Eropa di Tiongkok/Bab 6

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
BAB VI.
Pencarian untuk sebuah Koloni.

Sir George B. Robinson tak berarti menjadi penemu pertama kebutuhan Koloni Inggris di Timur. Walaupun Lord Palmerston merupakan satu-satunya negarawan yang timbul dari gagasan dan mendapati dirinya tak dapat membentuk opini terakhir pada sugesti semacam itu sampai serangkaian peristiwa yang benar-benar menyertainya.

Setidaknya pada 1815, Mr. Elphinstone, Presiden Komite Pemilihan Superkargo Perusahaan Hindia Timur di Kanton pada masa itu, merekomendasikan kepada Dewan Direktur, bahwa mereka harus mendirikan Kekuasaan Penuh diplomatik tingkat tinggi 'pada tempat persinggahan di pantai timur Tiongkok,' dan kala di dekat ibukota negara tersebut dapat menemukan hal paling berharga. Ia kemudian merekomendasikan agar, Kekuasaan Penuh tersebut harus dihadiri oleh pasukan maritim untuk menuntut ganti rugi dari perdagangan yang timbul. Para Direktur Perusahaan, dengan seluruh rombongan seperti negarawan mereka, tak melihat cara mereka untuk mengikuti saran tersebut, tindakan tersebut akan mengantisipasi dasar suara hubungan perdagangan yang kemudian timbul sekitar tiga puluh enam tahun kemudian, lewat tindakan yang sebetulnya mula-mula direkomendasikan oleh Mr. Elphinstone.

Orang berikutnya yang mengambil dan mengembangkan gagasan Tuan Elpinstone soal persinggahan di pantai timur Tiongkok sebagai titik temu untuk pengarahan AL, yang ditujukan untuk mengarahkan Tiongkok ke ranah perombakan dan membuat beberapa pemberian perdagangan, adalah Sir George Staunton, penerjejmah terkenal statuta-statuta asli Dinasti Tatsing (Kitab Hukum Tiongkok), yang juga menjadi pegawai terpercaya Perusahaan Hindia Timur di Tiongkok. Kala pulang ke Inggris, ia masuk Parlemen. Sepanjang debat yang terjadi di Dewan Rakyat (Juni 1833) terhadap kelangsungan monopoli bebas Perusahaan Hindia Timur, Sir George Staunton menggerakkan serangkaian resolusi, salah satunya (No. 8) menyatakan sebagai berikut: 'Dalam peristiwa penerapannya menggantikan pengaruh Otoritas Perusahaan Hindia Timur lewat sistem perlindungan nasional apapun, hal tersebut secara langsung timbul dari Mahkota, ini akan timbul (walau hanya di persinggahan terakhir) untuk menarik diri dari kendali Otoritas Tiongkok, dan menjalin perdagangan dalam beberapa posisi dalam di pantai Tiongkok tempat hal tersebut secara selaras dilakukan di luar pencapaian tindak penekanan dan penjamahan, yang merupakan pengajuan tak terlawan yang akan sama-sama ditentukan dini untuk penghormatan nasional dan kepentingan nasional negara ini.' Walaupun hal penting tersebut sedang didiskusikan, Dewan mengabaikannya, dan kelanjutan berikutnya dari debat tersebut, resolusi dinegatifkan tanpa pemisahan, menandakan ketiadaan pembedaan umum terkait dengan kepentingan Tiongkok yang kala itu terjadi di Inggris.

Pada masa kala Sir George Staunton merancang resolusi yang dimajukan, proyek persinggahan di Kanton dari tiga Petinggi perdagangan Inggris di Tiongkok secara harfiah ditempatkan di belakang negara lewat UU yang disebutkan di atas yang disahkan menjadi hukum pada dua bulan kemudian. Dalam membahas 'sistem perlindungan nasional yang secara langsung diperlonggar dari Mahkota,' Sir George Staunton merujuk kepada ususan misi Lord Napier, kegagalan yang nampaknya dimajukan olehnya. Dalam menyarankan penebusan untuk kegagalan yang timbul tersebut, pendirian Komisi 'dalam beberapa posisi dalam di pantai, di luar capaian tindak penekanan dan penjamahan,' Sir George Staunton tak memilikinya dalam pikirannya melebihi pendirian pemberhentian dagang mengikuti gaya pabrik Perusahaan Hindia Timur, namun ia benar-benar nyaris mendatangkan gagasan Koloni Inggris. Ia memajukan pembelajaran sejarah Perusahaan Hindia Timur dan tergambar dari pelajaran-pelajaran yang gagal dipandu oleh para Menteri Kabinet. Berbicara di hadapan Dewan Rakyat dalam mendukung resolusi di atas, ia berpendapat bahwa pelabuhan Kanton menjadi salah satu tempat kurang maju di wilayah kekuasaan Tiongkok, baik untuk ekspor atau impor, agar perdagangan Kanton sepenuhnya ditinggalkan untuk pengendalian arbitrer Otoritas Lokal, dan mereka jatuh pada pembebanan yang banyak, parah dan nampak dan berbagai pembatasan dan privasi dari banyak unsur menggantung dan menekan, dan akhirnya kejahatan tersebut sepenuhnya dikaitkan dengan unsur dan sifat Pemerintah Tiongkok.

