Lompat ke isi

Gereja-gereja Yunani dan Timur/Bagian 2/Divisi 3/Bab 4

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
BAB IV

PATRIARKAT

Masa kekuasaan putra Ivan, Feodor yang bersifat baik, menguntungkan dalam sejarah Gereja karena menjadi waktu kala patriarkat Moskwa didirikan. Pada masa itu, ada lima patriark—patriark Roma, Konstantinopel, Antiokia, Aleksandria dan Yerusalem. Namun Roma kini memisahkan diri. Seperti Matias yang dipilih untuk mengisi tempat kosong dari Yudas, patriark Moskwa dibuat agar jumlahnya kembali seperti semula. Ketaatan Feodor dikenal karena gagasan inovasi gerejawi selaras tersebut, namun keadaan yang menyiapkan jalan untuknya. Kejatuhan Konstantinopel dan kehilangan kebebasan yang dialami oleh para patriark di bawah Turki; penyebaran kristen di Rusia dan pemindahan pusat Gereja Timur dari Yunani ke Sclavonic; pencabutan metropolitan dari Kiev ke Vladimir, dan kemudian pemukimannya di Moskwa, di jantung Rusia, sehingga jauh dari Konstantinopel; sentralisasi pemerintahan di tangan dan konsolidasi pada masa berikutnya di seluruh belahan wilayah kala perluasannya; pencetakan Alkitab dan kitab lain dalam bahasa masyarakat; dan Rusianisasi Gereja dan penyingkiran unsur-unsur Yunani—semuanya menjafi faktor yang terpadu untuk memberikan landasan nominal yang sebenarnya dari Gereja di Rusia terhadap anakronisme dan ketidakpercayaan patriark Konstantinopel.

Kala berada di bawah keadaan tersebut, Joachim sang patriark Antiokhia mengadakan kunjungan ke metropolitan Dionysius di Moskwa pada tahun 1580, dalam rangka meminta bantuan untuk umatnya yang tertimpa kemiskinan. Dionysius menyatakan martabatnya dalam memberikan tuntutan kepada tamunya dalam contoh pertama tersebut, alih-alih mengajukan pemberkatan penjunjungan gerejawi dan membalasnya. Tsar kemudian mengusulkan kepada para boyarnya agar mendirikan patriarkat di Moskwa, dan mengirim salah satu dari mereka untuk membahas persoalan tersebut dengan Joachim, yang menjawab bahwa ini adalah persoalan yang hanya dapat diselesaikan lewat konsili ekumenikal, namun berjanji untuk mengkonsultasikan patriark lain mengenai hal ini.

Dua tahun kemudian, Jermiah ii., patriark Konstantinopel, mengikuti contoh saudaranya di Antiokhia, dan datang ke Moskwa pada masa yang sama. Terluka melihat bagaimana dalam kedua kasus kebutuhan bantuan memberikan unsur terhadap pengesahan usulan tsar. Yunani berharap untuk meraih suatu hal lewat persahabatan Rusia, dan Rusia tak lambat untuk mengambil langkah terhadap kemiskinan dan kelemahan mereka. Jeremiah ditahan di Rhodes oleh sultan, dan, meskipun kini dibebaskan, ia mendapati dirinya dalam jurang pemisah kala ia memajukan dirinya terhadap penuntunan para rekan Kristennya di Rusia. Ia secara sulit dapat dianggap selaku agen bebas. Meskipun pada mulanya, ia menentang usulan tsar. Ia adalah sosok tua nan cerdik, dan kepala penjaganya kini menjalankan kebiasaan Gereja Yuanni. Secara garis besar, inovasi harus dimulai olehnya kala ia mendengarnya dari prelatus saudaranya, patriark Antiokhia. Namun, ia memiliki waktu untuk memikirkannya sejak itu; dan semampu apapaun ia datang ke Moskwa sesuai catatannya sendiri, juga mengenal apa yang diinginkan disana, ia harus bersiap untuk menghadapi persoalan tersebut. Ia sebetulnya tak memiliki alternatif selain pembiaran, dan ia mengambil pandangan esensi umum terhadap seluruh kasus tersebut. Setelah semuanya, langkah baru diberlakukan. Sehingga, Jeremiah kembali memberikan perhatiannya, dan patriarkat baru didirikan tanpa konsili ekumenikal yang dikatakan oleh Joachim dibutuhkan untuk pengesahannya.

