Informasi Obat/Petidin Injeksi

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

HIGHLIGHTS

  • Petidin (atau nama lainnya meperidin) adalah pereda nyeri. Obat ini digunakan untuk mengobati nyeri sedang sampai berat. Obat ini bisa digunakan sebelum dan selama operasi.
  • Di Indonesia, obat tersedia dalam ampul untuk diberikan melalui suntikan/injeksi.
  • Petidin dapat menyebabkan efek samping yang serius. Lihat efek samping berikut dan laporkan ke dokter Anda segera.

PERINGATAN PENTING

Obat ini mendapat Alert Safety dari US FDA bulan Agustus 2016. Kepada Profesional Kesehatan mohon membaca Waspada Keamanan berikut (versi lengkap), atau ringkasannya sebagai berikut:

FDA menemukan bahwa penggunaan kombinasi antara obat golongan opioid bersama dengan golongan benzodiazepin atau obat lainnya yang menekan sistem saraf pusat (SSP) memberikan efek samping yang cukup berarti, yaitu menghambat sistem pernapasan bahkan dapat menyebabkan kematian. Berdasarkan temuan ini, FDA mewajibkan Box warning yang baru ditambahkan ke pelabelan obat opioid resep dan obat batuk opioid resep, dan benzodiazepin, serta panduan pengobatan pasien baru atau yang telah direvisi. FDA juga akan terus mengevaluasi bukti penggunaan bersamaan benzodiazepin atau depresan SSP lainnya dengan obat terapi bantuan pengobatan yang digunakan untuk mengobati kecanduan opioid dan ketergantungan, dan apakah perubahan pelabelan akan diperlukan untuk depresan SSP lainnya. Profesional kesehatan harus membatasi resep obat opioid dengan benzodiazepin atau depresan SSP lainnya hanya untuk pasien yang pilihan pengobatan alternatifnya tidak memadai. Jika obat-obatan ini diresepkan bersamaan, dosis dan durasi masing-masing obat harus dibatasi seminimal mungkin untuk mencapai efek klinis yang diinginkan. Pasien dan pengasuh/perawat harus diperingatkan tentang risiko pernapasan yang lambat atau sulit dan/atau sedasi, dan tanda dan gejala yang terkait. Pemberian obat batuk mengandung opioid untuk pasien yang memakai benzodiazepin atau depresan SSP lainnya, termasuk alkohol, juga harus dihindari. Pasien yang memakai opioid dengan benzodiazepin, obat depresi lainnya, atau alkohol, maka perawat dari pasien ini, harus segera mencari perawatan medis jika gejala pusing atau pusing yang tidak biasa, kantuk yang ekstrem, pelan atau sulit bernafas, atau tidak responsif terjadi.

Obat ini memiliki Peringatan Black Box Warning (peringatan kotak hitam). Ini adalah peringatan paling serius dari Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat. Peringatan kotak hitam mengingatkan dokter dan pasien untuk efek yang berpotensi berbahaya.

  • Ketergantungan dan penyalahgunaan. Penggunaan petidin injeksi mungkin dapat menyebabkan kecanduan, sangat disarankan untuk tidak menggunakannya lebih dari dosis yang diberikan, atau meningkatkan frekuensi penggunaan, atau menggunakannya dengan aturan pakai yang tidak sesuai dengan anjuran dokter. Segera infokan ke dokter jika ada anggota keluarga yang mempunyai kebiasaan mabuk, menggunakan obat terlarang, terlibat dalam penyalahgunaan obat dan jika pasien sedang menggunakan terapi obat golongan narkotika ataupun jika pasien mempunyai riwayat depresi atau penyakit mental lainnya. Hal tersebut merupakan faktor risiko yang dapat menyebabkan penyalahgunaan petidin di dalam proses pengobatan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah jangan membiarkan orang lain menggunakan petidin selain pasien, karena petidin injeksi dapat berbahaya bahkan dapat menyebabkan kematian untuk orang lain dan khususnya anak anak.
  • Depresi pernapasan yang mengancam jiwa. Petidin injeksi dapat menyebabkan masalah pernapasan yang serius, mengancam jiwa, dan fatal khususnya pada 24 jam sampai 72 jam sejak pemberian pertama dan saat setiap kali penambahan dosis. Segera beritahu dokter jika pasien mempunyai atau pernah memiliki riwayat asma, penyakit pernapasan, penyakit paru obstuksi kronis (PPOK), cedera kepala, gangguan lainnya yang dapat meningkatkan tekanan intrakranial, sehingga petidin tidak digunakan di dalam terapi. Risiko gangguan pernapasan akan meningkat pada orang tua atau pada kondisi malnutrisi. Segera hubungi dokter jika terjadi beberapa gejala berikut:

– pernapasan melambat

– jeda panjang di antara napas

– napas memendek.


