Lompat ke isi

Gereja-gereja Yunani dan Timur/Bagian 2/Divisi 3/Bab 1

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

DIVISI III

GEREJA RUSIA

BAB I

CIKAL BAKAL KRISTEN DI RUSIA

Setelah kejatuhan Konstantinopel pada tahun 1453, pusat ketertarikan Gereja Timur secara bertahap bergerak ke utara. Prosesnya lambat, mula-mula tak diperhitungkan, membutuhkan satu atau dua abad, dan hanya diakui sebagai kelanjutan dan kemutlakan melalui refleksi berikutnya. Selain itu, hal ini kini menjadi fakta menonjol utama dalam sejarah Gereja Timur. Sclav menaungi Yunani selaku ras dominan di dunia Kristen Timur. Moskwa memegang keutamaan yang selama ini dipegang oleh Konstantinopel. Rusia menjadi bagian paling penting dari gereja ortodoks suci dan pelindung Kristen di Kekaisaran Utsmaniyah.

"Perpindahan agama Rusia oleh Gereja Yunani," ujar Tuan Hore, "adalah penaklukan paling menonjol Gereja Kristen yang dibuat semenjak zaman para rasul." Kala kami mengumpulkan soal perpindahan agama ras Teutonik memiliki arti pada Eropa dan Amerika serta dunia pada umumnya, kami memutuskan untuk menerima anggapan tak terkualifikasi tersebut. Namun jika kami mengarahkan perhatian kami ke Timur, ini merupakan pengamanan untuk menerimanya selaku kebenaran di wilayah tersebut.

Sebagian besar Eropa yang kini dikenal sebagai Rusia utamanya dihuni oleh ras Sclavonic yang masuk Indo-Jermanik, atau Arya, namun dengan perpaduan menonjol dari unsur-unsur Finlandia dan Skandinavia dari barat laut, dan Mongolia dari timur. Kebanyakan nama yang timbul dalam sejarah legenda awal berjenis Skandinavia. Nama Rusia, yang dulunya bermula dari Rhoxolani yang berasal dari suku Iran, kini umum diidentifikasikan dengan Ruotsi Finlandia, nama yang diberikan oleh Finlandia kepada Swedia, dan mengalami kekeliruan bagian kata yang artinya "pendayung"—mewakili orang yang menjelajahi laut, Viking di utara, sehingga orang-orang tersebut bergerak jauh dari wilayah leluhur mereka.

Rssia menjalin kontak dengan peradaban. Nama "Skitia" banyak dipakai oleh Yunani untuk menyebut orang-orang dari utara Euxine, namun sedikit yang diketahui tentang mereka. Catatan Rusia dimulai dengan kronik yang diatributkan kepada Nestor, seorang biarawan yang lahir sekitar tahun 1056, yang tinggal di Kiev dan wafat pada sekitar tahun 1114, sehingga masa hidupnya bertepatan dengan permulaan zaman Norman di Inggris dan penaklukan Turki Seljuk di Armenia. Ia dipandang sebagai Livy atau Herodotus dari Rusia, bapak dari sejarahnya, penulis yang mengumpulkan legenda kuno dan mengirim cerita pada zaman sejarah otentik; namun lebih diatributkan pada biarawan menonjol tersebut ketimbang yang kini ditujukan pada karyanya sendiri. Selain itu, Nestor adalah pembuat kronik pertama. Kemudian, mereka hidup pada lebih dari seribu tahun usai zaman Kristus sebelum mereka timbul pada catatan sejarah Rusia. Meskipun demikian, Gereja Rusia diklaim telah ada sejak zaman para rasul. Bukankah Eusebius berujar bahwa "Andreas mencapai Skitia"? Dari pernyataan tersebut yang menumbuhkan tradisi bahwa rasul tersebut mendirikan Gereja di Kiev, menanamkan salib di tempat tersebut. Disana, katedral kini didirikan. Catatan sejarah tradisional Kristen di Rusia buatan Nestor hanya menyoroti sampai akhir abad kesembilan, kala kami melihat permulaan sebenarnya dari Gereja Rusia.