Pada sekitaran waktu kala kisah tersebut dituturkan di Dewan Rakyat pada hadirin yang berminat, bekas pegawai lain dari Perusahaan Hindia Timur, Sir J. B. Urmston, yang menjadi kepala Pabrik Inggris di Kanton dari 1819 sampai 1820, menerbitkan (London, 1833) sebuah pamflet dengan judul 'Pengamatan terhadap Perdagangan Tiongkok' (hanya dicetak untuk peredaran pribadi). Dalam pamflet tersebut, Sir J. B. Urmston menekankan pada Pemerintah Inggris soal kebutuhan meniadakan perdagangan sepenuhnya dari Kanton ke suatu perlabuhan lain yang lebih utara di Kekaisaran tersebut. Pernyataannya adalah bahwa perdagangan Inggris di Kanton seringkali diusik dan digerayangi Otoritas Kanton dan bawahan mereka, dan bahwa Kanton merupakan salah satu tempat terburuk di Kekaisaran tersebut yang dipilih menjadi tempat dagang Inggris. Sehingga, Sir J. B. Urmston menyebut Ningpo dan Hangchow sebagai tempat utama dan layak untuk perdagangan Inggris, namun memberikannya sebagai wacana keputusannya bahwa keadaan dalam negeri, seperti Chusan, akan lebih tak terkira. Sehingga, mereka memandang bahwa Tuan Elphinstone, Sir George Staunton dan Sir J. B. Urmston memiliki cara pemikiran sama dan terpadu, yang benar-benar menggambarkan pelajaran sejarah masa lalu perdagangan Inggris di Tiongkok, namun, sebagai para bekas karyawan Perusahaan Hindia Timur, mereka berpikir bahwa pabrik melebihi Koloni. Namun, para Menteri Kabinet menyatakan hal yang lebih sedikit dari nasehat yang ditujukan dalam Parlemen dan Pers, karena menghimpun blunder-blunder yang mengarakteristikkan, beberapa bulan kemudian, rancangan mereka terhadap misi Lord Napier dan perintah yang ditekankan oleh mereka.

Kala gema diskusi yang timbul mencapai Kanton pada akhir tahun 1833, seorang penulis dalam salah satu publikasi lokal, menyebut dirinya 'Seorang Pedagang Inggris,' membuat beberapa pernyataan lebih lanjut. Ia menuturkan bahwa Kanton seharusnya tak lagi menjadi basis operasi, entah dalam hal negosiasi, perdamaian, atau perang. Tempat pemberhentian laksamana harus dipilih, dan untuk bersinggah di beberapa tempat, Ningpo dapat diadopsi atau pulau terdekat Chusan. Penulis kemudian beralih ke diskusi aneksasi Formosa, perebutan pulau Lantao (dekat Hongkong), pencaplokan Makau yang diribut dari Portugis, namun akhirnya menolak perebutan belahan wilayah Tiongkok manapun karena tak politis dan pencaplokan Makau tak diterapkan. Penulis surat tersebut menyebut bahwa para tenaga kerja merekomendasikan gagasan negosiasi perjanjian dengan Tiongkok pada beberapa pelabuhan pantai timur Tiongkok harus dibuka pada perdagangan Inggris, dibebaskan dari batasan yang diberlakukan di Kanton. Pelabuhan perjanjian dengan Konsulat Inggris nampak padanya mengungguli Koloni, namun bagaimana perjanjian dapat dinegosiasikan tanpa penindakan lewat senjata, ia tak menjelaskannya.

