Lompat ke isi

Eropa di Tiongkok/Bab 7

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
BAB VII.

Perubahan Kebijakan.

1836 sampai 1838.

Pada Juni 1836, perubahan menonjol terjadi dalam kebijakan Kabinet Inggris. Sebelum masa itu, Memorandum Adipati Wellington tertanggal 24 Maret 1835, seperti yang disebutkan di atas, menyatakan bahwa Kepala Petinggi Perdagangan Inggris di Tiongkok tak harus bergerak atau bermukim di Kanton, agar ia tak harus mengadopsi gelar yang bersuara tinggi, agar ia tak harus hengkang dari cara komunikasi yang ada dengan Pemerintah Tiongkok, agar ia tak harus memegang kekuasaan yang tak tertuntun, namun tetap, dengan dukungan kapal tempur, menikmati sedikit pergerakan, dan meninggalkannya untuk masa mendatang untuk memutuskan apakah upaya apapun harus dibuat di Peking atau tempat lain untuk menunjang hubungan mereka dengan Tiongkok, secara perdagangan serta politik. Serangkaian kebijakan diinisiasikan oleh Adopati dan diberlakukan di Tiongkok, setelah kekalahan Lord Napier, oleh Mr. Davis dan Sir George Robinson, berakhir pada 7 Juni 1836, karena hal tersebut kini dibawahi oleh diplomasi Lord Palmerston sendiri, sehingga terrenggangkan oleh pergesekan opini publik dan lewat pandangan menonjol Adipati Wellington.

Para pedagang di Kanton, walau tak sepakat dalam harapan mereka agar Pemerintah akan mengambil langkah-langkah untuk melakukan perombakan atas perlakuan penghinaan yang seturut dengan Lord Napier, kemudian memiliki alasan untuk menyatakan bahwa kebijakan berbeda akan diberlakukan. Kala firma Jardine, Matheson & Co. diperkenalkan (20 September 1835) kapal uang dagang pertama Jardine bergerak ke Sungai Kanton, Kapten Elliot, kala itu masih berada di bawah serangkaian kebijakan tersebut, memprotes melawan pelaksanaan semacam itu bersebarangan dengan hukum dan pemakaian Tiongkok, dan, di bawah perintah Sir George Robinson, menempatkan pemberlakuan pengerahan kapal uap di perairan Tiongkok. Namun kini (22 Juli 1836) Lord Palmerston menulis kepada Kapten Elliot memperingatkannya bahwa, walau menghindari pemberian unsur dakwaan kepada Otoritas Tiongkok, ia pada masa yang sama harus sangat berhati-hati untuk tak menghimpun tingkat otoritas yang lebih besar terhadap warga Inggris di Tiongkok ketimbang ia benar-benar memberlakukannya.

Indikasi lain perubahan kebijakan kini telah timbul, adalah pengarahan yang diberikan oleh Lord Palmerston, menyatakan bahwa perdagangan bebas dan pedagang bebas kini dipandang oleh Kabinet dalam sorotan yang berbeda dari yang Adipati Wellington sorot terhadap mereka. Apa yang terjadi di mata pedagang Kanton pada unsur paling menonjol dari kebijakan Adipati adalah penentuannya, terekspresikan dalam Memorandumnya, 'untuk mengendalikan dan menjaga atas perintah warga Raja, menganggap bahwa komunitas Inggris di Kanton terdiri dari serangkaian penyeludup, pembajak dan penjahat, mewajibkan agar para Petinggi dipersenjatai dengan kekuatan terkuat untuk pengerahan mereka alih-alih perlindungan. Mr. Davis, Sir George Robinson dan bahkan Kapten Elliot, berada di bawah tekanan agar seluruh kekuatan dan otoritas sebelumnya yang terhimpun dalam Superkargo Perusahaan Hindia Timur, termasuk kuasa untuk menangkap dan mendeportasi warga tak berlisensi atau melakukan pelanggaran lainnya ke Inggris, dapat secara sah diputuskan oleh Petinggi Perdagangan Inggris di Tiongkok, namun kini (8 November 1836) Lord Palmerston memberitahukan Kapten Elliot bahwa, karena tak ada lisensi dari Yang Mulia yang kini dibutuhkan untuk memperkenankan warga Yang Mulia berdagang atau bermukim di Tiongkok, kuasa pengusiran semacam itu berhenti diberlakukan berkaitan dengan Tiongkok.