  • Masuk ke tubuh secara tidak sengaja. Petidin yang masuk secara tidak sengaja, terutama oleh anak-anak, bisa mengakibatkan overdosis fatal.
  • Sindrom penarikan (withdrawal) opioid neonatal. Segera informasikan doktor jika pasien dalam kondisi hamil atau berencana untuk hamil. Karena penggunaan petidin injeksi selama masa kehamilan dapat mengancam hidup bayi setelah lahir. Beberapa gejala yang muncul pada bayi akibat penggunaan petidin selama masa kehamilan antara lain:

– mudah marah

– hiperaktivitas

– tidur abnormal

– tangis melengking

– tubuh bergetar tidak terkontrol

– sering muntah

– diare

– berat badan tidak bertambah.

  • Interaksi sitokrom P450 3A4. Penggunaan petidin bersamaan dengan semua penghambat sitokrom P450 3A4 dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi plasma petidin, yang dapat meningkatkan atau memperpanjang reaksi merugikan dan dapat menyebabkan depresi pernapasan yang berpotensi fatal. Selain itu, penghentian penginduksi sitokrom P450 3A4 bersamaan dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi plasma meperidin. Dokter perlu memantau pasien yang menerima petidin dan baik inhibitor atau induser CYP3A4.
  • Risiko dari penggunaan bersamaan dengan benzodiazepin atau depresan SSP lainnya. Penggunaan opioid bersamaan dengan benzodiazepin atau depresan SSP lainnya, termasuk alkohol serta obat obatan resep atau obat bebas yang mengandung alkohol, dapat menyebabkan sedasi, depresi pernapasan, koma, dan kematian. Meresepkan secara bersamaan petidin dan benzodiazepin atau depresan SSP lainnya adalah pilihan terakhir jika pilihan pengobatan alternatifnya tidak memadai. Dokter perlu membatasi dosis dan durasinya minimal. Dokter juga perlu memantau pasien untuk tanda dan gejala depresi pernapasan dan sedasi. Segera komunikasikan dengan dokter jika pasien menggunakan alkohol selama terapi menggunakan petidin.
  • Penggunaan bersamaan petidin dengan MAO inhibitor. Penggunaan bersamaan petidin dengan MAOI dapat menyebabkan koma, depresi pernapasan berat, sianosis, dan hipotensi. Penggunaan petidin dengan MAOI dalam 14 hari terakhir adalah dikontraindikasikan.

Obat apakah petidin injeksi?[sunting]

Petidin injeksi digunakan untuk meringankan rasa nyeri sedang hingga parah. Petidin termasuk dalam pereda nyeri opioid atau narkotika.

Mengapa obat ini digunakan?[sunting]

Obat ini juga digunakan sebelum dan selama operasi atau tindakan medis lainnya.

Bagaimana mekanisme aksi petidin?[sunting]

Petidin injeksi termasuk dalam golongan kelas terapi analgesik narkotik/analgesik opiat. Obat ini bekerja dengan mengubah ambang batas rasa nyeri.

Bagaimana menggunakan petidin injeksi?[sunting]

Petidin injeksi berbentuk larutan/cairan yang ditujukan untuk injeksi di bawah kulit, ke dalam otot atau ke dalam vena. Biasanya obat ini disuntikan di bawah kulit atau ke dalam otot sekali tiap 3-4 jam. Gunakanlah petidin injeksi sesuai dengan anjuran yang disarankan. Selama terapi menggunakan petidin, kemungkinan dosis terapi dapat berubah tergantung pada respon rasa nyeri dan efek samping yang dialami oleh pasien. Diskusikan semua efek yang muncul selama terapi dengan petidin injeksi .

Jika pasien sudah menggunakan petidin injeksi dalam waktu yang lama, dilarang untuk menghentikan terapi secara tiba tiba. Kemungkinan besar dokter akan mengurangi dosis secara bertahap. Jika terapi dihentikan secara tiba tiba, maka pasien akan mengalami sindrom penarikan (withdrawal) dengan beberapa gejala seperti gelisah, mata berair, pilek, menguap, berkeringat, menggigil, nyeri punggung dan sendi, pelebaran pupil, letih, keram perut, insomnia, mual muntah, kehilangan nafsu makan, diare, napas dan detak jantung bertambah.

Penggunaan lain[sunting]

Petidin secara off-label digunakan untuk mengatasi menggigil pasca operasi (postoperative shivering) dan mengurangi kekakuan dari amfoterisin B (konvensional). Obat ini terkadang diresepkan untuk kegunaan lain; tanyakan kepada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut.