Sinode seluruh uskup Rusia kini diadakan di Moskwa (tahun 1587); dan sinode tersebut mengajukan tiga nama kepada tsar, yang sempat memilih orang pertama dari antara mereka, metropolitan Ayub. Patriark yang baru diangkat tersebut disebut sebagai "kepala ekumenikal," dan diperlakukan dengan penghormatan seremonial sehingga sangat penting dalam sudut pandang istana wilayah timur, yang disetarakan dengan orang-orang yang ditugaskan lewat kebiasaan kuno kepada tamunya, patriark Konstantinopel. Namun, di luar pengangkatan martabat tersebut, patriark Moskwa tak memegang kekuatan lebih yang sebenarnya ketimbang diamankan oleh metropolitan. Namun, kini, Novgorod dapat meraih keinginannya. Supremasi Moskwa disokong, tak lagi menentang hal apapun terhadap metropolitan di Novgorod. Seturut dengan itu, salah satu tindak pertama Ayub dalam patriarkat adalah menambah uskup kota utara ke posisi metropolitan. Pada saat yang sama, ia juga mengangkat uskup Rostoff menjadi metropolitan. Satu atau dua tahun kemudian, metropolitan Bulgaria, Tirnoff, seorang keturunan dari keluarga kekaisaran Cantacuzenes dan Palæologi, mendatangi Moskwa, didakwa dengan surat-surat sinodikal dari tiga patriark Konstantinopel, Antiokhia, dan Yerusalem, mengkonfirmasi pelantikan Ayub menjadi patriark Moskwa. Sehingga, patriarkat baru tersebut didirikan dan diakui.

Kami kini mengecap masa itu sebagai "zaman ketegangan." Kala perpecahan pemerintahan sipil menyusul kematian Feodor (tahun 1598), Gereja maju ke delapan selaku lembaga permanen utama bangsa Rusia, dan patriark Moskwa bertindak selaku sosok pusat penyatuan yang terlihat. Dalam cara ini, peredaman temporer ketsaran berujung pada peningkatan temporer patriarkat tersebut. Kami kemudian melihat bagaimana penampilan tsar yang kuat disusul oleh peniadaan patriark yang total dan akhir. Namun, meskipun demikian, pengabdian tersebut memberikan layanan yang baik terhadap negara serta gereja.

Upaya segar kini dibuat untuk memenangkan Rusia oleh Gereja Roma. Ini dimulai pada masa hidup Feodor, yang menawarkan dirinya selaku calon untuk jabatan raja Polandia dan Lituania. Sigismund dari Swedia dipilih, dan ia membuat dirinya menjadi sekutu Roma, dan mengembangkan perasaan anti-Rusia terhadap rakyatnya dalam rangka menghimpun perang suci, yang kemudian menimbulkan pembakaran dan penjarahan Moskwa. Penindasan mengerikan "ortodoks" dijamah oleh para pengikut "penyatuan." Pada tahap awal konflik, Swedia menghancurkan lahan-lahan biara Solovetsky dan beberapa konven kecil. Tak lama kemudian, Khan Krimea menginvasi Rusia dan mengepung Moskwa. Kemudian, patriark Ayub mengirim rohaniwannya mengelilingi tembok melantunkan litani-litani dan membawa ikon "Bunda kami dari Don." Setelah itu, ia mendirikan tenda di tengah-tengah pasukan, seperti bahtera dalam tabernakel. Feodor, yang tak menunjukkan tenaga dalam pertahanan kotanya, terdiam di kasur, menganggap bahwa perlindungan spiritual yang diberikan oleh patriaknya akan terjadi. Namun, pelindung Moskwa sebenarnya adalah saudara ipar Feodor, Boris Godunoff, kepala pemerintahan yang handal, yang sangat membentengi kotanya dan meneruskan penarikan Mongol.

Sebuah gerakan yang kini timbul di Rusia Kecil membujuk para uskup daerah tersebut untuk bersatu dengan Roma. Dua uskup dikatakan membubuhkan tanda tangan terhadap permintaan kepada Raja Sigismund dan paus untuk penyatuan atas nama sinode, atas dasar bahwa ini merupakan petisi untuk hak-hak baru untuk gereja ortodoks. Mendengarnya, Jeremiah patriark Konstantinopel—yang tak muncul untuk bertindak kala ia menyerahkan otoritasnya di wilayah tersebut kepada saudaranya di Moskwa—menulis kepada dua uskup tersebut bahwa ia harus menjauhi mereka dari penugasan mereka jika mereka bersekutu dengan Roma, dan gerejawan lain menentang. Kemudian, Ignatius, pemimpin gerakan tersebut, mengadakan konsili di Brest Litovsky, yang dibuka olehnya dengan pidato yang mendorong penyatuan. Banyak diskusi menyusul. Pada akhirnya, metropolitan Michael menerimanya, dan kemudian ia beserta empat uskup menandatangani surat sinodikal yang menyerukan penyatuan sesuai keputusan konsili Firenze, namun dengan tujuan agar disiplin dan upacara Gereja Timur diserahkan. Sementara itu, dua uskup yang menandatangani dokumen sebelumnya diberikan oleh landasan palsu yang diciptakan dan menyoroti kepalsuan. Pada saat yang sama, kecaman besar timbul melawan lima murtadin tersebut di Brest. Menurutnya, sinode kedua diadakan di kota perbatasan tersebut. Ini terdiri dari seluruh kelompok ortodoks. Gereja-gereja tersebut semuanya berada di tangan pihak penyatuan, dan sinode diadakan di rumah pribadi. Metropolitan enggan menjawab dua penjelasan yang dihadirkan. Kemudian, sinode mengumumkan anatema terhadapnya, dan juga terhadap seluruh uskup murtadin tersebut. Di sisi lain, Uniat mengadakan sinode mereka di sebuah gereja, kala mereka menyatakan anathema mereka terhadap ortodoks. Akibatnya adalah skisma.