Untuk mencegah pergesekan perbedaan opini antara Otoritas yang berkoordinasi, yang menghampiri Komisi pada masa penugasan Sir George Robinson, Lord Palmerston meniadakan jabatan Petinggi Ketiga, dan, walau mengkonfirmasi Kapten Elliot sebagai ketua, dan Mr. Johnston sebagai Petinggi Kedua, kini (8 November 1836) menempatkan Johnston di bawah perintah dan kendali Elliot. Kehormatan, gaji dan pengamanan yang menjadi hak Komisi juga dikurangi pada saat yang sama, dan dua Petinggi diberi pemahaman bahwa pelantikan mereka hanyalah bersifat sementara dan temporer. Ini tidaklah malang, karena ini menyebabkan keraguan, baik di kalangan komunitas Inggris dan Otoritas Tiongkok, sebagai status resmi dua Petinggi. Beberapa tahun kemudian, Kapten Elliot, dengan pandangan untuk mengendalikan perilaku warga Inggris tak taat hukum, yang menjalin (dalam konflik sehari-hari dengan pihak penarikan pendapatan Tiongkok) perdagangan paksa antara Lintin dan Whampoa, menghimpun (18 April 1838) sistem pengaturan polisi yang secara khusus diterapkan pada awak kapal milik Inggris di bawah bendera Inggris. Setelah mempertahankan Aturan yang ditujukan padanya pada dampak ketiadaan hukum, Lord Palmerston mendadak didatangkan dengan catatan hukum internasional yang sepenuhnya memveto misi lama, dan pengarahan Dewan Penasehat diberikan kepada Lord Napier. Lord Palmerston kemudian (23 Maret 1839) memberitahu Kapten Elliot bahwa para pejabat hukum mahkota beranggapan bahwa pendirian sistem polisi kapal di Whampoa, dalam wilayah kekuasaan Kaisar Tiongkok, akan menjadi campur tangan dengan hak mutlak kedaulatan yang dipegang oleh negara-negara merdeka, yang hanya dapat dibenarkan oleh perjanjian positif atau lewat ijin yang diterapkan dari pemakaian. Sehingga kala Kapten Elliot yang menerima perintah tersebut, ia mula-mula menulis kesepakatan dengan Gubernur Kanton untuk aturan tersebut. Pada waktu pengerahan tersebut diketahui Elliot, perdagangan Inggris bergerak ke luar dari Katon, mengambil kesempatan ketidaksigapan Lord Palmerston.

Namun, walau menutup-nutupi kuasa dan membatasi pendirian dan yurisdiksi resmi Komisi, Lord Palmerston berniat untuk memegang jabatannya dalam hal lain terkait Otoritas Makau dan Kanton.

Bahkan sejak kedatangan Lord Napier, para pengamat Inggris nampak menganggap bahwa para Gubernur Makau bermain dalam genggaman Otoritas Tiongkok dan diam-diam menjadikan diri mereka sendiri sebagai sekutu mereka melawan Inggris. Kemudian, kala Pemerintah Tiongkok, dan bahkan beberapa pedagang Inggris, secara terbuka menggelar dan menghimpun otoritas dan yurisdiksi Petinggi Inggris, Gubernur Makau dengan keras menolak mengakui Komisi Yang mulia, sejauh mengembalikan jawaban pada surat-surat mereka. Setelah membuat perwakilan kuat pada pihak Pemerintah Portugal dan menyebabkan pengarahan sebenarnya dikirim dari Lisboa ke Gubernur Makau, Lord Palmerston kini (6 Desember 1836) memberitahukan Kapten Elliot bahwa tindakan diambil untuk memanggil Gubernur Makau ke rasa penghormatan yang sebenarnya yang dilakukan para pegawai di bawah Komisi Yang Mulia, dan agar perintah dikeluarkan untuk kapal perang untuk dikerahkan di perairan Tiongkok dengan pengarahan khusus untuk memantau kepentingan warga Inggris di Makau.

