Donat kentang
Hay namaku Aisyah kamila, aku biasa dipanggil Ais. Aku kelas 2 sd, aku memiliki badan yang sangat cubby membuat semua orang gemas kepada aku hehe. Hari Ini Mendadak sekolahku puang awal karena guru-guru sedang rapat,aku pulang dengan mengayuh sepeda kecilku sambil bernyanyi riang dan aku tak lupa menyapa temenku yang berpapasan pulang denganku.
Sangking asinga bernyanyi aku tidak melihat kalau didepan ada polisi tidur, akhirnya... ciiittttttt aku ngerem mendadak sehingga sedidit oleng syukurlah aku tidak terjatuh, aku pun lanjut perjalanan dengan hati-hati.
----★---
Sampai rumah aku melihat ibu sedang sibuk didapur, entah apa yang sedang ibu buat. Aku ganti baju setelah itu pergi kedapur untuk melihat apa yang sedang ibu buat. “Bu sedang membuat apa, kenapa banyak sekali kentang rebusnya ?”
“halo sayang, Ibu sedang membuat adonan donat kentang kamu mau membantu Ibu?”
“donat kentang?. Apa rasanya tidak aneh Bu?”
“tidak dong, Ini bakalan jadi donat yang sangad lezat. Tunggu saja”.
“baik lah kalau begitu. Lalu apa yang bisa Ais bantu bu?” tanyanya masih agak sedikit ragu. Karena baru kali ini aku mendengar donat kentang yang aku tahu hanya donat yang di atasnya ada gula-gula Salju, entan apa namanya. Yang pasti tidak bau kentang
“Tolong kamu penyet-penyet kentangnya biar halus ya nak. Oh iya ini pakai sarung tangan,tangan kamu kan kukunya hitam- hitam.” Katanya ibu sambil tertawa meledek.
“ Ih ibu, tangan aku bersih tau, kukunya juga bersih”.
“ Iya iya Ibu percaya, anak ibu kan rajin gunting kuku “. Kata ibu.
Aku dan ibu asik membuat donat. Terlebih lagi aku yang baru tahu cara pembuatan donat. Selami ini kan aku hanya tahu makannya saja hehe. Setelah semua adonan Selesai ibu mengambil Sedikit adonan untuk dibentuk seperti donat.
Semuanya sudah selesai tinggal menggoreng. Kali ini aku hanya melihat saja dan ibu yang sibuk membolak-balik donatnya agar tidak gosong. Lalu saat aku sedang memasukkan donat yang sudah ditiriskan kedalam wadah yang lebih besar, aku sambil berfikir untuk membuatnya lagi yang lebih banyak. Lallu dibagikan kepada teman teman disekolah,mereka pasti akan sangat suka.
“ Ibu,boleh tidak kalau kita buat kentang yang lebih banyak,lalu nanti Ais bagi-bagikan dikelas. Pasti teman-teman Ais bakal suka”. Tanyaku agak sedikit ragu
“ Boleh banget dong sayang, besok pagi-pagi kita bikin donatnya ya”.
“ wah, beneran bu ?. Tanyaku lagi meyakinkan.
“ Tentu dong, besok ibu bangunin kamu lebih awal ya,nanti kita buat bareng-bareng. Okey”. Kata ibu sambil tersenyum
“ Terimakasih Ibu”. Jawabku balas tersenyum
“Sama-sama sayang”.
Setelah itu aku dan ibu asik menaburi toping keatas donat, rasanya seru sekali. Karena, aku bisa menghias donat sesuai selera aku.
Besok Paginya aku kesiangan. Tadi pagi sekitar habis subuh aku disuruh ibu untuk tidak lagi tidur, akan tetapi mataku susah untuk terbuka. Alhasil aku setelah selesai solat melanjutkan tidur lagi. Entah ibu yang tidak tega membangunkan ku atau aku yang sudah dibangunkan tetapi tidak bangun. Yang pasti aku menyesal karena tidak Membantu ibu. Ibu pasti sangat kecapekan membuatnya sendiri·
Saat aku bangun donat mudah matang dan tinggal diberi toping. Aku pun bergegas mandi karena tidak sabar ingin menghias donat dengan berbagai varian rasa.
“Ibu, donat mana yang akan diberikan kepada bu guru?” tanyaku karena tadi malam aku juga meminta kepada Ibu untuk membuatkan juga untuk Bu Anita.
“itu sayang, ibu pisah ya wadahnya.” Kata ibu Sambil menunjuk wadah yang sudah terisi donat untuk Bu Anita.
“Okey bos”. Jawabku sambil sibuk memberi toping dan tak lupa dengan mulut yang penuh dengan donat. Aku senang sekali sarapan kali ini aku makan donat. Dan teman-temanku juga akan memakannya nanti. Eiiittt topingnya aku hias semuanya sendiri loh ibu hanya mengarahkan saja.
Setelah semuanya selesai aku pun berangkat sekolah. Karena hari ini aku membawa banyak donat, akhirnya aku tidak naik sepeda tetapi diantar ibu pakai motor. Kata ibu agar tidak kesusahan membawa donatnya.
---★---
Sampai sekolah ibu memgantarku sampai kelas dan membawakan donataya. Bagaimana tidak dibawakan, kelasku saja jumlahnya ada 30 arang. Dan satu wadah besar saja hanya bisa menampung 15 donat. Jadi akhirnya memakai dua wadah, belum juga donat punya Bu Anita. Huh jadi tambah banyak dan susah membawanya. Tapi tidak apa-apa aku justru sangat senang.
“Ibu pulang ya sayang, nanti donataya biar Bu guru yang bagiin. Tadi ibu sudah bilang kepada Bu guru”. Kata ibu
“Baik bu. Ibu hati hati ya”.