Roma memajukan Uniat pada hal yang liberal. Mereka diperkenankan mengadakan upacara mereka sendiri dan bahkan bentuk pengakuan iman mereka sendiri. Semua itu diwajibkan untuk diajukan kepada paus. Uniat menaungi Polandia dan Lituania, dan mereka memakai kekuatan mereka untuk menindas golongan ortodoks dan juga protestan yang ditemukan di wilayah tersebut.

Katedral kuno St. Sophia di Kiev diambil dari ortodoks dan sempat dipegang oleh Uniat. Namun, metropolitan yang murtad tak peduli untuk menjadikannya pusatnya, dan ia singgah di wilayah yang lebih aman di Novgorod. Sebuah upaya dibuat untuk merebut Biara Pechersky yang terkenal, namun gagal. Kemudian, sebagian besar harta benda biara ortodoks dirampas, dan konven-konven Dominikan didirikan di berbagai wilayah di daerah tersebut. Konsili luar biasa dari persoalan tersebut, bukan pada para uskup ortodoks yang diangkat pada Rusia Kecil, timbul sepanjang dua puluh tahun.

Persoalan berikutnya yang berdampak pada Eusia disebabkan oleh salah satu pengerahan paling sukses yang diketahui sepanjang sejarah. Seorang pretender mengaku sebagai Pangeran Dmitri muda, seorang putra dari Ivan yang Mengerikan, yang telah wafat, mungkin dibunuh, beberapa tahun sebelumnya. Sosok tersebut mampu memperjuangkan perjalanannya ke Moskwa dan berkuasa disana selama beberapa tahun ketegangan selaku Tsar Rusia. Perang saudara tersebut kemudian berdampak serius terhadap gereja, dan para biarawan dan uskup terlibat langsung. Seorang sosok kini maju ke garis depan, pada catatan kegiatannya pada masa itu, dan karena namanya menjadi terkenal dalam sorotan sejarah berikutnya. Ia adalah Philaret Romanoff, leluhur keluarga kekaisaran yang kini berkuasa di Rusia. Wangsa Ruric, pendiri kepangeranan Eussia di Kiev, telah punah kala kematian Dmitri. Keluarga tsar yang baru tak membuktikannya. Namun sepanjang waktu yang terjadi, leluhur pertamanya yang diketahui adalah sosok berpengaruh dalam urusan nasional dan gerejawi. Philaret adalah metropolitan Rostoff. Kala kota tersebut diserang oleh kelompok pretender tersebut, kebanyakan penduduk melarikan diri. Namun, uskup tersebut merebutnya, menutup diri di katedralnya dengan orang-orang yang enggan untuk membelotinya, dan mengadakan liturgi seperti biasa. pemberontakan pecah, agar ia dapat menkotbahi masyarakatnya. Mereka melengserkan Philaret, melucuti jubah episkopalnya, dan mengusirnya ke luar tempat tersebut, setengah mati dari tindakan kekerasan mereka. Di Moskwa, Trinity laura menjadi istana pertahanan dan mendukung pengepungan enam belas bulan, kala diserang, dikatakan, oleh 80.000 pasukan dengan enam puluh meriam yang ditembakkan ke tembok dan gerejanya. Di pihak biara, delapan ratus pasukan berjatuhan; namun masih bertahan.Sebanyak dua kali, mereka mensuplai Moskwa sendiri dengan makanan. Sehingga, dorongannya hanya bergantung pada perlindungan dua orang kudus, Sergius dan Nicon, yang diyakini muncul selaku pembela dalam penglihatan atau mimpi. Biara tersebut kini menjadi jantung pertahanan Rusia melawan perampas takhta. Pada masa yang sama, patriark Hermogenes mengerahkan seluruh pengaruhnya untuk memeriksa penyaru tersebut. Untuk menambahkan kesengsaraan pada masa itu, Polandia menyerbu daerah tersebut, dan merebut dan membakar ibukotanya, menggulingkan Hermogenes, dan menahannya di sebuah biara. Disana, ia mati kelaparan (tahun 1612). Ignatius dari Yunani, pengikut Dmitri palsu, kini diangkat menjadi patriark Rusia. Sementara itu, para biarawan dan pendukung mereka di Biara Tritunggal masih bertahan. Sepanjang itu, patriotisme taat dan kesetiaannya terhadap Gereja dicurahkan. Secara bertahan, penghasutan heroisme disebarkan. Kecepatan pemurnian berlangsung di seluruh belahan Rusia. Jiwa baru kini bangkit dalam rakyat yang dihasut itu sendiri menjadi pasukan penyelamat. Polandia kalah; Kremlin direbut; dan putra muda Philaret, Michael, terpilih menjadi tsar di Biara Tritunggal (tahun 1613).

