Buku Saku Farmakoterapi/Trombosis Vena Dalam

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Trombosis vena dalam (deep vein thrombosis, DVT) adalah penggumpalan darah yang terjadi di dalam pembuluh darah vena dalam. Kondisi ini umumnya muncul pada pembuluh vena besar seperti pada pembuluh darah di kaki bagian bawah, paha, panggul, dan kadang-kadang lengan.

Trombosis vena dalam merupakan kondisi medis yang serius tetapi dapat dicegah. DVT bisa diobati, tetapi bisa menyebabkan penyakit, cacat tubuh, dan kematian. Penyakit ini sering kali kurang terdiagnosis, jadi penting untuk mencari perawatan medis jika gejala muncul.

Pembuluh darah vena yang terkena biasanya terletak jauh di dalam otot kaki tetapi juga bisa dalam area lainnya dan dapat menyebar hingga ke paru-paru. DVT yang menyerang paru-paru ini dapat menyumbat separuh atau seluruh bagian dari arteri paru dan menyebabkan timbulnya komplikasi berbahaya bernama emboli paru (pulmonary embolism/PE).

Pada emboli paru, bekuan darah dari DVT terlepas dari dinding pembuluh darah dan bersirkulasi melalui jantung ke arteri pulmonalis. Jika terjadi PE, paru-paru dan organ lainnya bisa rusak, dan kematian bisa terjadi.

Patofisiologi[sunting]

Darah manusia terdiri dari protein bernama faktor pembeku dan sel-sel yang bernama trombosit. Kedua komponen ini bekerja dengan cara membentuk gumpalan padat guna mencegah terjadinya perdarahan saat pembuluh darah terluka. Kombinasi dari lambatnya aliran darah pada pembuluh darah, aktivasi pembekuan darah, dan cedera pada pembuluh darah, menjadikan terbentuknya trombus (gumpalan darah) yang dapat menyumbat aliran darah sehingga memicu DVT.

Faktor Risiko[sunting]

Siapapun bisa terkena DVT dan PE. Banyak faktor yang dapat berkontribusi, namun memiliki banyak faktor sekaligus dapat meningkatkan kemungkinan pembekuan darah akan terjadi. Beberapa faktor umum yang dapat meningkatkan risiko DVT dan PE meliputi:

1. Cedera pada pembuluh darah akibat patah tulang, cedera otot, atau operasi besar

Seseorang setelah melalui prosedur operasi yang berlangsung lebih dari 90 menit atau berlangsung 60 menit untuk operasi yang dilakukan pada area perut, pinggul, dan tungkai, membuat tubuh tidak bergerak dalam jangka waktu yang cukup lama menyebabkan darah cenderung berkumpul pada tungkai bawah, seperti pada betis dan paha. Keadaan ini dapat menyebabkan melambatnya aliran darah hingga meningkatkan risiko terjadinya penggumpalan darah. Pada kasus pasien rawat inap yang membutuhkan prosedur operasi panjang, rumah sakit umumnya akan memberikan informasi mengenai risiko dan tindak pencegahan DVT diawal.

2. Aliran darah yang lamban atau kekurangan aliran darah akibat istirahat, gerakan terbatas, duduk selama perjalanan, dan persimpangan kaki untuk waktu yang lama, dan kelumpuhan.

Perawatan yang mengharuskan pasien tetap berbaring di tempat tidur dan melakukan perjalanan panjang dapat membuat tubuh berada dalam keadaan tidak aktif untuk waktu lama. Keadaan ini dapat menyebabkan melambatnya aliran darah hingga meningkatkan risiko terjadinya penggumpalan darah.

3. Peningkatan estrogen dari pil KB, terapi penggantian hormon, atau kehamilan

Pada faktor kehamilan, penggumpalan darah dapat membantu mencegah pasien kehilangan banyak darah selama proses persalinan, namun turut meningkatkan risiko DVT.

4. Kanker dan pengobatan kanker serta penyakit lain

Penderita VTE serta penderita yang mempunyai penyakit lain, seperti gagal jantung dan kanker, juga memiliki risiko terkena DVT kembali. Kemoterapi dan radioterapi yang digunakan untuk mengobati kanker serta pengobatan penyakit yang disebabkan oleh kondisi medis atau genetik lainnya. Penyakit-penyakit seperti jantung, paru-paru, hepatitis, serta penyakit yang disebabkan oleh peradangan, seperti rheumatoid arthritis juga memudahkan terjadinya penggumpalan darah.

5. Riwayat keluarga DVT, PE atau gangguan penggumpalan darah

Kondisi genetik, seperti thrombophilia dan sindrom Hughes.

6. obesitas

7.  usia (lansia dengan kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan untuk melakukan banyak kegiatan)

8. kondisi seperti vaskulitis dan varises vena

Kerusakan pembuluh darah yang disebabkan oleh kondisi ini membuat pembuluh darah menyempit atau tersumbat sehingga dapat memicu terjadinya penggumpalan darah

9. kateter vena pusat

Referensi[sunting]

Fitzgerald, J. (1969, December 31). “Deep vein thrombosis and pulmonary embolism.” Medical News Today. Retrieved from

http://www.medicalnewstoday.com/articles/153704.php.

DynaMed Plus [Internet]. Ipswich (MA): EBSCO Information Services. 1995 – . Record No. 901152, Risk factors for venous thromboembolism; [updated 2017 Jan 15, cited July 24, 2017]; [about 21 screens]. Available from http://www.dynamed.com/login.aspx?direct=true&site=DynaMed&id=901152. Registration and login required.