Junk Genius

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Cover Buku: Cover Buku JUNK GENIUS

Kata Pengantar[sunting]

Profil Penulis[sunting]

Shinta Chalet. Wanita kelahiran Bandung ini telah menerbitkan goresan tintanya melalui lebih dari 70 buku antologi dalam berbagai genre. Cerita pendek berdasarkan kisah nyata, puisi, nonfiksi, surat, quotes, dan bunga rampai bersama beberapa komunitas dan penerbit. Keseharian Shinta Chalet adalah sebagai seorang mompreneur, juga masih aktif tergabung bersama Komunitas RAI (Rumah Antologi Indonesia) sebagai class leader, layouter, graphic designer, dan asisten editor.

Sinopsis[sunting]

"Junk Genius" mengisahkan tentang ide brilian seorang anak berusia 13 tahun, bernama Fazlie. Ide briliannya terpantik setelah ia melihat masalah di lingkungannya dan teringat dengan robot bekas ciptaan gurunya. Apakah ide brilian Fazlie?

Genre[sunting]

Fiksi sains digital

Lakon[sunting]

  1. Fazlie
  2. Ustaz Sujana

Lokasi[sunting]

Bandung, Jawa Barat

Cerita Pendek[sunting]

Sampah Pemantik Ide[sunting]

Sejak dua bulan lalu sebuah masjid terapung yang menakjubkan banyak orang, baru saja diresmikan. Masjid itu letaknya tak jauh dari tempat tinggal Fazlie, seorang anak lelaki berusia 13 tahun pecinta sains yang peduli pada lingkungan. Ya, Fazlie memang gemar sekali bereksperimen di bidang sains.

Kehadiran masjid megah itu memang mengundang antusias banyak orang, termasuk juga Fazlie dan kawan-kawannya yang sering mengunjungi masjid indah itu untuk menunaikan kewajiban shalat lima waktu. Memang letaknya tak terlalu jauh, hanya sekitar lima belas menit berjalan kaki dari rumah Fazlie.

Arsitekturnya sangat menarik, seolah menjadi magnet tersendiri. Terinspirasi dari rumus matematika dan imajinasi yang luar biasa menjadikan masjid anti-mainstream tanpa kubah dan tiang kolom ini seolah berdiri cantik di atas air.[1] Sayangnya banyak pengunjung yang tidak mengindahkan kebersihan lingkungan. Hampir 100 ton sampah yang dihasilkan pengunjung masjid raya ini semenjak peresmiannya.[2] Luar biasa!

Hal ini pun mengundang kekhawatiran dari Fazlie dan kawan-kawannya.

“Rayan, kamu perhatikan tidak? Sedari tadi banyak pengunjung, tetapi saat waktu shalat tiba, mereka tidak ikut shalat. Malah sibuk makan, sehingga banyak sisa makanan dan sampah yang tercecer.” Fazlie mengungkapkan kegelisahannya.

“Iya, betul. Padahal ada berkantong-kantong plastik sampah besar yang disediakan, tetapi mereka seenaknya saja membuang sisa makanan. Bahkan banyak sampah yang jadinya jatuh ke danau buatannya. Jadi kotor kan?” Rayan menanggapi kegelisahan Fazlie.

“Hmmm … aku jadi punya ide. Sepertinya aku harus segera menuliskan ide ini sebelum hilang. Yuk, kita segera pulang,” ajak Fazlie seusai berzikir setelah Shalat Zuhur di hari Sabtu itu.

Sebagai seorang anak yang cerdas, Fazlie memang terkadang menemukan ide-ide yang out of the box sebagai solusi atas permasalahan di lingkungannya. Suatu hari Fazlie pernah mendapatkan ide untuk mengatasi tumpukan sampah organik dari kantin sekolahnya menjadi cairan eco-enzyme[3] yang bermanfaat sebagai pupuk cair juga pembersih serbaguna.

Kali ini, melihat tumpukan sampah yang luar biasa banyaknya di masjid terapung, Fazlie jadi teringat dengan robot bekas tak terpakai di rumah Ustaz Sujana, guru sainsnya di sekolah. Robot itu dahulu adalah hasil uji coba Ustaz Sujana dan kini tidak terpakai. Namun, sepertinya masih bisa difungsikan. Maka Fazlie segera mengirim pesan WhatsApp kepada gurunya itu.

As-salamu’alaikum, Ustaz Sujana. Maaf mengganggu, tetapi Fazlie ada ide yang ingin disampaikan. Apakah Ustaz sore ini ada di rumah?

Wa’alaikumus-salam, Fazlie. Ya … saya ada di rumah sore ini. Silakan bekunjung, ya.

Kelahiran "Junk Genius"[sunting]

Setelah menuliskan ringkasan idenya dalam buku catatan, maka Fazlie segera meluncur ke rumah Ustaz Sujana.

“Jadi demikian Ustaz, saya mohon izin menggunakan robot milik Ustaz dan meminta bantuan agar ide ini dapat terlaksana,” kata Fazlie setelah memaparkan ide briliannya.