Tsar baru menunjukkan penghormatannya terhadap Gereja dan apresiasi dukungannya dengan menyatukan dewan uskup dengan dewan boyar. Dengan cara ini, Gereja terwakili dalam pemerintahan Rusia sperti halnya keberadaan uskup dalam Dewan Bangsawan di Inggris. Kebanyakan melawan kehendaknya, Philaret, yang kini tua dan lemah dengan kerja keras yang diemban olehnya, memilih patriark; dan ayah dan putra disejajarkan pada kepala Gereja dan Negara selaku patriark dan tsar. Keduanya sama-sama berdampak pada banyak reformasi administratif penting dalam urusan sipil dan gerejawi. Sentralisasi ditujukan ke semuanya. Pengadilan didirikan di Moskwa untuk mengurusi perkara terkait kota-kota sementara, dan bahkan para gubernur menjadi subyek dari pengadilan tersebut. Selain itu, para arkimandrit dari biara-biara beserta para imam dan deakon dan pejabat rohaniwan lainnya ditempatkan di bawah yurisdiksi patriark secara keseluruhan kecuali dalam kasus-kasus besar. Di sisi lain, Michael mengkonfirmasikan edik ayahnya yang melarang diara-biara untuk mengumpulkan harta benda apapun. Pada masa itu, sebagian besar wilayah Rusia berada di tangan para biarawan. Pertumbuhan Gereja nampak dalam peningkatan berkelanjutan dalam jumlah keuskupan. Satu tambahan, keuskupan Astrachan, yang dihimpun sebelumnya, menjadi tanda perluasan Rusia ke Asia yang kini berlangsung. Dua keuskupan di Tobolsk dan Siberia ditambahkan (tahun 1623). Philaret membersiapkan Trebuik baru, atau kitab upacara, dan kitab pelayanan lainnya.

Pembelajaran Barat modern kini secara bertahap tertantang ke Rusia, meskipun hanya dalam arus kecil, yang meninggalkan sebagian besar kekaisaran dalam keadaan kering dan tandus. Pemimpin paling berpengaruh dalam gerakan tersebut adalah Peter Mogila. Ia dididik di universitas Paris, mengabdi selaku prajurit menonjol dalam perang Polandia, dan kemudian mencukur rambutnya dan pensiun di Biara Pechersky, yang sepanjang waktu, ia bertugas selaku arkimandrit. Tak lama kemudian, Mogila bertugas di biara besar tersebut selain mendirikan sekolah, yang mengirimkannya para murid paling menjanjikan ke perguruan-perguruan tinggi di Eropa Barat. Cyril Lucar menuturkan kegiatan intelektualnya dan diangkat pada eksark dari takhtanya. Peter Mogila sangat kompeten dalam mengapresiasi berbagai aspek kontroversi sepanjang masa dengan Roma alih-alih pertahanan ortodoksi sebelumnya yang terjadi. Ia memiliki pers cetak, yang mengeluarkan tulisan-tulisan para Bapa Gereja, dan kitab-kitab madah bakti yang secara hati-hati disunting untuk kepentingan ortodoksi, dalam rangka menangkal kitab-kitab madah bakti yang diedarkan oleh Uniat. Ini adalah persoalan polemik Gereja Rusia menonjol dan berpengaruh sangat signifikan terhadap ritual. Sangat sedikit orang yang dapat membaca. Kotbah-kotbah jarang disampaikan. Selain dari sekolah, yang berjumlah tak seberapa, kebanyakan orang mendapatkan ajaran agama mereka dari penyampaian gambar0gambar dan dari menghadiri ibadah. Ikon-ikon disembah sehormat mungkin. Meskipun demikian, banyak orang mendapatkan pelajaran sejarah dan alegori. Kemudian, upacaranya sepenuhnya bersifat simbolik, dan firman dari kitab-kitab madah bakti mewujudkan dogma-dogma kepercayaan. Bagi sebagian besar orang, ini hanyalah persembahan ortodoksi verbal atau tertulis. Sehingga, kedua belah pihak memanipulasi mereka untuk keperluan mereka sendiri. Uniat mengusahakan agar mereka selaras dengan Katolik Roma, dan ortodoksi melarang inovasi tersebut dan menempatkan mereka lebih sejalan dengan ajaran-ajaran wajib Gereja Timur. Namun, Peter Mogila berkuat lebih dari itu. Ia memecahkan keheningan berabad-abad yang timbul di laut lapisan es teologi Yunani, dan menerbitkan Pengakuan Iman, yang sebagian ditulis oleh dirinya dan sebagian di bawah pengarahannya oleh arkimandrit Isaiah Trophiniovich. Ini kemudian direvisi oleh Meletius Syriga, dan dalam bentuknya yang lebih baru, ini disahkan dalam Gereja Rusia, yang masih diakui selaku otoritas standar. Katekisme ini tak hanya ditujukan untuk mempertahankan ortodoksi Gereja melawan kekeliruan Roma, ini juga dikeluarkan sebagai pengamanan melawan Calvinisme, yang kini menjamah ke Polandia dan Rusia Kecil.