Menurut tradisi, orang-orang Rusia pertama yang masuk Kristen adalah dua pangeran Kiev, Oskold dan Dir, yang menginvasi Kekaisaran Bizantium pada tahun 866, dan kemudian diteruskan dalam pengiriman kapal-kapal perang mereka ke tembok Konstantinopel, kala patriark Photius menghembuskan angin kencang yang menenggelamkan kapal-kapal tersebut, dengan menebar tali perawan dari bunda Allah ke laut, sebuah mukjizat yang mempertobatkan para pembajak tersebut. Kidung kemenangan dilantukan selama jam pertama dalam ibadah harian Gereja Yunani yang dikatakan merayakan kemenangan tersebut. Kidung tersebut ditujukan kepada Bunda Maria selaku panglima kemenangan. Dua orang yang bertobat tersebut dikatakan membawa iman Kristen kembali dengan mereka ke Rusia, dan menyebarkannya di wilayah kekuasaan mereka. Menurut Konstantinus Porfirogenitus, yang disusul oleh para analis Yunani lainnya, seorang uskup misionaris yang dikirim ke Rusia oleh kaisar Basil orang Makedonia (867–886) dan patriark Ignatius, dan membuat banyak orang bertobat di antara mereka. Kemudian, masyarakat Sees tunduk pada patriark Konstantinopel dalam katalog Kodinus takhta metropolitan Rusia yang muncul pada awal tahun 891. Selain itu, seperti dalam kasus bangsa Goth, Sclav yang bertugas dalam tentara kekaisaran menganut agama kekaisaran tersebut. Pada sekitar tahun 870, atau sedikit lebih awal, dua bersaudara Yunani, Cyril dan Methodius, mengadakan karya misionaris sukses di kalangan suku-suku Sclavonik dari Danube di dalam dan dekat Moravia, dan menerjemahkan Alkitab, atau setidaknya bagian dari Perjanjian Baru, ke dalam bahasa Sclavonic, yang seperti Ulfilas dengan versi Gothik-nya, mereka menghimpun abjad. Ini kemudian dibawa ke Rusia, kala hal ini membantu penyebaran Kristen. Kemudian, dalam berbagai cara, Kristen nampak menjamah Rusia pada abad kesembilan, meskipun sedikit unsur yang dinyatakan dalam legenda, dengan keajaiban yang menyertai mereka, yang ditawarkan untuk menjelaskan proses tersebut.

Kami menempatkan landasan kala kami mendapati tradisi yang tercantum dalam kronik Nestor tentang pengenalan Kristen di Rusia oleh Putri Olga dan putranya Vladimir. Rurik, yang merupakan orang Norse yang mula-mula bermukim di Novgorod, salah satu kota tertua di Rusia, mengikuti kelompok migrasi umum di kalangan orang-orangnya, dan berjelajah ke arah tenggara sampai ia mencapai Kiev. Disana, ia mengangkat dirinya sendiri dan mendirikan negara yang kemudian diperluas menjadi Kekaisaran Rusia. Sekarat pada tahun 879, Rurik mempercayakan putranya Igor kepada pemimpin bernama Oleg, yang mendapatinya istri di kalangan Olga. Putri Olga adalah pendiri sebenarnya Kekristenan Rusia. Usai kematian suaminya, ia memerintah negaranya pada minoritas putranya Sviatoslaff. Jika kami menerima cerita yang dituturkan oleh Nestor, kami harus melihat bahwa Kristen kala itu tak diketahui di Kiev, karena dikisahkan bagaimana putri datang ke Konstantinopel untuk keperluan mempelajari tentang Allah yang bernama. Disana, ia dibaptis oleh patriark Polieuktes, menjadikan kaisar, Konstantinus Porfirogenitus, selaku wali baptisnya. Olga menjadi dikenal karena kebijaksanaannya dan kesuciannya. "Ia adalah pelopor Kekristenan di Rusia," ujar Nestor, "seperti bintang fajar yang mendahului matahari dan dajar yang medahului hari. Kala bulan bersinar di tengah malam, ia berada di tengah-tengah kaum pagan. Ia bak mutiara di tengah-tengah kotoran, bagi orang-orang yang berada dalam dosa-dosa mereka dan tak dimurnikan oleh baptisan. Ia memurnikan dirinya sendiri di permandian suci, dan menghapus dosa dari pria tua Adam."

Kegarangan putra Olga, Sviatoslaff tak pernah diwakilkan dalam wadah Kristus. Namun, ia sangat jauh dari pengaruh ibunya yang memperkenankan pengendalan terbuka Kristen di kalangan rakyatnya. Pada kenyataannya, penindasan yang sangat sedikit menghadirkan pengenalan injil ke Rusia, yang dalam penghormatannya adalah pengecualian bangsawan pada pengalaman lazim di kalangan bangsa-bangsa pagan. Kronik tersebut hanya menyebut dua martir Kristen pada masa penginjilan awal Rusia, Teodorus dan Yohanes, yang dihukum mati oleh segerombolan orang karena salah satu dari mereka enggan untuk menyebarkan putranya sebagai kurban untuk Perun, dewa petir Sclavonic.