“Boleh, boleh … insyaAllah akan Ustaz bantu untuk pemrograman dan rangkaiannya. Kamu coba sediakan saja bahan-bahan lainnya, seperti tempat sampah warna-warni untuk menampung bahan yang sudah dipilah, alat solder, pipa, serta bahan-bahan yang bisa kamu beli di toko. Untuk panel kontrol insyaAllah bisa saya sediakan. Ajak teman-temanmu yang lain untuk membantu.

“Baik, Ustaz!” Fazlie menyambut dengan penuh semangat.

Fazlie pun berkoordinasi dengan keempat sahabatnya untuk menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk mewujudkan idenya.

Junk Genius” adalah nama yang dipilih Fazlie untuk menyebut robot karya kolaborasi antara para murid dan guru yang jenius ini. Mesin ini nantinya diharapkan mampu mengatasi masalah sampah yang ada di sekitar masjid terapung. Robot Junk Genius memiliki bentuk seperti kontainer sampah besar dengan ukuran panjang dan lebar 2 x 2 meter dengan tinggi sekitar 4 meter. Pada bagian depan robot terdapat panel kontrol yang mengatur seluruh proses pengolahan sampah. Bagian dalam mesin terdiri dari berbagai macam alat pengolahan sampah seperti mesin pencacah, penyaring, dan penghancur. Alat-alat ini bekerja secara bersama-sama untuk memisahkan sampah organik dan anorganik serta mengolah kedua jenis sampah tersebut menjadi bahan yang lebih ramah lingkungan dan bisa dimanfaatkan kembali.

Mesin juga dilengkapi dengan generator listrik yang mengubah sampah organik menjadi energi listrik yang bisa digunakan untuk memperlancar proses pengolahan sampah. Secara keseluruhan, mesin Junk Genius memiliki bentuk yang cukup modern, menarik, dan teknologi yang canggih.

Sabtu berikutnya, mereka bertemu kembali di rumah Ustaz Sujana. Kini setiap akhir pekan Fazlie dan kawan-kawan punya kesibukan baru yang positif untuk dikerjakan. Setelah hampir tiga bulan lamanya mereka berkutat mendesain dan memperbaiki sistem kerja Junk Genius, akhirnya robot dengan sistem AI[4] dan IoT[5] ini berhasil juga diujicobakan.

“Wah, selamat ya, Fazlie atas inovasimu membuat Junk Genius,” kata Ustaz Sujana.

“Alhamdulillah, semuanya atas izin Allah dan bantuan dari Ustaz juga kawan-kawan semua. Terima kasih banyak atas kerjasamanya.” Fazlie mengungkapkan rasa syukurnya.

“InsyaAllah bulan depan kita presentasikan kepada pengurus masjid dan pemerintah setempat, ya. Semoga upaya kecil kita ini bisa mengatasi masalah lingkungan,” kata Ustaz Sujana.

Fazlie telah membuktikan bahwa anak muda masa kini tak hanya bisa “nolep”[6], tetapi juga bisa berdaya dan berinovasi menciptakan sesuatu yang bermanfaat untuk masyarakat. Sesuatu yang tampaknya menjadi sumber masalah, justru bisa menjadi ide sebuah solusi yang inovatif. Tentunya kita percaya bahwa tidak ada sesuatu pun dalam kehidupan ini sesuatu yang tercipta dengan sia-sia kecuali ada manfaatnya.

(TAMAT)


Referensi:[sunting]

[1] Masjid yang dimaksud adalah masjid terapung Al-Jabbar yang menjadi ikon Jawa Barat, karya Bapak Ridwan Kamil. Sumber: Ridwan Kamil Resmikan Masjid Al Jabbar Terinspirasi darui Rumus Matematika

[2] Sumber: Masjid Al-Jabbar Bandung Hasilkan Sampah Hampir 100 Ton dalam Dua Bulan

[3] Eco-Enzyme adalah cairan yang dihasilkan dari limbah sampah dapir seperti sisa buah-buahan atau sayuran mentah yang difermentasi dengan menggunakan gula merah selama tiga bulan. Hasil saringan dari cairan fermentasi ini bisa digunakan sebagai pupuk cair, pengusir hama, atau cairan pembersih serbaguna. Sumber: Eco Enzyme

[4] AI adalah Artificial Intelegence atau kecerdasan buatan, sebuah teknologi digital yang sedang menjadi tren, dengan menggunakan teknologi algoritma dan statistik yang difungsikan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Sumber: Artificial Inteligence

[5] IoT (Internet of Things) merupakan teknologi digital berupa jaringan nirkabel yang terhubung ke internet untuk dapat melakukan komunikasi atau transmisi data. Sumber: Apa Itu IoT?

[6] Nolep adalah sebuah frasa masa kini yang artinya no life, singkatan dalam bahasa inggris bermakna anti sosial, biasanya karena terlalu sibuk berinteraksi dengan gadget untuk main game atau aktivitas lainnya. Sumber: Nolep