Efek samping[sunting]

Petidin injeksi dapat menyebabkan beberapa efek samping. Beritahu dokter jika ada gejala-gejala yang parah atau tidak kunjung hilang:

  • pusing
  • mual muntah
  • berkeringat
  • sakit kepala
  • gelisah
  • konstipasi
  • tubuh bergetar tidak terkontrol
  • penglihatan buram
  • mulut kering
  • rasa nyeri dan ruam pada daerah injeksi

EFEK SAMPING SERIUS

Beberapa efek samping bisa menjadi serius. Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, hubungi segera dokter atau dapatkan perawatan medis darurat:

  • pernapasan melambat
  • rasa gelisah, halusinasi (melihat dan mendengar sesuatu yang tidak nyata), demam, berkeringat, kebingungan, pengingkatan detak jantung, menggigil, otot kaku, hilang koordinasi tubuh, mual muntah dan pusing
  • mual muntah, kehilangan nafsu makan, letih dan pusing
  • kehilangan kemampuan ereksi
  • libido menurun
  • masa menstruasi tidak biasa
  • rasa senang yang berlebih
  • suasana hati menjadi sedih
  • ruam
  • gatal-gatal
  • kejang

Petidin injeksi dapat menyebabkan efek samping lainnya. Hubungi dokter jika pasien mengalami masalah dan gejala yang tidak biasa saat menggunakan terapi obat ini.

Petidin injeksi dapat berinteraksi dengan obat-obat lain[sunting]

Petidin injeksi dapat berinteraksi dengan obat lain, vitamin, atau herbal Anda gunakan. Interaksi adalah ketika zat-zat tersebut mengubah cara obat bekerja. Interaksi bisa berbahaya atau bisa mencegah obat untuk berkerja sebagaimana mestinya.

Untuk membantu menghindari interaksi, dokter Anda harus mengelola semua obat Anda dengan hati-hati. Pastikan untuk memberitahu dokter Anda tentang semua obat-obatan, vitamin, atau herbal yang Anda ambil. Untuk mengetahui bagaimana obat ini mungkin berinteraksi dengan bahan lain, bicarakan dengan dokter atau apoteker.

Interaksi petidin dengan MAO inhibitor (Risiko X)[sunting]

Menggunakan petidin dengan obat golongan penghambat monoamin oksidase (MAO inhibitor) akan meningkatkan efek serotonergik petidin, hal ini dapat menyebabkan sindrom serotonin. Dokter tidak akan menggunakan petidin injeksi sebagai terapi jika pasien menggunakan salah satu obat berikut:

  • tranilsipromin (tranylcypromine)
  • isokarboksazid (isocarboxazid)
  • fenelzin (phenelzine)
  • selegelin (selegiline)
  • linezolid
  • metilen biru (methylene blue)
  • prokarbazin (procarbazine)
Interaksi petidin dengan obat batuk tertentu (Risiko X)[sunting]

Beberapa obat batuk tertentu mengandung oxomemazine dalam komponen bahan aktifnya, dan penggunaan petidin bersamaan dengan obat batuk ini adalah dihindari. Hal ini dikarenakan akan meningkatkan efek penekanan sistem saraf pusat (SSP). Obat batuk tersebut adalah:

  • Comtusi (dan Comtusi Forte)
  • Oroxin
  • Oxfezin
  • Oxoril
  • Toplexil
  • Zemindo
Interaksi petidin dengan obat yang membantu mengatasi kencanduan narkotika (Risiko D)[sunting]

Obat yang membantu mengatasi kecanduan narkotika biasanya terdiri dari 2 zat aktif berikut: buprenorphine dan naloxone (di Indonesia dengan nama merek Suboxone dan Subutex). Obat digunakan secara sublingual/ditaruh dibawah lidah, tidak boleh diparo/dipotong, atau dikunyah. Buprenorphine adalah suatu opioid/narkotik semisintetik berguna dalam proses rehabilitasi pasien kecanduan narkotik, sedangkan naloxone merupakan senyawa yang memiliki efek reversal terhadap efek obat narkotik (seperti morfin) digunakan terutama untuk mengatasi overdosis narkotika.