Sviatoslaff dibunuh dalam serbuan yang dilakukan oleh Pecheneg, sebuah suku Mongolia yang menginvasi Rusia, dan tengkoraknya dijadikan cangkir minum. Mereka membunuh pangeran pagan terakhir pada wilayah kecil yang ditujukan untuk mengembangkan kekaisaran Rusia. ia dengan bodohnya membagi wilayah kekuasaannya di antara tiga putranya, yang bertikai dan kemudian hanya meninggalkan Vladimir, putra ketiga, yang diberikan Novgorod oleh ayahnya. Pangeran tersebut menjadi sosok yang kuat, yang tak hanya merebut seluruh wilayah yang diberikan kepada para abangnya, namun menambahkan Galicia atau "Rusia Merah." Namanya berpengaruh besar dalam sejarah Gereja, karena ia menurunkan Konstantinus dari Kekaisaran Rusia. Ia tak hanya menganut Kristen untuk dirinya sendiri, namun ia menjadikannya agama negara. Sehingga, hal ini nyaris menjadi permulaan Gereja di Rusia menjadi Gereja Negara.

Cerita tradisional perpindahan agama Vladimir yang dituturkan oleh pembuat kronik memiliki sifat penggambaran dari legenda awal. Kami harus memberikan tempat pertama untuk pengaruh neneknya, Olga yang handal dan kudus. Meskipun ia membawanya dalam kepercayaan terhadap Kristus, seperti Agustinus, yang memegang hak melatih ibunya Monica, Vladimir menjauh dari pengaruh awal kala ia mendapati kemanusiaan dan kepentingan ambisi. Meskipun demikian seperti tradisi yang diikuti oleh kami, yang tak memiliki kaitan terhadap persoalan ini, kami mendapati bahwa ia tak selaras dengan agama para bapaknya. Ini terwakili dari bagaimana satu per satu pihak menawarkan agama mereka terhadapnya. Mula-mula datang Muslim dari Bulgaria, yang aturannya tak disenangi olehnya. Kemudian Yahudi, yang mengelu-elukan kejayaan kuno Yerusalem. "Namun dimana wilayahmu?" tanya pangeran. "Wilayahku diruntuhkan oleh kehendak Allah karena dosa-dosa para bapak kami," jawab mereka. Vladimir tak menerima agama orang yang ditinggal Allah mereka. Kemudian, datang para teolog dari Jerman dengan agama Romawi. Namun, mereka ditolak karena perbedaan dari agama Konstantinopel yang diajarkan Olga kepada cucunya. Seorang filsuf keyakinan Yunani, biarawan Konstantinus, memiliki sambutan yang lebih baik karena ia menyatakan kekurangan dari agama lainnya dan menawarkan iman Kristen, dan ia dikirim untuk hadir. Cerita tersebut mengisahkan metode penawaran luar biasa yang kemudian dikerjakan oleh Vladimir dalam pemilihan agama. Ia mendiskusikan pertanyaan dengan dewannya, yang memutuskan untuk mengirim para utusan, yang terdiri dari para boyar (para bangsawan tingkat tinggi) untuk melakukan pengamatan mereka terhadap setiap agama di tempat. Otoritas di Konstantinopel melihat kesempatan mereka. Patriark merayakan liturgi Ilahi di St. Sophia dengan ketakjuban yang menonjol dalam kehadiran para pengunjung yang dihadirkan dan diutus dari Rusia. Jika ini adalah tradisi murni, ini mendeskripsikan kasus menakjubkan dari pencarian kebenaran berpemikiran terbuka, yang diberkahi dengan kesuksesan.

Sekembali mereka ke Kiev, para utusan menyatakan laporan hasil penyelidikan mereka ke Vladimir. Mereka tak terkesan oleh ibadah Muslim Bulgaria, maupun yang didapati oleh mereka dalam upacara Latin yang disaksikan oleh mereka di Jerman. Namun, mereka mengirim balik catatan menakjubkan dari apa yang disaksikan oleh mereka di katedral besar di Konstantinopel, dengan berujar, "Kala kami berdiri di kuil, kami tidak mengetahui tempat kami berada, karena tak ada hal lain seperti hal ini di dunia: terdapat keyakinan akan Allah yang menyelimuti umat-Nya; dan kami tak pernah melupakan kecantikan yang disaksikan oleh kami disana. tak ada orang yang sempat merasakan rasa manis setelah mendapati kepatihan; maupun yang kini dapat kami lihat lagi dalam kekafiran." Ini terjadi sebelum penyerbuan Konstantinopel oleh brigand-brigand Franka dan Venesia dalam peristiwa yang disebut Perang Salib Keempat. St. Sophia masih berada dalam puncak kejayaannya sebelum bangsa-bangsa barbar melucuti hiasan luar biasanya. Para utusan yang dikirim dari utara tersebut mendapati diri mereka sendiri dalam apa yang mungkin merupakan bangunan terbaik di dunia dan tentunya produk terkaya seni rupa Bizantium. Di tempat-tempat mereka mengarahkan mata mereka, mereka melihat emas, perak, batu berharga, gambar mozaik yang menutupi seluruh permukaan temboknya dan kubah menakjubkannya, sementara busana para imamnya dan rangkaian ibadah yang berjalan lambat selaras dengan keadaan luar biasa yang melampauinya. Mereka sepenuhnya terpikat.