Pada tahun 1643, sebuah sinode diadakan di Jassy, Moldavia, yang mengecam doktrin-doktrin Calvinisme. Peter Mogila dan empat uskup Rusia menandatangani keputusan sinode tersebut. Sehingga, walau menjadi teolog paling terpelajar menonjol di wilayahnya, Mogila memegang kepemimpinan dalam kampanye melawan Romanisme, ia sama-sama memutuskan pertentangannya terhadap Protestanisme. Ia tak timbul dalam aliansi tentatif antara dua pasukan besar yang bersaing yang berpihak dengan kepausan, yang menjadi pasukan besar yang mengubah keadaan sejarah dunia Kristen, jikalau kebijakan liberal berpemikiran luas buatan Cyril Lucar dimajukan. Gereja Rusia tak pernah menjadi liberal. Alih-alih reformasi diri sendiri dalam moral dan disiplin, gereja tersebut sangat konservatif dalam hal doktrin dan ritual. Sehingga, sastranya nyaris sepenuhnya didaraskan ke apologetik dan liturgiologi. Pembelajaran, bukan spekulasi, menyifatkan para pemimpin paling intelektualnya.

Terdapat banyak contoh pembelajaran besar di kalangan gerejawan Rusia. Sehingga, penerus Philaret, Joseph disanjung karena pemahamannya, dan Michael menugaskannya beserta para uskup dalam kaitannya dengan proyek kodifikasi umum hukum sipil dan gerejawi. Namun, karya besar tersebut diberlakukan oleh para boyar dan menteri negara.

Sejauh ini, patriark Moskwa paling terkenal adalah Nicon, yang meneruskan Joseph usai sebuah persoalan. Masa hidupnya yang panjang melampaui seluruh masa patriarkhal. Ia lahir sebelum patriark pertama diangkat; dan ia hidup dengan menyaksikan patriarkat dinaungi oleh Sinode Suci. Selaku anak petani di Nijgorod, ia belajar membaca kitab-kitab suci pada masa kecil, dan ia beralih untuk menuntaskan pengabdian dirinya untuk melayani Allah. Sesuai kebiasaan zaman dan gerejanya, ia memahaminya untuk menjadi biarawan. Ia diam-diam meninggalkan rumah, dan menjalani novisiatnya di biara Jeltovodsky. Namun, ayahnya memergokinya dan membujuknya untuk pulang, menikah, dan menjadi imam. Ini bertentangan dengan keputusannya sendiri, dan setelah itu ia menyebut kematian seluruh anaknya sebagai seruan untuk mencabut tujuan sebelumnya. Nicon kini mengajak istrinya untuk masuk konven, dan ia sendiri menarik diri ke biara utara yang jauh di Solovetsky. Setelah itu, ia berniat mendalami dengan mengucilkan diri di sebuah pulau yang dikelilingi es Laut Putih. Pada tahun 1646, ia mengajukan penjalinan hubungan dengan para biarawan Kojeozersky, dan diangkat menjadi pemimpin biara mereka. Posisi yang mengikuti gaya asketisismenya membuatnya dianggap sebagai pemimpin Gereja, dan ia mengunjungi Moskwa dalam hubungannya dengan urusan gerejawi (tahun 1649). Disana, ia mendatangkan pernyataan terhadap tsar baru. Michael wafat setahun sebelum pelantikan Nicon ke Kojeozersky dan digantikan oleh putranya Alexis (tahun 1645), seorang sosok yang cerdik, jika bukan penguasa kuat, selaras untuk mempromosikan reformasi moral, budaya Barat, dan perjuangan umum. Terpikat oleh ketonjolan dan keelokan Nicon, Alexis mengangkatnya menjadi arkimandrit Biara Novospassky, tempat para anggota keluarga Romanoff dikebumikan. Ia kini giat menjalin kontak dengan tsar, yang memberikan nasehatnya terkait persoalan negara serta usaha gerejawi. Tiga tahun kemudian, Alexis menjadikannya metropolitan Novgorod, dan ia kemudian mendapatkan penghargaan besar yang ditahbiskan oleh patriark Yerusalem, yang terjadi di Rusia kala itu pada salah satu ekspedisi yang sempat memuliakan para uskup utama Gereja Yunani yang ditujukan untuk merendahhatikan diri mereka sendiri.

