain. Soal nama baik kelihatannya topik klise. Namun praktiknya tidaklah mudah. Banyak orang yang lupa menjaga martabatnya hanya untuk kepentingan sesaat. Hingga kini nama baik keluarga besar Thohir tetap terjaga.
Seperti kata pepatah tak ada gading yang tak retak. Dan semakin tinggi pohon semakin kuat pula angin menerpa. Sebagai pribadi maupun sebagai tokoh bisnis, ayah Erick layak menjadi inspirasi bagi keluarga dan masyarakat.
Keutuhan Keluarga adalah Rezeki Tak Terhingga
Saat membangun keluarga, Sang Ayah punya keyakinan bahwa uang itu bukan segalanya. Tetapi kemampuan kita itu yang justru bisa mendatangkan hal-hal yang baik. Soal uang atau rezeki, kata dia, itu sudah diatur Allah, yang bisa dicari dengan usaha. Pesan inilah yang menjadikan Erick tak terlalu silau dengan segala pencapaian dan godaan materi.
Rezeki adalah sarana untuk ibadah. Berbagi dengan orang lain, membangun masjid, mendukung dunia olahraga, dan membantu berbagai gerakan sosial dapat diwujudkan dengan rezeki yang Allah berikan. Erick jauh dari kesan serakah dan pelit. Pada saat yang sama dia tidak menghambur-hamburkan harta untuk kesenangan pribadi yang tidak perlu.
Sementara itu, Sang Ayah juga berpesan, yang terpenting dari semua itu adalah keutuhan keluarga. Keutuhan keluarga lebih penting dari uang, keluarga jangan sampai terpecah oleh uang atau harta. Banyak keluarga yang hancur meski mereka bergelimang harta. Banyak keluarga yang berantakan meskipun sang ayah atau ibu sukses dalam karier dan menduduki jabatan penting di pemerintahan.
Pendidikan adalah Kunci Kesuksesan
Keluarga Erick Thohir juga menekankan arti penting pendidikan. Sang ayah, adalah figur yang sangat luar biasa, merantau sejak kecil untuk mencari pendidikan. Saat umur 10 tahun, Sang Ayah pernah merantau ke Metro, Lampung dan kemudian Solo untuk melanjutkan sekolah menengah pertama (SMP). Setelah itu, dia juga melanjutkan perantauannya ke Jakarta. untuk melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas (SMA)-nya sambil meniti karir di dunia kerja.
Melalui pendidikan, Muhammad Thohir mampu mengubah nasibnya. Hal itulah yang mendorongnya untuk memberikan fasilitas pendidikan bagi anak-anaknya. Erick boleh dikata mendapat pendidikan terbaik dalam arti yang sesungguhnya. Erick pernah mengalami sekolah swasta, sekolah negeri, dan kuliah di luar negeri. Pengalaman pendidikan yang membuatnya kompetitif sekaligus tetap membumi.
Kini, dunia berubah cepat. Erick pun memberikan kesempatan pada anak-anaknya untuk mendapatkan pendidikan sebaik-baiknya. Pada saat yang sama pilihan untuk menjalani profesi dan kehidupan di masa yang akan datang tetap terbuka bagi anak-anaknya. Keluarga Erick menjadi keluarga yang sangat menghargai pendidikan lebih dari sekedar ijazah formal. Pendidikan sudah menjadi bagian penting dalam filosofi kehidupan keluarga ini.
Saling menghargai, Kunci Berumahtangga
Ada saatnya perbedaan pendapat dan sikap terjadi dalam kehidupan rumah tangga. Dalam keluarga, Erick Thohir diajarkan untuk saling menghargai dan mengerti satu sama lain. Memahami kekurangan dari pasangan sebab tidak ada manusia yang sempurna. Hal yang juga ia terapkan pada keluarganya hingga kini.
Perbedaan tentu selalu ada dalam menjalani biduk keluarga. Namun jangan sampai dijadikan alasan ketidakcocokan. Bahkan akhirnya mudah mengatakan berpisah. Perbedaan bagi Erick Thohir harus dijadikan kesempatan untuk saling mengisi. Allah menjodohkan manusia untuk saling mengisi.
Erick menempatkan istrinya tidak sekedar sebagai pendamping atau ‘konco wingking’. Penghargaan Erick pada Liza tampak dalam berbagai pernyataan dan sikapnya. Dengan menghargai pasangan dan anak-anaknya, Erick membangun sebuah keluarga yang harmonis sekaligus demokratis. Masing-masing mampu menjalani peran dan fungsinya dalam keluarga dan masyarakat dengan sebaik-baiknya.