Petidin adalah depresant SSP, penggunaan buprenorfin secara bersamaan dengan depresan sistem saraf pusat lainnya atau alkohol dapat menyebabkan efek samping termasuk hipotensi, depresi pernapasan, sedasi berat, dan koma. Beberapa kasus koma dan kematian yang terkait dengan pengobatan buprenorfin pada pemberian intravena atau penggunaan secara berlebihan dari dosis yang dianjurkan dalam kombinasi dengan alkohol atau depresan SSP lainnya. Berdasarkan hal ini, Badan Penyalahgunaan Zat Obat dan Pelayanan Kesehatan Mental AS (U.S. Substance Abuse and Mental Health Services Administration) menyatakan bahwa pasien yang bergantung pada dosis tinggi depresan SSP lainnya atau alkohol mungkin bukan kandidat yang sesuai untuk perawatan berbasis opioid. Pengobatan kecanduan opioid, dan skrining obat harus digunakan untuk mendeteksi penggunaan agen tersebut secara bersamaan selama pengobatan buprenorfin.

Interaksi petidin dengan antihistamin tertentu (Risiko D)[sunting]

Antihistamin hydroxyzine (di Indonesia dengan nama merek Bestalin) selain digunakan untuk meredakan alergi, juga digunakan untuk mengontrol kecemasan dan digunakan bersama obat lain saat anestesi. Hydroxyzine dapat meningkatkan efek depresan SSP dari petidin, terutama bila obat ini digunakan bersamaan sebagai premedikasi dan/atau mengikuti anestesi umum. Konsekuensinya, dosis/penggunaan petidin mungkin perlu disesuaikan bila digunakan dengan hidroksizin. Mekanisme spesifik untuk interaksi ini tidak jelas, namun hidroksizin dan meperidin diketahui memiliki efek depresan SSP.

Manajemen pasien : dokter perlu mempertimbangkan penurunan dosis petidin, jika sesuai, bila digunakan bersamaan dengan hidroksizin. Dengan penggunaan bersamaan, dokter memonitor pasien secara seksama untuk respon yang berlebihan terhadap kombinasi.

Interaksi petidin dengan media kontras tertentu[sunting]

Media kontras digunakan pada pencitraan dengan tujuan memberikan gambaran opak pada struktur yang normal untuk mendapatkan informasi diagnostik lebih lanjut mengenai lesi fokal dalam tubuh. Media kontras vasikuler mengandung 50% molekul yodium yang mengabsorpsi sinar X melalui foto elektrik dan tampak putih pada foto sinar X. Iohexol mengandung yodium, bekerja dengan menambah kontras dengan bagian tubuh dan cairan dalam tes pencitraan tersebut. Iohexol meningkatkan gambar yang diperoleh selama CT scan, sehingga dokter dapat lebih mudah mendiagnosa kondisi pasien. Bahan lain selain iohexol adalah iomeprol dan iopamidol.

Petidin adalah zat yang dapat menurunkan ambang batas kejang. Penggunaan petidin harus dihentikan paling sedikit 48 jam sebelum mielografi, sebaiknya tidak digunakan untuk mengendalikan mual atau muntah selama atau setelah mielografi, dan sebaiknya tidak dilanjutkan setidaknya selama 24 jam paska prosedur.

Obat media kontras di Indonesia:

  • Iohexol Novell pharmaceutical
  • Omnipaque
  • Xolmetras
  • Iomeron
  • Iopamiro
  • Scanlux
Interaksi lainnya[sunting]
  • analgesik opioid (oxycodone)
  • cyclobenzodiazepine (Amrix)
  • dextromethorphan (di dalam obat batuk, contoh Nuedexta)
  • obat ansietas, obat mental, obat kejang, lithium (lithobid)
  • obat migren seperti almotriptan (Axert), eletriptan (Relpax), frovatriptan (Frova), naratriptan (Amerge), rizatriptan (Maxalt), sumatriptan (Alsuma, Imitrex, Treximet), zolmitriptan (Zomig)
  • mirtazapine (Rameron)
  • sedatif
  • 5HT3 serotonin bloker seperti alosetron (Lotronex), dolasetron (Anzemet), granisetron (Kytril), ondansetron (Zofran, Zuplens) atau palonosetron (Aloxi)
  • selektif serotonin reuptake inhibitor seperti citalopram (Celexa), escitalopram (Lexapro), fluoxksetin (Prozac, Sarafem, Symbyax), fluvoxamine (Lovox), paroxetine (Brisdelle, Prozac, Pexeva) dan setraline (Zoloft)
  • serotonin dan norepinefrin reuptake inhibitor seperti duloxetin (Cymbalta), desvenlafaxine (Khedezla, Pristiq), milnacipran (Savella) dan venlafaxine (Effexor) | obat tidur | tramadol (Conzip, Ultram) | tranquilizers | trazodone (Oleptro)
  • antidepresan trisiklik (peningkat mood) seperti amitriptyline, clomipramine (Anafranil), desipramine (Norpramin), doxepin (Silenor), imipramine (Tofranil), nortriptyline (Pamelor), protriptyline (Vivactil), dan trimipramine (Surmontil).

