Dunia Yuwana

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Sinopsis[sunting]

Kisah ini bercerita tentang Raga, seorang anak pramuka yang suatu ketika terdampar di Dunia Yuwana. Bersama dengan Minerva sang Dewi Kebijaksanaan, Raga melakukan perjalanan untuk membebaskan Agni, seekor naga yang terjebak di dunia tersebut. Ini adalah sebuah kisah epik yang menjelajahi pentingnya menulis dan membaca, sedapnya makanan lokal indonesia yang khas, serta dalamnya kasih sayang dalam keluarga.

"Siapa menulis, Dia menyimpan. Dia yang membaca, akan mengingat."


Penulis : Damariyan Prawira Hutama

Lakon[sunting]

Pemeran dalam kisah legenda ini adalah sebagai berikut

  1. Raga : (Pemeran Utama) Seorang anak pramuka yang gemar berkemah dan membaca.
  2. Minerva : Dewi kebijaksanaan yang membimbing Raga dalam perjalanannya di Dunia Yuwana.
  3. Raja Melkior : Raja cahaya dan kebijaksanaan.
  4. Raja Kaspar : Raja keteraturan dan peramalan.
  5. Raja Balta : Raja Keberanian
  6. Agni : Naga yang juga merupakan saudari dari Raja Melkior, Raja Kaspar dan Raja Balta.


Cerita Pendek[sunting]

Perkenalkan, namaku Raga. Aku adalah seorang anak pramuka yang suka berkemah dan membaca. Inilah ceritaku.

Beech-forest_92874-480x360_(4811107968)[1]

Hari senin, 20 oktober 2023, dalam seperjalanan pulang dari sekolah ke rumah, tiba-tiba ada sinar cahaya putih menyilaukan mataku. Ketika kubuka mataku, kulihat bahwa aku sedang berada di tengah hutan.

Tak lama setelah itu, kudengar suara berbicara padaku:

"Hai Raga, selamat datang ke Dunia Yuwana, di sini terdapat banyak hal yang tidak akan pernah kamu lihat sebelumnya."

"Siapa kamu? Aku ingin pulang. Ayah dan Ibuku akan khawatir." tanyaku. "Namaku Minerva, dewi pangetahuan dunia ini. Jangan khawatir, aku akan mengantarmu pulang setelah engkau menyelesaikan misimu di sini. Di duniamu, waktu tidak sedang berjalan, sehingga Ayah dan Ibumu tidak akan tahu bahwa kamu di sini. Apakah engkau siap berpetualang?" jelas Minerva. "Baik, aku siap." balasku menerima tantangannya.

Kemudian tambahnya lagi, "Misimu di sini adalah untuk membebaskan seekor naga bernama Agni. Untuk melakukan ini engkau membutuhkan Tiga Mantra Raja. Aku akan memberikan sebuah kata mantra buatmu. Pertama, bayangkan sebuah lilin, lalu katakan [Lumen], maka engkau dapat mengendalikan api. Sekarang berjalanlah ke arah Utara, hingga engkau menemukan sebuah gerbang raksasa."

Selanjutnya, aku membayangkan sebuah lilin dan kukatakan [Lumen]. Betapa terkejutnya aku ketika di depanku muncul sebuah pilar api. Herannya api ini tidak membakarku. Wah, ini bener-benar dunia yang berbeda pikirku. Kemudian aku berjalan ke arah utara, mempersiapkan diri untuk tantangan pertama.

Fire_tornado_GIF_Manda_Lights[2]


Keesokan harinya, sebelum aku berangkat, Minerva memberikan sebuah pesan penting padaku:

"Siapa menulis, Dia menyimpan. Dia yang membaca, akan mengingat."

Aku melanjutkan perjalananku hingga tibalah di gerbang yang dijanjikan. Tampak sebuah gerbang tua yang dikelilingi oleh tembok usang. Teras gerbang tersebut dipenuhi oleh rumput dan kayu kering tanda sudah lama ditinggalkan manusia.