Kala sikap bersama ditujukan pada Pemerintah Makau, Lord Palmerston juga ingin menerapkan pengaturan hubungan Kapten Elliot dengan Otoritas Kanton. Dalam pertentangan langsung kepada Memorandum Adipati Wellington, Lord Palmerston berulang kali (22 Juli 1836, dan 12 Juni 1837) memerintahkan Kapten Elliot untuk mengurangi setiap kesempatan untuk membangkitkan komunikasi resmi melalui saluran pabean Pedagang Hong, agar tak lagi berhubungan dengan Pegawai Pemerintah Tiongkok, tanpa di bawah keadaan untuk memberikan komunikasi tertulisnya dengan Pemerintah Tiongkok atas nama petisi, dan untuk menyerahkan haknya, sebagai Pegawai yang ditugaskan oleh Raja Inggris, untuk menghimpun kesetaraan dengan para Pegawai yang ditugaskan oleh penguasa lain di dunia. 'Ini sangat selaras,' ujar Lord Palmerston, 'untuk para pegawai Perusahaan Hindia Timur, mereka sendiri asosiasi pedagang, untuk tak berkomunikasi dengan siapapun selain Pegawai Pemerintah Tiongkok.'

Nampak pada kesempatan ini jika Singa Inggris mulai bangun, namun Tiongkok tak memperdulikan dari kejauhan. Namun, kala Lord Palmerston mendapati (2 November 1837) bahwa Elliot tak dapat mungkin berkomunikasi dengan Otoritas Tiongkok selain sebagai pembuat petisi barbar pemberi upeti, ia jatuh dari hal sederhana dari demonstrasi AL, yang, lewat penghancuran benteng Bogue, selama dua jam, akan mencegah masa-masa kekeliruan sebelumnya. Sehingga, Lord Palmerston sekali lagi lebih tergabung dengan Kapten Elliot untuk meneruskan pers, pada setiap kesempatan yang selaras, untuk pengakuan, pada pihak Otoritas Tiongkok, atas hak-haknya yang diterima langsung dari Waliraja, komunikasi tertutup (tanpa perintah) ditujukan pada dirinya sendiri tanpa campur tangan Pedagang Hong. Meskipu sadar bahwa Elliot seharusnya memiliki pendirian resmi berbeda dan memegangnya lewat logika argumen, ia membiarkannya tak didukung oleh armada layak untuk hanya menerapkan logika yang dihormati oleh Tiongkok, demonstrasi kekuasaan. Kala Elliot berpendapat (19 November 1837) bahwa Lord Palmerston seharusnya setidaknya menulis surat kepada Waliraja Kanton, seperti halnya yang berulang kali dilakukan oleh para Direktur Perusahaan Hindia Timur, atau mengirim utusan berkuasa penuh untuk hadir, di muara Peiho, sebuah surat autografi Ratu Victoria, mengklaim penetapan seluruh hak perdagangan Inggris di Tiongkok, Lord Palmerston menjelaskan bahwa, dalam kasus semacam itu, pertanyaan perdagangan candu akan diambil, namun Pemerintah Yang Mulia tak melirik cara mereka terhadap tindakan semacam itu dengan jelas membenarkan mereka dalam mengadopsi tindakan semacam itu pada kesempatan tersebut.

Apa yang disampaikan Kapten Elliot, selain keinginannya akan armada, adalah keadaan tak pasti dari yurisdiksinya yang mencegah Pemerintah Tiongkok dan komunitas asing di Kanton memahami atau mengakui otoritasnya. Lord Palmerston berusaha untuk menyatakan pembelotannya lewat pemberlakuan UU Istana Tiongkok yang diserahkan ke Parlemen pada akhir tahun 1838, namun ditangkap atas tindakannya, utamanya pertentangan yang disampaikan oleh Sir George Staunton.