Ini kemudian akan nampak bahwa kala argumen yang memiliki kegagalan seremonial telah berhasil, apa yang biarawan tak dapat berlakukan lewat penjelasan doktrin lisannya menyertai kemenangan patriark lewat pompa dan upacara ritual mewah. Mungkin, ini akan lebih tepat untuk dikatakan bahwa penekanan emosional dari pelayanan diri di Konstantinopel mengkonfirmasikan keputusan-keputusan intelektual yang disampaikannya ke Kiev. Dengan itu, fakta tersebut tidaklah sedikit signifikan ketimbang agama yang sebagian besar terdiri dari upacara-upacara yang harus diperkenalkan lebih efektif ke wilayah yang sangat dimenangkan misionaris di bawah pengaruh upacara memukau. Senangnya, pemasukan tatanan yang lebih tinggi ditambahkan sebagai pemastian akhir yang membuat pangeran yang ditawarkan untuk masuk Kristen. Para penasehat menambahkannya dengan kenangan neneknya Olga, dengan berujar bahwa jika agama Yunani tak baik, ia tak akan memeluknya. Vladimir meyakininya, dan secara singkat bertanya, "Dimana kami harus dibaptis."

Kisah lain, jika ini melebihi sebuah penuturan, tak menunjukkan kami perpindahan agamanya dalam suatu sorotan. Dikisahkan, Vladimir akan mengepung kota Taurik Kerson, yang kala itu berada di bawah taklukan Kekaisaran Yunani, kala imam yang berkhianat dalam tembok mengirimkannya catatan lewat alat panah, memberitahukannya cara untuk merebut kota tersebut dengan memotong suplai airnya di akuaduk. Pangeran bersumpah bahwa jika ia berhasil merebut kota tersebut, ia akan dibaptis, apa bukan karena temannya adalah pendeta Kristen? Ia merebut kota tersebut dan menepati janjinya. Meskipun demikian, usai perpindahan agamanya, Vladimir masih menjadi sensualis yang kejam, yang menumpahkan darah dalam pesta pora. Ia seharusnya memiliki kekuatan besar pada waktu itu, karena ia dapat memaksa Kaisar Basil untuk mengirimkannya Anna, saudari kaisar, menjadi mempelainya. Putri tersebut nampak menghendakinya, dengan syarat menyebarkan agamanya ke Rusia. Vladimir dibaptis dan menikah di Kerson (tahun 988), usai ia mengembalikan kota tersebut ke Kekaisaran yunani. Kemudian, wanita Kristen lagi-lagi didudukan di puncak pengadilan Rusia dan memakai pengaruh besarnya untuk memasukan rakyatnya ke keyakinannya. Anna memiliki kesempatan yang lebih besar ketimbang Olga. Nenek penguasa tersebut telah menyemai benihnya. Istrinya yang mengumpulkan panennya. Dalam selang waktu dua generasi, para misionaris disebarkan ke Rusia dari Kekaisaran Bizantium. Sehingga, mereka meyakini bahwa Kristen berkarya bak ragi dalam masyarakat, perlahan menyerap masyarakat, sebelum pangeran memeluknya dan menjadikannya sebagai agama nasional dan agamanya sendiri. Fakta tersebut ditunjukkan pada tindakan Vladimir yang sepenuhnya berbeda dari tindakan Clovis kala ia mendorong bangsa Franka untuk mengikutinya dengan memeluk agama yang baru diyakininya. Sehingga, ini merupakan era misionaris besar. Peristiwa tersebut telah diakui sebagai bagian dari Abad Kegelapan. Namun, pengesahannya hanya ditujukan kepada Eropa Barat. Pada masa itu, terjadi penyebaran Injil ke Bulgaria, Hongaria, Bohemia, Saxony, Denmark, Norwegia, Swedia, Polandia, dan akhirnya, meluas ke Rusia.

