Lompat ke isi

Jago Pantun (Saat Presentasi) dalam 15 Menit

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Judul:

Jago Membuat Pantun (Saat Presentasi) dalam 15 Menit

Penulis:

Sandri Justiana (Komunitas Penyantun Cakep)


Modul ini diterbitkan di bawah lisensi CC BY-SA 4.0 Internasional. Anda diperbolehkan untuk berbagi - menyalin dan menyebarluaskan kembali materi ini dalam bentuk atau format apapun; Adaptasi - menggubah, mengubah, dan membuat turunan dari materi ini untuk kepentingan apapun, termasuk kepentingan komersial, selama Anda mencantumkan nama yang sesuai, mencantumkan tautan terhadap lisensi, dan menyatakan bahwa telah ada perubahan yang dilakukan (jika ada). Apabila Anda menggubah, mengubah, atau membuat turunan dari materi ini, Anda harus menyebarluaskan kontribusi Anda di bawah lisensi yang sama dengan materi asli.

Penjelasan lisensi: https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/deed.id




1. Sambil Berpantun, Tebarkan Pesan Antikorupsi

[sunting]

Bagi seorang pendidik, baik itu guru, dosen, widyaiswara, instruktur, trainer, atau penyuluh antikorupsi, melakukan presentasi merupakan makan sehari-hari. Ibarat koki menyajikan makanan, pendidik harus pintar-pintar menyajikan berbagai macam cara saat menyampaikan materi atau pesan kepada peserta.

Salah satu metode penyampaian materi dan pesan yang dapat digunakan adalah pantun. Pantun biasanya digunakan saat membuka atau menutup acara. Dua sesi dalam presentasi tersebut merupakan hal penting.

Awalnya pantun memang digunakan untuk menyampaikan suatu maksud tertentu atau ide dalam bentuk kiasan atau sindiran. Belakangan, penggunaannya meluas untuk berbagai kepentingan, termasuk menyampaikan pesan-pesan antikorupsi.

***


2. Tentang Presentasi dan Pantun

[sunting]

Sesuai dengan judul buku ini, kosa kata presentasi dan pantun merupakan kunci untuk memahami agar kita bisa terampil membuat pantun dalam presentasi. Untuk itu, mari kita mempelajari terlebih dahulu tentang presentasi dan pantun secara sederhana. Saya akan menjelaskannya dengan mengutip beberapa teori dan informasi dari dua buku berikut.

Buku Presentasi Memukau: Bagaimana Menciptakan Presentasi yang Luar Biasa ditulis oleh Muhammad Noer. Buku ini dapat diunduh dari https://www.presentasi.net/buku/ https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Mock_Up_Buku_Presentasi_Memukau.jpg
Buku Pantun Beraksi Melawan Korupsi diterbitkan oleh KPK, dapat diunduh gratis di https://aclc.kpk.go.id/materi-pembelajaran/pendidikan/buku/pantun-antikorupsi https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Mockup_Buku_Pantun_Beraksi_Melawan_Korupsi.png

a. Sekilas tentang Presentasi

[sunting]

Penjelasan mengenai presentasi ini saya dikutip dari buku Presentasi Memukau: Bagaimana Menciptakan Presentasi yang Luar Biasa [1].

1) Definisi dan Komponen Presentasi

[sunting]

Presentasi adalah sebentuk komunikasi yang dilakukan secara terpadu lewat suara, gambar, dan bahasa tubuh. Masih dalam buku tersebut, penulis mengutip pernyataan Janis dan Kelly bahwa komunikasi merupakan sebuah proses di mana seorang individu (komunikator) mengirimkan rangsangan (stimulus, yang biasanya berbentuk verbal) untuk mengubah perilaku individu lain (audiens). Nah, presentasi merupakan salah satu bentuk komunikasi. Oleh karena itu, agar sebuah pesan dalam komunikasi bisa tersampaikan dengan baik, ada tiga komponen penting yang terkait, yakni pemberi pesan (komunikator/presenter), media yang digunakan, dan penerima pesan (audiens).

  • Presenter tentu saja adalah Anda sendiri.
  • Media merupakan sarana yang digunakan dalam penyampaian pesan, misalnya slide yang ditayangkan, pakaian yang dikenakan, suara yang diperdengarkan, bahasa tubuh yang ditunjukkan, kata-kata yang diplih, dan tentu saja pesan yang disampaikan.
  • Adapun audiens adalah orang yang mendengarkan presentasi kita.