Di bawah keadaan tersebut, komunitas Inggris di Makau dan Kanton sangat bergantung pada sumber daya mereka sendiri. Mereka mendirikan (28 November 1836) Dewan Perdagangan Umum, selain percampuran kebangsaan di dalamnya yang menyebabkan keadaan pergesekan yang baik. Selain itu, Komite tersebut (dipilih ulang, 4 November 1837) digantikan dalam perombakan lewat arbitrasi, membangun menara jam, menghimpun Kantor Pos, menetapkan pengaturan pelabuhan dan menaungi penghimpunan sanitasi pabrik. Sebuah upaya dibuat (21 Januari 1837) untuk membentuk Komite perwakilan pedagang Inggris untuk tujuan menyediakan saluran komunikasi resmi antara komunitas inggris dan Petinggi mereka, dan juga dalam rangka untuk mewujudkan tindakan bersama dalam keadaan apapun, walaupun upaya tersebut gagal untuk meweujudkan persatuan para pedagang Inggris utama. Namun, mereka tak ingin tunduk. Atas keputusan William IV, sebuah pertemuan publik diadakan (27 November 1837) dan pengalamatan disepakati atas, mengekspresikan perhatian terhadap Ratu Victoria, dan berdoa agar masa kekuasaan Yang Mulia dapat berlangsung lama dan berjaya dan agar nama Yang Mulia dapat diasosiasikan dengan akhir seluruh masa dengan hal-hal keagamaan, pencerahan dan kemanusiaaan.

Apa yang menegangkan perdamaian para pedagang Inggris di Kanson pada sebgaian besar masa tersebut, adalah kondisi yang terjadi pada sebagian besar Pedagang Hong. Seperti Perusahaan Hindia Timur, para pedagang bebas asing tak memiliki komando atas perbendaharaan tak terbatas, memperkenan kan mereka untuk memberikan peran panjang dan menghimpun privasi panjang dari bagian-bagian besar dari tempat pedagangan mereka. Walaupun mereka berada dalam posisi untuk mengadopsi bekas kebijakan Komite Pemilihan Perusahaan Hindia Timur dan mendistribusikan bisnis mereka di kalangan Pedagang Hong berbeda dalam proporsi tingkat penghormatan mereka dari penyelesaian dan sehingga menghimpun komando pasar. Nyaris seluruh tiga belas Pedagang Hong kurang lebih terlibat pada permulaan tahun 1837; empat secara tersumpah tersepakati; satu, Hing-tai, secara resmi dinyatakan bangkrut, berhutang pada warga asing sebanyak lebih dari dua juta dolar; dan lainnya, King-qua, terancam bangkrut. Waliraja Kanton disanksi, dalam kasus kebangkrutan Hing-tai, sebuah aransemen yang dibuat dengan para kreditur asingnya, namun King-qua menolak kesepakatan yang ditawarkan. kala Pemerintah awalnya mengangkat Pedagang Hong pada prinsip pertanggungjawaban saling menguntungkan, telah berulang kali memberlakukan pembayaran hutang semacam itu, dan memberlakukan pajak khusus tehradpa perdagangan asing selama beberapa tahun silam dalam rangka menciptakan dana pengamanan untuk pencairannya, pedagang Inggris memiliki hukum dan resep pada pihak mereka. Selain itu, pada kesempatan serupa (1780), seorang pegawai dalam penugasan Perusahaan Hindia Timur (Kapten Panton) menggantikan, lewat surat yang disampaikan kepada Waliraja Kanton oleh Laksamana Inggris (Sir Edward Vernon) dan diantar oleh sebuah kapal tempur (Sea-horse), untuk menyerahkan (Oktober 1780) Dekrit Kekaisaran yang memerintahkan pembayaran ulang sebagian hutang yang sama. Sehingga, para kreditur Inggris di Hing-tai kini berpendapat bahwa campur tangan Kabinet Inggris dengan Pemerintahan Kekaisaran di Peking akan memfasilitasi pemberlakuan seluruh klaim mereka terhadap kebangkrutan para pedagang Hong. Dalam esensi tersebut, peringatan dialamatkan (21 Maret 1838) kepada Lord Palmerston, yang ditandatangani pihak-pihak berikut ini: Dent, Turner, Bell, Lindsay, Dirom, Daniell, Cragg, Layton, Henderson, Stewart, Rustomjee, Fox Rawson, Nanabhoy Framjee, Eglinton Maclean, Bibby Adam, Gibb Livingston Gemmell, Macdonald, Wise Holliday, Kingsley dan Jamieson How. Selain itu, dengan memajukan ketidakhendakan Lord Palmerston untuk menekankan klaim mereka dengan pemberlakuan terhadap Pemerintah Tiongkok, pihak yang disebutkan di atas kala diterapkan langsung kepada Otoritas Kanton, tanpa campur tangan Kapten Elliot. Perbincangan panjang dan menonjol dilakukan, kesepakatannya adalah bahwa para pedagang Inggris menerima bayaran klaim mereka melawan Hing-tai Hong pada peringkat yang diturunkan namun lewat pihak yang dihimpun oleh Pemerintah Tiongkok, dan kemudian Waliraja memberlakukan, atas permintaan mereka, pencairan utang King-qua. Pada kenyataannya, walau kesepkatan keperluan dipadukan dengan pengajuan nominal kepada absolutisme pegawai Tiongkok, para pedagang Inggris mendapatkan byaran yang tak dapat dibayarkan oleh Pemerintah Inggris kepada mereka, sesambil mengklaim kesetaraan internasional, kecuali lewat demonstrasi bersenjata.