Penghormatan mula-mula timbul dan mengarahkan perhatian ke fasilitas-fasilitas dasar yang ditempatkan di Pulau Hongkong oleh Lord Napier. Dalam pengerahan yang dialamatkan kepada Lord Palmerston (14 Agustus 1834), yang ia anggap kebutuhan komando, lewat demonstrasi bersenjata, penyelesaian perjanjian perdagangan mengamankan hak dan kepentingan adil pedagang Eropa di Tiongkok. Lord Napier secara khusus merekomendasiakn agar pasukan kecil Inggris 'harus mengambil wilayah Pulau Hongkong, di bagian timur Sungai Kanton, yang sebetulnya diadaptasi untuk setiap keperluan.' Namun, Lord Napier meyakini, seperti Kapten Elliot pada masa berikutnya, pemikiran soal Hongkong sebagai pelabuhan perjanjian Tiongkok mendatang alih-alih Koloni Inggris. Nasehat berikutnya dari kebijakan serupa adalah Sir George B. Robinson, yang, sesuai yang dituturkan di atas, membujuk agar Lord Palmerston (pada 1836) untuk menarik diri dari Kanton dan menduduki 'salah satu pulau di wilayah (Lintin) sehingga dengan sendirinya diadaptasi secara alami berkaitan dengan keperluan perdagangan.' Pada saat yang sama kala Sir George Robinson berniat untuk menekan agar Jawatan Luat Negeri memajukan perhentian pulau, jauh dari Kanton, bekas pemukim Tiongkok lain memohon kepada masyarakat Inggris, menyatakan kebijakan yang sama, memperjuangkan perkembangan wacana masyarakat di Inggris dan membalikkannya pada proyek yang mula-mula dimajukan oleh Tuan Elphinstone. Dalam pamflet berjudul 'Keadaan Terkini dan Kepentingan Perdagangan Inggris di Tiongkok,' dan diterbitkan di London pada 1830, Tuan James Matheson dari Kanton, merombak dan meluaskan nasehat Mr. Elphinstone dalam mengirim utusan berkuasa penuh ke Tiongkok, yang harus menempatkan pemberhentiannya di salah satu pulau di pantai timur Tiongkok dan sehingga menegosiasikan perjanjian perdagangan, lewat pengujian pasukan AL kecil, tujuan yang seharusnya diamankan untuk perdagangan Inggris di Tiongkok pada wilayah dalam di luar jangkauan pejabat Tiongkok. Ini jelas-jelas menekankan Koloni Inggris untuk didirikan di pantai Tiongkok.

Namun, Tuan Matheson tak menyarankan perang dengan Tiongkok. Walaupun demikian, ia membayangkan agar Tiongkok akan siap menghadapi pendirian Koloni Inggris di gerbangnya. Tuan Matheson berpendapat bahwa keadaan persiapan untuk perang adalah pencegahan perang terbaik, khususnya dalam kesepakatan mereka dengan negara seperti Tiongkok, dan agar kebijakan bersama, sama-sama didukung oleh pihak yang kuat, siap untuk perang, jika secara hukum ditekankan di dalam negeri, dapat secara keseluruhan akan menjadi kebutuhan mutlak. Sehingga, Tuan Matheson memajukan, pada 1836, catatan penting dari kebijakan yang kemudian memberlakukan pendirian Koloni Hongkong.

Dalam hal yang dinyatakan oleh Tuan Matheson di negara asalnya lewat pamflet, ia menekankan secara khusus juga pada berbagai Asosiasi dan Badan Perdagangan dalam mencapai pengaruhnyta di Inggris dan Skotlandia. Sepanjang tahun 1886, sejumlah wacana timbul di Jawatan Laut Negeri dari berbagai belahan Britania Raya, meminta agar tindakan langsung dan bertenaga harus diadopsi oleh perluasan dan perlindungan perdagangan di Tiongkok. Salah satunya adalah wacana Asosiasi Hindia Timur Glasgow, yang dialamatkan kepada Lord Palmerston. Tanpa keragukan kala pemeriksaan Tuan Matheson, dokumen tersebut menyarankan 'pemberian, lewat negosiasi atau pembelian, sebuah pulau di pantai timur Tiongkok, tempat pabrik Inggris bermukim, tunduk pada hukumnya sendiri dan tak berbenturan dengan Tiongkok.' Kala pedagang Glasgow kemudian memutuskan untuk memperjuangkan, lewat negosiasi atau pembelian, pencaplokan pulau untuk pendirian pabrik, mereka tak mengartikan pabrik seperti tempat persinggahan dagang Perusahaan Hindia Timur, namun pabrik pedagang bebas Inggris dan utamanya Skotlandia, dalam hal ini Kanton. Mereka kemudian memajukan prinsip pencaplokan mendatang terhadap Hongkong, walau pemikiran mereka kemudian lebih tertuju, dengan Tuan Matheson, ke arah Chusan alih-alih Hongkong.

