Lompat ke isi

Heli, Si Cantik yang Rendah Hati dan Pandai Bersyukur

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Kisah Heli, Si Cantik yang Rendah Hati dan Pandai Bersyukur

Premis[sunting]

Cerita ini mengikuti perjalanan Heli (Heliconia psittacorum) dalam pertumbuhan dan perkembangannya hingga menjadi bunga yang indah dan bermanfaat bagi sekitarnya. Ia bertemu dengan anak-anak yang terkagum-kagum padanya, hingga membuat mereka mampu mengambil pelajaran tentang potensi masing-masing anak dan betapa istimewanya mereka di mata Allah SWT.

Lakon[sunting]

Pemeran utama dalam cerpen ini
  1. Heliconia psittacorum
  2. Sekelompok anak anak yang bermain di taman Merdeka

Lokasi[sunting]

Taman Merdeka kota Metro Lampung

Cerita Pendek[sunting]

Awal Perkenalan[sunting]

Taman Merdeka di kota Metro Lampung terlihat sangat indah di pagi hari. Burung-burung berkicauan, pepohonan hijau meneduhkan, dan tanaman-tanaman bermekaran warna-warni. Di tengah-tengah taman terdapat sekelompok tanaman pisang pisangan yang terlihat seperti tanaman biasa saja. Namun, di antara kelompok itu terdapat satu bunga yang terlihat sangat istimewa. Ia bernama Heliconia psittacorum, atau sering dipanggil Heli oleh para penjaga taman.

Heli awalnya tumbuh seperti tanaman pisang pisangan biasa, namun lama kelamaan ia muncul menjadi tanaman yang bagus bahkan mengeluarkan bunga yang sangat indah. Ia memiliki batang yang kokoh dan daun yang besar, berwarna hijau kekuningan. Namun, yang paling istimewa dari Heli adalah bunga-bunganya yang cantik dan menarik perhatian. Bunga Heli memiliki warna merah cerah dan bentuk yang unik, mirip dengan paruh burung, sehingga sering disebut sebagai "bunga burung". Tak hanya itu, bunga Heli juga memiliki manfaat yang banyak. Ia dapat dijadikan sebagai habitat serangga penyerbuk, dan juga banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias.

Setiap pagi, para penjaga taman selalu mengecek kondisi tanaman dan bunga-bunga di taman Merdeka. Mereka sangat bangga dengan keberadaan Heli, dan selalu memeriksa apakah bunga-bunga Heli sudah terbuka atau belum. Mereka juga selalu mengecek apakah ada serangga yang datang untuk menyerbuki bunga-bunga Heli.

Suatu hari, di bulan Februari 2023, ada sekelompok anak-anak yang datang ke taman Merdeka untuk belajar dan menikmati indahnya taman. Salah satu anak, Rani, sangat terpesona oleh bunga-bunga Heli. Ia mengagumi keindahan bunga Heli yang tidak seperti bunga-bunga lainnya. "Wah, bunga ini sangat cantik ya," ujar Rani sambil tersenyum.

Sekelompok anak anak di sudut lain taman juga sedang memperhatikan bunga Heli

“Kak, lihat bunga ini warnanya terlihat berbeda dan menarik sekali ya,” ujar seorang anak kecil yang mengagumi bunga Heliconia.

Heli merasa senang mendengar pujian dari anak-anak. Ia merasa telah berhasil memperindah taman dan membuat banyak orang kagum dengan keindahan bunganya. Namun, Heli tidak lupa akan pelajaran yang ia peroleh dari Allah SWT, bahwa keindahan yang dimilikinya adalah semata-mata pemberian Allah SWT, dan akan ia gunakan untuk memberikan manfaat bagi sekitarnya.

Tiba-tiba, Heli merasakan ada yang mengelus-elus tangkai bunganya. Ia melihat seekor lebah sedang mengumpulkan nektar dari bunganya. Heli merasa senang, karena lebah tersebut adalah salah satu serangga penyerbuk yang membantunya dalam proses penyerbukan.

“Lihat, lebah itu sedang mengumpulkan nektar dari bunga Heli,” ujar seorang anak sambil menunjuk lebah yang sedang sibuk menghisap nektar.

“Wah, keren! Jadi, bunga ini membantu lebah untuk mencari makan ya?” tanya salah satu anak.

“Iya, kita bisa mengambil inspirasi dari bunga ini. Kita juga bisa membantu serangga lainnya dengan cara menanam tanaman yang bisa memberikan manfaat bagi mereka,” jelas anak lainnya.

Anak-anak terkesan dengan kelebihan Heli. Mereka kemudian bermain bersama sambil memperhatikan bunga Heliconia yang masih membentang dengan indahnya di taman.

Tiba-tiba, seorang nenek datang menghampiri mereka. Nenek itu menghampiri Heli dan anak-anak, lalu berkata, “Wah, bunga ini sangat cantik. Bisakah aku menanamnya di halaman rumahku?”. Seorang penjaga taman mendekati nenek itu lalu berkata, “Tentu saja Nek, mari saya ambilkan bibitnya” ucapnya sambil tersenyum ramah.

Nenek itu senang karena mendapatkan satu pot bunga Heliconia untuk ditanam di rumahnya. Heli pun ikut senang  karena bunganya tidak hanya menghiasi taman, tapi juga memberikan manfaat bagi orang lain.