Sesampainya di sana, aku mendengar teriakan: "Siapa yang berani, hendaknya ia mengalahkanku dan melewati gerbang ini!" Kulihat sebuah raksasa berbadan beruang dan berwajah gorila sedang berada di depan gerbang. Bagaimana caranya menyingkirkan raksasa ini? Aku teringat sebuah buku "Cara Memanen Madu dari Sarang Lebah". Salah satu kalimat yang menarik dalam buku tersebut adalah "Makhluk hidup akan selalu butuh udara untuk bernapas."

Aku mengarahkan tanganku pada kayu kering di teras gerbang lalu ku katakan [Lumen]. Seketika itu juga kayu tersebut terbakar dan mengasapi seluruh wilayah gerbang. "Uhuk, Uhuk, ayo hadapi aku!" teriak raksasa tersebut. Setelah beberapa waktu lamanya ia mengamuk dan akhirnya meninggalkan gerbang tersebut karena sulit bernapas.

Kemudian aku masuk ke dalam gerbang tersebut. Seketika aku menapaki lantai gerbang tersebut, munculah seseorang dan ia mulai berbicara padaku. "Aku adalah Raja Melkior, raja cahaya dan kebijaksanaan. Terimakasih sudah membebaskan rohku dari gerbang ini. Mantraku [Algo] akan menyertaimu. Engkau akan membutuhkannya menghadapi Gua Kaspar. Setelah ini, berjalanlah mengikuti lorong ini, hingga engkau keluar dan menemukan sebuah gua. Namun, untuk sekarang, beristirahatlah dulu dan makan hidangan ini." jelasnya. Seketika itu pula, ia menghilang dan munculah hidangan di depanku. Menariknya lagi, ini adalah rendang kesukaanku!

Rendang-padang[3]

Setelah makan dan beristirahat sebentar. Aku melanjutkan perjalananku hingga keluar dari lorong tersebut. Ketika aku keluar dari lorong tersebut, aku menemukan sebuah gua yang tidak jauh dari sana.

Di depan gua tersebut tertulis, "Gua Kaspar: Mereka yang hidup tidak akan pernah masuk di sini!" Aku teringat akan mantra yang baru kudapatkan dari Raja Melkior, dan kukatakan [Algo]. Munculah sebuah Robot di depan gua tersebut dan tepat di depanku terdapat peta dengan simbol A dan Tujuan.

Maze_for_algo[4]

Kemudian, Minerva muncul di hadapanku. Ia berkata kepadaku, "Algo adalah sebuah robot sederhana yang mampu mengikuti perintah berdasarkan arah mata angin. Perintahkan [Ra] untuk ke Utara, [Sa] dan ia akan ke Selatan, [Ti] untuk pergi ke arah Timur dan [Ba] untuk ke Barat. Engkau harus menghantarkannya keluar dari Gua tersebut. Ingat, jika ia berjalan dan tidak sampai ke tujuannya, maka ia akan kembali ke awal mulut Gua." Baik, aku pasti bisa menyelesaikan ini.

Kemudian aku mencoba memerintahkan robot tersebut,

"[Algo - Sa - Ti - Sa - Ti]."

Tepat seperti kata Minerva, ketika Algo tidak sampai pada Tujuan, ia kembali keluar ke mulut Gua. "Tantangan terbesar dalam menyelesaikan Gua ini adalah sulitnya mengingat seluruh langkah hingga tujuan." ujar Minerva. "Tidak, dengan ini akan sangatlah mudah!" sahutku. Lalu aku mengeluarkan bukuku dan kutuliskan semua langkah yang diperlukan Algo hingga sampai Tujuan.