Beberapa obat lainnya mungkin dapat bereaksi dengan petidin, sehingga informasi obat lainnya yang digunakan pasien sangat penting untuk disampaikan kepada dokter. Jika pasien menggunakan obat analgesik narkotik, segera informasikan hal ini ke dokter ataupun apoteker. Kemungkinan dokter akan mengurangi dosis petidin jika pasien menggunakan obat tersebut dan akan melakukan monitoring efek samping yang mungkin akan timbul.

  • Diskusikan dengan dokter mengenai produk herbal yang sedang digunakan, khususnya st. John wort dan triptofan.

Perhatian khusus yang perlu saya ikuti sebelum menggunakan petidin injeksi[sunting]

  • Diskusikan dengan dokter atau apoteker jika pasien mempunyai alergi terhadap petidin, atau obat lainnya, ataupun bahan baku lain yang terdapat di dalam petidin injeksi. Bertanyalah kepada apoteker mengenai bahan baku yang digunakan di dalam petidin injeksi .
  • Diskusikan dengan dokter jika pasien mempunyai gangguan buang air kecil | penyakit addison (kondisi tubuh tidak memproduksi beberapa bahan kimia penting lainnya) | hipertrofi prostat (pembesaran kelenjar prostat) | striktur uretra (penyempitan uretra) | kejang | ataupun penyakit lainnya seperti gangguan tiroid, jantung, ginjal dan hati.
  • Diskusikan dengan dokter jika pasien sedang dalam masa kehamilan atau menyusui ataupun mempunyai rencana hamil. Tanyakan mengenai risiko penggunaan petidin terhadap kondisi kehamilan pasien.
  • Penggunaan obat ini dapat memungkinkan penurunan kesuburan pada pria maupun wanita.
  • Diskusikan dengan dokter jika pasien sedang dalam proses operasi besar ataupun operasi gigi, informasikan kepada dokter jika pasien menggunakan petidin injeksi.
  • Penggunaan petidin injeksi dapat menyebabkan kelelahan dan rasa mengantuk, sebaiknya jangan mengendarai kendaran atau megoperasikan mesin sampai pasien dengan sadar mengetahui efek obat ini.
  • Penggunaan petidin injeksi dapat menyebabkan rasa pusing atau sakit kepala bahkan terkadang dapat menyebabkan pasien yang mnggunakannya pingsan ketika tiba-tiba berdiri dengan cepat dari posisi tidur. Untuk mencegah hal ini terjadi, sebaiknya pasien bangun dari tempat tidur secara perlahan dan berubah dalam posisi duduk untuk beberapa menit.

Overdosis[sunting]

Gejala overdosis bisa meliputi:

  • pernapasan melambat
  • kantuk ekstrim
  • koma
  • otot lembek, terkulai
  • kulit dingin, lembab
  • detak jantung lambat
  • mual
  • penglihatan kabur
  • pusing
  • pingsan

Hubungi dokter Anda atau pergi ke UGD terdekat segera.

Apakah obat ditanggung BPJS?[sunting]

Ya. Petidin tersedia dalam cairan injeksi 50 mg/mL untuk diberikan secara intramuskular, subkutan, dan intravena. Obat hanya digunakan untuk tindakan anestesi dan nyeri sedang hingga berat pada pasien yang dirawat di rumah sakit. Tidak digunakan untuk mengatasi nyeri kanker.

Pilihan merek dagang di Indonesia[sunting]

  • Clopedin
  • Pethidin HCl Generik

Nama lain[sunting]

  • Isonipecaine
  • Pethidine
  • Meperidin

Referensi[sunting]

  • AHFS® Patient Medication Information. 2016. The American Society of Health-System Pharmacists, tersedia di MedlinePlus, diakses tanggal 11 Desember 2016
  • AHFS® DI 2016, Captopril. The American Society of Health-System Pharmacists., tersedia di Drugs.com, diakses tanggal 11 Desember 2016
  • Healthline, Meperidine, diakes tanggal 11 Desember 2016
  • Ikatan Apoteker Indonesia, 2016, ISO Info Spesialite Obat Volume 50, 2016, Isfipenerbitan, Jakarta.
  • MIMS Petunjuk Konsultasi
  • PIONAS Badan POM RI, Petidin Hidroklorida, diakses tanggal 11 Desember 2016
  • Cek Badan pom, diakses tanggal 22 Juli 2017.
  • healthline, http://www.healthline.com/drugs/meperidine/injectable-solution#Highlights1, diakses tanggal 22 Juli 2017