Nicon kini dipercatakan dengan kekuatan besar. Contohnya, ia memiliki hak untuk memasuki penjara, mendengar keluhan tahanan, dan jika ia menganggap mereka tak bersalah, memerintahkan pembebasan mereka; sehingga posisinya dalam penghormatan ini merupakan suatu hal yang seperti Mendagri Inggris. Ia memperlihatkan kepahlawanannya pada sebuah kerusuhan, kala ia menghadapi rombongan dan memundurkan dan meninggalkan lapangan di Novgorod. Dibantu oleh para asistennya, ia memutuskan untuk menjamah bagian paling berbahaya di kota tersebut, berjalan beserta dengan salib, dan benar-benar memasuki bangunan tempat para pemberontak berkumpul. Tersentuh dengan nasehat dari sanubarinya, mereka tak menjamahnya. Pemberontakan terjadi suatu waktu. Namun terakhir, Nicon dapat mengatasinya dengan pengaruh pribadinya.

Dalam persoalan agama, Nicon juag dirasa menjadi pemimpin besar. Pengkotbahan kini nyaris punah di Gerej Rusia. Homili-homili dibacakan oleh otoritas dan membaca secara monoton sembari menempati tempat kotbah yang sebenarnya. Ibadah sebagian besar terdiri dari liturgi panjang pada pihak para imam, tak diteruskan generasi berikutnya, atau kecerdikan dan pemujaan oleh kongregasi. Nicon memulihkan praktek pengkotbahan. Kotbah-kotbahnya dituliskan dalam ajaran serta kepenuhan hidup dan kekuatan. Kerumunan berkumpul untuk mendengarnya, dan merasakan ucapan eloknya. Kami menganggapnya sebagai Krisostomus dari Gereja Rusia. Nicon juga mereformasi tatanan ibadah liturgi, yang digerakkan dalam penyamaan, dan melantunkan aransemen nyanyian mengikuti model puji-pujian Yunani.

Pemujaan orang kudus menjadi karakteristik Gereja Rusia seperti halnya Roma—mungkin lebih dari itu. Dinasehati oleh Nicon, Alexis mengadakan sinode tunggal dalam menghormati tiga almarhum prelatus—Ayub, Hermogenes, dan Filipus—dengan tujuan mengirimkan jasad-jasad mereka ke gereja Pemberitaan Kabar Baik. Nicon sendiri datang ke Biara Solovetsky yang terpencil untuk membawa jasad syuhada Filipus, yang menyampaikannya sepanjang hidupnya, dalam banding dari tsar bahwa ia akan datang ke Moskwa dan membebaskan jiwa Ivan yang dikebumikan disana. Utusan yang lebih menonjol tak pernah dikerahkan. Ini ditujukan kepada jiwa orang kudus yang dianggap dapat diakses di tempat tulang-tulangnya dibaringkan. Ia meminta pemberian ijin untuk pemindahannya. Dengan mereka, ia akan mendatangkan dirinya sendiri. Jiwa tsar gila yang tua juga mendadak menghantui jasadnya sendiri. Sehingga, sebetulnya, martir tersebut dapat mengirimkan pemulihan jiwa yang hilang dengan mendatangkan jasadnya ke tempat jasad Ivan dikebumikan. Ini adalah penerapan gagasan pemujaan relik yang menjunjung seluruh landasannya. Ini menggambarkan sifat agama Rusia pada abad ketujuh belas dalam sosok salah satu penguasa paling tercerahkan. Kemudian, apa yang harus agama artikan untuk menghiraukan para petani, para penduduk desa yang menghuni wilayah terpencil di seluruh belahan kekaisaran tersebut, diputus dari metropolis oleh hutan yang dipenuhi serigala?