"Kali ini, bukuku akan membantuku menyelesaikan ini!" ucapku dengan bangga. Baik, mari kita selesaikan tantangan ini. Aku membuka mulutku dan memulai mantra:

"[Algo - Sa - Ti - Sa - Ti - Sa - Ba - Sa - Ba - Sa - Ti - Sa - Ba - Sa - Ti - Ra - Ti - Ra - Ti - Ra - Ti - Ra - Ti - Ra - Sa - Ba - Sa - Ti - Sa - Ba - Sa - Ti - Sa]."

Algo pun mulai bergerak.

Maze_for_algo_-_solution[5]

Seketika Algo sampai pada Tujuan, di hadapanku muncul seekor ular dengan mahkota di kepalanya. Kemudian ia berkata: "Jangan takut Raga. Terimakasih sudah membebaskanku dari Gua ini. Aku adalah Raja Kaspar, Raja keteraturan dan peramalan. Aku akan memberikan mantra terbaikku, dengan mantra ini engkau dapat menghentikan waktu untuk sementara. Terimalah [Masa]. Selanjutnya, pergilah ke Danau Balta dan seberangilah danau tersebut. Di sana kecerdikanmu akan diuji. Beristirahatlah dulu dan makanlah hidangan ini."

Seketika itu Raja Kaspar menghilang dan kemudian munculah di depanku, Sepiring Perkedel Tempe. Melihat hal tersebut, dengan sigap kulahap semua hidangan tersebut, sebab aku sudah sangat lapar.

Resep_Masakan_Perkedel_Tempe_Mudah_dan_Enak[6]

Kemudian Minerva meninggalkanku dan aku melanjutkan perjalananku menuju Danau Balta. Betapa terkejutnya aku bahwa di danau tersebut, tidak hanya terdapat satu jembatan, melainkan tiga jembatan. Anehnya lagi, di depan jembatan tersebut masing - masing terdapat sebuah papan pengumuman tertulis:

---"Jembatan 1" --- "Jembatan 2" --- "Jembatan 3" ---

Kuperhatikan, dalam setiap 3 detik yang kulalui, angka pada papan jembatan tersebut berubah. Sekarang menjadi:

---"Jembatan 2" --- "Jembatan 1" --- "Jembatan 3" ---

Aku pikir ini adalah tantangan yang mudah. Namun ternyata tidak, setelah kugunakan mantra [Masa] dan memilih salah satu jembatan tersebut. Tiba-tiba, aku kembali berada di depan jembatan tersebut. Herannya, aku lupa jembatan mana yang kuambil. Hmm, sepertinya aku tahu cara menyelesaikan hal ini, pikirku. Sekali lagi, kukeluarkan bukuku dan kutulis angka jembatan yang kulalui.

Percobaan pertama, kugunakan [Masa] kembali. Kali ini kutuliskan:

---"Jembatan 3x" --- "Jembatan 1" --- "Jembatan 2" ---

Menarik sekali, ternyata tulisan dalam bukuku tidak berubah. Sekarang, aku hanya perlu mengulanginya lagi. [Masa], teriakku.

---"Jembatan 2" --- "Jembatan 1x" --- "Jembatan 3x" ---

Sekali lagi, [Masa], ini adalah percobaan terakhirku.

---"Jembatan 1x" --- "Jembatan 2x" --- "Jembatan 3x" ---

Akhirnya, aku dapat melanjutkan perjalananku tanpa kembali ke depan jembatan tersebut. Sekarang, di samping jembatan yang kuambil, muncul seekor ikan mas raksasa dan berbicara denganku. "Ahh... Akhirnya aku bebas! Raga, terimakasih sudah membebaskanku dari jeratan danau ini. Namaku Balta, Raja Keberanian, sekarang terimalah mantraku [Tata]. Engkau akan membutuhkannya untuk membebaskan saudariku Agni. Lewatilah jembatan ini dan masuklah ke ruangan tepat depan jembatan ini. Tolong bebaskan saudariku itu." ucapnya. "Baik, akan kulakukan, selamat menikmati kebebasanmu, teman." jawabku sambil berjalan melewati jembatan tersebut.