“Iya sayang, rotinya nanti dibagiin semuanya ya. Kalo sisa nanti dibagiin lagi aja, ke temen beda kelas juga gak apa-apa”.
“Balk bu,bye bye Ibu”
“Bye sayang.”
Setelan Ibu pergi barulah Bu Anita datang. Kata Bu Anita donatnya tidak langsung dibagikan tapi pelajaran dulu,jadi dibagikanya saat akan jam istirahat.
Tak terasa jam sudah menunjukkan waktunya istirahat. Bu Anita mengakhiri pelajaran dan waktunya membagi donat. Ini yang aku tunggu-tunggu bisa memberi donat kepada teman-temanku.
“Baik anak-anak, pelajaran ibu cukupkan ya”. Kata Bu Anita menutup pelajaran.
“Baik Bu guru, terima kasih”. Jawab kami satu kelas kompak.
“Sama-sama anak-anak. Oh iya, sebelum kalian keluar istirahat ada teman kalian yaitu Ais akan memberikan donat kepada kalian kalian. Bilang apa pada Ais?”. Tanya Bu Anita
“Terimakasih Ais”. Kompak teman-teman menyaut.
“Sama-sama teman-teman”. Jawabku malu-malu.
“Semuanya tetap duduk di meja masing ya,nanti Bu guru bagi satu-satu”. Kata Bu Anita
“ Baik Bu”. Jawab kita satu kelas kompak.
Sebelah semua donat sudah dibagikan, tiba-tiba saja ada satu temanku yang berkata
“ Ih donat apa ini, sangat tidak enak. Baunya juga aneh, kamu ingin membuat kita semua sakit perut ya Ais?”. Tanya Lio dengan muka yang seperti menahan muntah,aku tahu itu pasti dibuat-buat.
Lio itu temen satu kelas aku yang sangat nakal, dia suka bikin rusuh, suka menjalin teman,dan yang paling parah suka berbicara seenaknya saja tanpa memikirkan perasaan orang lain.
“Lio. Tidak boleh bilang seperti itu ya, semua makanan itu enak dan kita harus bersyukur”. Kata Bu Anita.
Di situ aku sudah sangat bersedih dan kecewa dengan perkataan Lio, sambil menunduk aku pun menetes air mata.
“tapi Bu, donat ini memang tidak enak, rasanya juga aneh. Eh Ais kalau tidak sungguh-sungguh ingin memberi kepada kami mending usah.” Lio tetap saja mengoceh. Sungguh aku sangat sedih terlebih lagi saat dibilang donatku tidak enak dan katanya ingin membuat sakit perut teman sekelas. Apa dia tidak bisa menghargai pemberianku, aku sudah berusaha membuat donat sebaik mungkin.
Disitu aku sudah tidak bisa menyembunyikan tangisku, aku menangis sesenggukan. Lalu Bu Anita pun berkata.
“ Untuk Lio dan anak-anak yang lain,jangan pernah kita menghina sesuatu pemberian dari teman ya, apa lagi susah membuatnya. Bu guru tahu, pasti Ais harus bangun pagi-pagi untuk menyiapkan ini semua. Jadi kita harus bisa menghargai pemberian dari teman kita ya anak-anak”. Ucap Bu guru
“Baik Bu”. Teman-temanku balas menjawab kompak.
“ Lio sekarang ibu minta sama kamu untuk Minta maaf kepada Ais. Dan juga berjanji untuk tidak Mengulanginya lagi ya”. Kata Bu Anita dan hanya dibalas anggukan dari lio
Melihat aku yang masih sesenggukan Lio pun menghampiri mejaku. Dia pun menjulurkan tangan kepadaku lalu berkata
“ Ais, aku minta maaf ya sudah mengejek donatmu. Maaf sudah membuatmu sampai menangis” . Kata Lio dengan nada sedikit menyesal.
Lalu aku menerima uluran tangannya.
“ tidak apa-apa Lio, mungkin memang rasanya kurang enak. Aku janji akan terus belajar lagi agar donatku menjadi lebih lezat dari pada yang sekarang “. Kataku sambil mengusap air mata. Walaupun aku sangat kecewa dengan perkataan Lio tapi aku tetap harus memaafkan.
“ Apakah kamu memaafkan ku?”. Tanya Lio
“ Tentu saja, karena kata Ibu kita tidak boleh menyimpan benci kepada seseorang, walaupun orang itu pernah menyakiti kita”. Jawabku
“ Terimakasih Ais”.
“Sama-sama Lio”. Kataku sambil tersenyum
Semua teman-temanku juga ikut tersenyum, mereka menyemangati aku agar tidak mudah putus asa.
“ Nah, jadi sekarang kita tidak boleh mengejek atau bahkan sampai menghina makanan. Apalagi sampai membuat orang yang memberi itu sakit hati. Namanya juga Ais sedang belajar membuat donat jadi tidak mungkin langsung berhasil, pasti ada gagalnya. Tapi jadikan kegagalan itu untuk membuat motivasi kita untuk terus mencoba lagi. Pasti suatu saat ibu yakin akan menemukan keberhasilan. Paham anak-anak”. Kata Bu guru panjang sekali, kata-katanya sungguh memotivasi.
“ paham Bu”. Kompak kami menjawab dengan semangat.
Lalu kami melanjutkan makan donat yang sempat tertunda. Dan lucu sekali ternyata Lio minta nambah donatnya,untung masih ada hehe.
Dari kejadian tadi aku belajar bahwa kita harus bisa menjaga perasaan orang lain, apa lagi ketika orang itu sedang berusaha dalam berproses. Maka jangan pernah mengejar atau bahkan mematahkan semangatnya.
Dan kita juga harus saling memaafkan walaupun sulit tapi kita harus memaafkannya dengan ikhlas.