Gagasan yang dibawa oleh Mr. Matheson, lewat pamfletnya, kepada masyarakat umum, dan lewat pernyataan Glasgow kepada Kabinet, untuk meninggalkan Kanton dan mencari suatu tempat di pulau pantai timur tempat perdagangan Inggris dengan Tiongkok dapat dilakukan dengan bendera Inggris, di tanah inggris dan di bawah pemerintahan Inggris, bukannya tanpa penentang. Mr. H. Hamilton Lindsay, yang juga mantan pemukim Kanton dan mantan anggota Komite Pemilihan Perusahaan Hindia Timur, menerbitkan, pada 1836, sebuah surat yang ditujukan kepada Lord Palmerston dengan judul 'Hubungan Inggris dengan Tiongkok.' Dalam pamflet tersebut, walau merekomendasikan adopsi kebijakan yang bertentangan dengan prosedur perdamaian bersenjata Mr. Matheson, Mr. Lindsay mendorong pembentukan, di pesisir Tiongkok, dua atau tiga depot dengan gudang-gudang mengembang, seperti yang disebutkan di atas yang dilabuhkan di Lintin. Setiap dipot, ia sarankan, harus dijaga oleh sebuah kapal tempor dan terbuka untuk persinggahan kapal-kapal dagang untuk berdagang disana. Seperti pada proyek pembentukan Koloni, Mr. Lindsay menambahkan bahwa ia takkan mencatat dukungan pengambilan kekuasaan atas pulau terkecil di pesisir tersebut.

Lawan lain kebijakan Kolonial datang secara anonim, lewat pamflet yang diterbitkan di London, pada 1836, oleh seorang pemukim di Tiongkok, dengan judul 'Perjumpaan Inggris dengan Tiongkok.' Penulis anonim dari pamflet tersebut mewakili pandangan misionaris soal pertanyaan tersebut dan menyarankan agar pemerintah harus memilih kebijakan pasifis terhadap Tiongkok atas dasar kemanfaatan, kerendahan hati dan kemurahan hati, dan menerapkan tindakan politiknya untuk pendirian Konsulat di Kanton bersama dengan armada kecil untuk perlindungan perdagangan.

Untuk melawan para penentang dari skemanya, Sir George Staunton kini bergerak maju lagi dan menerbitkan, pada 1836, sebuah pamflet berjudul 'Pernyataan tentang Hubungan Inggris dengan Tiongkok.' Namun, Sir George hanya sedikit bertutur hal baru. Seperti sebelumnya, ia berpendapat bahwa Kanton adalah persinggahan paling buruk yang dipilih untuk keperluan dagang, namun ia kini mendorong pendudukan pulau di pesisir tanpa negosiasi sebelumnya dengan Pemerintah Tiongkok. Ia menyatakan bahwa ada banyak pulau di pesisir yang tak diberlakukan yurisdiksi oleh pemerintah Tiongkok, dan bahwa pulau semacam itu dapat dengan mudah mengambil pendirian dengan perhatian penuh dan kehendak baik para penduduknya jika dilakukan. Selain itu, ia kini menekankan dasar yang disertakan oleh Koloni Portugis di pulau Makau, pendudukan awal yang penjelasannya dimajukan oleh Sir George Staunton, dan bukan hasil dari pencaplokan murni pada masa sebelumnya oleh Otoritas Tiongkok, seperti yang didahului oleh Portugis.

Namun, sejauh ini, pencarian umum untuk Koloni di Timur nyaris lebih tertuju pada pulau di pantai timur Tiongkok ketimbang di wilayah Kanton. Chusan lebih disukai. Setelah itu ada Ningpo dan Formosa. Namun, tempat lain juga disebutkan. Pada akhir tahun 1836, kala perang pamflet menyebar dari inggris ke Kanton, keragaman pandangan umum meningkat. Mr. G. Tradescant Lay, seorang naturalis yang menyertai Ekspedisi Kapten Beechy ke Kepulauan Bonin Islands, sangat mengadvokasikan, dalam surat-surat kabar Kanton dan pamflet yang diterbitkan pada 1837, pendudukan salah satu pulau untuk keperluan Koloni Inggris. Hongkong nyaris diabaikan.