Tidak lama berjalan, akhirnya aku keluar dari jembatan tersebut dan menemukan sebuah rumah, atau gubuk lebih tepatnya. Tanpa kusadari, gubuk ini kemudian berbicara padaku: "Apa kata Raja bersaudara itu tentangku?" Kemudian kujawab: "inilah kata mereka kepadamu [Algo] [Masa] [Tata]." Kemudian gubuk itu berkata: "Akan kubebaskan saudari mereka, apabila engkau mampu menjawab dua pertanyaanku."

Lanjutnya,

"Pertanyaan Pertama, Aku adalah Musibah dan Berkah. Bersamaku semuanya hidup dan mati. Mereka yang sadar akan mendapatkanku dan yang tidak peduli akan kehilangan. Mereka dapat berharap, namun tidak ada satupun yang dapat memiliki lebih dari yang dia punya. Apakah aku?"

Setelah kupikir-pikir, kemudian kukatakan: "Waktu, wahai gubuk!" Lalu ia melanjutkan pertanyaannya:

"Baik, Pertanyaan kedua, aku bersamamu dari awal perjalananmu di dunia ini, hingga akhir hayatmu nanti. Melaluiku, engkau dapat hidup, bahkan setelah engkau mati, dan mereka yang melihatku akan melihat siapa pembuatku. Daripadaku kita berbicara tanpa bicara. Apakah aku?"

Jawabku, "Oh tentu aku tahu, engkaulah yang bersamaku di sini. Jawabannya adalah BUKU!"

Seketika itu juga Gubuk itu menjadi asap dan sebuah buku jatuh ke tanah. Tepat di samping BUKU itu, terdapat sebuah Naga raksasa dan ia berbicara padaku: "Terimakasih banyak sudah membebaskan aku dan keluargaku. Aku berharap semoga hidupmu kelak akan dipenuhi kebahagiaan abadi." Kemudian Naga tersebut menghilang.

Minerva kemudian muncul di depanku dan berkata: "Raga, seluruh makhluk di Dunia Ini sangat berhutangbudi padamu. Kami tidak akan lupa pada apa yang engkau sudah perbuat kepada kami. Sekarang, laluilah pintu itu dan kembalilah ke Duniamu."

Di depanku kemudian muncul sebuah pintu, tidak lupa aku ambil BUKU yang jatuh tadi, lalu kumasukkan dalam tasku. Setelah kulalui pintu tersebut, sekarang aku sudah berada tepat di depan rumahku, pada siang itu juga. Sesampaiku di rumah, aku langsung merebahkan diriku dan tidur di kamarku. Namun, aku teringat akan BUKU itu. Aku buka tasku dan kulihat BUKU tersebut. Sebuah buku berwarna biru dan pada sampulnya tertulis:

DUNIA YUWANA

Cerita Selesai.

Referensi dan Atribusi[sunting]

  1. <a title="Emilian Robert Vicol from Com. Balanesti, Romania, CC BY 2.0 <https://creativecommons.org/licenses/by/2.0>, via Wikimedia Commons" href="https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Beech-forest_92874-480x360_(4811107968).jpg"><img width="256" alt="Beech-forest 92874-480x360 (4811107968)" src="https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/4/47/Beech-forest_92874-480x360_%284811107968%29.jpg"></a>
  2. 2. Ima Julien Cie Manda Lights, CC BY-SA 4.0 <https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0>, via Wikimedia Commons
  3. Icfam90, CC BY-SA 4.0 <https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0>, via Wikimedia Commons
  4. <a title="Damar.hutama001, CC BY-SA 4.0 <https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0>, via Wikimedia Commons" href="https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Maze_for_algo.jpg"><img width="512" alt="Maze for algo" src="https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/9/9b/Maze_for_algo.jpg"></a>
  5. Damar.hutama001, CC BY-SA 4.0 <https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0>, via Wikimedia Commons
  6. Riskirizqi, CC BY-SA 4.0 <https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0>, via Wikimedia Commons