Presentasi yang sukses terjadi ketika audiens menerima dan memahami sebuah pesan persis sama dengan apa yang dimaksudkan oleh presenter. Hal ini ini bisa tercapai jika presenter menggunakan media yang tepat, dengan cara penyampaian yang tepat, dan pada waktu yang tepat. Itu secara teoretik.

Namun dalam prakteknya, itu mustahil. Pada kenyataannya, tidak mungkin sebuah pesan, atau gagasan, yang disampaikan oleh pemberi pesan diterima dengan kesempurnaan 100 persen oleh penerima. Dalam proses penyampaian, informasi sedikit banyak akan menyimpang atau hilang dalam prosesnya. Nah, tugas dari presenter adalah memininalkan distorsi informasi sehingga pesannya diterima baik oleh audiens.

2) Struktur Presentasi

[sunting]


Secara sederhana, sebuah presentasi akan terdiri dari tiga bagian: pembuka, isi dan penutup. Bagian pembuka merupakan bagian yang paling penting dalam sebuah presentasi karena di sinilah seorang presenter menciptakan motivasi kepada audiens untuk menyimak. Penting bagi seorang presenter untuk bisa menjelaskan mengapa audiens perlu mendengarkan paparan kita. Mereka ingin mengetahui “what’s in it for me” (apa yang membuat hal tersebut penting buat saya).

Presenter perlu menyusun pembukaan yang kuat, sehingga audiens termotivasi untuk menyimak. Ini sekaligus juga akan membantu menciptakan momentum bagi keseluruhan isi presentasi. Pembukaan yang baik adalah kunci sebuah presentasi yang berhasil. Gunakan pembukaan yang kuat dan mampu mengajak audiens terlibat secara emosional.


Bagian isi merupakan sesi di mana presenter menjelaskan topik yang hendak dibahas. Seorang presenter yang baik akan teliti. Ia memilih informasi apa yang penting dan perlu disampaikan kepada audiens. Ia juga menentukan informasi mana yang tidak terlalu penting dan dapat dihilangkan dari pembahasan. Presenter, terutama yang ahli dalam topiknya, biasanya terjebak dengan berusaha menjelaskan semuanya dengan selengkap-lengkapnya. Pilihlah informasi mana yang penting dan mana yang merupakan pelengkap.


Jika fungsi pembukaan adalah membangkitkan semangat dan motivasi audiens, maka fungsi penutup adalah untuk membuat pesan kita diingat audiens ketika presentasi berakhir. Di sinilah presenter harus memastikan apakah tujuan presentasi berhasil tercapai atau tidak. Rentang ingatan audiens terbatas. Maka, kita harus dapat meringkas esensi presentasi dalam satu kalimat saja. Jika ringkasan ini berhasil diingat oleh audiens, berarti presentasi kita berhasil, meskipun mungkin mereka melupakan isi presentasi yang lainnya. Sebelum mengakhiri presentasi, berikan rangkuman singkat pembahasan kita. Tegaskan kembali apa yang kita harapkan dari audiens. Tutuplah presentasi kita dengan sebuah pernyataan, renungan, visi atau lainnya, yang bisa diingat audiens dengan mudah.

3) Efek Primacy dan Efek Recency

[sunting]

Ada dua prinsip psikologi yang mempengaruhi audiens dalam mengingat pembuka dan penutup presentasi. Dua prinsip ini adalah efek primacy dan efek recency. Apakah perbedaannya?

Orang cenderung untuk mengingat hal-hal yang paling awal tampil, terlihat, atau terdengar oleh mereka. Kemudahan mengingat hal-hal yang awal ini disebut ‘Primacy Effect’ (efek awalan). Apa-apa yang disampaikan di awal presentasi—cerita, pernyataan, atau pertanyaan— maka bagian ini akan mudah diingat audiens karena dia memasuki ingatan mereka paling awal.

Orang juga cenderung untuk lebih mengingat hal-hal yang paling baru— atau terakhir disimpan—di ingatan mereka. Apa yang terakhir disimak atau diperhatikan, masih segar tersimpan di ingatan. Kecenderungan untuk mengingat hal-hal yang terakhir ini disebut ‘Recency Effect’ (efek kebaruan). Ini artinya, apa yang paling akhir disampaikan dalam presentasi juga akan tersimpan dengan lebih baik di ingatan audiens, dibandingkan dengan hal-hal sebelumnya.