Sepanjang masa penugasannya, hubungan Kapten Elliot dengan Otoritas Kanton diwarnai oleh pertempuran tanpa henti untuk pengakuan resmi dari status resminya dan untuk pelayanan biasa dari perhubungan resmi, yang tak pernah dilakukan oleh Tiongkok sampai mereka mengangkat senjata terhadap Perjanjian Nanking. Atas dasar apa yang di permukaan nampak menjadi pertanyaan etiket resmi, Elliot, dengan tangan sendiri dan tanpa dukungan, melakukan pertempuran antara anggapan ketuanan dini Tiongkok atas seluruh pihak barbar, termasuk Ratu Victoria, dan klaim deliberasi namun bungkam Inggris atas kesetaraan internasional. Pendirian Elliot dalam konflik tersebut sangatlah sulit.

Di satu sisi, Otoritas Kanton berpendapat bahwa selama dua abad pedagang Inggris mengakui, dengan penugasan, klaim ketuanan Tiongkok dan tertantang untuk mengambil perintah Gubernur atau Hoppo di tangan pedagang Hong; bahwa Lord Macartney dan Lord Amherst menerahkan upeti dari Raja-Raja Inggris, bahwa Dekrit Kekaisaran, tanpa terganggu gugat, memastikan gaya perdagangan asing yang diatur di Kanton; dan bahwa tak ada perbedaan mencolok antara Petinggi Kerajaan seperti Elliot dan Superkargo bekas Perusahaan Hindia Timur, yang meluaskan, dalam pengalaman pegawai Tiongkok, otoritas dan kekuatan lebih atas warga mereka alih-alih yang pernah dihimpun oleh Lord Napier atau Kapten Elliot. Di sisi lain. Lord Palmerston, dengan pembenaran setara, dianggap perintah yang diberikan kepada Kapten Elliot, berdasarkan pada penyetaraan warga Inggris dan Tiongkok, dan, pada catatan barbar Kitab Hukum Tiongkok, mengjimpun klaim atas yurisdiksi luar wilayah terhadap warga Inggris yang berdagang di Kanton. Kekeliruan tersebut pada masa yang sama menyatakan bahwa ia meninggalkan Elliot tanpa armada yang layak untuk mengerahkan klaim yang adil dan benar. Apa yang dituturkan Kapten Elliot berniat dilakukan di bawah keadaan tersebut. Karena ia memberlakukan perintah Lord Palmerston secara harfiah, ia mengadopsi cara komunikasi yang tak lazim yang ditujukan terhadapnya, dan memegang gelar berpangkat tinggi Pegawai Raja, menyatakan kesetaraan hubungan resmi, akan memperhitungkan nasib dan pengecaman agar jatuh pada Lord Napier. Kala ia memberitahukan kepada Lord Palmerston bahwa hal tersebut tak mungkin tanpa pengangkatan senjata, dan menasehatinya untuk mengadopsi satu-satunya alternatif yang tersisa terhadap penarikan dari kanton dan pendirian Koloni Inggris di salah satu pulau indah di wilayah tersebut, yang disebut Hongkong, ia mungkin akan mengadakan upacara kecil seperti halnya Sir George Robinson.