Sehingga, kami tak harus menganggapnya sebagai tindakan penaungan pada tirani, itu terjadi atas tawaran berbagai petinggi mereka dari warga Kiev dengan para istri dan anak mereka yang menyebar sampai Dnieper, dan terjadi penerimaan baptisan dari para imam Yunani yang datang untuk menyambut mereka ke gereja. Selain itu, penekanan dan penaatan kejadian tersebut harus dihadapi oleh ancaman keras yang menyertai undangan pangeran, karena ia mengeluarkan proklamasi pada hari sebelum upacara tersebut, bahwa "siapapun, pada esok hari, yang tak pergi ke sungai, kaya ataupun miskin, ia harus dianggap selaku musuh."

Penerimaan Kristen oleh Vladimir dan rakyatnya dari Konstantinopel membuka jalan untuk interkomunikasi antara Rusia dan Kekaisaran Bizantium. Perdagangan menyertai injil. Seni dan budaya berdatangan dalam keretanya. Peradaban Kristen kini mulai menyebar perlahan di Rusia. Akibatnya adalah sepanjang abad berikutnya di daerah tersebut, yang kami kini bandingkan dengan pemikiran sangat terbelakang dari bangsa-bangsa Eropa, menjadi lebih maju ketimbang Jerman atau bahkan Prancis. Wilayah tersebut menjadi tempat terdepan pada paruh awal Abad Pertengahan. Budaya Bizantium kini berada pada puncaknya dan lebih tinggi ketimbang kondisi memilukan bangsa-bangsa Barat; dan Rusia kini maju untuk berbagi dengan peradaban kaya tersebut. Ini nampak sangat terbukti dalam pendirian gereja-gereja, yang diperintahkan oleh Vladimir di seluruh kota dan desa dari wilayah kekuasaannya. Seperti Rameses ii. di Mesir, seperti Hadrianus dan Konstantinus dan Yustinianus di Kekaisaran Romawi, Vladimir memberikan dirinya sendiri secara antusias untuk operasi-operasi pembangunan, dan meninggalkan markahnya di wilayahnya sepanjang masa dalam catatan arsitektur umum yang berkelanjutan. Bangunan pertamanya adalah gereja St. Basil di Kiev, yang dibangun di atas tempat yang dulunya ditujukan untuk dewa Perun, dan dari situ, gambar-gambar dewa nasional tersebut diturunkan dalam rangka perpindahan agama besar. Gereja-gereja tersebut semuanya bertatanan Bizantium, meskipun kemudian gayanya di-Orientalisasi-kan, dimodifikasi di bawah pengaruh Persia, dan kemudian di bawah pengaruh Mongolia, yang dikatiaknd engan kubah-kubah bundar khasnya.

Namun Vladimir lebih dari pembangun gereja. Ia melihat bahwa gereja-gerejanya dimasukkan dengan para imam. Ia juga mendirikan sekolah-sekolah dan sangat mempromosikan pendidikan terhadap anak-anak para boyar. Para uskup, yang tak kurang dari dorongan karya misionaris mereka, menjamah bagian dalam Rusia sampai sejauh kota-kota Rostoff dan Novgorod, sehingga Kristen menyebar cepat sepanjang sebagian besar Rusia. Namun, ini harus dianggap lebih kecil ketimbang penyebaran siaran. Meskipun demikian, dilihat dari hal yang dilakukan dalam beberapa tingkat selaku pemberlakuan kebijakan negara, peristiwa ini mula-mula harus disifatkan lewat penaungan yang selalu nampak dalam karya misionaris yang dilakukan dengan bantuan terhadap pencobaannya ketimbang bantuan semu. Entah Konstantinus, entah Clovis, entah Vladimir dapat benar-benar memindahkan agama bangsa lewat pengaruh istana.

