Jejak Gigih Dari Bandung Selatan
Oleh: P. Paijar
Hari itu, matahari terbit dengan hangat di langit Bandung. Di sebuah kampung kecil di daerah Ciwidey, seorang anak bernama Rama bersiap-siap untuk pergi. Ia adalah salah satu dari banyak anak rantau dari Tanah Sunda yang berani menghadapi dunia di luar tanah airnya.
Rama tumbuh di keluarga sederhana. Ia adalah anak yang tekun dan penuh semangat. Namun, kesempatan pendidikan terbatas di desanya membuatnya harus merantau ke kota besar demi mewujudkan mimpinya. Kini, di usianya yang masih muda, ia telah menempuh perjalanan jauh ke Jakarta untuk mengejar cita-cita menjadi seorang insinyur.
Di kota yang begitu asing, Rama menghadapi berbagai rintangan. Bahasa yang berbeda, makanan yang tidak dikenal, dan ketidaktahuan tentang kehidupan perkotaan membuatnya merasa seperti ikan kecil di laut yang luas. Namun, semangatnya tak pernah surut.
Setiap pagi, ia berjalan kaki ke universitas tempatnya belajar. Di perjalanan, Rama bertemu dengan banyak teman baru, bukan hanya dari Sunda, tetapi dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka memiliki cerita-cerita yang sama: melawan rasa rindu akan rumah, keluarga, dan makanan khas Sunda. Mereka menjadi keluarga baru di kota yang begitu asing.
Rama belajar keras, menyelesaikan tugas-tugasnya, dan menggali ilmu sebanyak mungkin. Setiap akhir pekan, ia mengenang kembali desanya. Ia membayangkan bagaimana kehidupan di kampung halamannya, dengan sawah hijau dan udara segar yang selalu menghiasi harinya. Ini adalah kenangan yang memotivasinya untuk terus maju.
Waktu berlalu, dan Rama menyelesaikan studinya. Ia kembali ke Ciwidey dengan ilmu yang dimilikinya dan berencana untuk membangun sesuatu yang bermanfaat untuk desanya. Ia memutuskan untuk membuka bengkel yang akan memberikan pelatihan kepada anak-anak muda setempat. Ia ingin membagi pengetahuan dan pengalaman yang ia peroleh selama rantau, sehingga mereka dapat memiliki peluang yang lebih baik di masa depan.
Tidak lama setelah Rama membuka bengkelnya di Ciwidey, berita tentang usahanya menyebar ke seluruh desa. Anak-anak muda dari berbagai sudut kampung datang untuk belajar dari Rama. Mereka belajar tentang teknik-teknik mekanik, listrik, dan pengembangan perangkat lunak. Rama tidak hanya memberikan pelatihan teknis, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kehidupan seperti kerja keras, disiplin, dan kejujuran.
Bengkel Rama menjadi pusat belajar yang penuh semangat. Setiap pagi, suasana penuh antusiasme terasa begitu kuat di dalam bengkel itu. Rama dengan sabar membimbing para siswa, memberikan mereka kesempatan untuk merasakan apa yang pernah ia alami selama menjadi anak rantau di Jakarta.
Saat akhirnya beberapa siswa Rama berhasil mendapatkan pekerjaan atau membuka usaha sendiri, rasa bangga dan bahagia terpancar di wajahnya. Mereka adalah bukti bahwa perjuangan dan tekad tak akan sia-sia. Rama telah memberikan harapan pada anak-anak muda Ciwidey untuk memiliki masa depan yang lebih cerah.
Rama juga aktif dalam komunitas desanya. Ia terlibat dalam kegiatan sosial, mengadakan pelatihan komputer untuk kaum ibu, dan mendukung program pendidikan anak-anak di desa. Ia sadar bahwa memberi kembali kepada komunitas adalah tanggung jawabnya, dan ia melakukannya dengan sepenuh hati.
Suatu hari, Rama diundang untuk memberikan ceramah inspiratif di sekolah setempat. Ia berbicara tentang pengalamannya sebagai anak rantau, tantangan yang ia hadapi, dan bagaimana semangat pantang menyerah membantunya mencapai apa yang ia impikan. Anak-anak muda di sekolah itu terinspirasi oleh kisahnya, dan banyak di antara mereka bermimpi untuk mengikuti jejak Rama.