Apa yang Kapten Elliot sebenarnya lakukan masih dituturkan. Ia mengerjakan tugasnya dengan ketentuan tak melakukan interupsi komunikasi resmi antara Petinggi dan Otoritas Tiongkok lewat tuntutan perombakan atas hinaan yang ditujukan kepada Raja dan negara lewat perlakuan yang ditujukan kepada Lord Napier, namun menerangkan peniadaan kebersamaan, dengan menghormati pemakaian Tiongkok, dan masih terkejut atas prasangka pikiran pegawai Tiongkok. Menurutnya, dalam komunikasi pertamanya dengan Waliraja Kanton (14 Desember 1836), ia tak merujuk kepada peristiwa yang berkaitan dengan kematian Lord Napier, namun sebaliknya, menjelaskan bahwa semua yang diinginkan olehnya adalah 'untuk mengutamakan dan mempromosikan pemahaman baik yang telah lama dan bahagia diajukan.' Surat tersebut, yang ditulis di Makau dan disampaikan ke Kanton lewat tangan dua Agen Perusahaan Hindia Timur (J. H. Astell dan H. M. Clarke) dan dua pedagang bebas Inggris (W. Jardine dan L. Dent) kepada Pedagang Hong, disampaikan ke Gubernur Kanton sebagai petisi kepala barbar Elliot. Melihat penekanan dari surat tersebut dan bentuk penyampaiannya, Waliraja menyimpulkan bahwa kebijakan lama Perusahaan Hindia Timur dilanjutkan oleh barbar pengecut. Untuk mewujudkannya, ia mengirim serombongan Pedagang Hong untuk mewawancarai Elliot di Makau, untuk mempertanyakannya status dan kebijakan resminya, dan menekankan padanya bahwa ia mula-mula harus mengutamakan semua petisi yang ditawarkan untuk sebuah paspor, dan kemudian menetap di Makau sampai ijin Kekaisaran diperolehnya untuk mendatangi Kanton, dari masa ke masa, pada setiap musim bisnis. Hasil wawancara tersebut yang terjadi pada Elliot sebagainya yang dituturkan olehnya. Daalm bentuk petisi, ia mengajukan paspor dan menunggu di Makau sampai laporan dikirim ke Peking menyatakan bahwa sesuatu telah dikuburkan di makam Napier, bahwa Elliot secara nampak hanyalah Kepala Superkargo dengan nama berbeda dan seragam yang lebih canggih, dan agar hal-hal yang dimajukan sesuai. Menurutnya, tiga bulan kemudian (18 Maret 1837) Hoppo memberitahukan Pedagang Hong bahwa 'Elliot menerima komisi resmi publik untuk pengendalian pedagang dan pelaut asing, walaupun gelarnya tak sama dengan Kepala Superkargo (tai-pan) yang dikirim, sehingga dalam tugas pengendalian, ia tidak berbeda, dan sehingga kini hal tersebut menjadi kesenangan Kekaisaran yang memperkenankannya untuk melakukan perbaikan di Kanton, di bawah aturan yang ada yang diterapkan pada Kepala Superkargo, dan pada kedatangannya di ibukota provinsinya, ia diperkenankan untuk mengambil kepengurusan kepentingan.' Dalam memajukan paspor untuk Elliot kepada Pedagang Hong, ia memerintahkan mereka untuk memberikan perintah kepada Elliot agar 'berkaitan dengan persinggahannya, terkadang di Makau, terkadang di Kanton, ia juga harus menyesuaikan dirinya dengan aturan lama, agar ia dapat diperkenankan ke loiter (di Kanton) di luar waktu yang ditentukan.' Sehingga status resmi Pegawai Raja ditetapkan: tunduk pada kendali Pedagang Hong dan di bawah perintah Hoppo, lekas diterapkan olehnya!