Gerakan Kristen baru di Rusia, yang memiliki cikal bakal di Konstantinopel, berlanjut selama beberapa masa berkiblat pada ibukota Yunani tersebut untuk penaungan dan pengawasan. Mikael, yang lahir di Siria, diangkat menjadi metropolitan pertama di Rusia. Ia wafat sebelum katedral di Kiev dirampungkan, dan digantikan oleh orang Yunani bernama Leontius, yang diangkat oleh patriark Konstantinopel. Pada tahun 993, Leontius sendiri menahbiskan bangunan tersebut, dan Vladimir merayakan perayaan tersebut dengan memberikan pengecualian kepada Gereja dari segala iuran dan denda, pabean dan pajak, tanaman dan sapi di seluruh wilayah kekuasaannya. Untuk alasan tersebut, katedral tersebtu disebut "Gereja Persepuluhan." Perawatan bangunan tersebut dan pengalihan dana dipercayakan kepada imam Anastasius, yang dibawa Vladimir dari Kerson. Dari Yunani, datang juga kanon-kanon konsili dan hukum Yunani untuk pemerintahan Gereja. Namun dari awal, Kitab Suci yang diutamakan untuk dijadikan dasar kehidupan dan doktrin Kristen; dan dorongan yang diberikan untuk membaca dan mempelajari Alkitab. Karakteristik Gereja Yunani berseberangan dari Roma yang diberlakukan di Gereja Rusia, dan merupakan salah satu unsur kegembiraannya.

Vladimir juga menjanjikan edik persepuluhan—yang disebut Magna Charta atau "UU Hak" Gereja Rusia—bahwa ia maupun para keturunannya harus membawa para anggota rohaniwan, para istri mereka, biarawan atau biarawati, ke hadapan peradilan Negara, atau merebut kekuasaan yudisial yang ditujukan kepada Gereja. Usai menghimpun daftar dakwaan yang diberikan olehnya pada Gereja untuk mengesahkannya—seperti perceraian, peracunan, sihir, bida'ah, kesalahan keluarga—ia menambahkan: "Dalam seluruh kasus, gereja mengesahkan keputusan; namun pangeran dan para boyar dan hakimnya tak harus memegang bahan yudisial semacam itu. Hak-hak gerejawi diberikan olehnya kepada para uskup suci, sesuai dengan keputusan Gereja, dan tujuh konsili ekumenikal." Sebagian besar hanya ditujukan kepada terdakwa rohaniwan.Dalam kasus persoalan yudisial antara gerejawan dan orang awam, pengadilannya dicampur, separuh sipil dan separuh gerejawi. Selain itu, negara harus campur tangan untuk menghukum siapapun yang bergesekan dengan hak yudisial Gereja.

Kemudian, kami melihat Gereja didirikan oleh otoritas sipil, didukung dengan dana negara, diberi hak untuk memerintah diri dan mendisiplinkan rohaniwan dan pelaksana gerejawi lainnya, dan memberikan kekebalan dari campur tangan dealam keputusan hak dan pengkaruniaannya. Sehingga, tak ada gagasan supremasi kepala negara dalam pemerintahan gereja, seperti yang kemudian timbul dalam sosok tsar. Edik Vladimir menawarkan kebebasan yang lebih besar terhadap Gereja Rusia ketimbang Gereja Yunani yang dinikmati di bawah para penguasa Bizantium. Setiap hal bergantung pada tingkat penghormatan yang ditujukan kepada jiwa serta tulisan piagam mutlak Gereja. Namun, uskup setiap daerah terbiasa dipilih oleh pangeran di daerahnya. Secara teoretis, itu tak sesuai dengan hukum kanon; dan dalam penerapannya memberikan kekuasaan besar terhadap gubernur sipil, yang sebetulnya hanya nampak mencalonkan kandidat yang menjadi persona grata untuk dirinya sendiri. Kemudian, setiap uskup memiliki hak untuk memilih imam, deakon, dan pelaksana gereja tingkat bawah dalam keuskupannya, dan juga arkimandrit {yakni abbas dan abdis) rumah-rumah keagamaan. Sehingga, penyerahannya dipegang pihak Gereja, bahkan meskipun kebebasan memberikannya keputusan fungsi yang dijaganya.

Dalam menyelaraskan karya misionarisnya, metropolitan Leontius membentuk lima keuskupan—lima keuskupan pertama di Rusia—yakni, Chernigoff, sekitaran Kiev, Novgorod di utara, Belgrod dan Vladimir sampai sejauh timur laut, dan Rostoff masih jauh dari pengarahan yang sama. Ini tidaklah sama-sama berhasil. Di kota kuno Novgorod, dari keluarga penguasa yang bermigrasi ke Kiev, Yoakim dari Kerson, uskup yang baru diangkat, dapat mengambil tindakan menenggelamkan patung dewa nasional Perun ke sungai, tanpa mendapatkan perlawanan apapun di kalangan masyarakat. Di sisi lain, dua uskup Rostoff pertama menghindar dari percekcokan suku dari hutan di sekitarnya. Kini, seperti pada kesempatan lain, mereka mendapati sosok paling tercerahkan dan sebagian besar orang yang bersentuhan dengan kehidupan pusat negara dengan cepat meraih pesan baru, sementar para penduduk di daerah terpencil—"orang terpencil," seperti yang disebut oleh para leluhur kami—perlahan meninggalkan kebiasaan pagan mereka.