Namun, aneksasi Hongkong di bawah penghimpunan para pedagang bebas Kanton pada awal tahun 1836, kala koresponden Canton Register membuat pernyataan nubuat berikut ini (25 April 1836). 'Jika jejak singa ditempatkan pada bagian manapun dari sisi selatan Tiongkok, itulah Hongkong; lekaslah singa mendeklarasikannya berada di bawah penjagaan pelabuhan bebasnya, dan dalam sepuluh tahun, wilayah tersebut akan menjadi bagian paling menonjol di timur Tanjung. Portugis membuat kekeliruan: mereka mengadopsi perairan dangkal dan aturan khusus. Hongkong, perairan dalam, dan pelabuhan bebas untuk selamanya!' Prakiraan masa depan tersebut hanyalah pandangan minoritas di Kanton. Kebanyakan pedagang Inggris terus berpatok pada pernyataan bahwa perairan dalam Kanton memberikan landasan penting khusus, bahwa pembagian singa timbul kala perdagangan mereka diketahui oleh Otoritas Tiongkok, sehingga agar di Kanton, perwakilan Inggris dapat bermukim dan agar, tanpa ia bermukim disana, ia sengkatnya akan berada disana, entah untuk Pemerintah Tiongkok atau untuk bangsanya. Pada waktu kala diskusi soal tempat terbaik perdagangan Inggris memanas di surat-surat kabar Kanton, penjelasan detail diterbitkan pada surat-surat kabar yang sama (Desember 1836) soal pesisir Tiongkok untuk pemanfaatan marinir, dan dalam surat-surat kabar tersebut, sepenuhnya tak berhubungan dengan penarian untuk sebuah koloni yang disebutkan di atas, mereka mendapati Hongkong selaras dengan hal tersebut dalam pernyatana berikut:—

'Di barat saluran Lamma adalah Lantao (sekitar 60 mil dari tenggara Kanton) dan di timur adalah Hongkong dan Lamma. Utara Hongkong adalah berlintasan antara wilayah tersebut dan daratan utama, yang disebut Ly-ee-moon, dengan kedalaman perairan yang baik yang dekat dengan pesisir Hongkong, dan persinggahan layak di segala sudut. Disini, ada beberapa tempat labuh yang bagus. Di bawah teluk di seberang daratan utama adalah kota bernama Kowloon dan sungai dikatakan memisahkan dirinya disana (sebuah pertanyaan keliru yang sebetulnya menyebut cekungan kecil dengan kata sungai). Di sisi barat daya Hongkong, dan antara wilayah tersebut dan Lamma, terdapat beberapa teluk kecil, yang layak untuk tempat labuh, salah satunya, yang bernama Heang-keang, diyakini memberikan nama kepada pulau tersebut. Pelabuhan Tytam berada di teluk pada sisi tenggara pulau, membuat titik tenggara menjadi tempat perlindungannya pada wilayah timur, belahan lain dari pulau tersebut di utara dan barat dan beberapa opulau kecil membentang di wilayah teluk sampai selatan. Wilayah tersebut merupakan wilayah yang berruang dan bebas dari marabahaya.'

Malangnya, pencarian Koloni mendapati pertentangan di Kanton dan berkembang di Inggris dalam perang pamflet. Konflik tersebut membingungkan alih-alih membentuk opini publik. Pada tingkat manapun, tak ada kepastian yang menyertai. Parlemen takkan mengambil pertanyaan tersebut, dan Lord Palmerston, yang kala itu membuat pemikiran, memutuskan untuk menunggu sampai ia merasa pasti dengan pergerakan opini publik.

Tak ada orang, yang akan teramati, mengambil pembagian dalam pencarian untuk Koloni kecuali orang-orang yang berhubungan langsung dengan Perdagangan Tiongkok pada masa lampau atau masa kini, kecuali mereka memiliki pemahaman dari penulis Dewan Hindia Timur (Mr. Thompson) yang, dalam pamflet yang diterbitkan dengan judul 'Pernyataan mewakili Perdagangan dengan Tiongkok' (London, 1836), hanya memicu perang perdagangan. Opini publik maupun kabinet sepakat atau mengambil lebih dari kepentingan dalam sikap-sikap yang dibahas. Namun, perhatian diserukan kepada persoalan tersebut di tempat-tempat penting, dan pemikiran masyarakat kini, setidaknya dalam beberapa sikap, bersiap untuk menerima, secara berulang, gagasan pendirian Koloni Inggris di Timur, kal, empat tahun kemudian, proyek tersebut mendadak dipersembahkan kepada bangsa sebagai fakta yang disertai oleh kabar pencaplokan Hongkong nyaris lewat serangkaian peristiwa alih-alih lewat kelanjutan pencarian untuk sebuah koloni.