Kapten Elliot menerima penurunan jabatannya, tanpa cekcok lebih lanjut dan berjanji (28 Desember 1836) menetap di Makau sampai pengarahan lebih lanjut. Pada Maret 1837, edik kekaisaran disampaikan ke Kanton memerintahkan Elliot mendatangi Kanton. Menurutnya, ia diberangkatkan (12 April 1837) ke Kanton dengan Mr. Johnston, Petinggi Kedua, dan menempatkannya dengan seluruh bawahannya, yang terdiri dari Jurutulis (Mr. Elmslie), dua Penerjemah (Mr. Morrison dan Mr. Gützlaff), dua Ahli Bedah (Mr. Colledge dan Mr. Anderson), dan Kapelan (Rev. Mr. Vachell). Kala datang ke Kanton, Kapten Elliot lagi-lagi berencana melakukan modifikasi status resminya. Ia menyatakan (22 April 1837) dengan rasa protes bahwa ia tak dapat mungkin meneruskan komunikasi lebih lanjut kepada Waliraja melalui Pedagang hong, namun, pada pertemuan yang ditolak, yang diadakan lima hari kemudian, memperkenankan pengiriman petisinya melalui Pedagang Hong di bawah sampul tersegel yang dialamatkan kepada Waliraja. Namun, Otoritas Kanton berkomunikasi dengan Elliot hanya melalui Pedagang Hong, yang mengalamatkan perintah mereka. Sehingga, hal-hal terjadi selama sekitar tujuh bulan, sementara Waliraja (September 1837) berulang kali memerintahkan Pedagang Hong untuk memerintahkan Elliot untuk mengirim kapal pengantar dari Lintin, dan Elliot memutuskan untuk menyatakan bahwa ia tak memiliki kuasa untuk melakukannya, walau ia memberitahu pedagang Inggris (31 Desember 1836) bahwa Makau dan lintin dimasukkan dalam yurisdiksinya terhadap warga dan kapal Inggris. Namun, kala diterima, pengarahan baru dari Lord Palmerston mempertahankan martabat Pegawai Mahkota Inggris, Kapten Elliot memberitahukan Waliraja Kanton (23 November 1837) bahwa dengan segala hormat terhadap martabat tinggi Yang Mulia, ia harus tak melanjutkan pemakaian karakter Pien pada pengalamatannya kepada Gubernur. Kala Waliraja enggan membuat pernyataan menonjol pada kala itu, Elliot memberanikan dirinya, menurunkan benderanya dan pindah ke Makau (29 November 1837). Otoritas Kanton, yang setidaknya tak dipindahkan lewat kejadian tersebut, tak memberikan catatan keberangkatan Elliot, namun merekomendasikan kepada Kaisar (30 Desember 1837) untuk menghentikan perdagangan asing biasa sampai kapal angkut di Lintin memberangkatkan mereka. Sementara itu, seluruh perhubungan resmi dengan Kapten Elliot masih tertunda. Lord Palmerston menyepakati penindakan Elliot (15 Juni 1838) dan mengirim Laksamana Maitland, yang datang pada 12 Juli 1838, menggunakan H.M.S. Wellesley, untuk menyambutnya. Ini adalah kesempatan untuk Kapten Elliot, dan Tiongkok tak berkehendakmenunjangnya lewat tembakan bodoh pada kapal Wellesley. Namun, Kapten Elliot kehilangan kesempatannya dan memperkenankan Tiongkok untuk mencampuri urusannya. Laksamana Maitland mendapatkan permintaan maaf dari Laksamana Tiongkok dan pertukaran lazim peradaban kosong antar dua