Pada tahun 1653, usai lama menentang risalah-risalah Alexis, Nicon menerima jabatan patriark Moskwa, yang telah lowong selama beberapa waktu, sejak kematian pendahulunya Joseph. Kami tak dapat selalu menjamah motif-motif yang ada di balik nolo episcopari yang tradisional; namun dalam kasus yang dihadirkan, kami dapat melihatnya, sangat terpisah dari keberadaan ambisi asketis, Nicon akan mendapati kesulitan serius dari jabatan yang diemban olehnya. Dua bagian masyarakat menentangnya—pihak gerejawi yang mengirimkan kembali reformasi disiplinernya, dan para boyar yang iri dengan penyanjungan kekaisaran terhadap yang dinikmati olehnya. Namun tak lama kemudian, pertentangannya disulut oleh risalah-risalah temannya dan membujuk tsar kala itu Nicon untuk mencabut dirinya dalam tugas-tugas posisi menonjolnya dengan tenaga biasa tak kenal takutnya. Di tempat pertama, ia merevisi buku-buku madah bakti. Ini menganggap bahwa reformasi paling pentingnya dalam persoalan tersebut merupakan koreksi posisi jari dalam penaatan. Menurut isyarat Yunani—yang berbeda dari Latin—jari cincin haruslah menyentuh jempol sehingga mewakili X untuk "Kristus," dan juga untuk salib, sementara jari pertama diajungkan dan yang kedua sedikit melingkar, jari-jari tersebut mungkin mewakili I C, huruf awal dan aktif dari "Yesus." Pengaruh besarnya dikaitkan dengan simbolisme ini, bahwa ketidakbiasaan tersebut mengaitkannya dengan hukuman berat. Di sisi lain, disiplin Nicon berkaitan dengan kelayakan gaya jari yang selaras meningkatkan jumlah musuhnya. Bagi kami, dorongan sastranya menjadi lebih penting. Alexis memegang kepentingan terbesar dalam revisi versi Sclavonic dari Alkitab. Tindakan tersebut dilakukan di bawah pengarahan Nicon, yang menyerahkan lima ratus manuskrip kitab suci dan kitab lain dari Gunung Athos untuk koreksi teks tersebut, yang telah menjadi sangat keliru. Revisi Nicon terhadap madah bakti dan Alkitab disahkan di sinode uskup Yunani yang didorong oleh Paisius patriark Konstantinopel. Dengan mengirim keputusannya kepada Nicon, Paisius membujuknya untuk menjalin persatuan gereja ortodoks di bawah lima patriark Konstantinopel, Aleksandria, ANtiokhia, Yerusalem, dan Moskwa, namun pada saat yang sama menawarkannya untuk memaklumkan pihak yang timbul dalam persoalan-persoalan tak penting. Malangnya, ini bukanlah cara Nicon. Ia berpengaruh kala menunjukkan kemerdekaan tak takutnya dalam menentang rombongan, serta kuat dan menonjol dalam mengadakan pembersihan Gereja terhadap seluruh penentang; namun temperamen yang menjunjung kebajikan semacam itu tak lantas menanamkan sifat toleransi dan jantan, dan Nicon merupakan gerejawan yang keras. Bahkan pensehatnya Mouravieff menyatakan bahwa "kesombongannya untuk menghapus segala kehahatan di Gereja membuatnya keluar dari ikatan pastoral yang didera lama yang dapat teramati."

Karya paling dirrevisi yang dicetak adalah Slonjebuik atau kitab madah bakti, yang disusul oleh Skreejál ("Meja"), sebuah kumpulan doktrin-doktrin. Revisi tersebut tak ditinggalkan untuk membuat caranya terhadap pengabdiannya. MSS. lama dari teks rapuh benar-benar diambil dari biara-biara, kala karya-karya tersebut dipakai selama bertahun-tahun, dan versi-versi revisi ditambahkan secara terpaksa. Secara alami, tindakan-tindakan yang dijunjung tinggi semacam itu menimbulkan pengiriman ulang di kalangan para biarawan konservatif yang menghiraukannya. Dampaknya adalah skisma yang timbul dalam sekte besar Staro-Obriadtsi, atau Raskolnik, yang mengalami penindasan besar terhadap penganutan mereka terhadap kitab-kitab lama.