Dengan memahami kedua konsep psikologi ini, maka pembukaan dan penutupan yang baik adalah hal yang sangat penting dalam sebuah presentasi. Kekuatan sebuah presentasi terletak pada pembukaannya yang menarik untuk disimak, serta penutupnya yang mudah diingat.

Pikirkanlah jika semua audiens lupa dengan apa-apa yang kita sampaikan. Mereka hanya ingat pembukaan dan penutupan saja. Apa yang akan Anda sampaikan saat membuka dan menutup presentasi?

4) Metode Membuka dan Menutup Presentasi

[sunting]

Dalam buku Presentasi Memukau: Bagaimana Menciptakan Presentasi yang Luar Biasa [1] setidaknya ada 5 (lima) pilihan pembukaan kuat yang dapat menarik perhatian audiens, yaitu:

  1. Cerita atau kisah: Cerita mudah diingat. Membuka presentasi dengan sebuah cerita membuat audiens lebih serius memperhatikan kita.
  2. Humor: Humor sangat baik untuk membuka presentasi. Semua orang menyukai humor. Dengan humor, seorang presenter juga mempersiapkan audiens untuk mendengarkan bagian yang lebih erius dari presentasi..
  3. Kutipan atau pernyataan: Banyak perkataan dari para bijak maupun orang-orang terkenal yang dapat kita kutip sebagai pembuka presentasi. Gunakan kutipan yang relevan dengan topik presentasi.
  4. Data atau fakta: Data atau fakta yang digunakan secara tepat juga akan menjadi sebuah pembukaan yang kuat. Data atau fakta bisa menjadi sajian informasi yang dramatis tanpa perlu didramatisir..Dengan cara ini audiens menyadari bahwa materi yang Anda sampaikan merupakan hal penting, sehingga mereka akan mempersiapkan mental untuk mendengarkan presentasi dengan sungguh-sungguh.
  5. Pertanyaan: Pertanyaan juga pilihan yang baik untuk digunakan sebagai pembuka presentasi. Secara alami, pertanyaan akan selalu membuat orang berpikir dan berusaha mencari jawabannya. Artinya, pertanyaan membuat orang fokus terhadap topik pertanyaan.

Itulah 5 metode yang dapat digunakan dalam membuka dan menutup presentasi. Sesuai dengan bahasan dalam buku ini, bagaimana dengan pantun? Apakah pantun dapat digunakan untuk membuka dan/atau menutup presentasi? Mari kita pelajari dahulu mengenai pantun.

b. Sekilas tentang Pantun[2]

[sunting]

Pantun merupakan salah satu media penuturan pesan (alat komunikasi) yang merupakan kecerdasan linguistik lokal nusantara. Pada 17 Desember 2020, pantun ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (the Intangible Cultural Heritage) oleh United Nations for Educational. Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada di Paris, Perancis.

Sebagai kecerdasan lokal nusantara, tradisi pantun dipelihara melalui upaya-upaya inventaris, dokumentasi, transmisi (penularan) dan edukasi. Pemerintah pusat dan daerah terus melakukan inventarisasi pantun, para Pemantun melakukan riset dokumentasi keragaman tradisi Pantun, merekam dan mempublikasikan pantun dalam video dan buku-buku.

Berbagai upaya pelestarian tradisi pantun terus dilakukan agar pantun tidak punah.

Di sisi lain, transmisipantun diupayakan melalui beberapa jalur. Pantun yang secara tradisional dinarasikan dalam upacara perkawinan, ritual adat, selama proses penyembuhan, atau pertunjukan seni, ditularkan melalui kegiatan keseharian masyarakat, sedangkan dalam komunitas adat pantun diajarkan oleh para pemangku adat yang lebih tua kepada pemuda-pemuda dan anak-anak pemagang.

Sayangnya metode transmisi ini melemah seiring perubahan sosial yang mengikis ritual-ritual lokal dan praktik-praktik adat. Karena itu Pantun diajarkan juga di sekolah-sekolah, juga melalui media. Seiring waktu, pantun-pantun pilihan mulai menjadi bagian dalam sambutan di acara-acara resmi, seminar, workshop, juga pantun-pantun jenaka yang makin populer mengisi sesi-sesi santai. Pantun pun mulai sering digunakan untuk menjual produk-produk di televisi, radio, dan media cetak. Pantun dapat menjadi sarana untuk menyampaikan sindiran, gurauan, nasihat, wawasan, dan lain-lain.