Laksamana tersebut dilakukan. Sehingga, panglima Wellesley memutuskan untuk berlayar secara damai (25 September 1838). Namun, di bawah keadaan tersebut, anggapan tersebut dibenarkan pada pihak Tiongkok agar mereka memerintahkannya pergi. Kekeliruan kepengurusan terhadap kunjungan Laksamana ke Tiongkok juga mendapati kesepakatan tak terkualifikasi Lord Palmerston. Namun Otoritas Tiongkok, yang pada masa itu mengambil tindakan terhadap pendirian Kapten Elliot, kini menurunkan status resminya ke tingkat yang lebih rendah. Mereka sebetulnya memerintahkannya untuk menempati (31 Desember 1838) titik kala ia menurunkan benderanya setahun sebelumnya, dan berkomunikasi dengan para pegawai bawahan Gubernur Kanton, dengan melalui petisi sederhana. Surat-surat kabar Inggris di Kanton kini menyorotinya dengan hinaan, dan bahwa Lord Palmerston menyesalinya dan meminta, enam bulan kemudian, (13 Juni 1839) penebusan agar Elliot tak harus membebaskan dirinya dari kesempatan apapun untuk diliput 'untuk perendahan karakter yang kurang obyektif ketimbang karakter Pien.' Namun pengikisan sebenarnya dalam cara ini yang tidak diketahui oleh Lord Palmerston. Pernyataan dibuat oleh Kapten Elliot pada Desember 1838, dan harga yang dibayarkan olehnya untuk pembukaan ulang komunikasi resmi, jauh melibatkan lebih dari pemakaian karakter obyektif. Untuk status resmi yang kini dipegang Komisi Yang Mulia dan diterima oleh Elliot (26 Desember 1838) adalah sebagai berikut: walau diterima sebelumnya, dari bibir Pedagang Hong, perintah Waliraja dan Hoppo, yang berpangkat tepat di bawah Waliraja, ia harus terima melalui perintah Pedagang Hong dari para pegawai bawahan Gubernur lokal, Prefek kota Kanton dan Komandan pengamanan lokal. Walau surat-surat kabar Inggris di Kanton merasa malu atas penekanan tersebut, berkaitan dengan kehormatan Inggris dengan menempatkan Komisi Ratu di Tiongkok di tingkat bawah perwira polisi bawahan, dalam sebuah posisi yang jauh lebih rendah ketimbang para mantan Superkargo. Namun, di sisi lain, Elliot juga harus dianggap membuat pernyataan tersebut pada suatu waktu kala, walau penindakan warga asing tak berhukum dilakukan dalam lalu lintas candu antara Lintin dan Whampoa, kehidupan dan kemakmuran seluruh komunitas asing yang ditempatkan dalam bencana mematikan dan berbahaya diyakini tertundag. Elliot meyakini bahwa tindakan perendahan dari komunikasi dengan Pemerintah Tiongkok hanya akan berlangsung singkat, ia berharap untuk diterima dari negara asalnya. Dalam hal ini, ia keliru. Pikiran publik Inggris tak mempedulikan atau memahami hal-hal tersebut, atau pada tingkat apapun, bangsa tersebut tak siap untuk menebus penghormatan bendera Inggris di Tiongkok. Tindakan-tindakan yang lebih kuat telah dilakukan oleh Tiongkok untuk mengembangkan opini publik di Inggris, dan kesempatan untuk penindakan semacam itu diwarnai oleh perdagangan candu itu sendiri.