Namun kala Nicon bergesekan dalam disiplin Gereja, ia menunjukkan taktik berpemikiran besar berkaitan dengan perkara luar negeri. Pada masa patriarkatnya, Rusia Kecil disatukan dengan gereja dan kekaisaran usai perang dengan Polandia. Gerakan dari dalam dipimpin oleh Kmeltnitsky, "Hetman," yang menanyai tentara kapan mereka memasukkan "khan (sultan) yang bukan orang percaya, raja Latin, atau tsar ortodoks?" Ia menyaksikan dan ia membuat pasukan melihat bahwa kemerdekaan tak memungkinkan. Dihadapi oleh dilema ini, mereka berteriak, "Kami berharap berada di bawah tsar ortodoks."

Ini lebih sulit untuk mengamankan pengajuan gerejawi. Metropolitan Kiev dan arkimandrit Biara Pechersky tak memiliki niat untuk berganti tunduk terhadap Konstantinopel untuk pengajuan sebenarnya dengan Moskwa dengan prelatus handalnya. Namun sambutan datar Nicon terhadap para utusan dari dua pihak gerejawi tersebut dan kini ia dikirim balik dengan pengiriman balik mereka melawan kebijakan pemerintah; dan meskipun penyatuan tersebut tak benar-benar sesekali terjadi, kejadilan tersebut nyaris timbul sekitar tiga puluh tahun kemudian. Sehingga pada akhirnya, usai berabad-abad pengasingan, Kiev, kota induk Kristen yang dimuliakan di Rusia, bersatu kembali dengan gereja nasional yang melahirkannya. Dampak bahagianya, yang timbul dari keterampilan diplomatik Nicon, menghentakkan tsar. Di sisi lain, ia sangat memohon pada Alexis. Kala Moskwa ditimpa oleh wabah, patriark menyetir dirinya sendiri untuk menunjang sanitasi tempat tersebut, dan menyediakan perawatan pribadi terhadpa keluarga ningrat. Atas jasa tersebut, tsar menganugerahinya gelar "Pemimpin Besar."

Sementara itu, pergesekan disiplin Nicon meningkatkan ketidaktenarannya di kalangan rohaniwan. Ia menghukum para paus yang tak berada di bawah kendali dengan dicambuk dan ditahan—cara penghukuman lazim pada masa itu; dan ia memutuskan beberapa tingkat pendidikan dalam pencalonan untuk penahbisan, minimum memiliki kemampuan untuk membaca dan menulis. Kemudian, kedengkian para boyar berujung pada rencana dan intrik, yang menimbulkan situasi tak dapat ditoleransi, bahwa Nicon, pada suatu kesempatan menyatakan kebanggaannya oleh salah satu pangeran, menimbulkan ketegangan, mendeklarasikan bahwa ia tak lagi menjadi patriark, dan mencopot jubah episkopalnya. Dipakaikan dengan rajutan biarawan sederhana, ia pensiun ke Biara Krestnoy, dekat Laut Putih. Ia kini berjiwa suram dan pahit, menganathemakan satu sama lain dengan para musuhnya. Tak lama kemudian, atas undangan salah satu boyar yang berteman dengannya, ia melakukan perjalanan rahasia ke Moskwa, mendadak mempersembahkan dirinya di Gereja Pemberitaan Kabar Baik, mengenakan kembali jubah patriark dan tongkat jabatan, dan mengadakan liturgi. Ini adalah kejutan dramatis bagi pangeran dan rakyat, Para boyar mendorong Alexis, yang kurang berkuasa di tangan mereka, tak menerima teman lamanya di istananya. Keadaan tersebut menjadi tak ditoleransi, dan konsili diadakan untuk menyelesaikannya. Ini adalah konsili gereja paling berlaku yang pernah diadakan di Eussia. Patriark-patriark Antiokia dan Aleksandria datang kesana beserta para metropolitan dan uskup Rusia. Nicon datang berjubah patriarkatnya. Kala memandang pria besar tersebut berlagak selaku pembela, Alexis berlinang air mata. Namun tsar tak berniat untuk menyelamatkan teman lamanya. Berbagai dakwaan ditujukan terhadapnya, utamanya meliputi tuduhan arbitrer, persekongkolan tirani dengan Gereja. Atas dasar ini, ia resmi dilengserkan, dilucuti jubahnya, dan dikirim ke sebuah biara di Bielo-ozero.

Nicon menjalani hidup dengan melihat akhir patriarkat dan pendirian Sinode Suci di bawah Petrus Agung. Ia dijatuhkan dari kekuasaan akibat pergesekannya sendiri; namun ia telah menjadi gerejawan besar dan negarawan besar, membetulkan kekeliruan-kekeliruan dalam Gereja dan membantu mendirikan penyatuan dan kekuatan negara. Ia disebut Thomas à Becket dari Rusia, dengan perbandingan bahwa tak ada keadilan terhadap pengabdiannya.