Ciri khas pantun adalah menggunakan permainan kata-kata yang menarik. Bahasa yang terkandung dalam pantun menunjukkan kepiawaian seseorang. Saat ini pantun mulai banyak digunakan dalam berbagai kegiatan di instansi pemerintah, termasuk dalam kegiatan sosialisasi antikorupsi. Dalam video berikut, disampaikan penggunaan pantun dalam membuka presentasi.

https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Pantun_membuka_presentasi-1.mpg

Itulah contoh penggunaan pantun dalam membuka sebuah presentasi. Setelah ini, kita akan mulai praktek membuat pantun yang akan digunakan saat membuka dan menutup presentasi.

***

3. Kiat Membuat Pantun

[sunting]

a. Ciri-Ciri Pantun

[sunting]

Pantun memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Satu bait terdiri dari 4 baris
  • Mempunyai pola a-b-a-b atau a-a-a-a
  • Terbagi menjadi dua bagian: sampiran dan isi


Berikut ini contoh pantun berpola a-b-a-b:

Pantun berpola a-b-a-b https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Pantun_pola_a-b-a-b.mpg
Contoh pantun berpola a-b-a-b


Berikut ini contoh pantun berpola a-a-a-a:

Pantun berpola a-a-a-a https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Pantun_pola_a-a-a-a.mpg
Contoh pantun berpola a-a-a-a

b. 3 Langkah Membuat Pantun

[sunting]

Membuat pantun itu cukup mudah, lho. Ikuti 3 (tiga) langkah berikut:

1)Tentukan isi/pesan yang akan disampaikan berupa 2 kalimat isi

Misalnya, pesan yang akan disampaikan adalah memberantas korupsi bertujuan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Kita bisa membuat 2 kalimat berikut:

Kita harus tetap berjuang

Wujudkan cita-cita kemerdekaan


2) Cari padanan kata yang akhirannya sama dengan kata terakhir untuk masing-masing kalimat

Dalam contoh di atas, kata terakhirnya adalah ”berjuang” dan ”kemerdekaan”, maka kita bisa mencari kata yang akhirannya sama. Misalnya:

berjuang” = Karawang, Malang

kemerdekaan = Kuningan, Pasuruan

3) Pikirkan kalimat yang mengandung kata di nomor 2

Dalam contoh di atas, berarti kita harus membuat kalimat yang mengandung kata ”Karawang” dan ”Kuningan”, misalnya sebagai berikut:


Jalan-jalan ke kota Karawang

Pulangnya mampir ke Kuningan

Kita harus tetap berjuang

Wujudkan cita-cita kemerdekaan


Kita juga dapat cara cepat untuk mencari rima yang tepat dengan menggunakan perangkat pada website https://rimakata.com

Dengan perangkat ini, kita tinggal memasukkan kata yangakhir, nanti website tersebut akan mencari akhiran suku kata yang pas. Apabila baris satu hingga keempat telah tersusun, maka coba dibaca dahulu sebelum dibacakan. Sembari kita rasakan kembali untuk memastikan pelafalan yang tepat agar nyaman didengar.Kemudian saat membaca pantun, harus tepat agar nyaman didengar.

Masih mengenai contoh pantun di atas, kita juga mengganti kata terakhir di baris pertama dan kedua dengan kata lainnya. Misalnya sayang dan keterusan. Dan inilah hasilnya.

Pantun berpola a-b-a-b yang mengandung kata "sayang"

Bagaimana, membuat pantun itu mudah, bukan? Mari kita ikuti tantangan berikut.

Kirimkan jawaban Anda ke alamat email berikut: sandri.justiana2022@gmail.com

dengan judul: Tantangan Pantun 1_(nama)

***

4. Praktek Membuat Pantun Pembuka dan Penutup

[sunting]
  1. 1,0 1,1 Noer, Muhammad. 2012.Presentasi Memukau: Bagaimana Menciptakan Presentasi yang Luar Biasa. www.presentasi.net
  2. Komunitas Penyantun Cakep, 2022, Pantun Beraksi Melawan Korupsi, ACLC KPK diunduh di https://aclc.kpk.go.id/materi-pembelajaran/pendidikan/buku/pantun-antikorupsi