Banyak Manfaat[sunting]

Beberapa saat kemudian, terdengar suara anak-anak yang berlari ke arah taman. Mereka berhenti ketika melihat bunga Heliconia psittacorum yang terlihat sangat unik.

"Apa ya nama bunga ini?" tanya seorang anak perempuan.

"Itu bunga Heliconia psittacorum, panggilannya Heli," jawab seorang petugas taman yang sedang menyiram tanaman di dekatnya.

"Bunga Heli? Kok namanya unik ya," kata anak laki-laki dengan heran.

"Iya, memang. Tapi, tahukah kalian kalau bunga ini juga sangat bermanfaat?" jelas petugas taman sambil tersenyum.

"Beneran? Dalam bentuk apa ya?" tanya anak perempuan itu penasaran.

"Bunga Heli ini ternyata banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias karena keindahannya, dan juga sering dijadikan habitat serangga penyerbuk seperti lebah dan kupu-kupu. Dengan adanya bunga Heli, serangga penyerbuk ini bisa berkembang biak dan menghasilkan madu atau buah," jelaskan petugas taman.

"Wow, itu sangat bermanfaat ya. Apalagi kalau serangga penyerbuknya bisa bikin madu," ujar anak laki-laki dengan antusias.

"Iya, benar sekali. Tanaman yang punya bunga bisa memberikan manfaat bagi sekitarnya, seperti buah, madu, atau bahkan serbuk sari yang bisa membuahi tanaman lainnya," tambah petugas taman.

Mereka pun berbincang-bincang dan menikmati keindahan bunga Heli. Dalam hati, Heli merasa sangat senang bisa menjadi bunga yang bermanfaat bagi sekitarnya.

Waktu pun berlalu, dan Heli terus tumbuh dan berkembang dengan subur. Ia semakin banyak mengeluarkan bunga-bunga cantik yang menjadi daya tarik taman Merdeka.

Di suatu pagi, ketika matahari baru saja terbit, Heli merasa ada yang berbeda. Ia merasakan getaran di sekitarnya dan tiba-tiba saja, ada satu kupu-kupu yang mendarat di atas bunga-bunga Heli.

Kupu-kupu itu terlihat sangat cantik dengan warna kuning keemasan dan bercorak hitam. Heli merasa senang sekali melihat tamu baru yang datang berkunjung.

Kupu-kupu itu terlihat sangat menikmati nektar dari bunga Heli, dan tak lama kemudian ada kupu-kupu lain yang datang bergabung. Heli merasa sangat bahagia karena bisa menjadi tempat singgah dan menciptakan suasana yang indah untuk serangga penyerbuk.

Sambil menikmati keindahan Heli, anak-anak mulai bercerita satu sama lain tentang bagaimana mereka bisa mengaplikasikan pelajaran dari bunga ini dalam kehidupan sehari-hari mereka. Ada yang berkata bahwa dia akan mencoba untuk lebih bersabar dan terus belajar, seperti Heli yang perlahan-lahan berkembang menjadi tanaman yang indah dan bermanfaat. Ada juga yang menyatakan bahwa dia akan mencoba untuk melihat kebaikan dalam diri orang lain seperti Heli yang bermanfaat bagi serangga penyerbuk dan menjadi habitat bagi makhluk hidup lainnya.

Memetik Pelajaran[sunting]

Akhirnya, siang telah tiba, matahari semakin terik. Anak-anak harus kembali ke rumah masing-masing, namun mereka merasa senang telah belajar banyak dari bunga Heliconia psittacorum (Heli) di Taman Merdeka Kota Metro Lampung. Heli tidak hanya mengajarkan tentang keindahan alam, tetapi juga tentang kekuasaan Allah SWT yang Maha Besar serta potensi yang dimiliki setiap makhluk hidup.

Dalam perjalanan pulang, anak-anak mengambil biji-biji kecil dari Heli dan berjanji untuk menanamnya di halaman rumah masing-masing. Mereka berharap bahwa suatu saat nanti, biji-biji tersebut akan tumbuh menjadi tanaman yang indah dan bermanfaat seperti Heli.

Seiring berjalannya waktu, tanaman-tanaman tersebut tumbuh dan berkembang menjadi tanaman yang indah dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Anak-anak yang sekarang telah tumbuh dewasa selalu mengingat tentang pelajaran yang mereka pelajari dari Heli di Taman Merdeka Kota Metro Lampung. Mereka merasa terinspirasi untuk terus berkembang dan memberikan manfaat bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.

Kisah tentang Heli ini telah mengajarkan kepada kita bahwa setiap makhluk hidup memiliki potensi yang berbeda dan unik, seperti bunga Heliconia psittacorum yang awalnya tumbuh sebagai tanaman yang terlihat biasa saja namun lama kelamaan menjadi bunga yang indah dan bermanfaat. Pelajaran ini mengingatkan kita bahwa kita harus terus bersabar, terus belajar, dan menggunakan potensi yang kita miliki untuk memberikan manfaat bagi orang lain dan lingkungan sekitar.

Akhir kata, semoga kisah tentang Heli ini dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi kita semua untuk terus berkembang dan berusaha memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar kita.