Vladimir mengulang kekeliruan ayahnya dalam membagi wilayahnya terhadap para putranya, dengan dampak buruk yang sama. Akibatnya adalah kala kematiannya pada tahun 1015 disusul oleh masa ketegangan. Pada akhirnya, kekuasaan tertinggi dipegang oleh Yasolaf, sang putra sulung, yang menerima Novgorod dalam pembagian ayahnya. Ia muncul selaku pembalas dua adiknya Boris dan Gled, yang dikatakan dibunuh oleh adik lainnya Sviatopolk kala berdoa, sehingga mereka dihormati dalam Gereja selaku martir Kristen. Sviatopolk merebut Kiev; namun Yasolaf meneruskannya dengan membawanya ke pengasingan, dan sehingga dijadikan ibukota selatan. Ia berkuasa selaku pangeran Kristen, dan namanya diknela selaku pendiri kitab hukum Rusia. Masa kekuasaannya yang panjang berlangsung makmur, dan mengalami persebaran kegiatan misionaris di seluruh wilayah kekuasaannya. Yasolaf tak hanya mengesahkan piagam yang diberikan oleh ayahnya kepada Gereja. Ia melangkah lebih maju, dan memberikan pengecualian pihak gerejawi dari tugas-tugas dan pembayaran-pembayaran sipil. Ini sesuai dengan landasan yang dihimpun oleh Konstantinus dan Konstantius di Kekaisaran Romawi. Ia memegang kepentingan pribadi dalam pembelajaran dan penerjemahan para penulis Gereja Yunani, yang karya-karyanya dikumpulkan olehnya di sebuah perpustakaan di Kiev. Pada saat yang sama, ia mendirikan sekolah-sekolah untuk pelatihan para calon untuk jabatan rohaniwan di dua kota utama—Kiev dan Novgorod. Seperti ayahnya, Yasolaf menjunjung dirinya sendiri dan mengabadikan namanya lewat bangunan gereja.

Sebelumnya pada masa pemerintahan tersebut, seorang pangeran bernama Mistislief membangun Gereja Juruselamat Kudus di Chernigoff. Gereja tersebut diakui selaku gereja tertua yang kini berdiri di Rusia. Yasolaf sendiri ditempatkan di Kiev. Katedral metropolitan-nya, yang dinamai St. Sophia, dialihfungsikan dari kuil kejayaan Yustinianus, yang menjadi gagasan dari seluruh gereja Yunani dan Rusia. Putranya Vladimir membangun gereja St. Sophia kedua di Novgorod. Sehingga, Rusia memiliki dua tiruan sederhana dari basilika Bizantium terkenal—yang masing-masing berada di ibukotanya. Metropolitan Theopemptus—metropolitan Rusia pertama yang diangkat oleh Nestor—datang untuk menahbiskan Kiev St. Sophia. Pada kematiannya (tahun 1051), terjadi perpecahan gerejawi pertama dengan Konstantinopel. Terjadi perang antar pemerintahan, kala kaisar Bizantium, Constantine Monomachus, suami ketiga Zoe yang terkenal, mencungkil mata beberapa tahanan Rusia. Terhentak terhadap tindakan keji tersebut, Yasolaf memerintahkan para uskup Rusia untuk memilih metropolitan dari kalangan mereka sendiri tanpa rujukan dari patriark Konstantinopel, dan mereka memilih Hilarion, seorang sosok pecinta damai yang memiliki sifat yang saleh, yang mula-mula menyerukan rekonsiliasi dengan cara menghadap Mikael Cerularius sang patriark. Hal ini diterima, dan sehingga perpecahan singkat antara dua cabang Gereja Timur, dengan penyebab tanpa unsur gerejawi, dituntaskan. Hasil dari rekonsiliasi tersebut masih mendekatkan hubungan antara Konstantinopel dan Rusia. Otoritas patriark tertantang dan terusik di selatan oleh pergerakan Turki dan kondisi mengenaskan Kekaisaran Bizantium, disusul oleh upaya para kaisar untuk memberlakukan penyatuan dengan Roma dan Gereja Barat atas dasar politik, dalam rangka memberikan bantuan terhadap marabahaya serius yang kini menghampiri kekaisaran. Pada waktu itu, provinsi Kristen baru dibuka di utara dan dengan bangga mengajukan dirinya ke pemerintahannya. Ini nampak terhadap apa yang hilang di wilayah-wilayah lama Gereja Timur nyaris diseimbangkan oleh pengeluaran pengabdian misionaris, mula-mula di Bulgaria, namun kemudian dan lebih berdampak di Rusia. Selama beberapa waktu, hal ini benar-benar menjadi kasus, dan Takhta patriark Konstantinopel menjadi lebih khusus ketimbang beberapa tahun sebelumnya. Sehingga, kala para kaisar kehilangan landasan sampai mereka akhirnya menyaksikan bagaimana mempertahankan takhta mereka, para patriark sebetulnya memberikan provinsi-provinsi baru dan bangkit dalam pengaruh pada deretan gereja Timur. Namun, ketentraman tersebut kemudian menggelap. Selama satu abad, Rusia bergolak dengan persoalan dalam negeri, dan abad berikutnya menghadapi invasi Mongolia. Pada waktu kala daerah tersebut pulih dan gereja kembali dalam kondisi berkembang, perubahan-perubahan besar terjadi di Konstantinopel. Kerajaan Latin dan patriak memalukannya datang dan pergi. Sementara itu, fondasi perlahan berdiri untuk patriarkat baru di Moskwa, dan sepanjang itu, supremasi Rusia timbul atas gereja ortodoks.

Selaku pengabdian misionaris yang brilian pada masa awalnya, Rusia tak mendadak mengalami penyebaran kristen secara menyeluruh sepanjang dan senapas dengan wilayah besarnya. Gerakan baru tersebut biasanya menyebar ke kota-kota, dan itamanya ditujukan di kalangan kelas yang lebih cerdas. Masyarakat yang masih dalam lingkup kekafiran bahkan usai Negara menyediakan mereka denagn sebuah gereja, yang memaksa mereka untuk mengajukan diri secara terbuka sesambil mereka sedikit memahami sifat penting dan jiwa injil Kristus. Secara sekilas, kekafiran yang sama timbul di kalangan petani dalam perpaduan dengan pernyataan pengacurahn mereka terhadap Kekristenan yang terjadi hingga masa kami sendiri. Ini hanya diakui oleh fakta signifikan bahwa kami dapat mencatat fenomena menonjol yang ditimbulkan oleh beberapa sekte. Fenomena tersebut adalah produk amalgam kekafiran Sclavonic kuno dengan penyajian Kristen. Pada abad kedua belas, pernikahan Kristen hanya diterapkan oleh kelas-kelas atas. Kelas-kelas bawah masih tetap mengikuti upacara pagan lama mereka. Kala sekolah-sekolah didirikan oleh negara dan upaya untuk menarik kehadiran anak-anak, orangtua mereka terhentak, menganggap sastra sebagai jenis ancaman yang membahayakan.

Di sisi lain, ragi bekerja dari permulaan, dan beberapa hasil yang baik nampak di seluruh penduduk secara keseluruhan bahkan pada masa awal. Poligami ditiadakan. Nilai-nilai kesantunan dan pengamalan dijunjung. Vladimir Monomachus menulis pada putranya: "Entah berpuasa, maupun menyepi, maupun kehidupan biara yang akan menggerakkanmu ke kehidupan abadi. Ini bermanfaat. Jangan pernah melupakan kaum miskin. Berdayakan mereka. Itu tak mengubur kekayaanmu di lapisan bumi. Ini selaras dengan sudut pandang Kristen. Melayani selaku ayah bagi anak-anak yatim piatu, berikan keadilan pada para janda. Tempatkan kematian entah pada orang suci maupun bersalah; karena tak ada yang lebih suci ketimbang kehidupan dan jiwa orang Kristen."

Rasa penasaran terhadap kebiasaan pembaptisan penyembuhan berkembang di Rusia pada masa-masa awal Gereja di Kekaisaran Romawi, seperti dalam kasus pembaptisan menjelang kematian terhadap Konstantinus Agung. Ini menjadi kebiasaan bagi para pangeran Rusia untuk dicukur kala menghadapi kematian. Para tsar akan menenangkan perasaan mereka menjadi terhibur kala sekarat selaku para biarawan.

Satu-satunya sastra yang diketahui di Rusia pada masa awalnya bersifat keagamaan atau gerejawi, terdiri dari Alkitab, para Bapa Gereja—khususnya St. Basil dan St. Krisostom, dan kehidupan para orang kudus; meskipun beberapa filsafat dan ilmu terkenal diperkenalkan. Romansa Barlaam dan Yosafat populer di Rusia, seperti di belahan dunia Kristen lainnya, pada awal Abad Pertengahan.